Anda di halaman 1dari 11

Kegiatan Belajar

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI

150 menit

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum dan Petunjuk Belajar

Deskripsi Singkat
Pemeriksaan analisa gas darah yaitu suatu pemeriksaan gas darah
yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan darah yang
umum dilakukan yaitu Arteri radialis, Arteri brachialis dan Arteri
Femoralis.Analisa gas darah arteri berguna untuk mengkaji status
oksigenasi klien (tekanan oksigen arterial [PaO2]), ventilasi alveolar
(tekanan karbondioksida arterial [PaCO2]), dan juga untuk menilai
keseimbangan asam basa.
Hasil dari pemeriksaan gas darah sangat berarti untuk menilai hasil
tindakan penatalaksanaan oksigenasi klien, terapi oksigen, dan untuk
mengevaluasi respon tubuh klien terhadap tindakan dan terapi misalnya
pada saat klien menjalaniweaning dari penggunaan ventilator. Sampel
darah yang diambil digunakan untuk mengukur komponen gas didalam
darah arteri dan pH darah. Nilai yang diperoleh mereflekasikan kualitas
ventilasi dan perfusi jaringan.

Relevansi
Materi yang telah dipelajari sebelumnya terkait dengan anatomi, fisiologi
dan patofisiologi sistem pernafasan dan metabolik (ginjal) yang menjadi
dasar pemahaman pada materi kemudian dikaitkan dengan gangguan
pada sistem pernafasan dan gangguan metabolik yang akan saling
mengkompensasi derajat keasaman darah.

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1 1


Petunjuk Belajar
Langkah-langkah selama skill lab adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa melakukan discovery learning tentang anatomi fisiologi
sistem pernafasan dan ginjal serta kompensasinya dalam menjaga
kondisi asam basa tubuh.
2. Mahasiswa melakukan pre test
3. Mahasiswa mendapatkan penjelasan dan demonstrasi praktikum (pra
interaksi, fase kerja, terminasi) oleh instruktur
4. Mahasiswa mendemonstrasikan kembali skill yang telah diajarkan
5. Mahasiswa melaksanakan post test

KEMA
MP
UA
N
AK
HI
R
YA
NG
DI
CA
PA
I
(K
O
GN
ITI
F,
AF
FE
KT
IF,
DA
N
Diharapkan setelah melaksanakan praktikum pengambilan sampel darah
arteri, mahasiswa mampu:
1. Memahami indikasi pengambilan sampel darah arteri

2 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1


2. Memahami prosedur pengambilan sampel darah arteri
3. Melakukan persiapan tindakan pengambilan sampel darah arteri
4. Mendemonstrasikan prosedur pengambilan sampel darah arteri
5. Mahasiswa mampu mengintegrasikan komunikasi terapeutik,
menunjukkan empati, caring, patient safety, service excellence
selama demonstrasi skill.

LATIHAN / TRIGGER CASE

Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam


dengan akut respiratory distress syndrome. Hasil pengkajian; pasien
mengeluh sesak nafas selama beraktivitas, kelelahan. Pemeriksaan fisik;
keadaan umum lema, pernafasan irregular 32 x/menit, bernafas melalui
hidung dengan fase ekspirasi yang lama, terpasang oksigen 6 liter/menit.
Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan BGA. Anda adalah perawat
yang bertugas hari ini. Lakukan tindakan keperawatan yang tepat pada
pasien.

TINJAUAN TEORI

Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga


keseimbangan asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar
bikarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan atau kekurangan basa.
Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan
sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat
yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat
menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi
kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa
gas darah dan keseimbangan asam basa saja, kita harus
menghubungkan dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-
data laboratorium lainnya. Pengambilan sampel darah arteri hanya boleh

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1 3


dilakukan olej tenaga kesehatan yang telah terbukti mampu
mendemonstrasikan kemampuannya setelah melalui pelatihan formal.
Beberapa arteri dapat digunakan dalam pengumpulan sampel darah
arteri. Pilihan pertama adalah arteri radialis yang terletak pada sisi ibu jari
pergelangan tangan. Lokasi lain adalah arteri brakhialis dan femoralis
namun memiliki beberapa kelemahan yaitu letaknya lebih dalam daripada
arteri radialis, memiliki sirkulasi kolateral yang buruk dan dikelilingi
jaringan yang mungkin dapat rusak karena kesalahan teknik pengambilan

(World Health Organization, 2010).


