Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN PALIATIF DAN MENJELANG AJAL


PATOFISIOLOGI PENYAKIT TERMINAL

FASILITATOR :
Siti Nurjanah, S.Kep.Ns.,M.Kep

Disusun oleh Kelompok 8/Kelas4A :


1. Nurul Maulida (1130017013)
2. Indah Fithrotul Azizah (1130017028)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan hidayahnya yang senantiasa dilimpahkan kepada kita semua. Dan tak lupa
pula kita mengirim salam serta salawat kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita kepada suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam. Penulis merasa
bahagia dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Patofisiologi
Penyakit Terminal” dengan lancar.

Makalah ini berisi tentang Patofisiologi Penyakit Terminal, adapun tujuan


penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Paliatif dan Menjelang Ajal.

Sebagai penulis, kami menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam


menyusun makalah ini, maka dari itu penulis mengharap kritik dan saran apabila
terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan mohon maaf. Semoga saja
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Surabaya, 19 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................i

KATA PENGANTAR ..........................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................2
1.4 Manfaat..................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Paliatif ......................................................................................3


2.2 Definisi Penyakit Terminal....................................................................3
2.3 Kanker....................................................................................................4
2.3.1 Definisi ..........................................................................................4
2.3.2 Patofisiologi ..................................................................................4
2.4 Hiv/Aids.................................................................................................6
2.4.1 Definisi ..........................................................................................6
2.4.2 Patofisiologi ..................................................................................7

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................9


3.2 Saran ....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................10


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas
hidup pasie n dan keluarga dalam menghadapi masalah yang terkait
dengan penyakit yang mengancam jiwa, melalui pencegahan dan
penderitaan melalui identifikasi awal, pengkajian secara menyeluruh dan
pengobatan nyeri serta masalah fisik, psikososial, dan spiritual (WHO,
2002). Perawatan palitif dilakukan oleh tim multidisiplin yang melibatkan
banyak tenaga kesehatan untuk tujuan yang sama (Aitken, 2009).
Menurut Kemenkes (2007) yang merupakan penyakit terminal
adalah penyakit kanker, penyakit degeneratif, penyakit paru obstruktif
kronis, cystic fibrosis, stroke, parkinson, gagal jantung, penyakit genetika
dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS. Setiap tahunnya dilaporkan
adanya peningkatan mengenai penyakit tersebut yang diderita oleh usia
dewasa dan anak-anak.
Menurut World Health Organization (WHO, 2007) bahwa
penyakit yang membutuhkan perawatan paliatif melalui studi Delphi pada
orang dewasa adalah Alzheimer, demensia, kanker, penyakit
kardiovaskular, sirosis hati, penyakit paru obstruktif kronik, diabetes,
HIV/AIDS, gagal ginjal, multiple sclerosis, penyakit parkinson,
rheumatoid arthritis dan tuberkulosis (TB) yang resisten terhadap obat.
Adapun jenis penyakit pada anak-anak adalah kanker, kardiovaskular,
sirosis hati, kelainan bawaan, kelainan darah dan kekebalan tubuh,
HIV/AIDS, meningitis, penyakit ginjal, gangguan saraf dan kondisi
neonatal (WHO, 2014).
Pelayanan paliatif yang diberikan oleh perawat akan memiliki
kualitas yang baik apabila asuhan keperawatan yang diberikan dapat
memenuhi kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut dapat dicapai dengan
memperhatikan pendidikan dan pelatihan yang dimiliki oleh perawat.
Pendidikan dan pelatihan tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi
persepsi (Efendi dan Makhfudli, 2009).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari paliatif ?
2. Apa definisi dari penyakit terminal ?
3. Apa definisi dari kanker ?
4. Bagaimana patofisiologi dari kanker ?
5. Apa definisi dari hiv/aids ?
6. Bagaimana patofisiologi dari hiv/aids ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari paliatif
2. Untuk mengetahui definisi dari penyakit terminal
3. Untuk mengetahui definisi dari kanker
4. Untuk memahami patofisiologi dari kanker
5. Untuk mengetahui definisi dari hiv/aids
6. Untuk memahami patofisiologi dari hiv/aids
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi penulis atau mahasiswa
Penulis dapat mengetahui dan memahami penyakit terminal,
membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti
membaca relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
1.4.2 Bagi pembaca
Manfaat penulis makalah ini bagi pembaca yaitu menjadi sumber
referensi dan informasi bagi orang yang membaca karya tulis ini
supaya mengetahui dan lebih mendalami tentang penyakit terminal.

