Anda di halaman 1dari 123

HUKUM INTERNASIONAL

ENI DASUKI SUHARDINI


PENGERTIAN , BATASAN DAN ISTILAH
HUKUM INTERNASIONAL
• Pada bahasan ini,, istilah hukum Internasional dalam arti publik, yang
berbeda dengan hukum perdata internasional.

• Hukum perdata internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum


yang mengatur hubungan perdata yang melintasi batas negara. Maksudnya
para pelaku hukum tunduk pada hk perdata nasional yang berlainan.

• Hukum internasional public adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum


yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara (hub
Internasional) yang bukan bersifat perdata.
• Hukum perdata internasional dengan hukum public internasional
terdapat persamaan dan perbedaan.
• Persamaan : Bahwa keduanya mengatur hubungan atau persoalan
yang melintasi batas negara (Internasional)

• Perbedaan : Sifat hukum hubungan atau persoalan yang diaturnya


(obyek)
• Mochtar Kusumaatmadja, :

Hukum Internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur


hubungan atau persoalan yang melintasi batas negara antara :
1. negara dengan negara ;
2. negara dengan subyek hukum lain bukan negara atau subyek hukum
bukan negara satu sama lain
• Istilah Hukum Internasional
Hukum bangsa bangsa, hukum antar bangsa, hukum antarnegara

• Istilah hukum bangsa- bangsa (law of nations, droit de gens,


voelkerrecht) berasal dr istilah Romawi , “ius gentium” ( kaidah dan
asas hk yg mengatur hub antara orang Romawi dg orang bukan
Romawi , dan antara orang bukan Romawi satu sama lain.
• “ius inter gentes”,, hukum antar bangsa yg melahirkan hukum
Internasional. ( membedakan antara hub antara kesatuan hukum
publik dg hub antara individu ).
• Mochtar Kusumaatmadja menggunakan istilah hukum internasional,
dengan pertimbangan bahwa istilah ini paling mendekati kenyataan
dan sifat hubungan dan masalah yang menjadi obyek bidang hk ini,
yang pada saat ini tidak hanya terbatas pada hubungan antara
bangsa2 atau negara2 saja.
• Hukum Internasional Regional
Bahwa disamping hukum internasional yang berlaku umum (general),
terdapat pula hukum Internasinal regional, yang terbatas daerah
lingkungan berlakunya, misal hukum internasional Amerika Latin.
• Keberadaan hukum internasional regional disebabkan adanya
keadaan khusus di bagian dunia, akan tetapi hk internasional regional
tsb tidak boleh menyimpang dr hk internasional yg berlaku umum.
• Ada kalanya suatu Lembaga atau konsep timbul dan tumbuh dari hk
internasional regional yang kemudian diterima sebagai bagian dari hk
internasional umum.
• Contoh : Konsep Landas Kontinen
Konsep Perlindungan Hayati Laut,
(kedua konsep tersebut tumbuh di Benua Amerika).

Perwujudan hk internasional khusus :


Konvensi Eropa ttg Hak asasi manusia
Masyarakat Internasional
• Hubungan antara masyarakat Internasional dengan Hk Internasional :
Ubi societas ubi ius Cicero
kalau benar hk Internasional itu ada, maka harus dibuktikan bahwa
ada masyarakat Intrenasional tempat HI itu berlaku. Syarat :
1. Adanya masyarakat Internasional :
• masyarakat internasional terdiri dari negara2 yg
sederajat/berdaulat ;
• Antara negara2 anggota masy tsb selalu mengadakan hubungan yg
tetap dan terus menerus (diplomatic, kedutaan, konsul dll) ;
• Adanya kebutuhan yang disebabkan oleh perbedaan geografis/
kekayaan alam ;
• Perkembangan industry yang tidak merata ;
• Hubungan di lapangan kebudayaan ;
• Kerjasama di bidang Pendidikan ;
• Hub itu bersifat timbal balik dan merupakan kepentingan bersama ;
• Kepentingan2 tsb perlu ditertibkan agar menjadi hub yg teratur
( disini HI diperlukan agar ada kepastian hukum)
• Hub tsb dapat bersifat resmi/tidak atau hub perseorangan
• Hubungan antar negara lebih menonjol karena negara secara politis
yuridis mempunyai kekuasaan territorial mutlak untuk jadi pelaku
primer ;

2. asas hukum yg bersamaan ( sbg unsur masy Internasional)


• Adanya faktor non material yg merupkan faktor pengikat diantara
negara2 yi adanya asas pokok yg bersamaan yg disebut asas hukum
umum yg diakui oleh bangsa2 yg beradab ( general principles
recognite by civil national ) , salah satu contoh asas pokok tsb : “
hidup berdampingan secara damai”.
Kedaulatan negara : hakekat dan fungsinya
dalam masyarakat Internasional
• Kedaulatan==sovereignity==superanus= yang teratas= mempunyai
kekuasaan tertinggi ;
• Berlakunya HI yg mengatur hub antar neg (khususnya)==kedaulatan
sbg kekusaan tertinggi ==tdk bertentangan dengan HI ;
• Akibat dari faham kedaulatan dalam arti terbatas muncul faham
kemerdekaan (independence) dan faham persamaan derajat
( equality) ;
• Ruang berlaku kekuasaan tertinggi dibatasi oleh batas2 wilayah
negara itu ;
• Di luar batas wilayahnya tidak ada kedaulatan negaranya ;
• Pembatasan thd kedaulatan sbg kekuasaan tertinggi :
1. Kekuasaan terbatas di dlm wilayah negaranya ;
2. Kekuasaan berakhir dimana kekuasaan negara lain mulai.

• Pembatasan kedaulatan pertama terletak pada kedaulatan negara (neg2)


lain ;
• Analisis terakhir kedaulatan negara dibatasi oleh HI yg mengatur
kehidupan masyarakat negara atau masy Internasional
• Tunduknya suatu negara yg berdaulat pada kebutuhan kehidupan masy
Intersional adalah MUTLAK.
Masyarakat Intl dalam peralihan ( transition)
• Terjadinya perubahan dalam :
a) Peta bumi politik ;
b) Kemajuan teknologi ;
c) Struktur organisasi masy intl ;

