Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PENGARUH PEMBERIAN ESTRAK DAUN KELOR


TERHADAP KUALITAS TELUR PUYUH DALAM
PENGAWETAN
BIDANG KEGIATAN :
PKM-P
Diusulkanoleh:
Hanafi
201410350311135

JurusanPeternakan
FakultasPertanianPeternakan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2017
DAFTAR ISI

RINKASAN................................................................................................................................2
BAB I: PENDAHULUAN..............................................................................................................3
1.1. LatarBelakang...........................................................................................................3
1.2.Rumusan Masalah..........................................................................................................4
1.3.Tujuan............................................................................................................................4
1.4. Hipotesis........................................................................................................................4
1.5.Luaran............................................................................................................................4
1.6.Manfaat..........................................................................................................................5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................6
BAB III: METODELOGI PENELITIAN...........................................................................................8
3.1. Waktu dan Tempat...................................................................................................8
3.2. Alat dan Bahan.........................................................................................................8
3.3. Rancangan Penelitian...............................................................................................8
BAB IV: BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN...................................................................................9
4.1 Anggaran Biaya...............................................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan..............................................................................................................9

1
RINKASAN

Telur puyuh merupakan salah satu protein hewani dengan kandungan gizi
yang cukup lengkap, meliputi karbohidrat, protein dan delapan macam asam amino
yang berguna bagi tubuh manusia, terutama bagi anak – anak dalam masa
pertumbuhan. Telur puyuh mempunyai daya simpan yang relatif pendek, sehingga
telur kurang dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Salah satu upaya dalam
memperpanjang daya simpan telur, sehingga dapat bertahan lama yaitu, dilakukan
dengan jalan pengawetan. Pengawetan sangat penting untuk memperlama daya
simpan telur puyuh dan mempertahankan kualitas telur puyuh, pengawetan yang
digunakan merupakan pengawetan alami serta aman.

Tujuan dari pengawetan telur puyuh yaitu agar dapat mempertahankan mutu
dari telur puyuh serta memperpanjang masa penyimpanan telur puyuh. Selain itu
pengawetan telur puyuh yang dilakukan secara alami diharapkan dapat menghambat
aktifitas dan perkembangbiakan mikroba serta aman untuk dikonsumsi manusia.
Mutu telur puyuh tersebut dapat dipertahankan dengan perendaman, menggunakan
bahan – bahan yang megandung tanin, contoh larutan kapur, estrak daun melinjo,
estrak kulit manggis dan lain lain.
Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menemukan
bahan alami baru dalam mengawetkan telur puyuh sehingga dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat, dan telur puyuh tersebut aman untuk dikonsumsi masyarakt. Dengan ini
masyarakat akan lebih mudah dalam mengawetkan telur puyuh, dan menambah daya
simpan telur puyuh yang relatif lama, sehingga telur puyuh dapat dimanfaatkan
sebaik- baiknya.
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode pengamatan
Nilai haugh Unit (HU), Indeks Yolk (cm) dan lama simpan. Data yang di peroleh dari
semua perubahan diamati analisis ragam sesuai dengan RAL 4X4 dengan 4 ulangan.
Hasil analisa akan menunjukan positif atau significant terhadap perlakuan
Pengawetan telur puyuh dengan perendaman ekstrak daun kelor. Pada level dan kadar
tertentu akan memberikan pengaruh terhadap Nilai haugh Unit (HU), Indeks Yolk
(cm), dan lama simpan.

Keyword : Pengawetan, Telur Puyuh, Estrak Daun Kelor

2
BAB I: PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang

Telur puyuh merupakan makanan dengan kandungan gizi cukup lengkap,


meliputi karbohidrat, protein dan delapan macam asam amino yang berguna bagi
tubuh, terutama bagi anak – anak dalam masa pertumbuhan. Telur ini digemari oleh
semua kalangan umur karena bentuknya yang kecil dan rasanya yang enak (Silva,
2008).

Bahan pangan asal hewan termasuk telur merupakan komoditi yang mudah
rusak, dan mulai mengalami kerusakan dalam waktu singkat setelah panen. Beberapa
kerusakan dapat disertai dengan terbentuknya senyawa beracun. Kerusakan yang lain
dapat menyebabkan penurunan nilai gizi. Kerusakan telur mengakibatkan perubahan-
perubahan pada telur selama penyimpanan. Hal ini antara lain dapat disebabkan
karena penanganan dan pengawetan yang kurang tepat.(Hajrawati, Johana C.
LikadjadanHessy, 2012)

Salah satu upaya dalam memperpanjang daya simpan telur, sehingga dapat
bertahan lama dilakukan dengan jalan pengawetan. Pengawetan sangat penting untuk
memperlama daya simpan telur dan mempertahankan kualitas telur, pengawetan yang
digunakan merupakan pengawetan alami serta aman (Rahmawati, 2014).