1.4.1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Paliatif
Perawatan paliatif merupakan bagian penting dalam perawatan
pasien penderita kanker yang dapat dilakukan secara sederhana. Seringkali
prioritas utama pasien adalah kualitas hidup dan bukan kesembuhan dari
penyakitnya. Pasien lebih cenderung untuk memilih hidup yang singkat
namun bahagia daripada hidup yang panjang tapi dengan banyak
keterbatasan. Mayoritas pasien kanker berada dalam stadium lanjut ketika
terdiagnosis. Bagi mereka, pilihan terapi yang realistis hanyalah
penghilang nyeri dan perawatan paliatif. Pendekatan perawatan paliatif
yang efektif dapat meningkatkan kualitas hidup dari pasien penderita
kanker.
Definisi WHO tentang perawatan paliatif adalah pendekatan yang
meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga mereka dalam
menghadapi masalah terkait dengan penyakit yang mengancam nyawa,
melalui pencegahan dan pengurangan penderitaan dengan cara identifikasi
dini, pemeriksaan yang baik, dan terapi rasa sakit dan masalah lainnya,
fisik, psikososial, dan spiritual. (Dr. Imam Rasjidi, 2010)
2.2 Definisi Penyakit Terminal
Keadaan terminal adalah suatu keadaan sakit dimana menurut akal
sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit untuk sembuh. Keadaan sakit itu
dapat disebabkan oleh suatu penyakit atau suatu kecelakaan. Kondisi
terminal adalah suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan
spiritual bagi individu. Kondisi terminal adalah suatu tahapan proses
penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu. (Addi Mardi H,
2013)
2.3 KANKER
2.3.1 Definisi
Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang dengan cepat, tidak
terkendali dan terus membelah diri (Indah, 2010).
Kanker adalah penyakit yang dapat menyerang dan muncul akibat
pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi sel kanker dalam perkembangannya (Lubis, 2009).
Kanker atau tumor ganas terjadi akibat adanya pertumbuhan sel-sel
jaringan tubuh yang tidak normal, disebabkan neoplasia, dysplasia,
dan hyperplasia. Neoplasia adalah kondisi sel yang terdapat pada
jaringan ber proliferasi secara tidak normal dan invasive, dysplasia
yaitu kondisi sel yang tidak berkembang normal dengan indikasi
adanya perubahan pada nucleus (intisel), hyperplasia merupakan
kondisi sel normal pada jaringan mengalami pertumbuhan berlebihan
(Arini, 2015).
2.3.2 Patofisiologi
Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan mulai terpoliferasi
secara abnormal, membiarkan sinyal pengatur pertumbuhan
dilingkungan sekitarnya sel. Sel mendapatkan karakteristik invasive
sehingga terjadi perubahan jaringan sekitar. Sel menginfiltrasi
jaringan dan memperoleh akses kelimfe dan pembuluh darah, yang
membawa sel ke area tubuh yang lain. Kejadian ini dinamakan
metastasis (kanker menyebar ke bagian tubuh yang lain).
Jaringan yang normal mengandung sel-sel yang matang (matur)
dalam jumlah yang banyak. Sel-sel matang yang banyak ini
mempunyai karakteristik, besar, dan bentuk yang sama. Mitosis
adalah pembelahan satu sel menjadi dua sel. Ada sisi yang normal
pembelahan ini terjadi dalam proses yang teratur untuk memenuhi
kebutuhan tubuh (misalnya pada trauma, inflamasi, dan luka bedah).
Pertumbuhan kanker merupakan salah satu pertumbuhan yang tidak
normal. Sel kanker tersebut akan melewati tiga langkah
perkembangan, yaitu insisi, promosi, dan progresi.
Sel-sel kanker disebut neoplasma ganas /maligna dan di
klarifikasikan serta diberi nama berdasarkan tempat jaringan yang