Ad a. perubahan peta bumi politik :


o Terjadi setlh PD II==negara yg dijajah telah merdeka, maka jumlah negara
bertambah ;
o Proses emansipasi ;
o Akibatnya thd HI ==perubahan dalam konsep ilmu hukum tentang perjanjian,
responsibility of state, nasionalisasi, hk laut publik==pertumbuhan yg wajar.
• Ad b. kemajuan teknologi ==pengaruh besar thd kemajuan alat
komunikasi, alat perhubungan, kemjuan teknologi persenjataan
• Ad c. Timbul berbagai organisasi atau Lembaga Intl yg mempunyai
eksistensi terlepas dari negara== ciri2 Hk Subordinasi
• Perkembangan yg memberikn kompetensi hukum kepada individu
dalam hal2 tertentu ;
• Belum waktunya untuk mengubah sistimatika HI yang Radikal.
Subyek HI
• Subyek HI , antara lain :
1. Negara , yang berdaulat,(,untuk negara bentuk federal, pengemban hak dan
kewajiban adalah pemerinth federal, tetapi ada kalanya dalam konstitusi
federal memungkinkan negara bagian mempunyai hak dan kewajiban
terbatas untuk mengadakan hub LN sendiri.,contoh Byelo-Russia SSR ;
negara British Commonwealth )
2. Organisasi Internasional : PBB, ILO, IMF,UNESCO, WHO dll
Mengapa org intl menjadi subyek HI, karena ada peristiwa Pangeran
Bernadotte ( Swedia) terbunuh di Israel, pangeran tsb bertugas sebagai Komisi
PBB, kemudian PBB mengajukan klaim kepada negara “ de jure” – “de facto”
melalui Mahkamah Internasional , putusannya adalah PBB (organisasi Intl ) sbg
Subyek HI
3. Pemberontak ( Yang telah mendapat dukungan Internasional)
artinya peemberontak dalam gerakan anti kolonialisme ( dunia
ketiga), yg memperjuangkan :
a) Hak untuk menentukan nasib sendiri
b) Hak bebas memilih sistem ekonomi,social, politik
c) Hak menguasai sumber kekayaan alammya.
• 4. Vatikan (Takhta Suci)
berdasarkan “Lateran Treaty (11 Peb 1929)” : Mengembalikan
sebidang tanah di Roma kepada Takhta Suci dan memungkinkan
didirikannya negara Vatikan, dan pada saat itu juga dibentuk dan diakui.
“Order of the knights of Malta”===hanya diakui oleh beberapa
negara , sebagai subyek HI.
• 5. Palang Merah Internasional ( lebih pada historical , kemanusiaan)
==Konvensi Jenewa 1949 tentang Perlindungan Thd Korban Perang.

• 6. Individu ( Pertanggungjawaban terhadap crime against peace dan


crime against humanities )
• Perjanjian Versailes 1919 ( Jerman,Inggris,Perancis dan Sekutu), dalam
Pasal 297, bahwa memungkinkan orang perorangan untuk mengajukan
perkara ke hadapan Mahkamah Arbitrase Intl
• adanya perlindungan terhadap hak minoritas
• Danzig Railway Official Case == diputuskan oleh Mahkamah Intl
Permanen bahwa apabila suatu perjanjian Intl memberikan hak
tertentu kpd orang perorangan, maka hak itu harus diakui dan
mempunyai daya laku dalam HI=== diakui oleh suatu badan peradilan
Intl.
• Penuntutan thd penjahat perang di mahkamah Intl yang khusus
diadakan oleh negara sekutu yang menang perang, Mahkamah
penjahat perang di Nurnberg dan Tokyo, bekas pimpinan perang
Jerman dan Jepang dituntut secara individu untuk perbuatan :
1. Kejahatan terhadap perdamaian ;
2. Kejahatan terhadap perikemanusiaan ;
3. Kejahatan perang ( pelanggaran hukum perang dan permufakatan jahat
untuk mengadakan kejahatan tsb), tuntutan tsb mengesampingkan,
bahwa :
1) Seorang pejabat tidak dapat dituntut krn kebijaksanaannya
2) Seorang pejabat tidak dapat dituntut sbg perorangan thd tindakan yg
dilakukan sbg pejabat negara
3) Seseorang tdk dapat dituntut melakukan kejahatan yg baru ditentukan sbg
kejahatan setelah perbuatan dilakukan===langgar asas “ noela poena sine
lege”.
• Bahwa seseorang dapat dianggap langsung bertanggung jawab sbg
individu bagi kejahatan perang dan kejahatan thd perikemanusiaan
=== tidak dapat berlindung lagi di belakang negaranya.

• GENOCIDE Convention (Sidang Umum PBB 9 Des 1948)====


“ orang perorangan yang terbukti telah melakukan tindakan ‘
genocide” harus dihukum, lepas dari persoalan apakah tindakannya sbg
orang perorangan, pejabat pemerintah atau pimpinan pemerintah/
negara “.
• HAM
Kekuatan Mengikat HI
• Kekuatan mengikat HI, dapat dilihat berdasarkan teori sbb :
1) Teori Hukum Alam, adalah hukum yang diasumsikakn berlaku bagi
seluruh umat manusia ( awalnya bersumber dr Tuhan).
Bahwa HI mengikat karena HI tidak lain adalah Hukum Alam, yang
diterapkan dalam kehidupan masyarakat bangsa- bangsa , karena Hk
Alam merupakan hukum yg lebih tinggi.
Hk Alam merupakan hukum yg ideal, didasarkan atas kehendak
manusia sbg mahluk berakal/ kesatuan kaidah2 yg diilhamkan alam
pada akal manusia.
Dalam perkembangan Hk Alam mengalami sekularisasi (sekularisme)
artinya memisahkan dunia dengan agama, ini merupakan reaksi dari
penyalahgunaan wewenang Kaisar, yg pada saat itu menjadi pemimpin
agama pula.

Grotius : adanya sistem hukum yg universal (Hk Alam) bersumber pada


akal manusia yang memuat nilai- nilai universal.
Hukum Internasional bersumber pada nilai- nilai universal (Hk Alam),
mengandung kelemahan , antara lain :
a) Pengertiannya yang abstrak ;
b) Subyektif.
2) Teori Kehendak Negara ( Falsafah Hegel==positivisme)
Teori ini menyatakan bahwa HI mengikat karena kehendak dari negara
untuk tunduk pada pada HI ====Hk Nasional lebih tinggi

Misal , Indonesia memandang perlu meratifikasi WTO, namun Indonesia


pun pernah keluar , hal ini merupakan refleksi teori kehendak negara.

Namun teori ini mengadung kelemahan karena tidak dapat menerangkan


dg jelas bagaimana caranya hk dapat mengikat negara2.
3) Teori kehendak bersama (Triepel (Jerman) dan Anziloti ( Italia) ).
Teori ini menyatakan bahwa HI mempunyai kekuatan mengikat
bukan karena kehendak satu persatu negara, melainkan karena adanya
kehendak bersama yang lebih tinggi dari kehendak masing2 negara.

Terhadap teori ini ada pertanyaan yang sangat penting, yaitu


bagaimana apabila ada negara yang meleepaskan diri, apakah HI masih
mengikat ?
4) Madzab Wiena (Hans Kelsen : general theory of law )
diantaranya :
 Pacta sunt servanda ;
 stufenbau theory ( piramida terbalik), dimana paling atas ditempati
oleh Grundnorm.
Pacta sunt servanda tidak dilahirkan oleh pembuat hukum.
 Teori perjanjian menyatakan bahwa kekuatan hukum mengikat HI
bukan karena kehendak negara melainkan suatu norma hukum.
5) Teori Kenyataan Sosial (madzab Perancis)
Teori menyatakan bahwa kekuatan mengikat HI terdapat dalam
kenyataan bahwa mengikatnya hukum itu perlu/mutlak agar dapat
terpenuhinya kebutuhan manusia (bangsa) untuk hidup bermasyarakat.

Hukum lahir karena kebutuhan, hubungan interdependensi ( Indonesia


masuk WTO karena Indonesia butuh sehingga meratifikasi TRIP”S)
• Kenyataan sosial melahirkan norma hukum yang dibuat oleh
kehendak masyarakat Internasional.
Hukum Internasional dan Hukum Nasional
• Hukum Nasional ( Municipal Law ) ialah ketentuan – ketentuan hukum
yang mengatur kehidupan manusia dalam masing2 lingkungan
kebangsaannya.

• Terdapat dua teori yang memberikan pandangan terhadap hubungan


HI dg HK Nasional :
1. Pandangan voluntarisme ( Dualisme), mendasarkan berlakunya HI
pada kemauan negara ; HI dan Hk Nas merupakan dua perangkat
terpisah yang berdampingan ;
2. Pandangan objektivisme ( Monisme), mendasarkan berlakunya HI
lepas dari kemauan negara ; HI dan Hk Nas merupakan satu kesatuan.

 Faham Dualisme
 Daya ikat HI bersumber pada kemauan negara ;
 HI dan Hk Nasional merupakan dua sistem/ perangkat hukum yang
terpisah satu dari lainnya ;
 Konsekuensinya :
 international law and municipal law are two separate legal system
which exist independently of each other ;
HI dan Hk nasional terpisah
 The ideological background ( latar belakang) to dualist doctrine is
strongly coloured by on adherence (kekuatan pengikut) to positivism
and emphasis on theory of souvereignity
tidak ada hubungan hirarkhis
 HI dapat berlaku apabila sudah ditransformasi
 Kelemahannya, tidak dapat menjelaskan dalam kenyataan bahwa Hk
Nasional tunduk pada HI
 Hk Nasional dg HI berbeda, karena :
a) Keduanya memiliki sumber2 yg berlainan, hk nasional bersumber
kpd kemauan negara, sedangkan HI bersumber pada kemauan
bersama dari masyarakat negara/ internasional ;
b) keduanya berlainan subyek hukum, Hk nasional :orang perorangan
dan Badan Hukum, sedangkan HI adalah negara ;
c) Keduanya memiliki perbedaan dalam struktur kelembagaan ; Hk
Nasional memiliki Lembaga yg diperlukan bagi pelaksanaan hukum
( law enforcement ), yakni legislatif, eksekutif dan yudikatif,
; sedangkan HI tidak ( hanya collective action )

 Faham dualisme ini tidak masuk akal karena pada hakekatnya


merupakan penyangkalan adanya HI sebagai perangkat yang
mengatur hubungan antar negara/ internasional ( tidak mungkin
dipisahkan ).
 Faham Monisme
Didasarkan atas pemikiran kesatuan daripada seluruh hukum yang
mengatur hidup manusia.
Terdiri dari :
1. Monisme dengan primat hukum nasional ;
2. Monisme dengan primat hukum Internasional.
 Faham Monisme menekankan adanya sub koordinasi dalam arti
structural organisasi, sedangkan dalam kenyataannya bersifat
koordinatif

Tunduknya negara pada HI tidak harus berarti bhw suatu negara tidak
dapat menjamin kepentingan2nya melalui hukum nasionalnya.
1) Monisme dengan primat hukum nasional

 hukum nasional lebih utama


 all rules of international law were supreme over municipal law
 a municipal law inconsistent with international law is automatically
null and vold and that rules of international law are directly applicable
in the domestic sphere of state.
 konsekuensi :

1. HI adalah kelanjutan dari hk Nasional


2. Hk Nasional untuk urusan luar negeri
3. HI bersumber pada hukum nasional .
• Alasan penganut monisme :
1. Tidak ada satu supra national body yg mengatur kehidupan negara2
Kerangka berpikir monisme berdasar pada pemikiran John Austin ( Law is
command ), bahwa hukum harus mengandung :
a. Perintah
b. Sanksi
c. Kewajiban
d. Kedaulatan
artinya HI bukan hukum tapi Moral Positive ( karena HI tidak mempunyai
supra national body)
2. Adanya kewenangan konstitusional bagi negara2 untuk terikat pada
HI. Saat ini perjanjian Internasional merupakan refleksi paling jelas bagi
kekuatan HI.

 Kelemahan Monisme :
1. Terlalu mengedepankan hukum tertulis ;
2. Penyangkalan terhadap HI
2) Monisme dengan Primat Hukum Internasional
o Hukum Internasioonal lebih utama ;
o Hukum nasional bersumber pada HI ;
o Pendelegasian wewenang dari HI kepada Hk Nasional ( madzab
Wiena- Kelsen ; Madzab Perancis – Duguit, Scelle Bourquin )
o Kelemahannya :
1. HI lebih dulu dari Hk Nasional ( bertentangan dg sejarah ) ;
2. Hk Nasional bukan derivasi ( turunan) dari HI ( realitasnya tdk
demikian)

o Kecenderungan saat ini adalah monisme dg primat HI, salah satu


contoh pada regionalisme Uni Eropa.
• Kelemahan Dualisme dan Monisme :
1. The entire monist- dualist controverry it unreal artificial and strictly
beside the point, because it assumer something that has to exist for
there to be any controverry it all and which in fact does not exist
namely a comman field in which the two legal orders
underdiscussion both simultaneously have their sphere of activity
( Fitz – Maurice)
tergantung tempat/ situasi/ level.
2. Dualisme menyangkal adanya HI, sedangkan monisme tidak sesuai
dengan kenyataan ;

3. National law in the international system generally national law has


no effect on the duties or obligations of state on the international level,
thus a state may not pled its own municipal law as on execute or
justification for violating international law
 Primat HI dalam praktek Internasional diterapkan, misal :
 Penghormatan terhadap tapal batas negara , bahwa tapal batas
negara harus berdasarkan HI ;
Penghormatan terhadap perjanjian Internasional ;
Hubungan diplomatic dan konsuler ;
Perlakuan terhadap orang asing dan hak milik orang asing ( contoh
kasus Tembakau Bremen ).
 Kasus Tembakau Bremen :
 Menurut HI, maka harus ada kompensasi/ ganti rugi dengan 3 prinsip,
yaitu :
1. Prompt/ cepat ;
2. Effective;
3. Adequate / cukup
 Menurut Mochtar Kusumaatmadja, nasionalisasi untuk memperbaiki
ekonomi dengan menerapkan prinsip effective, yaitu dengan dicicil.
• Menurut PP Nomor 9 / 1959 , bahwa hasil penjualan dari hasil
perkebunan tembakau disisihkan untuk membayar ganti rugi sesuai
kemampuan
• Tindakan pengambil alihan milik Belanda ===Nasionalisasi== “ Prima
facie “=== melanggar HI ( dalam memberikan perlindungan kepada
orang asing dan miliknya )=== 1958 ==Perkara Tembakau Bremen
• Bahwa tindakan pengambilalihan dan nasionalisasi merupakan
tindakan negara berdaulat dalam rangka perubahan struktur ekonomi
bangsa Indonesia dari kolonial
• Pengadilan : Keputusan tidak mempersoalkan sahnya tindakan
nasionalisasi
• Keputusan PT Bremen : memperkuat dan menyatakan tindakan
nasionalisasi yang dilakukan RI adalah Sah.
Berlakunya ketentuan HI

1. Doktrin Inkorporasi
Bahwa ketentuan HI dapat diberlakukan sebagai Hk Nasional tanpa
melalui pengesahan ( ratifikasi) dari Lembaga yg berwenang
meratifikasi
Suatu ketentuan H I dapat diberlakukan sebagai Hk Nasional tanpa
melalui Undang Undang terlebih dahulu.
2. Doktrin Transformasi
Bahwa ketentuan HI dapat diberlakukan sebagai Hk Nasional apabila
telah diratifikasi terlebih dahulu
Ketentuan HI dapat diberlakukan sebagai Hk Nasional melalui UU.

 Pemberlakuan kedua doktrin tsb ( dalam praktek), di beberapa


negara tidak mutlak.
 Indonesia tidak menganut kedua doktrin secara penuh, melainkan
tergantung pada masalahnya.
• Praktek di beberapa negara
• Inggris :
 HI adalah hukum negara ( International law is the law of the land)
 The law of nations, wherever any questions arises which is properly
the object of the jurisdictions is here adopted in its full extent by the
common law and it is held to be apart of the law of the land ( Black
Stones)

Dalam customary International Law
Suatu ketentuan Internasional berlaku asalkan tidak bertentangan
dengan UU, apabila suatu customary international law ditetapkan oleh
Mahkamah Tinggi, maka semua pengadilan di bawahnya terikat, dalam
hal ini yang supreme bukan HI melainkan Mahkamah Tingginya ;
• Dalil konstruksi hukum( rule of construction), bahwa UU yang dibuat
oleh Parlemen dianggap tidak bertentangan dengan HI ;
• Dalil tentang pembuktian dalam pemeriksaan terhadap pelanggaran
suatu ketentuan HI ( rule of evidence), bahwa dalam pembuktiannya
tidak perlu mendatangkan saksi- saksi.
 Dalam International Treaty ,
Persetujuan parlemen ( heavy parliament ), bahwa suatu ketentuan
Internasional berlaku mengikat tanpa persetujuan parlemen, yaitu
selain menyangkut :
1. Perubahan dalam UU Nasional
2. Perubahan dalam status garis batas
3. Mempengaruhi hak – hak sipil
4. Menambah beban keuangan negara.
• Amerika Serikat :
 Dalam Customary International Law , sama dengan di Inggris, Bila
bertentangan dengan UU, maka berlaku UU

Dalam International Treaty, Konstitusi sebagai dasar utama,


Pembedaan antara self executing dgn non self executing treaties
• Jika tidak bertentangan dengan kontitusi maka langsung berlaku ( self
executing)
• Dapat dilakukan dengan UU pemberlakuan ( non executing )
• Self executing, ada persetujuan dari Senat sehingga mengikat
• Executing agreement, dalam hal ini langsung berlaku tanpa
memerlukan persetujuan badan legislative.
Sumber Hukum Internasional
• Sumber hukum formil :
 apa sebab HI mengikat ?
 dimana kita dapat menemukan hukum ?
 sumber untuk memberlakukan hukum , contoh : mau nikah , lihat
UU No 1 / 1974 ( diperbaharui UU No 16/ 2019 tentang Perkawinan
 Sumber HI dalam arti formil , dimana terdapat ketentuan HI yang
dapat diterapkan sbg kaidah dalam suatu masalah yg konkrit, serta
apa wujud tempat ketentuan HI tersebut .
• Sumber HI Materil
 Apa yang menjadi dasar mengikatnya sumber hukum ?
 Faktor apa yang menentukan isi hukum ? ( filosofis, historis, sosiologis)
 Misal faktor sejarah, mengapa di Indonesia berlaku KUH Pidana,
darimana asalnya ?
Misal faktor ekonomi…UU Pasar Modal
Misal Teknologi ….UU ITE, Cyber Law, Hk Pengangkutan Udara, Hk
Ruang angkasa ( bagaimana apabila mau menempatkan satelit ruang
angkasa )
• Sumber Hukum materil merupakan sumber yang lebih filosofis

• Sumber HI dalam arti faktor- faktor kausal :


1. Faktor yang membantu terbentuknya kaidah HI, misal yurisdiksi
( kewenangan negara dalam menjalankan hukum) terhadap ruang
tanpa batas ( cyberspace), dsb
2. Faktor ekstra yuridis, missal banyaknya permasalahan dalam
perdagangan Int menyebabkan negara2 perlu untuk membuat
hukumnya, dsb
• Sumber HI :
1. Pasal 7 Konv ke XII Den Haag Tahun 1907 tentang Pendirian
Mahkamah Internasional Perampasan Kapal di laut ( Intl Prize
Court), dalam praktek pasal ini ditinggalkan , lebih banyak
digunakan Pasal 38 Mahkamah Intl.
2. Pasal 38 ayat (1) Piagam Mahkamah Internasional ( International
Court of Justice) : bahwa dalam mengadili perkara yang diajukan
kepadanya, Mahkamah Intl akan mempergunakan ….>
3. Piagam PBB
4. Statuta Mahkamah Intl , bahwa Sumber HI :
1) Perjanjian Intl ( Intl Convention)
2) Kebiasaan Intl ( Intl custom as evidence of general practice accepted
as law )
3) Prinsip2 hukum umum ( The general principles of law recognation)
4) Sumber Hukum tambahan, putusan Pengadilan dan ajaran ahli HI
• Urutan penyebutan tidak menggambarkan penting/ tidak dari sumber
HI
• Sumber Hukum yang terdapat dalam Pasal 38 ayat (1) Statuta
Mahkamah Intl tetap berlaku , walaupun terdapat beberapa yang
dapat dijadikan sumber hukum baru, seperti putusan peradilan Intl
arbitrase
• No 1 s/d 3 ---sumber hukum primer
• No 4 ------ sumber hukum tambahan
1.Perjanjian Internasional adalah perjanjian yang diadakan antar
anggota masyarakat Intl, baik bersifat khusus maupun umum yang
mengandung ketentuan hukum yang diakui secara tegas oleh negara2
ybs
• Jenis perjanjian Internasional : konvensi, perjanjian dll
• Nama lain : Treaty, Convention, Agreement, Final Act, Protocol,
Charter, Arrangement, Exchange of Note, dll
• Beberapa pembedaan :
Dari sudut kepersertaan : Bilateral ---- 2 negara
Multilateral -----lebih 2 negara ( banyak)
• Sifat : Terbuka ----selain negara pembuat , dimungkinkan untuk
menjadi peserta
: Tertutup ---- perjanjian intl yang tidak memungkinkan negara
selain peserta pembuat misal, perjj perbatasan wilayah,
perjanjian bilateral extradisi--- pengembalian seo
rang diduga melakukan kejahatan thd negara
• Isi :
treaty contract ( tertutup) , traktat yg seakan2 merupakan perjanjian
dalam hk perdata, missal dalam KUH Perdata Pasal 1338 ayat (1),
bahwa perjanjian berlaku bagi yang membuatnya ---subyektif—
konkrit, misal perjanjian dwikewarganegaraan Indonesia dg China.
 law making treaties ( terbuka), traktat yg menimbulkan / membuat
hk obyektif, belum konkrit, misal Konvensi Hk Laut
( law making mengikat selain pihak2 yang terikat, juga pihak yang
ingin terikat)
 Menurut Mochtar Kusumaatmadja, sebetulnya secara hakekat tidak
ada prbedaan antara treaty contract dg law making treaty, karena
treaty contract pada akhirnya akan menjadi law making treaty melalui
suatu kebiasaan ( karena keduanya menyebabkan hukum )

Konvensi Hk Perjanjian Viena 1969 === Konvensi ini hanya mengatur


perjanjian antar negara, selanjutnya konvensi menganggap perlu
mengatur perjanjian yg didirikan oleh organisasi Internasional secara
tersendiri.
• Perjanjian Internasional terbentuk melalui :
1. Negosiasi ( political discussion)
2. Adoption the text ( menjadi naskah melalui pemungutan suara)
3. Autentic of the text ( disempurnakan)
4. Signatory ( penandatanganan dari setiap delegasi)
5. Ratifikasi
Apabila setelah penandatanganan berlaku, maka tidak perlu ratifikasi.,
apabila harus memenuhi ratifikasi, maka menunggu jumlah ratifikasi
terpenuhi.
• Siapa yang harus mewakili suatu negara dalam perundingan
internasional ?
 Kuasa penuh ( full power), yang dimiliki oleh orang yang mewakili
negara dalam perundingan untuk perjanjian Internasional , ==== Pasal
1 (c) UU No.24/ 2000 tentang Perjanjian iNternasional, bahwa surat
kuasa dibuat oleh Presiden/ Menteri.
 Tidak berlaku bagi Kepala Negara, Kepala Pemerintahan (PM),
Menlu, Kep Perwakilan Diplomatik, Badan Org Internasional
• Mulai berlaku perjanjian :
1) Setelah penandatanganan
2) Setelah ratifikasi
3) Setelah pertukaran nota ( exchange of note)

• Penyimpan naskah asli perjanjian :


1) Naskah asli disimpan di treaty room/ secretariat
2) Lembaga/ badan pemakarsa diberikan Salinan naskah resmi
( certified true copy) perjanjian internasional.
• Pada tahap ratifikasi ada yang disebut tahap Reservasi :
o Persyaratan , mengenai pasal yang tidak disetujui atau ditafsirkan
lain;
o Reservasi bisa dilakukan apabila perjanjian itu menyatakan
diperbolehkan adanya reservasi, apabila tidak boleh maka tidak
diratifikasi ;
o Reservasi boleh dilakukan apabila negara lain menyetujui.
• Terdapat 2 (dua) teori :
1. Teori Unanimity principle ( asas kesepakatan yang bulat)== tidak
membolehkan reservasi ;
2. Teori Pan American System === reservasi diperbolehkan tetapi bagi
negara- negara yang menyetujui.
• Pengakhiran Perjanjian :
1. Kesepakatan para pihak sesuai prosedur dalam perjanjian
2. Tujuan perjanjiaan telah tercapai
3. Terdapat perubahan mendasar yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian
4. Salah satu pihak melanggar/ tdk melaksanakan perjanjian
5. Dibuat perjanjian baru mengganti perjanjian lama
6. Muncul norma baru dalam HI
7. Terdapat hal2 yang merugikan kepentingan nasional
8. Dalam hal terjadi suksesi negara, perjanjian Intl tetap berlaku selama
negara pengganti menyatakan terikat pada perjanjian tsb.
• Pengesahan Perjanjian Internasional :
Pengesahan adalah perbuatan hukum untuk mengikatkan diri pada
suatu perjanjian Internasional dalam bentuk ratifikasi ( ratification),
aksesi ( accession), penerimaan ( acceptance) dan persetujuan
( approval). ===== Pasal 1 (b) UU No. 24 / 2000 tentang Perjanjian
Internasional
• Pasal 10 UU No.24/ 2000, pengesahan perjanjian Intl harus melalui…
2.Kebiasaan Internasional
adalah kebiasaan Intl antara negara2 di dunia, merupakan kebiasaan
umum yang diterim sebagai hukum.
• Dalam menetapkan kebiasaan Intl, terdapat 2 unsur :
a. Unsur materil
b. Unsur psikologis ===“ opinion juris….”
Perjanjian Intl==== kebiasaan Intl
Kebiasaan Intl ==== Perjjn Intl
Konsuler
3.Prinsip Hukum Umum
(Hukum Alam === upaya untuk menemukan dasar moral dan etika bagi hukum
yang baik)
Adalah asas hukum umum yang terdapat dan berlaku dalam hukum masyarakat
negara2 di dunia.
Prinsip hukum umum mendasari sistem hukum positif dan Lembaga hukum
yang ada di dunia, termasuk dalam hukum Intl
Contoh : Pacta Sunt Servanda
asas kepatutan
asas itikad baik ---Bonafides ( Kasus Merk Tancho, bahwa pendaftaran
merk Tancho yang pertama=== hrs beritikad baik
4.Sumber Hukum Tambahan
Putusan Hakim :
Putusan Pengadilan Intl merupakan sumber hukum tambahan bagi 3
(tiga) sumber hukum utama di atas, .
Keputusan ini hanya mengikat para pihak yang bersengketa , namun
keputusan tersebut dapat diketahui untuk membuktikan adanya kaidah
Hukum Internasional
• Ajaran Para Ahli Hukum Internasional / Doktrin
== Tulisan
== Publikasi
Negara
• Negara sbg Subyek HI yang paling signifikan , karena :
1. Secara Historis, HI mengatur hubungan antar negara
2. Secara Faktual, kenyataan bahwa suatu negara tetap diakui sbg Subyek
utama dalam mengadakan perjanjian.
• Peran Negara :
1. Iure Imperii., tindakan resmi suatu negara ( dg perwakilannya) di bid
public dalam kapasitas sbg negara== imunitas ( asus Germany vs Italia)
2. Iure Gestiones, tindakan negara yang sifatnya komersial (private act)==
perdagangan ===negara dtt dituntut di Badan Peradilan
Umum/arbitrase=== tidak ada imunitas
• Imunitas, ada 2 konsep :
1. Absolut , negara memiliki imunitas yg tidak dapat diganggu gugat
oleh negara lain, Kasus :
a) Schooner Exchange vs Mc Faddon di AS ( 1812 – MA AS )
b) The Parlemen Belge di Inggris Raya (UK)
2. Terbatas ( Restrictive Imunity), tindakan negara ada :
c) Acta de jure Imperi=== negara
d) Acta de jure gestiones=== komersial
• United Nations Convention On jurisdictional Immunities Of State and
Their Property : mengakui bahwa imunitas suatu negara dibedakan
berdasar tindakan yang dilakukannya
• Ketentuan di atas diakui oleh Inggris Raya, AS, Australia, Pakistan,
Kanada, Afsel, Jepang, Singapura, Argentina, Malaysia
• Definisi ,
1. J.L.Brierly : negara sbg suatu Lembaga, suatu wadah dimana
manusia mencapai tujuannya dan dapat melaksanakan kegiatan-
kegiatannya.
2. Fenwick : negara sbg suatu masyarakat public yg diorganisasikan
secara tetap, menduduki suatu daerah tertentu, dan hidup dalam
batas2 daerah tsb, bebas dari pengawasan negara lain, sehingga
dapat bertindak sbg badan yang merdeka di muka bumi,
• Unsur- unsur negara :
syarat negara berdasarkan HI, antara lain :
1. Lex celebrationis
2. Lex domicili
3. Lex situ
4. Lex nasionalis
• Untuk menjadi Subyek HI, maka negara harus memeiliki kualifikasi sbb
:
1. A permanent population
2. Defined territory
3. A government
4. A capacity to enter into international relations with other state
5. International capacity
6. independence
• Ad 1. A permanent population :
Penduduk yg tetap ( pengungsi bukan penduduk tetap), jumlahnya
tertentu, penduduk yang terorgansasi ( mensyaratkan adanya
pemimpin)
• Ad 2, Defined Territory,
Batas wilayah yang jelas, bukan luasnya, contoh negara Nauru, luasnya
hanya 8 mil persegi, jumlah penduduknya hanya sekitar 10.000 orang,
negara ini disebut negara Mili ( micro state)
• Ad 3. A government
Menurut Lauterpacht, syarat adanya pemerintah lebih penting dripada
syarat lainnya
Ad 4. A capacity to enter into international relations with other state
Merupakan syarat terpenting dalam perspektif HI, karena
mensyaratakan adanya masyarakat Intl, ada hub tetap sbg landasan
sosiologis bagi HI
• Ad 5. International Capacity,
Dapat mempertanggungjawabkan tindkan2 pejabat2 nya thd negara/
pihak lain
• Bentuk negara :
1. Kesatuan
2. Dependent state , negara protectorat : Zanzibar – Inggeris,
Monaco--Perancis dan negara mandate/ perwalian,: Micronesia
1994 diurus oleh bbrp negara dibawah dewan PBB
3. Federal state
4. Member of commonwealth ( negara persemakmuran) : Inggeris,
Apsel,Kanada, Austra;ia, Selandia Baru, India, Malaysia
5. Negara netral
• Intervensi :
• Menurut Lauterpacht : Campur tangan secara dictator oleh suatu
negara thd urusan dalam negeri suatu negara lainnya dg maksud baik
untuk memelihara atau mengubah keadaan, situasi atau barang di
negara tsb.
• Bentuk Intervensi :
1. Intervensi internal adalah campur tangan yg melibatkan negara luar
sbg pendukung pemberontak di negara tertentu secara diktator
2. Intervensi eksternal, adalah campur tangan negara lain pada perang
yang telah terjadi antara 2 negara atau lebih

3. Intervensi Punitive ada;ah intervendi tindakan hukum


4. Intervensi reprisal adalah campur tangan suatu negara yg dilakukan
atas dasar pembalasan thd kerugian yg ditimbulkan negara lain dg
melakukan perang kecil atau blokade
• Dampak Intervensi === positif
=== negative

Positif : campur tangan negara atau Lembaga lain ( PBB) dg tujuan


untuk menegakan keadilan dan menghormati HAM
Negatif : Campur tangan yg dilakukan dg menggunakan produk2 Intl
dan biasanya dilakukan oleh negara2 berkembang
• Intervensi yang dibenarkan HI ???
Intervensi kolektif yang diatur dalam Piagam PBB, tujuannya untuk
melindungi hak dan kepentingan warga negara lain, pembelaan diri,
intervensi yg berhub dg negara dominion, dan apbil negara yg
diintervensi melakukan pelanggaran HI berat.
PENGAKUAN
• Pengakuan terhadap suatu negara merupakan persoalan hukum dan
politik
• Unsur politik dan hukum merupakan 2 hal yang saling berkaitan
• Dalam HI tidak mengharuskan suatu negara untuk mengakui negara
lain atau pemerintahan lain, dan suatu negara atau suatu pemerintah
tidak mempunyai hak untuk diakui negara lain
• Dalam praktek negara, bahwa pengakuan lebih bersifat politik yang
mempunyai akibat hukum
• Recognition is a political act with legal consequenses
• Segi hukum : apakah lahirnya suatu negara merupakan peristiwa
hukum atau peristiwa ekstra yuridik ??
Menanggapi hal tsb terdapat 2 opini :
1. Jellinek, Cavaglieri, Strupp : bahwa lahirnya suatu negara hanyalah
merupakan suatu peristiwa fakta yg sama sekali lepas dari ketentuan2
HI
2. Kelsen, Verdross : bahwa lahirnya suatu negara adalah suatu proses
hukum yg diatur oleh ketentuan2 HI

Mana yang lebih tepat No.1 or No.2 ???


• Yang lebih tepat No.1 karena kelahiran negara bukan merupakan
peristiwa hukum, tidak mungkin HI mengatur lahirnya suatu negara
karena hukum tsb ada atau lahir setelah adanya negara2
• Negara2 merdekalah yang merumuskan HI
• Namun bila lahirnya suatu negara hanya merupakan fakta, maka
timbul akibat penting, Yaitu
1. Tidak mungkin menolak lahirnya suatu negara dg memakai alasan
hukum
2. Lahirnya suatu negara bebas dari pengakuan, dalam hal ini
pengakuan tidak ikut campur dalam pembentukan negara.
• Apakah negara baru lahir langsung mempunyai international
personality atau subyek HI dg segala macam hak dan kewajiban ???
• Ada 2 teori yaitu :
1. Teori konstitutif : suatu negara baru, diakui secara hukum sebagai
suatu negara apabila telah mendapatkan pengakuan dari negara
lain ( Lauterpacht : a state is, and becomes, an international person
through recognition only and exclusively)
2. Teori Deklaratif : pengakuan tidak menciptakan suatu negara,
karena lahirnya suatu negara semata2 merupakan suatu fakta
murni, pengakuan hanyalah berupa penerimaan fakta tsb.
• Pengakuan adalah pernyataan dari suatu negara yang mengakui suatu
negara lain sebagai subyek HI
• Untuk mengakui suatu negara baru, pada umumnya berdasarkan
kriteria sbb :
1. Keyakinan adanya stabilitas di negara tsb;
2. Dukungan umum dari penduduk ;
3. Kesanggupan dan kemauan untuk melaksanakan kewajiban2 Intl
• Konsekuensi pengakuan :
1. Adanya hubungan sederajat
2. Mengadakan hubungan kerjasama untuk mencapai tujuan Nasional
masing2 sesuai ketentuan HI
3. Penerimaan negara baru ke dlm masyarakat Intl
• Sebagai kebijaksanaan yg bersifat politik, pengakuan dapat
mempunyai akibat sbb :
1. Pengakuan adalah suatu kebijaksanaan individual dan dalam hal ini
negara2 bebas untuk mengakui suatu negara tanpa harus
memperhatikan sikap negara2 lain
2. Pengakuan adalah suatu discretionary act, yaitu suatu negara
mengakui negara lain apbil dianggap perlu.
• Contoh :
1. Spanyol baru mengakui Peru setelah 75 th proklamasi
2. Belanda baru mengakui Belgia setelah 7 th proklamasi
3. Amerika Serikat mengakui Israel beberapa jam setelah negara lahir
pada 14 Mei 1948
4. Amerika Serikat mengakui RRC setelah 30 th terbentuk negara tsb
• Bentuk- Bentuk Pengakuan
1. Pengakuan Secara Terang-terangan dan individual :
a) Nota diplomatik, suatu pernyataan atau telegram
b) Suatu perjanjian Internasional
i. Pengakuan Perancis thd Laos tanggal 19 Juli 1949 dan Kmboja 18 Nov
1949
ii. Pengakuan Jepang thd Korea tanggal 8 September 1951 melalui Pasal
12 Peace Treaty
iii. Pengakuan timbal balik Italia-Vatikan melalui Pasal 26 Treaty of
Lateran 14 Pebruari 1929
2. Pengakuan Secara Diam-diam :
Pengakuan secara implisit terjadi bila suatu negara mengadakan
hubungan dengan pemerintah/ negara baru dengan mengirimkan
diplomatic, membuat persetujuan dg negara tsb.
Ex : AS secara resmi tidak mengakui RRC tetapi semenjak 1955 negara
tsb telah mengadakan perundingan2 tingkat duta besar di Jenewa,
Warsawa dan Perancis, diikuti dg pembukaan kantor penghubung di
kedua negara.
3. Pengakuan Secara Kolektif :
Pengakuan secara kolektif diwujudkan dalam suatu perjanjian
Internasional atau konferensi multilateral
Ex : Helsinki Treaty 1976, negara NATO mengakui Republik Demokrasi
Jerman Timur
Negara anggota ASEAN( 5 negara) mengakui pemerintahan
Kamboja pada 18 April 1975
• Pengakuan Secara Prematur
suatu negara mengakui negara yang baru tanpa lengkapnya unsur2
konstitutif yg harus dipenuhi.
Ex : Pengakuan Perancis thd AS pada tahun 1778, yg menyebabkan
Inggris menyatakan perang kepada Perancis
India mengakui Bangladesh pd tanggal 6 Desember 1971,
sedangkan kemerdekaannya tgl 25 Maret 1972

Kapan sebaiknya mengakui suatu negara baru ?????


• Pengakuan Pemerintah
Pengakuan pemerintah adalah suatu pernyataan dari suatu negara
bahwa negara tsb telah siap dan bersedia berhubungan dg pemerintah
yg baru diakui sbg organ yg bertindak untuk dan atas nama negaranya.
1. Pengakuan secara “de facto”, tergantung pada, misalnya stabilitas
pemerintahan baru
2. Pengakuan secara “de jure”, bukan hanya mempertimbangkan
faktor pemerintahan tetapi juga faktor2 hukum
• “From a juristic point of view the distriction between de jure and de
facto recognition has no importance” (Kelsen)
• Terjadinya suatu pengakuan pemerintah :
 Doktrin Tobar (1907) : pemerintah yg telah menggulingkan
pemerintah yang sah, dg cara2 inkonstitusional tidak diakui. ( dinilai
sbg bentuk intervensi thd urusan dalam negeri suatu negara baru)
 Doktrin Estrada (1930) : negara2 harus terus melanjutkan hubungan
diplomatic dg suatu negara walaupun sedang berlangsung perebutan
kekuasaan ( memberikkan pendapat/ penilaian mengenai pemerintah
baru sama dg mencampuri urusan dalam negeri suatu negara)
 Doktrin Stimson (1932) : Tidak semata2 berdasarkan pertimbangan politik
tp juga Hukum Internasional

• Pengakuan thd Beligerensi :


Latar belakang unt melindungi kepentingan suatu negara di wilayah yg
diduduki kaum beligerensi
--Syarat yg harus dipenuhi ( Oppenheim- Lauterpacht) :
Peperangan sipil yg diikuti pertikaian terbuka
Pendudukan wil tertentu beserta administrasinya
Adanya pimpinan dan ditaatinya kaidah2 hk perang
Kedaulatan
• Kedaulatan (sovereignity) adalah kekuasaan tertinggi yang dimiliki
suatu negara atas wilayah dan penduduknya/ warga negaranya.
• Kedaulatan adalah sutau konsep dimana negara memiliki kekuasaan
tertinggi atas darat, laut, udara (Yurisdiksi territorial) dan warga
negara ( yurisdiksi personal)
• Tidak mencakup ruang angkasa, karena ruang angkasa merupakan
kepentingan bersama
• Kalau di ruang udara negara mempunyai kedaulatan, tp di ruang
angkasa tidak ada kedaulatan
• Space Treaty (1967) : Bahwa kepemilikan negara tidak ada dalam
ruang angkasa , melainkan harus dimanfaatkan untuk kepentingan
manusia bersama/ warisan bersama untuk umat manusia ( common
heritage of mankind)
• Negara berdaulat, artinya negara mempunyai kekuasaan tertinggi.
Kedaulatan ini terbatas oleh :
1. Kekuasan itu terbatas pada batas2 wilayah yg memiliki kekusaan
2. Kekuasaan itu berakhir dimana kekuasaan negara lain dimulai

• Dalam hukum nasional, konteks kedaulatan itu bersifat absolut,


sedangkan dalam Hukum Internasional konteks kedaulatan itu bersifat
limited
• Kedaulatan territorial
Kedaulatan territorial adalah kedaulatan yg dimiliki suatu negara
dalam melaksanakan yurisdiksi eksekutif di wilayahnya (Kelsen)
• Kaitannya dg wilayah, kedaulatan mempunyai 2 ciri, yaitu :
1. Kedaulatan merupakan prasyarat hukum untuk adanya suatu negara
2. Kedaulatan menunjukan negara tsb merdeka sekaligus merupakan
fungsi dari suatu negara
• Kedaulatan , mempunyai 2 aspek, yaitu :
1. Aspek positif, yang berkaitan dg sifat hak eksklusif kompetensi suatu
negara thd wilayahnya
2. Aspek negative, adanya kewajiban untuk tidak mengganggu hak
negara2 lain.
• Kedaulatan Teritorial, mencakup 3 dimensi, yaitu tanah (daratan), laut
dan udara.
1. Tanah ( daratan), mencakup yang ada dibawah dan di atas :
kedaulatan negara berlaku sepenuhnya di wilayah ini
2. Laut, negara mempunyai kedaulatan yg penuh, antara lain :
a) Territorial Sea ( laut territorial) adalah laut yg terletak di sisi luar
garis pangkal yg tidak melebihi lebar 12 mil laut diukur dari garis
pangkal
Negara memiliki kedaulatan penuh, tetapi negara lain masih
memungkinkan untuk menikmati hak lintas damai
• Hak lintas damai adalah hak untuk melewati laut itu, konsekuensinya
setiap kapal asing yang akan lewat di laut territorial harus mendapat
izin dari negara ybs
b) Internal/national/interior water ( laut pedalaman), adalah perairan
yang berada pada sisi darat ( dalam) garis pangkal.
Contoh : Teluk, sungai, danau.
Negara memiliki kedaulatan penuh , di perairan ini negara lain tidak
dapat mengadakan atau menikmati hak lintas damai
c) Selat adalah selat yang dipergunakan untuk pelayaran Internasional
Terdapat 2 kategori selat, yaitu :
Selat yg digunakan bagi pelayaran Internasional yg menghubungkan
suatu laut lepas/ZEE dg laut lepas/ ZEE lainnya ( berlaku hak lintas
transit kapal2 asing)
Hak transit adalah hak untuk melewati suatu selat yg digunakan secara
terus menerus, langsung dan secepat mungkin antara suatu bagian laut
lepas/ZEE dan laut lepas/ ZEE lainnya
Selat-selat yg menghubungkan laut lepas/ ZEE dg perairan yg termasuk
dalam yurisdiksi nasional ( laut territorial) suatu negara asing
d) Continental Shelf ( landas continental)
o Pada suatu negara meliputi dasar laut dari tanah di bawahnya dari
daerah di permukaan yg terletak di luat laut teritorialnya sepanjang
kelanjutan alamiah wilayah daratannya hingga jarak 200 mil laut dari
garis pangkal darimana lebar laut tepi kontinen tdk mencapai jarak
tsb. Negara tidak mempunyai kedaulatan disini, melainkan memiliki
hak berdaulat ( sovereignity right), yaitu hak untuk memanfaatkan.
e) Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
o Zona terlebar tidak lebih 200 mil dari garis pangkal
o Yurisdiksi yg dimiliki negara pantai atas ZEE nya , yaitu :
1. Pembuatan dan pemakaian pulau buatan, instalasi dan bangunan
2. Riset ilmiah kelautan
3. Perlindungan dan pelestarian lingkungan laut
Negara memilki hak berdaulat, yaitu hak untuk perikanan, maka apbil
ada kapal asing yg lewat tidak apa2, kecuali kapal asing itu mengambil
ikan, maka dilarang.
f) Continous Zone ( jalur tambahan)
o adalah suatu zona tambahan dan berada di laut territorial dimana
suatu negara memiliki kekuasaan terbatas untuk mencegah
pelanggaran thd peraturan bea cukai, fiscal, imigrasi dan kesehatan
( hanya terbatas pada hal tsb). Lebar jalur tambahan tidak lebih dari
24 mil dari pangkal.
g) High Sea ( Laut lepas)
o Adalah laut yg terbuka dan bebas bagi semua negara ( res communis)
Tidak ada kedaulatan maupun hak berdaulat, yg berlaku adalah hukum
kapal. Negara memiliki hak pengejaran seketika ( Hot pour Suit)
h) Kawasan
o adalah dasar laut dan dasar samudera serta tanah di bawahnya di luar
batas2 yurisdiksi nasional suatu negara.

3. Udara
o Konvensi Chicago 1944 ttg Pengaturan mengenai wilayah udara, Pasal
1 : Bahwa setiap negara memiliki kedaulatan yg komplit dan eksklusif
thd ruang udara yg ada di atasnya.
o Jadi kalau luas daratan 1 juta Km persegi, maka wilayah udaranya pun
seluas itu.
YURISDIKSI NEGARA
( STATE JURISDICTION)
• SISTEMATIKA
TANGGUNG JAWAB NEGARA
UAS
1) Sumber hukum HI formil, dimana terdapat ketentuan HI yg dapat diterapkan sebagai kaidah hukum. Jelaskan sumber HI berdasarkan
Statuta Mahkamah Internasional ?
2) Perjanjian Internasional memiliki berbagai istilah, antara lain fact,carter, konvensi, treaty dll. Jelaskan tahapan pembentukan perjanjian
Internasional ?
3) Pada tahap ratifikasi suatu ketentuan HI, terdapat tahap reservasi. Jelaskan ?
4) Siapakah yang dapat mewakili suatu negara dalam perundingan Internasional, jelalskan disertai dasar hukum ?
5) Negara dikatakan sebagai subyek HI yang paling signifikan. Jelaskan 2 peran negara dan bagaimana hak imunitas negara yg dimilikinya
dalam mengemban peran2 tsb ?
6) Hak imunitas negara terdapat 2 konsep yaitu absolut dan terbatas. Perkembangan saat ini konsep manakah yang diterapkan ??
7) Intervensi adalah campur tangan secara dictator oleh suatu negara thd urusan dalam negeri negara lainnya. Jelaskan dampak positif dan
negative , dan adakah intervensi yg dibenarkan HI ?
8) Pengakuan merupakan tindakan politis yg berimplikasi pada hukum. Jelaskan pengakuan thd pemerintah baru berdasarkan Doktrin
Tobar dan Doktrin Estrada ?
9) Kedaulatan adalalah kekuasaan tertinggi yang dimiliki suatu negara atas wilayah dan penduduknya. Jelaskan perbedaan kedaulatan
penuh dg hak berdaulat, disertai contoh ?
10) Yurisdiksi merupakan kekuasaan/ kompetensi hukum negara thd orang, benda, peristiwa. Jelaskan yurisdiksi prinsip territorial disertai
contoh ?
11) Timbulnya tanggung jawab negara dalam HI adalah karena tidak ada suatu negara pun yg dapat menikmati hak-haknya tanpa
menghormati hak- hak negara lain. Jelaskan bagaimana tg jawab negara apabila ada WN nya yg melakukan tindak pidana di LN , apakah
negaranya berwenang mengadilinya di wilayah negara ybs ?

Anda mungkin juga menyukai