Anda di halaman 1dari 8

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR)

Judul SOP : Pembalutan Dan Pembidaian


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Mulai Berlaku :
Halaman : 2 halaman

Nama Mahasiswa :
Tingkat/Prodi :
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
1 Pengertian
 Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar
tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.
 Bidai atau splak adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat
tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang
yang patah tidak bergerak (immobilisasi) memberikan istirahat dan mengurangi
rasa sakit

2 Tujuan pembalutan
1. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser pada tempatnya
2. Mencegah terjadinya pembengkakan.
3. Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu tidak
bergeser
4. Mencegah terjadinya kontaminasi
Tujuan pembidaian
1. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser pada tempatnya
2. Mencegah terjadinya pembengkakan
3. Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar bagian itu tidak
bergeser
4. Mencegah terjadinya kontaminasi

3 Indikasi
1. Pasien dengan multiple trauma
2. Jika terdapat tanda patah tulang

4 Syarat-syarat pembidaian
1. siapakan alat-alat selengkapnya
2. bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur
lebih dulu pada anggota badann yang tidak sakit
3. ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor
4. bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan
5. ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat
yang patah.
6. kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
7. sepatu, gelang, jam tangan dann alat pengilat perlu dilepas.
4 Persiapan alat
1. Perban dengan ukuran sesuai yang akan digunakan. Lebar dan nomor perban
disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk bahan elastic biasanya tersedia dalam
ukuran 20cm serta 135 dan 270cm, ukuran 7,5cm dan 10cm yang paling sering
digunakan.
2. Kain mitela, bisa juga menggunakan dasi, pita plaster,pembalut yang spesifik, dan
kasa steril.
3. Spalk atau Bidai (sesuai kebutuhan).
4. Peniti pengaman (sesuai kebutuhan).
5. Plester
6. Gunting Plester.

7 Penatalaksanaan
Pembalutan
1. Dengan mitella
 salah satu sisi mitella dilkipat 3-4 cm sebanyak 1-3 kali
 pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan di luar bagian yang akan
dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan
 salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan
atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hla ini
tergantung pada tempat dan kepentingannya.
2. Dengan dasi
 Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita
dengan masing-masing ujung lancip.
 Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat
diikatkan.
 Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum diikat
arahnya saling menarik.
 Kedua ujungnya diikatkan secukupnya

3. Dengan pita
 berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih pembalutan
pita ukuran lebar yang sesuai.
 balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang
diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh
yang akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan dengan
arah bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan ynag
satu dengan bebatan berikutnya.
 kemudian ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain
secukupnya.
4. Dengan plester
 jika ada luka terbuka luka diberi obat antiseptic tutup luka dengan kassa
baru lekatkan pembalut plester
 jika untuk fiksasi balutan plester dibuat “strapping” dengan membebat
berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan
tertentu perlu kita yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan
plester.

Cara Kerja Pembalutan :


1. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Tanyakan keluhan utama pasien
4. Mulai tindakan dengan cara yang baik
5. Periksa bagian tubuh yang akan dibalut / cidera, inspeksi, palpasi, dan gerakan
6. Lakukan tindakan pra pembalutan ( bersihkan luka, cukur rambut disekitar luka,
beri desinfektan, gunakan kasa steri )
7. Pilih jenis pembalutan yang tepat
8. Balut dengan benar ( posisi dan arah balutan )
9. Observasi kenyamanan pasien
10. Cuci tangan
Cara kerja pembidaian :
1. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya
2. Tanyakan keluhan utama pasien
3. Pilih dan siapkan bidai yang sudah dibalut dengan pembalut
4. Lakukan pembidaian melalui dua sendi
5. Hasil pembidaian :
 Harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bagian bawah tempat
yang patah
 Tidak kendor dan tidak keras

8 Evaluasi
Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan (subyektif dan obyektif), hasil
pembalutan : mudah lepas, menggangu peredaran darah, mengganggu gerakan lain)
9 Dokumentasi
Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respons pasien
DAFTAR TILIK

Judul SOP : Pembalutan Dan Pembidaian


No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Mulai Berlaku :
Halaman : 2 halaman

Nama Mahasiswa :
Tingkat/Prodi :
Dilakukan Ket
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Ya Sebag Tdk
ian
1 Persiapan alat
7. Perban dengan ukuran sesuai yang akan digunakan. Lebar dan
nomor perban disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk bahan
elastic biasanya tersedia dalam ukuran 20cm serta 135 dan
270cm, ukuran 7,5cm dan 10cm yang paling sering digunakan.
8. Kain mitela, bisa juga menggunakan dasi, pita plaster,pembalut
yang spesifik, dan kasa steril.
9. Spalk atau Bidai (sesuai kebutuhan).
10. Peniti pengaman (sesuai kebutuhan).
11. Plester
12. Gunting Plester.

2 Penatalaksanaan
Cara Kerja Pembalutan :
11. Beritahu pasien tindakan yang akan dilakukan
12. Cuci tangan
13. Tanyakan keluhan utama pasien
14. Mulai tindakan dengan cara yang baik
15. Periksa bagian tubuh yang akan dibalut / cidera, inspeksi,
palpasi, dan gerakan
16. Lakukan tindakan pra pembalutan ( bersihkan luka, cukur
rambut disekitar luka, beri desinfektan, gunakan kasa steri )
17. Pilih jenis pembalutan yang tepat
18. Balut dengan benar ( posisi dan arah balutan )
19. Observasi kenyamanan pasien
20. Cuci tangan
Cara kerja pembidaian :
6. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya
7. Tanyakan keluhan utama pasien
8. Pilih dan siapkan bidai yang sudah dibalut dengan pembalut
9. Lakukan pembidaian melalui dua sendi
10. Hasil pembidaian :
 Harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan
bagian bawah tempat yang patah
 Tidak kendor dan tidak keras
3 Evaluasi
Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan (subyektif dan
obyektif), hasil pembalutan : mudah lepas, menggangu peredaran
darah, mengganggu gerakan lain)
4 Dokumentasi
Catat seluruh tindakan yang dilakukan dan respons pasien

Nilai Protap Tindakan


(0 x.....) + (5 x.....) + (10 x
……) =
8

Keterangan penilaian
1. Nilai Protap Tindakan
 Ya bernilai angka “10”
 Sebagian bernilai “5”
 Tidak bernilai angka “0”

I. Responsi
Nilai
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
1 2 3 4
1 Ketepatan Menjawab
2 Kemampuan mengemukakan rasional
3 Kejelasan mengemukakan pendapat
4 Penampilan, sikap selama respone
Nilai Responsi
(1 x.....) + (2 x.....) + (3 x......) + (4 x.....)
=
4

II. Sikap
Nilai
No. Aspek yang Dinilai Keterangan
1 2 3 4
1 Etis
2 Dedikatif
3 Santun

Nilai Sikap
(1 x.....) + (2 x.....) + (3 x......) + (4 x.....)
=
3

Nilai Akhir
(60% x Nilai I) + (30% x Nilai II) + (10% x Nilai III) =...................
Keterangan penilaian
1. Nilai Protap Tindakan
 Ya bernilai angka “1”
 Tidak bernilai angka “4”
2. Nilai Responsi dan Nilai Sikap
 1 = Kurang
 2 = Cukup
 3 = Baik
 4 = Baik Sekali

Palangka Raya,.....................................

Penguji,

..............................................

Anda mungkin juga menyukai