Tanaman Kelor telah dikenal selama berabadabad sebagai tanaman multi


guna, padat nutrisi dan berkhasiat obat. Mengandung senyawa alami yanglebih
banyak dan beragam dibanding jenis tanaman lainnya yang ada. Daun Kelor
mengandung vitamin A, vitamin C, Vit B, kalsium, kalium, besi, dan protein, dalam
jumlah sangat tinggi yang mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia.
Jumlahnya berlipat-lipat dari sumber makanan yang selama ini digunakan sebagai
sumber nutrisi untuk perbaikan gizi di banyak belahan negara. Kelor diketahui
mengandung lebih dari 40 antioksidan. (Krisnadi, 2015). Menurut Rajanandh et al,.
2012 Kandungan antioksidan pada Moringa oleifera antara lain alkaloids, saponins,
fitosterols, tannins, fenolik dan flavonoid.

Menurut Karmila et al., 2008, Tanin akan bereaksi dengan protein yang
terdapat pada kulit telur yang mempunyai sifat menyerupai kolagen kulit hewan
sehingga terjadi proses penyamakan kulit berupa endapan berwarna coklat yang dapat
menutup pori-pori kulit telur tersebut menjadi impermeable (tidak dapat tembus)

3
terhadap gas dan udara dan penguapan air serta hilangnya karbon-dioksida pada kulit
telur dapat dicegah sekecil mungkin.

Hal utama dalam penelitian ini yaitu memanfaatkan tanaman kelor yang mana
banyak mengandung manfaat bagi kesehatan, yang digunakan dalam mengawetkan
telur puyuh tanpa harus merubah kualitas telur puyuh.. Dengan begitu telur puyuh
mempunyai daya simpan yang lebih lama karena menggunakan pengawetan alami
dari penggunaan ekstrak daun kelor. Penelitian ini akan dapat menemukan suatu cara
dalam mengawetkan telur puyuh, selain dari daun melinjo, estrak kulit manggis dan
masih banyak yang lainnya. Hal ini, daun kelor dapat membantu sebagai bahan
alternative dalam mengawetkan telur puyuh.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apakah perendaman telur puyuh dengan menggunakan estrak daun kelor
berpengaruh terhaadap kualitas telur?
2. Berapa level terbaik ekstrak daun kelor dalam perendaman telur puyuh
terhadap kualitas telur puyuh ?
3. Bagaimana bentuk pengaruh dari pemberian estrak daun kelor terhadap
kualitas telur puyuh?

1.3.Tujuan
1. Mengetahui pengaruh perendaman telur puyuh dengan menggunakan estrak
daun kelor terhadap kualitas telur.
2. Mengetahui level terbaik dalam perendaman telur puyuh dengan
menggunakan estrak daun kelor terhadap kualitas telur puyuh.
3. Mengetahui bentuk pengaruh perendaman telur puyuh dengan menggunakan
estrak daun kelor terhadap kualitas telur puyuh.

1.4. Hipotesis
1. Perendaman telur puyuh dengan menggunakan estrak daun kelor berpengaruh
terhadap kualitas telur puyuh.
2. Level terbaik dalam perendaman telur puyuh menggunakan estrak daun kelor
terhadap kualitas telur puyuh yaitu 30%.
3. Terdapat respon positif dari pengaruh perendaman telur puyuh dengan
menggunakan estrak daun kelor terhadap kualitas telur puyuh.

1.5.Luaran
1. Dapat menemukan cara pengawetan telur puyuh dengan bahan alami dari
estrak daun kelor
2. Dapat memanfaatkan bahan alami yaitu estrak daun kelor dalam
mengawetkan telur puyuh.

4
3. Dapat menambah fungsi dari estrak daun kelor yaitu sebagai pengawet telur
puyuh.

1.6.Manfaat
1. Menemukan suatu cara baru dalam mengawetkan telur puyuh dengan bahan
alami yaitu dengan estrak daun kelor
2. Dapat menambah fungsi dari daun kelor.
3. Dapat memaksimalkan penggunaan daun kelor yang tersedia di berbagai
daerah.

5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

Telur merupakan bahan pangan yang sempurna. Hal ini karena telur
memiliki kandungan gizi yang lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh dalam proses
pertumbuhan (Suardana dan Swacita, 2009).Telur merupakan bahan makanan yang
cukup popular karena nilai gizinya yang tinggi serta harganya yang relative murah
bila dibandingkan dengan harga daging atau sumber protein hewani lainnya, sehingga
memungkinkan telur untuk dapat dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat . Telur
mengandung protein bermutu tinggi karena mengandung asam amino esensia lengkap
sehingga telur dijadikan patokan dalam menentukan mutu protein berbagai bahan
pangan (Indrawan, 2012).

Telur merupakan bahan pangan yang mudah terkontaminasi mikroba baik


langsung atau tidak langsung dengan sumber - sumber pencemaran mikroba yang
berasal dari tanah, udara, air dan debu. Kontaminasi pada umumnya berasal dari
jerami tempat bertelur, tanah, udara, dan kotoran unggas.Telur jika di simpan pada
suhu ruang hanya tahan 10 – 14 hari, setelah waktu tersebut telur mengalami
perubahan – perubahan seperti terjadinya penguapan kadar air melalui pori kulit telur
yang mengakibatkan penurunan berat telur, perubahan komposisi kimia dan
terjadinya pengenceran isi telur (Melia, et. al., 2009).

Telur puyuh merupakan makanan dengan kandungan gizi cukup lengkap,


meliputi karbohidrat, protein dan delapan macam asam amino yang berguna bagi
tubuh, terutama bagi anak – anak dalam masa pertumbuhan. Telur ini digemari oleh
semua kalangan umur karena bentuknya yang kecil dan rasanya yang enak (Silva,
2008).

Bahan pangan asal hewan termasuk telur merupakan komoditi yang mudah
rusak, dan mulai mengalami kerusakan dalam waktu singkat setelah panen. Beberapa
kerusakan dapat disertai dengan terbentuknya senyawa beracun. Kerusakan yang lain
dapat menyebabkan penurunan nilai gizi. Kerusakan telur mengakibatkan perubahan
– perubahan pada telur selama penyimpanan. Hal ini antara lain dapat disebabkan
karena penanganan dan pengawetan yang kurang tepat.(Hajrawati, Johana C. Likadja
dan Hessy, 2013)

Salah satu upaya dalam memperpanjang daya simpan telur, sehingga dapat
bertahan lama dilakukan dengan jalan pengawetan. Pengawetan sangat penting untuk
memperlama daya simpan telur dan mempertahankan kualitas telur, pengawetan yang
digunakan merupakan pengawetan alami serta aman (Rahmawati, 2014).

6
Tanaman Kelor telah dikenal selama berabad - abad sebagai tanaman multi
guna, padat nutrisi dan berkhasiat obat. Mengandung senyawa alami yanglebih
banyak dan beragam dibandingjenis tanaman lainnya yang ada. Daun Kelor
mengandung vitamin A, vitamin C, Vit B, kalsium, kalium, besi, dan protein, dalam
jumlah sangat tinggi yang mudah dicerna dan diasimilasi oleh tubuh manusia.
Jumlahnya berlipat-lipat dari sumber makanan yang selama ini digunakan sebagai
sumber nutrisi untuk perbaikan gizi di banyak belahan negara. Kelor diketahui
mengandung lebih dari 40 antioksidan.Kandungan antioksidan pada Moringa oleifera
antara lain alkaloids, saponins, fitosterols, tannins, fenolik dan flavonoid(Krisnadi,
2015).

Tanin akan bereaksi dengan protein yang terdapat pada kulit telur yang
mempunyai sifat menyerupai kolagen kulit hewan sehinggaterjadi proses
penyamakan kulit berupa endapan berwarna coklat yang dapa tmenutup pori – pori
kulit telur tersebut menjadi impermeable (tidak dapat tembus) terhadap gas dan udara
dan penguapan air serta hilangnya karbon-dioksida pada kulit telur dapat dicegah
sekecil mungkin. (Karmila et al., 2008).

Pada penggunaan Ekstrak melinjo memberikan pengaruh terhadap kualitas


eksternal dan internal telur, semakin tinggi kandungan ekstrak melinjo (20 dan
30%) menunjukkan kualitas telur yang lebih bagus ( Lestari, et al., 2013).