Komplikasi pengambilan sampel darah arteri :
1. Arteriospasme atau kontraksi involunter pada arteri, dapat dicegah
dengan menjaga pasien tetap rileks
2. Hematoma atau perdarahan yang berlebihan, dapat dicegah dengan
menekan area penusukan segera setelah pengambilan sampel.
3. Kerusakan saraf dapat dicegah dengan pemilihan lokasi sampling
yang tepat.
4. Masalah lain seperti hipotensi, pusing, berkeringat, pucat bahkan
pingsan.
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD
1. Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam
sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga
bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka
hasilnya akan meningkat.
2. Antikoagulan
Antikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung.
Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO 2,
sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2
terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.
3. Metabolisme

4 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1


Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai
jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2.
Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah
pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan
dalam kamar pendingin beberapa jam.
4. Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang
menyebabkan tingginya PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti
perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis
sedangkan nilai PCO2 yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau
hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen
merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah
5. FiO2
Fraksi oksigen yang dihirup (FiO2) adalah persentase oksigen yang
dihantarkan dengan range antara 21%-100% untuk mengoptimalkan
pertukaran gas pada pasien.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


1. Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah
terlatih
2. Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi
heparin untuk mencegah darah membeku
3. Kaji ambang nyeri klien, apabila pasientidak mampu menoleransi
nyeri, berikan anestesi lokal
4. Bila menggunakan arteri radialis dan arteri ulnaris, lakukan
allen’s test untuk mengetahui  kepatenan arteri. Area lain untuk
pengambilan sample arteri brachialis, arteri femoralis, arteri
dorsalis pedis, arteri tibialis posterior.

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1 5


5. Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah
arteri, lihat darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita
tarik berarti darah  arteri
6. Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga
darah tercampur rata dan tidak membeku
7. Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran
arteri lebih deras daripada vena)
8. Keluarkan  udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah
dan tutup ujung jarum dengan karet atau gabus
9. Ukur tanda vital (terutama suhu) sebelum darah diambil
10. Segera kirim ke laboratorium (sito)

PERALATAN DAN BAHAN

1. Spuit disposibel BGA 2 ml atau 3ml  dengan jarum ukuran 22


atau 25 (untuk anak-anak) dan nomor 20 atau 21 untuk dewasa
2. Penutup jarum (gabus atau karet)
3. Heparin
4. Betadin
5. Kasa steril
6. Kapas alkohol
7. Plester dan gunting
8. Pengalas

6 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1


9. Handuk kecil
10. Sarung tangan sekali pakai
11. Obat anestesi lokal jika dibutuhkan
12. Wadah berisi es
13. Kertas label untuk nama
14. Thermometer
15. Bengkok

PROSEDUR KETERAMPILAN

A. Tahap Pra Interaksi


1. Mengecek program terapi.
2. Mencuci tangan.
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar.
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke dekat pasien.
B. Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam, menyapa pasien, memperkenalkan diri.
2. Melakukan kontrak untuk tindakan yang akan dilakukan.
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan.
4. Menanyakan kesiapan dan meminta kerja sama pasien.
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy.
2. Mengajak pasien membaca Basmalah dan berdoa.
3. Posisikan pasientidur berbaring dengan nyaman
4. Pakai sarung tangan sekali pakai
5. Palpasi arteri radialis
6. Lakukan allen’s test
Cara allen’s test:Minta pasien untuk mengepalkan tangan
dengan kuat, berikan tekanan langsung pada arteri radialis dan
ulnaris, minta pasien untuk membuka tangannya, lepaskan

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1 7


tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan.
Jari-jari dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah
menunjukkan test allen’s positif. Apabila tekanan dilepas, tangan
tetap pucat, menunjukkan test allen’s negatif. Jika pemeriksaan
negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan yang lain.
7. Hiperekstensikan pergelangan tangan pasien di atas gulungan
handuk.
8. Pasang perlak pengalas di antara gulungan handuk dan
pergelangan tangan.
9. Raba kembali arteri radialis dan palpasi pulsasi yang paling keras
dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
10. Desinfeksi area yang akan dipungsi menggunakan betadin,
kemudian diusap dengan kapas alkohol
11. Berikan anestesi lokal jika perlu
12. Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan
kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum
dan spuit
13. Desinfeksi ujung jari tangan dengan kapas alkohol
14. Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum dengan sudut 45 °
sambil menstabilkan arteri pasiendengan tangan yang lain
15. Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran darah masuk spuit
(apabila darah tidak bisa naik sendiri, kemungkinan pungsi
mengenai vena)
16. Ambil darah 1 sampai 2 ml
17. Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi dengan menggunakan
kapas alkohol 5-10 menit
18. Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat spuit dengan
gabus atau karet
19. Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin
20. Tempatkan spuit di antara es yang sudah dipecah
21. Ukur suhu dan  pernafasan klien

