Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
“SOP PEMASANGAN MITELA, BANDAGE, GIPS DAN
TRAKSI”
Definisi : Balutan mitela adalah tindakan untuk menyangga atau
menahanbagian tubuh dengan menggunakan kain segi tiga
sama kaki agarbagian tubuh dengan menggunakan kain segi
tiga sama kaki agartidak bergeser atau berubah dari posisi
yang dikehendaki.tidak bergeser atau berubah dari posisi yang
dikehendak (sigit, 2015)
Tujuan : 1. Menghindari Bagian Tubuh Agar Tidak Bergeser Dari
Tempat
2. Mencegah Terjadinya Pembekakan
3. Menyokong Bagian Badan Yang Cidera Dan
Mencegahnya Agar Tidak Bergeser
4. Menutup Luka Agar Tidak Terkena Cahaya, Debu,
Kotoran
Indikasi : Memberikan support lengan setelah cedera traumatik, cedera
jaringan lunak (soft tissueinjuries), dan kondisi neurologis
atau kronis
Kontra indikasi :

Persiapan alat 1. Kain Berbentuk Segi Tiga Sama Kaki Dengan


Berbagai ukuran, Panjang Kaki Antara 50 – 100 Cm
2. Peniti
Persiapan klien 1. Beri tahu klien tentang tindakan yang akan di lakukan
2. Kaji daerah yan akan di balut
3. Atur posisi klien
Langkah- 1. Cuci tangan
langkah : 2. Salah satu mitela dilipat 3-4 cmsebanyak 1-3 kali
3. Pertengahan sisi yang telah dilipat diletakkan diluar
bagian yang akan di balut, lalu di tarik secukupnya dan
kedua ujung sisi tersebut diikatkan
4. Salah satu ujung lainnya yang bebas ditarik dan diberi
peniti atau dapat diikatkan pada ikatan atau diikatkan
pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hal
ini tergantung tempat dan kepentingannya.
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
“SOP PEMASANGAN BANDAGE, GIPS DAN TRAKSI”
Definisi : Memasang alat yang bersifat kaku maupun fleksibel untuk
immobilisasi (mempertahankan kedudukan tulang) (sigit,
2015)
Tujuan : 1. Mencegah pergerakan tulang yang patah
2. Mencegah bertambahnya perlukaan pada patah tulang
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mengistirahatkan daerah fraktur
Indikasi : 1. Patah tulang terbuka atau tertutup
2. Diskolasi persendian
3. Multiple trauma
Kontra indikasi : 1. Gangguan sirkulasi atau berat pada distal daerah fraktur
2. Luka terinfeksi
3. Resiko memperlambat sampainya penderita ke rumah
sakit
Persiapan alat 1. Alat pelindung diri (masker, sarung tangan)
2. Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan
dan bahan
3. Mitella/perban
4. Gunting
Langkah- 1. Menggunakan masker berserta sarung tangan
langkah : 2. Memeriksa bagian yang akan dibidai (dilihat, diraba,
digerakkan)
3. Melakukan pembersihan atau perawatan luka, tutup
dengan kassa steril
4. Memilih jenis bidai yang sesuai
5. Pembindaian meliputi 2 sendi, sendi yan masuk dalam
pembidaian adalah sendi bawah dan siatas patah tulang.
Misalnya jika tungkai bawah mengalami fraktur maka
bidai harus bisa memobilisasi pergelangan kaki maupun
lutut
6. Luruskan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur
secara hati-hati dan jangan memaksa gerakan, jika sulit
diluruskan maka pembidaian dilakukan seadanya
7. Beri bantalan yang empuk pada anggota gerak yang
dibidai
8. Ikatlah bidai diatas atau di bawah daerah fraktur, jangan
mengikat tepat di daerah fraktur dan jangan terlalu
kencang..
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
“SOP PEMASANGAN GIPS”
Definisi : Gips adalah suatu bubuk campuran yang digunakan untuk
membungkus secara keras area yang mengalami patah tulang
(sigit, 2015)
Tujuan : 1. Imobilisasi kasus dislokasi sendi
a. Fiksasi fraktur yang telah di reduksi
2. Koreksi cacat tulang
a. Imobilisasi pada kasus penyakit tulang setelah dilakukan
operasi
3. Mengoreksi deformitas
Indikasi : 1. Pasien dislokasi sendi
2. Fraktur
3. Pemyakit tulang TBC
4. Pasca operasi
5. Skliosis
6. Spndilitis TBC
Kontra indikasi : Fraktur terbuka
Persiapan alat Bahan :
dan bahan 1. gips dengan ukuran sesuai ekstremitas tubuh yang
akan di gips
alat :
1. Baskom berisi air biasa ( untuk merendam gips )
2. Baskom berisi air hangat.
3. Gunting perban .
4. Bengkok.
5. Perlak dan alasnya.
6. Waslap.
7. Pemotongan gips .
8. Kasa dalam tempatnya.
9. Alat cukur.
10. Sabun dalam tempatnya.
11. Handuk.
12. Krim kulit.
13. Spons rubs
14. Padding

Langkah- 1. Siapkan klien dan jelaskan prosedur yang akan


langkah : dikerjakan.
2. Siapkan alat –alat yang akan digunakan untuk
pemasangan gips .
3. Daerah yang akan dipasang gips dicukur, dibersihkan,
dan dicuci dengan sabun, kemudian dikeringkan
dengan handuk dan diberi krim kulit.
4. Sokong ekstremiras atau bagian tubuh yang akan
digips .
5. Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips
dalam posisi yang ditentukan dokter selama prosedur.
6. Pasang spongs rubbs  pada bagian tubuh yang akan
dipasang gips, pasang dengan cara yang halus dan
tidak mengikat. Tambahkan padding di daerah
tonjolan tulang dan pada jalur syaraf.
7. Rendam gisp dalam baskom berisi air beberapa saat
sampai gelembung – gelembung udara keluar. Peras
untuk mengurangi jumlah air dalam gips.
8. Pasang gips secara merata pada bagian tubuh.
9. Pembalutan gips secara melingkar mulai dari distal ke
proksimal tidak terlalu kendur atau terlalu ketat. Pada
waktu membalut, lakukan dengan gerakan
bersinambungan agar terjaga ketumpah tindihan
lapisan gips. Dianjurkan dalam jarak yang tetap.
Lakukan dengan gerakan yang bersinambungan agar
terjaga kontak yang constant dengan bagain tubuh.
10. Setelah selesai pemasangan, haluskan tepinya, potong
serta bentuk dengan pemotongan gips atau cutter.
11. Bersihkan partikel bagian gips dari kulit yang
terpasang.
12. Sokong gips selama pengerasan dan pengeringan
dengan telapak tangan. Jangan diletakkan pada
permukaan keras atau pada tepi yang tajam dan hindari
tekanan pada gips.
13. Bersihkan partikel bagian gips dari kulit yang
terpasang.
14. Sokong gips selama pengerasan dan pengeringan
dengan telapak tangan. Jangan diletakkan pada
permukaan keras atau pada tepi yang tajam dan hindari
tekanan pada gips.
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
“SOP SKIN TRAKSI”
Definisi : Penarikan dengan tekanan yang dilakukan dengan tujuan spesifik
pada bagian tubuh dengan manual atau dengan alat mekanik.

Mekanisme dimana terjadi penarikan yang tertaur dan terus


menerus di pasang pada anggota badan.
Tujuan : 1. Terapi konservatif pada fraktur
a. Untuk Reposisi Fragmen Tulang
b. Untuk Imobilisasi Fragmen Tulang
c. Untuk Imobilisasi Sementara
d. Untuk Mempertahankan Gerakan Sendi

2. Terapi penyakit/deformitas tertentu :


a. Untuk Mengurangi/menghilangkan spasme otot
b. Untuk Melawan kontraktur sendi
c. Untuk Melawan kontraktur otot
d. Untuk Memperbaiki letak sendi panggul pada
penyakit CDH
Indikasi : 1. Digunakan pada anak
2. Traksi temporer, hanya untuk beberapa hari, misalnya
pre operasi
3. Fraktur- fraktur yang bengkak dan tidak stabil
misalnya fraktur suprakondiler humeri pada anak-anak
4. Tahanan kecil dibutuhkan untuk menjaga reduksi 5 kg
5. Kerusakan kulit atau adanya sepsis diarea tersebut
Kontra indikasi : 1. Trombo emboli
2. Absersi, infeksi serta alergi pada kulit
3. Nekrosis kulit
4. Odema distal
5. Obstrusi vaskuler
Persiapan alat 1. traksi Buck atau traksi Bryant
dan bahan 2. Pisau cukur
3. Balsam perekat
4. Alat rawat luka
5. Latrol atau purley
6. Bebab
7. Bantalan conter traksi
8. Gunting
9. Marker
10. Bedak kulit
11. Kom berisi air putih
12. Handuk
13. Sarung tangan bersih
Langkah- 1. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
langkah : 2. Mengatur posisi tidur pasien supinasi
3. Bila ada luka dirawat dan ditutup luka
4. Bila banyak rambut dicukur
5. Beri tanda batas pemasangan plester menggunakan
bolpoint
6. Beri balsam perekat
7. Ambil skin traksi kit lalu rekatkan plester pada bagian
medial dan lateral kaki secara simetris dengan tetap
menjaga immobilitas fraktur
8. Pasang katrol lurus dengan kaki bagian fraktur
9. Masukkan tali pada pulley control
10. Sambung tali pada beban (1/7 BB)
11. Pasang bantalan konter traksi atau bantal penyangga
kaki
12. Atur posisi pasien nyaman dan rapikan

Anda mungkin juga menyukai