7
BAB III: METODELOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan di LAB. NUTRISI Peternakan Universitas


Muhammadiyah Malang selama 4 bulan. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
1 Februari 2017 sampai tanggal 31 Mei 2017.

3.2. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu telur puyuh sebanyak
100 butir, air, dan 10 kg daun kelor. Sedangkan alat yang dilakukan dalam
penelitian ini yaitu Panci, saringan, Kompor, baki, timbangan, penggaris, dan
data recording pengamatan telur puyuh.

3.3. Rancangan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode
pengamatan Nilai haugh Unit (HU), Indeks Yolk (cm), dan Lama Simpan.
Data yang di peroleh dari semua perubahan diamati analisis ragam sesuai
dengan RAL 4X4 dengan 4 ulangan.

3.3.1. Tahap Persiapan


1. Penyiapan alat dan bahan.
2. Memotong daun kelor dari tangkainya.
3. Merebus daun kelor kedalam panci selama 10 menit.
4. Menyaring air rebusan daun kelor dengan menggunakan
saringan.
5. Melakukan pendinginan air rebusan daun kelor.
6. Melakukan perendaman telur puyuh selama 15 menit.
3.3.2. Tahap Pengumpulan data
1. Menghitung Nilai Haugh Unit (HU).
2. Menghitung Nilai Indeks yolk
3. Menghitung Lama simpan telur puyuh tersebut dari tiap
perlakuan.

8
9
BAB IV: BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran PKM-P

No Jenis Pengeluaran Jumlah (Rp)


1 Biaya Penunjang 7.000.000
2 Biaya Habis Pakai 6.500.000
3 Biaya Lain Lain 500.0000
Total 13.000.000

4.2 Jadwal Kegiatan

BULAN BULAN
NO BULAN I BULAN II III IV
. KEGIATAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan alat,
bahan, dan
tempat
penelitian                              
2 Penilitian Dan
Pengamatan                                
3 penulisan
laporan akhir                                

10
DAFTAR PUSTAKA

Hajrawati, Johana C., Likadja, dan Hessy.2013. Pengaruh Lama Perendaman Estrak
Kulit Buah Kakao dan Lama Penyimpanan Terhadap Daya Awet Telur Ayam
Ras. Jurnal AGRIPLUS Vol: 23.

Indrawan, I. G. 2012. Kualitas Telur dan Pengetahuan Masyarakat Tentang


Penanganan Telur di Tingkat Rumah Tangga. Denpasar Indonesia Medicus
Veterinus 1(5):607-620 ISSN: 2301-784.

Karmila, M., Maryati, Dan Jusmawati.2008.Pemanfaatan Dau Jambu Biji (Psidium


guajava L.) Sebagai Alternatif Pengawet Telur Ayam
Ras.FMIPA.UNM.MAKASAR.

Krisnadi, A.D.2015.Kelor Super Nutrisi. Pusat Informasi Dan Pengembangan


Tanaman Kelor Indonesia Lembaga Swadaya Masyarakat – Media Peduli
Lingkungan (LSM-MEPELING).KELORINA.COM.

Lestari, S., R. Malaka, Dan S. Garantjang.2013. Pengawetan Telur Dengan


Perendaman Estrak Daun Melinjo (Gnetum Gnemon Linn).Journal Sains dan
Teknologi Vol 13 No 2 184-189.

Melia, S.Juliyarsi Lafricon.2009. Teknologi Pengawetan Telur Ayam Ras Dalam


Larutan Gelatin Dari Limbah Kulit Sapi. Fakultas Peternakan. Universitas
Andalas. Surabaya.

Rahmawati, S., Setyawati TR., dan Yanti, AP. 2014. Daya Simpan dan Kualitas
Telur Ayam Ras Dilapisi Minyak Kelapa Kapur Sirih dan Estrak Etanol
Kelopak Rosella. Fakultas MIPA. Universitas Tanjung Pura. Pontianak. Vol
3(1) :55-60.

Silva, W.A.2008. Quail Egg Yolk ( Coturnix Coturnix Japonica) Enriched With
Omega-3 Fatty Acids. LWT- Food Science And Teknology 42 (2009)660
663.

Seardana, I. W., dan Swacita, I. B. N. 2009. Food Higiene Pangan. Udayana


Universiti Press. Denpasar.

11

Anda mungkin juga menyukai