Alat pengukur kecepatan aliran yang dibangun pada tugas akhir ini
waktu tempuh gelombang ultrasonik, yang pada akhirnya dapat digunakan untuk
mengetahui kecepatan aliran bahan yang melalui system yang dibangun. Bagian-
Gambar 4.1 Diagram Blok Sistem Pengukuran Kecepatan Aliran Menggunakan Ultrasonik
Dari diagram blok di atas, dapat dilihat bahwa transmitter mengirimkan sinyal
berupa gelombang ultrasonik yang akan melalui aliran bahan yang berada dalam pipa.
Setelah melalui bahan, sinyal tersebut akan diterima oleh receiver. Sinyal dari
transmitter dan receiver kemudian akan dilihat pada tampilan osiloskop digital.
38
BAB V PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA 39
5.1.1 Transmitter
frekuensi 40kHz. Bagian transmitter dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
BAB V PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA 40
1N 4002
C1 C2 positif (+)
10uF 1KpF 1
2
RV1 negatif (-)
10k
DC 12V
6
NE555
R
DC
TH
12k
8 1
VCC GND
CV
TR
R
4
2
Transducer
(a)
(b) (c)
Gambar 4.3 (a) Rangkaian Transmitter (b) Board Transmitter (c) Transmitter Ultrasonik
Seperti yang terlihat pada gambar 4.3(a), rangkaian transmitter terdiri dari
komponen lainnya. Keluaran dari ne555 kemudian akan diterima oleh transducer
ultrasonik yang berfungsi sebagai transmitter. Sinyal yang dihasilkan oleh rangkaian
5.1.2 Pipa
Pipa yang digunakan yaitu pipa paralon dengan diameter 2,5 cm. Pada pipa
yang akan dialiri bahan ini, terpasang transmitter dan receiver dengan desain sebagai
berikut.
Dengan desain sistem seperti pada gambar di atas, maka kecepatan aliran
s
didapatkan dengan menyubstitusikan persamaan t 0 = dengan persamaan 2.12
c
c(t 0 − t1 )
v=
t1 cos Φ
Dengan t0 adalah waktu tempuh gelombang ultrasonik saat tidak ada aliran bahan dan
t1 adalah waktu tempuh gelombang ultrasonik saat terdapat aliran bahan dalam pipa.
5.1.3 Receiver
dipancarkan oleh transmitter dan telah melalui aliran bahan. Bagian ini terdiri dari
transducer ultrasonik serta penguat sinyal agar perubahan yang terjadi pada receiver
saat menerima gelombang ultrasonik dapat diamati. Rangkaian receiver dapat dilihat
R9 D5
1k
1N 4002
R2 R4
10k 3k9
C6 D4 R7
47uF ZD7,5V 1k
RL1
D6 6V
1N 4148
Q2
FCS 9014
RV
10k positif (+)
Q1 1
FCS 9014 2
C2 D3 R8 Q4
10KpF FCS 9014 negatif (-)
R1 10k
DC 12V
100k 1N 4148
R3 D1 R6 Q3
FCS 9014
Transducer
100 1k
1N 4148
R5
C1 680 D2 C3 C4 C5
1uF 1N 4148 10KpF 220uF 10uF
(a)
BAB V PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA 43
(b) (c)
Gambar 4.6 (a) Rangkaian Receiver (b) Board Receiver (c) Receiver Ultrasonik
Receiver ultrasonik menerima sinyal dengan tegangan yang kecil. Oleh karena
itu perlu dilakukan dengan menggunakan rangkaian yang terlihat pada gambar 4.6(b).
pada rangkaian tersebut digunakan transistor NPN yang berfungsi sebagai penguat
cascade. Terjadi tiga kali penguatan, yaitu pada transistor Q1, Q2, dan Q3.
relay dengan jenis Normally Open (NO). Sinyal keluaran dari receiver yang
5.1.4 Display
Display yang digunakan pada sistem ini yaitu osiloskop digital. Osiloskop ini
dapat memperlihatkan adanya perubahan yang terjadi pada transmitter dan receiver
saat mengirim dan menerima gelombang ultrasonik. Selain itu, osiloskop ini memiliki
Pengujian pada sistem dilakukan pada beberapa keadaan, yaitu saat tidak
terdapat fluida dan saat terdapat fluida. Pada saat terdapat fluida, pengukuran
dilakukan pada saat tidak terdapat aliran dan saat terdapat aliran.
gelombang ultrasonik saat tidak terdapat air dalam pipa. Pengukuran dilakukan
dengan menyelisihkan waktu saat transmitter mulai mengeluarkan sinyal (t1) dengan
waktu saat receiver mulai menerima sinyal dari transmitter (t2). Seluruh pengujian
tersebut. Salah satu hasil pengujian dengan nilai t = 120 μs dapat dilihat pada gambar
berikut
ultrasonik di udara (tanpa air) dengan probabilitas 90% pada keadaan 1 dan keadaan 2
sebagai berikut
t0 rata-rata 128,125
σ 22,78
ultrasonik diudara pada jarak 0,28 m adalah sebesar 128,125 μs. Sehingga didapatkan
Pengujian dengan air dilakukan pada dua keadaan, yaitu tanpa aliran dan
dengan aliran. Perbedaan yang terjadi akan digunakan untuk menentukan kecepatan
aliran.
a. Tanpa Aliran
Salah satu tampilan dari pengujian yang telah dilakukan dengan hasil t = 20 μs
dapat dilihat pada gambar 4.8. Dari beberapa pengujian yang dilakukan,
distribusi Gauss dan cdf untuk probabilitas 90% didapatkan hasil sebagai
berikut :
b. Dengan Aliran
Pengujian sistem 1 dilakukan dengan mengukur waktu (t) dan jarak (s)
t
0,6 m
sebagai berikut.
H (m) v (m/s)
0,5 2,77
1,5 4,71
2,5 7,08
Dari data di atas dapat dilihat bahwa ketinggian jatuhnya air mempengaruhi
kecepatan aliran.
BAB V PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA 48
Receiver
v 60°
Transmitter
didapatkan data seperti yang terdapat pada lampiran. Salah satu tampilan yang
berikut
BAB V PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA 49
ultrasonik (t1) dan kecepatan aliran (v) berdasarkan persamaan 3.4 adalah
sebagai berikut :
Dari data di atas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kecepatan aliran air
5.3 Analisis
2,5
2
Tinggi (h)
non ultrasonik
1,5
ultrasonik
1
0,5
0
0,00 2,00 4,00 6,00 8,00
Kecepatan (m /s)
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai kecepatan aliran berdasarkan hasil
pengujian sebanding dengan ketinggian selang. Semakin tinggi tempat turunnya air,
maka kecepatannya pun akan semakin besar. Hal itu sesuai dengan persamaan
ultrasonik, memiliki nilai yang hampir sama dengan pengujian sistem menggunakan
Dari persamaan di atas, didapatkan selisih antara kedua pengujian tersebut berkisar
khususnya pada kapasitor C4 dan C5. Hal itu dikarenakan terjadinya proses pengisian
pengisian serta pengosongan kapasitor pun akan semakin lama. Hal itu menyebabkan