tumbuhnya sel kanker tersebut. Kegagalan sistem imun untuk
menghancurkan sel normal secara cepat dan tepat tersebut
menyebabkan sel-sel tumbuh menjadi besar untuk dapat ditangani
dengan menggunakan imun yang normal. Kategori agen atau faktor
tertentu yang berperan dalam karsinomagenesis (transformasi
maligna) mencakup virus dan bakteri, agen fisik, agen kimia, faktor
genetic atau familial, faktor diet dan agen hormonal.(Suddarth, 2016)
Neoplasma merupakan pertumbuhan baru menurut seorang
ankolog dari inggris menawarkan neoplasma sebagai masa jaringan
yang abnormal, tumbuh berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan
jaringan yang normal, dan selalu tumbuh meskipun rangsangan
yangb menimbulkan sudah hilang. Proliferasi neoplastic
menimbulkan masa neoplasma sehingga menimbulkan
pembengkakan atau benjolan pada jaringan tubuh, sehingga
terbentuknya tumor. Istilah tumor digunakan untuk pembengkakan
oleh sebab jaringan atau pendarahan. Tumor dibedakan menjadi dua
yaitu jinak dan ganas. Jika tumor ganas dinamakan kanker.
(Phadila,2013)
2.4 HIV / AIDS
2.4.1 Definisi
HIV dalam bahas Inggris merupakan singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus, dalam bahasa Indonesia berarti virus
penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia. Virus adalah jasad
renik hidup yang amat kecil sehingga dapat lolos melalui jaringan
yang teramat halus atau ultrafilter. Jadi HIV adalah virus yang
menyerang kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan
AIDS. Virus HIV menyerang salah satu jenis sel darah putih yang
berfiungsi untuk kekebalan tubuh. Virus HIV ditemukan dalam
darah, cairan vagina, cairan sperma dan ASI. Penemu virus HIV ini
adalah Prof. Luc Monta Gnier dari lembaga Pasteur di Paris Perancis
pada bulan Mei 1983.
AIDS adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency
Syndrome. Acquired didapat, bukan keturunan. Immune terkait
dengan sistem kekebalan tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan.
Syndrome berarti penyakit dengan kumpulan gejala, bukan tertentu.
Jadi AIDS berarti kumpulan gejala akibat kekurangan atau
kelemahan sistem kekebalan tubuh yang dibentuk setelah lahir.
Jelasnya AIDS adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusi yang didapat
(bukan karena keturunan), tetapi disebabkan oleh virus HIV.
Sistem kekebalan tubuh biasanya melindungi tubuh terhadap
serangan dari penyakit-penyakit yang akan masuk, tetapi bila tubuh
terinveksi oleh HIV secara otomatis kekebalan tubuh akan berkurang
dan menurun sampai suatu saat tubuh tidak lagi mempunyai daya
tahan terhadap penyakit dan mudah terjangkit penyakit. Bila itu
terjadi penyakit yang tidak berbahaya pun akan membuat orang
tersebut sakit parah atau meninggal.
1. Perbedaan Antara Penderita HIV Positif Dengan Penderita
AIDS
Penderita HIV positif adalah seseorang yang tertular virus
HIV, nampak sehat tanpa gejala penyakit apapun, tetapi dapat
menularkan virus AIDS kepada orang lain. Penderita AIDS
adalah seseorang yang menunjukkan gejala dari sekumpulan
penyakit, setelah sekian waktu terinfeksi HIV. Biasanya timbul
antara 5-10 tahun setelah tertular HIV.
2. Pengertian Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi
Pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi yang
dikandungnya atau yang populer dalam istilah bahasa Inggris
Prevention Of Mother To Child HIV Transmition (PMTCT)
merupakan upaya untuk mencegah HIV pada perempuan serta
mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke bayi. (Maryunani,
2009)
2.4.2 Patofisiologi