8 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1


22. Beri label pada spesimen yang berisi nama, suhu, konsentrasi
oksigen yang digunakan pasienjika kilen menggunakan terapi
oksigen
23. Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan sudah tidak
mengeluarkan darah (untuk pasienyang mendapat terapi
antikoagulan, penekanan membutuhkan waktu yang lama)
24. Lepas sarung tangan
D. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan.
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL
3. Merapikan pasien dan lingkungan.
4. Mengajak pasien membaca Hamdalah dan berdoa kepada Allah.
5. Berpamitan dengan pasien dan menyampaikan kontrak yang
akan datang.
6. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula.
7. Mencuci tangan.
8. Kirim segera sampel darah ke laboratorium
9. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

CHECK LIST PENILAIAN DEMONSTRASI SKILL

BO SKOR
NO ASPEK YANG DINILAI
BOT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi 1
2. Mencuci tangan 1
3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat ke pasien 1
Tahap Orientasi
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 1
2. Melakukan kontrak 1
3. Menjelaskan tujuan 1
4. Menjelaskan prosedur 1
5. Menanyakan kesiapan dan kerjasama pasien 1

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1 9


Tahap Kerja
1. Menjaga privacy 1
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 1
3. Pakai sarung tangan sekali pakai 2
4. Palpasi arteri radialis 2
5. Lakukan allen’s test 2
Hiperekstensikan pergelangan tangan
6. pasiendi atas gulungan handuk dan pasang 2
perlak pengalas
Raba kembali arteri radialis dan palpasi
7. pulsasi yang paling keras dengan 2
menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
Desinfeksi area yang akan dipungsi
8. menggunakan betadin, kemudian diusap 2
dengan kapas alkohol
Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin
9. 2
dan kemudian kosongkan spuit
Desinfeksi ujung jari tangan dengan kapas
10. 2
alkohol
Sambil mempalpasi arteri, masukkan jarum
11. dengan sudut 45 ° sambil menstabilkan arteri 2
pasiendengan tangan yang lain
Observasi adanya pulsasi (denyutan) aliran
12. 2
darah masuk spuit , ambil darah 1 sampai 2 ml
Tarik spuit dari arteri, tekan bekas pungsi
13. dengan menggunakan kapas alkohol 5-10 2
menit
Buang udara yang berada dalam spuit, sumbat
14. 2
spuit dengan gabus atau karet
Putar-putar spuit sehingga darah bercampur
15. 2
dengan heparin
Beri plester dan kasa jika area bekas tusukan
16. 2
sudah tidak mengeluarkan darah
17. Lepas sarung tangan 1
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan 1
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut / RTL 1
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 1
4. Berpamitan dan menyampaikan kontrak 1
5. Membereskan dan mengembalikan alat 1

10 Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1


6. Mencuci tangan 1
7. Mencatat dalam lembar catatan keperawatan 1
Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan 1
2. Menjaga keamanan dan kenyamanan pasien 1
3. Menggunakan tehnik komunikasi terapeutik 1
TOTAL SKOR

DAFTAR PUSTAKA

Bickley LS, Szilagy PG. Bates’ guide to physical examination and history
taking. 11th Philadelphia: Wolters Kluwer Health | Lippincott
Williams & Wilkins; 2013. p. 344,361-5.
Black, J.M. & Hawks, J.H. (2014). Keperawatan medikal bedah
manajemen klinis untuk hasil yang diharapkan ed.8. Singapura:
Elsevier.
World Health Organization. (2010). WHO guidelines on drawing blood :
best practices in phlebotomy. Geneva, Switzerland: WHO Press.
Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK138650/pdf/Bookshelf_NBK
138650.pdf

Skill of Laboratory Keperawatan Medikal Bedah 1 11

Anda mungkin juga menyukai