• DOSEN:
• Drs. WERHAN ASMIN, S.H., M.H., M.Div
• Advokat/ Konsultan Hukum/ Penerjemah Resmi Tersumpah
SEJARAH HUKUM INTERNASIONAL
• Hugo Grotius
• Berjudul:
• “MARE LIBERUM”
• (LAUT BEBAS)
• Buku Hugo Grotius
• Tentang Hukum Laut
• Berjudul
• “The Freedom of
• The Sea”
• (Kebebasan di Laut)
Pada akhir abad ke-19 dan selama abad ke-19 terjadi berbagai
peristiwa politik antara lain Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika
dimana terjadi pergeseran kekuasaan pemerintahan dari tangan
Raja ke tangan rakyat, mencanangkan demokrasi modern,
melahirkan ide pemerintahan oleh rakyat dan hak menentukan nasib
sendiri (self determination). Negara-negara nasional yang tadinya
dikuasai oleh Raja-raja berubah menjadi Negara Nasional
Kerakyatan.
Tahun 1815 diadakan Kongres Vienna dan disusul dengan The Holy
Alliance antara Raja-raja Austria, Prusia, dan Rusia dengan maksud
kembali kepada hegemony kerajaan , namun tidak berhasil melawan
arus negara-negara nasional kerakyatan.
Konferensi Perdamaian Tahun 1856 dan Konferensi Jenewa Tahun 1899 yang
memelopori Konferensi Perdamaian Den Haag Tahun 1899 sangat penting
artinya dalam HI. Konferensi2 ini dipergunakan untuk pertama kalinya
secara sadar konferensi dijadikan sarana melahirkan Konvensi internasional
yang membentuk Perjanjian internasional yang berlaku secara umum
(universal) dan direcanakan untuk diadakan secara berkala seperti:
- Konferensi Perdamaian Den Haag I tahun 1899;
- Konferensi Perdamaian Den Haag II tahun 1907;
Yang menghasilan Konvensi tentang Hukum Perang dan membentuk
Mahkamah Arbitrase Permanen.
Tahun 1921 dibentuk Mahkamah Internasional Permanen.
• Markas PBB
• Di Kota
• Geneva
• (Jenewa),
• Swiss
• Markas PBB
• Di Kota
• Genewa
• (Geneva)
• Swiss
Markas PBB di Kota Jenewa (Geneva), Swiss
• Konferensi
• Perdamaian
• Den Haag
• (The Hague)
• Belanda
• Tahun 1899
• Gedung
• Mahkamah
• Internasional
• (International
• Court of
• Justice)
• Di Kota
• Den Haag
• (The Hague)
• Belanda
Setelah Perjanjian Perdamaian Den Haag Tahun 1907
terdapat:
1. Perjanjian Briand-Kellog Pact diadakan di Paris, Perancis,
tahun 1928 yang isinya Perjanjian Melarang adanya
Perang;
2. Didirikannya Liga Bangsa-Bangsa (Leage of Nations)
berdasarkan Perjanjian Versailles di Perancis tgl. 28 Juni
1919, pasca PD I (1914-1918) antara Sekutu dan Jerman.
Isi Perjanjian Versailles:
a. pembatasan kekuatan militer Jerman;
• Kota bersejarah
• Versailles,
• Perancis
• Dekat kota
• Paris,
• Ibukota Negara
b. Jerman menyerahkan wilayah Alsace- Lorraine
kepada Perancis, dan wilayah Eupen dan Malmedy
kepada Belgia;
c. Sekutu mengambil alih seluruh wilayah jajahan
Jerman;
d. Jerman harus membayar ganti rugi perang;
e. Pelabuhan Danzig berada di bawah pengawasan
Liga Bangsa-bangsa (LBB).
LBB didirikan pada tgl. 10 Januari 1920 bermarkas di
Jenewa, Swiss.
• Kota
• Pelabuhan
• Danzig
• (Jeman)
• Menjadi
• Wilayah
• Polandia
• Dengan nama
• Gdańsk
• Pihak-pihak dalam Perang Dunia I (1914-1918) terbagi dalam 2
kekuatan besar Eropa:
• 1. Blok Sentral terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia
• Aliansi Tiga/ Triple Alliance); melawan
• 2. Blok Sekutu terdiri dari Inggris, Perancis, dan Rusia
• (Entente Tiga/ Triple Entente).
•
• Pihak-pihak dalam Perang Dunia II (1942-1945) terbagi dalam 2
kekuatan besar Eropa:
• 1. Blok Sentral terdiri dari Jepang, Italia, dan Jerman; melawan
• 2. Blok Sekutu terdiri dari Inggris, Perancis, Belgia, Belanda,
Fungsi utama LBB (Leage of Nations)
- melucuti senjata;
- mencegah terjadinya perang melalui keamanan
kolektif;
- menyelesaikan pertentangan antar negara melalui
negosiasi dan diplomasi;
- memperbaiki kesejahteraan hidup bangsa-bangsa
secara global.
3. Pembentukan PBB (United Nations Organization –
UNO) tgl. 24 Oktober 1945, atas dasar Piagam PBB
(UNO Charter) yang ditandatangani di kota San
Francisco, USA, bermarkas besar di New York, USA.
Kantor utama PBB lainnya di kota Jenewa (Swiss),
Nairobi (Kenya), dan Wina (Austria).
PBB menggantikan LBB.
HAKEKAT DAN DASAR BERLAKUNYA
DAN MENGIKATNYA HI
- HI merupakan hukum yang bersifat koordinasi;
- HI bukan hukum yang bersifat subordinasi, yang supranasional;
- Hobbes, Spinoza, dan Austin menyangkal sifat mengikat dari HI;
Austin mengatakan bahwa HI bukanlah hukum dalam arti yang
sebenarnya.
“Every law or rule is a command. International law is the law of
honour, rule of positive morality”.
Apa yang menjadi dasar kekuatan mengikat HI?
1. Teori Hukum Alam (Natural Law), menekankan pada ciri
keagamaan, ratio/ akal manusia, keadilan, kepentingan
masyarakat, etika dan moral
Tokohnya: - Pakar Hukum Belanda Hugo Grotius
- Pakar Hukum Swiss Emmerich Vattel
2. Teori Kehendak Negara itu sendiri (Teori Volutaris),
HI berlaku karena kemauan negara itu sendiri untuk tunduk
kepada HI.
Tokohnya: George Jellineck, Zorn
3. Teori Kemauan Bersama (Vereinbarungstheorie)/ Teori
Kehendak.
Mengingatnya HI adalah karena mauan bersama negara-
negara untuk taat kepada HI. Kehendak bersama lebih
tinggi dari pada kehendak masing-masing negara.
Tokohnya: Triepel
4. Teori Norma Hukum, yang menjadi dasar mengikatnya
HI.
Tokohnya: Mazhab Wiena (Hans Kelsen).
5. Teori Fakta Kemasyarakatan (Fait Social).
- Sifat alami manusia sebagai makhluk sosial, hasrat untuk
bergabung dengan manusia lain, dan kebutuhan terhadap
solidaritas.
- Tokohnya: Mazhab Perancis Fauchile, Scelle, Duguit.