Gambar 2.4 Siklus Hidup HIV/AIDS

HIV menempel pada limfosit sel induk melalui gp120, sehingga


akan terjadi fusi membran HIV dengan sel induk. Inti HIV kemudian
masuk dalam sitoplasma sel induk. Kemudian di dalam sel induk,
HIV akan membentuk DNA HIV dari RNA HIV melalui enzim
polimerse. Enzim integrasi kemudian akan membantu DNA HIV
untuk berintegrasi dengan DNA si induk.
DNA virus yang dianggap oleh tubuh sebagai DNA sel induk
akan memmbentuk RNA dengan fasilitas sel induk, sedangkan
mRNA dalam sitoplasma akan diubah oleh enzim protease menjadi
partikel HIV. Partikel itu selanjutnya mengambil selubung dari
bahan sel induk untuk dilepas sebagai virus HIV lainnya.
Mekanisme penekanan pada sistem imun (imunosupresi) ini akan
menyebabkan pengurangan dan terganggunya jumlah dan fungsi sel
limfosit T. (Widiyono, 2011)
Perjalanan Penyakit:
1. Tahap Pertama “Window Period/ Masa Jendela”
Virus HIV masuk kedalam tubuh menyerang sisitem
kekebalan tubuh, sampai akahir bulan kedua atau awal bulan
ketiga setelah virus HIV masuk kedalam tubuh, meskipun belum
diketemukan anti bodi HIV negatif. Pengidap virus HIV ini sudah
dapat menularkan virus HIV kepada orang lain. Pemeriksaan
darah harus diulang tiga bulan kemudian, hasilnya akan positif.
2. Tahap Kedua
Timbul gejala ringan seperti influenza, batuk, nyeri sendi,
nyeri tenggorokan dan lain-lain. Biasanya terjadi pada minggu
ketiga sampai enam mulai masuknya virus HIV yang berlangsung
selama 1-2 minggu.
3. Tahap Ketiga
Gejala-gejala infeksi ringan tersebut diatas hilang, disebut juga
stadium tanpa gejala. Pengidap HIV nampak sehat, namun dapat
menjadi sumber penularan.
4. Tahap Keempat
Stadium ARC ditandai dengan munculnya gejala-gejala seperti
turunnya berat badan lebih dari 10% diare yang terus-menerus,
demam dan lain-lain tanpa sebab yang jelas.
5. Tahap Kelima
Pengidap HIV menunjukkan gejala-gejala yang spesifik
sepeerti kanker kulit (sarkoma kaposi), kanker kelenjar getah
bening dan pneumocystis carini, dan lain-lain. Penderita yang
telah menunjukkan gejala AIDS akan meninggal dunia paling
lama 2 tahun. (Maryunani, 2009)
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelayanan paliatif yang diberikan oleh perawat akan memiliki
kualitas yang baik apabila asuhan keperawatan yang diberikan dapat
memenuhi kebutuhan pasien. Pelayanan tersebut dapat dicapai dengan
memperhatikan pendidikan dan pelatihan yang dimiliki oleh perawat.
Kondisi terminal adalah suatu tahapan proses penurunan fisik,
psikososial dan spiritual bagi individu. Kondisi terminal adalah suatu
tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dalam
pembuatannya baik dari minimnya informasi dan buku maupun
keterbatasan waktu untuk pembuatan makalah ini untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam pembuatan
makalah selanjutnya sehingga dapat membuat makalah yang lebih baik.
Dan kami berharap semoga makalah Patofisiologi Penyakit
Terminal ini dapat dipahami secara jelas dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, S. 2015. “Stop Kanker”. Penerbit : Istana Media.
Harnanto, Addi M. 2013. “Kebutuhan Dasar Manusia II Modul 4 Psikososial,
Penyakit Terminal dan Menjelang Ajal”. Jakarta.
https://www.academia.edu/35764191/ Palliative Care Pada Penderita Penyakit
Terminal Diakses pada tanggal 19 September 2019
Indah, Yunita. 2010. “Stop Kanker Panduan Deteksi Dini dan Pengobatan
Menyeluruh Berbagai Jenis Kanker”. Jakarta: Agro Media Pustaka.
KEMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 “Tentang Kebijakan
Perawatan Palliative”. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Lubis, N.L. Hasnida. 2009. “Dukungan Sosial Pada Penderita Kanker,
Perlukah?”. Medan : Usupress.
Maryunani, Anik, dan Aeman, Ummu. 2009. “Pencegahan
Penularan HIV Dari Ibu Ke Bayi”. Jakarta TIM.
Phadila. 2013. “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah”.
Yogyakarta : Nu Med.
Rasjidi, dr imam. 2010. “Perawatan Paliatif Suportif & Bebas Nyeri pada
Kanker”. Jakarta : Sagang Seto.
Widiyono. 2011. “Penyakit Tropis Edisi Kedua”. Semarang :
Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai