Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
PENGUATAN HAK PENGELOLAAN DALAM UNDANG-UNDANG
CIPTA KERJA ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Bapak Bambang S. Oyong, SH.MH pada mata kuliah Sosiologi
Hukum. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Undang Cipta Kerja bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mem
bagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu saya harapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Kesimpulan...........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Lihat Pasal 1 ayat (1) Pertaturan Menteri Dalam Negri Nomor 1 Tahun 1977 tentang Tata Cara Permohonan
dan Penyelesaian Pemberian Hak Atas Tanah Bagian-Bagian Tanah Hak Pengelolaan Serta Pendaftaran.
(Sudah dicabut dengan Permeneg/Kepala BPN No. 9 tahun 1999)
4
2. Menggunakan tanah untuk keperluan pelaksanaan tugasnya;
(kewenangan diatas merupakan kewenangan yang bersifat internal)
3. Menyerahkan bagian-bagian tanah tersebut untuk pihak ketugas menurut
persyaratan pemegang HPL yang meliputi hal peruntukan, penggunaan,
jangka waktu, dan kompensasi dengan ketentuan pemberian hak atas tanah
kepada pihak ketiga dilakukan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
(kewenangan diatas merupakan kewenangan bersifat eksternal).
Hak Pengelelolaan tidak disebutkan dalam UUPA, tetapi dalam
Penjelasan Umum Angka II Nomor 2 UUPA disebutkan pengelolaan. Pada
awalnya, Hak Pengelolaan berasal dari konversi hak penguasaaan atas
tanah negara. Dalam perkembangannya, HPL lahir dari pemberian hak atas
tanah negara yang dimohonkan oleh pemegang HPL. Pihak-pihak yang
dapat mempunyai tanah HPL adalah sebagaimana tersebut dalam PP
40/1996. Hak Pengelolaan dapat dikategorikan sebagai hak atas tanah yang
mempunyai sifat right to use, tidak right to disposal, artinya hak yang
dimiliki oleh pemegang Hak Pengelolaan adalah hanya mempergunakan
tanah untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya dan berlaku selama
tanahnya dipergunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya, tidak ada
hak untuk mengalihkan Hak Pengelolaan dalam bentuk apapun kepada
pihak lain, dan tidak ada hak untuk dijadikan jaminan utang dengan
dibebani Hak Tanggungan.
5
Pasal 137 ayat (1) UU Cipta Kerja disebutkan pihak-pihak yang dapat
diberikan Hak Pengelolaan. Yang unik adalah adanya penambahan dalam
subjek pemegang Hak Pengelolaan yaitu Badan Bank Tanah.
Selanjutnya Pasal 138, penyerahan pemanfaatan bagian tanah HPL
kepada pihak ketiga dilakukan dengan perjanjian pemanfaatan tanah. Di atas
tanah HPL dapat diberikan HGU, HGB dan/atau HP sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Jangka waktu HGB diatas HPL dapat
diberikan perpanjangan dan pembaharuan hak apabila sudah digunakan
dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pemberian haknya. Apabila hak
atas tanah yang berada di atas HPL telah berakhir, maka tanahnya kembali
menjadi tanah hak pengelolaan. Dalam keadaan tertentu Pemerintah Pusat
dapat membatalkan dan/atau mencabut hak pengelolaan sebagian atau
seluruhnya. Dan tata caranya diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Pada pasal 140 diatur hak milik yang berada diatas HPL. Apabila
bagian bidang tanah hak pengelolaan diberikan dengan hak milik, bagian
bidang tanah hak pengelolaan tersebut hapus dengan sendirinya. Hak milik
yang dimaksud hanya diberikan untuk keperluasn rumah umum dan keperluan
transmigrasi.
BAB IV
PENUTUP
6
A. Kesimpulan
Hak Pengelolaan tidak disebutkan dalam UU No. 5 Tahun 1960
(UUPA), tetapi dalam Penjelasan Umum Angka II Nomor 2 UUPA
disebutkan pengelolaan. Pada awalnya, Hak Pengelolaan berasal dari
konversi hak penguasaan atas tanah negara. Dalam perkembangannya, Hak
Pengelolaan lahir dari pemberian hak atas tanah negara yang dimohon oleh
pemegang Hak Pengelolaan. Pihak-pihak yang dapat mempunyai tanah Hak
Pengelolaan adalah badan hukum Pemerintah yang bergerak dalam bidang
pelayanan publik maupun bisnis, yang tugas pokok dan fungsinya berkaitan
dengan tanah. Perseorangan maupun badan usaha swasta tidak dapat
mempunyai tanah Hak Pengelolaan meskipun tugas pokok dan fungsinya
berkaitan dengan pengelolaan tanah. Berdasarkan sifat dan kewenangannya,
Hak Pengelolaan dapat dikategorikan sebagai hak atas tanah yang
mempunyai sifat right to use, tidak right of disposal, artinya hak yang
dimiliki oleh pemegang Hak Pengelolaan adalah hanya mempergunakan
tanah untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya dan berlaku selama tanahnya
dipergunakan untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya, tidak ada hak untuk
mengalihkan Hak Pengelolaan dalam bentuk apapun kepada pihak lain, dan
tidak ada hak untuk dijadikan jaminan utang dengan dibebani Hak
Tanggungan. Kewenangan yang terdapat dalam Hak Pengelolaan ada yang
bersifat internal dan eksternal. Kewenangan yang bersifat internal, yaitu
merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah dan menggunakan tanah
untuk keperluan pelaksanaan tugas atau usahanya. Kewenangan yang bersifat
eksternal yaitu menyerahkan bagian-bagian tanah Hak Pengelolaan kepada
pihak ketiga dan atau bekerja sama dengan pihak ketiga.
Pengaturan HPL setelah diterbitaknya UU 11 tahun 2020 tentang Cipta
Kerja. Memperkuat pengaturan HPL yang selama ini peraturan mengenai
HPL hanya berada di peraturann dibawah undang-undang. Dan diharapkan
dengan diterbitkannya peraturan ini dapat mengatasi persoalan pemanfaatan
tanah yang lebih massif lagi ditambah dapat mempercepat investasi.
7
DAFTAR PUSTAKA