Anda di halaman 1dari 5

KONTRAK KERJASAMA

LAYANAN SUBNET ISP


PT TRANS NASIONAL TEKNOLOGI
NO: 007.KKS.VII.2021

Pada hari ini Senin, tanggal Dua Puluh Enam Juli tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu, yang bertanda tangan
dibawah ini:

I. Nama : Arry A S

Jabatan : Direktur Utama

Bertindak untuk dan atas nama PT Trans Nasional Teknologi, selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

II. Nama : ASTRIAWAN RAMADHAN

NIK : 7308233011297001

Alamat : Lingk. Panyula, Desa Panyula, Tanette Riattang Timur, Kab. Bone

Nama Usaha : Adrian.net

Kedua belah pihak telah setuju dan sepakat dengan perjanjian Kerjasama ini dengan klausul perjanjian
yang tercantum sebagai berikut;

Pasal 1

Ketentuan Umum

1. PT Trans Nasional Teknologi merupakan perusahaan Internet Service Provider dengan merk
dagang TRANS.NET yang memiliki Izin Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi dari Kementerian
Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia No. 133/TEL.02.02/2019 yang telah efektif
dengan terbitnya Surat Keterangan Layak Operasi (SKLO) No. 132/TEL.04.02/2019
2. Kantor pusat operasional dan adminstrasi TRANS.NET beralamat di Jl. Nikel I Blok A22/25
Makassar
3. Subnet adalah sistem layanan cabang TRANS.NET dengan
4. NOC adalah Network Operation Centre yang merupakan tenaga pengawas jaringan yang bekerja
untuk mengawasi lalu lintas jaringan.
5. End-user adalah pelanggan yang menggunakan layanan dari Pihak Kedua sebagai subnet resmi.

Pasal 2

Ruang Lingkup

1. Kedua belah pihak sepakat untuk mengembangkan dan memasarkan layanan akses internet
dengan dan dibawah naungan merk TRANS.NET dengan mematuhi ketentuan-ketentuan yang
telah ditetapkan.
2. Perjanjian ini berlaku eksklusif dalam wilayah pusat server milik Pihak Kedua di Kabupaten
Bone, sejauh yang dapat ditangani oleh Pihak Kedua dan tidak berlaku bagi pihak lainnya.
3. Pada kemitraan ini masing-masing perusahaan akan tetap memakai badan hukum
perusahaannya dengan segala hak dan kewajiban sebagaimana layaknya perusahaan secara
terpisah, tetapi Izin Penyelenggaraan ISP yang dimiliki oleh Pihak Pertama dapat digunakan oleh
Pihak Kedua didaerah yang ditentukan oleh Pihak Pertama.

Pasal 3

Hak dan Kewajiban Pihak Pertama

1. Pihak Pertama berkewajiban untuk memberikan akses informasi seputar administrasi dan
operasional layanan Subnet kepada Pihak Kedua
2. Pihak Pertama wajib melakukan perhitungan pembayaran pajak-pajak serta kewajiban
pembayaran atas layanan Pihak Kedua secara jujur dan adil.
3. Pihak Pertama wajib memberikan konsultasi pelaksanaan teknis kepada Pihak Kedua apabila
diperlukan.
4. Pihak Pertama berhak menerima segala jenis pembayaran yang dilakukan oleh end-user untuk
kemudian dibagikan kepada Pihak Kedua sesuai dengan nilai pembagian yang telah disepakati.
5. Pihak Pertama berhak untuk mengetahui dan memberikan batas atas dan batas bawah harga yang
dilempar Pihak Kedua kepada end-user.

Pasal 4

Hak dan Kewajiban Pihak Kedua

1. Pihak Kedua wajib menaati segala peraturan perundang-undangan termasuk didalamnya


peraturan penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang ditentukan oleh Undang-Undang yang
berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Pihak Kedua wajib untuk melaporkan segala jenis persuratan yang diterbitkan Pihak Kedua secara
berkala kepada Pihak Pertama yang menyangkut penawaran, layanan, serta informasi seputar
kerjasama lainnya dengan pihak manapun selama menggunakan merk dagang TRANS.NET.
3. Pihak Kedua wajib untuk melakukan penagihan menggunakan invoice resmi yang diterbitkan
Pihak Pertama. Segala jenis tagihan dan pembayaran yang dilakukan diluar dari invoice resmi dan
ketentuan didalamnya yang diterbitkan oleh Pihak Pertama adalah tidak resmi dan dianggap
menyalahi perjanjian ini.
4. Pihak Kedua wajib untuk memastikan layanan akses internet dilaksanakan tanpa adanya
penyalahgunaan dan menggunakan infrastruktur yang legal serta dipergunakan dengan sebaik-
baiknya.
5. Pihak Kedua wajib menggunakan merk dagang TRANS.NET dengan segala atributnya dan
menjunjung tinggi nama baik merk dagang milik Pihak Pertama.
6. Pihak Kedua berhak menerima pembayaran bagi hasil penjualan dari PIHAK PERTAMA atas
Kerjasama dalam kontrak ini.
7. Pihak Kedua berhak untuk melakukan penawaran dan penjualan produk menggunakan Izin Jasa
Akses Internet milik Pihak Pertama selaku pemegang izin.
8. Pihak Kedua berhak untuk mendapatkan konsultasi seputar pelaksanaan teknis jaringan dan
operasional.

Pasal 5
Biaya-Biaya dan Pembayaran

1. Pajak-pajak yang harus dibayarkan atas perolehan pembayaran adalah sebagai berikut:
a. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) : 10%
b. Pajak Penghasilan (PPH 23) : 2,5%
c. Biaya Hak Penyelenggaran (BHP) : 0,5 %
d. Universal Service Obligation (USO) : 1,25%
2. Adapun biaya layanan Subnet ISP adalah sebagai berikut;
a. Biaya Registrasi Subnet : Rp. 5.000.000,-/aktivasi
b. Biaya Bandwidth VPN 100 Mbps : Rp. 1.000.000,-/bulan
3. Revenue share atas aktivitas layanan end-user
c. Instalasi end-user : 20% /end-user baru
d. Hak Royalti Merk Dagang : 30% /biaya bulanan
4. Metode pembayaran dilakukan sebagai berikut:
a. Invoice akan diterbitkan oleh Pihak Pertama kemudian diserahkan kepada Pihak Kedua untuk
didistribusikan ke end-user.
b. End-user wajib melakukan pembayaran melalui rekening yang ditentukan oleh Pihak Pertama.
c. Revenue share dihitung setelah pemotongan pajak-pajak dari bruto pemasukan pembayaran
end-user.
d. Pihak Pertama kemudian akan melakukan perhitungan revenue share atas pembayaran end-
user Pihak kedua. Hasil perhitungan tersebut akan dipotong pada pembayaran yang dilakukan
end-user untuk kemudian sisa pembayaran akan diberikan kepada Pihak Kedua.
e. Apabila pembayaran end-user tidak mencukupi kewajiban-kewajiban dari Pihak Kedua, maka
Pihak Kedua diwajibkan untuk memenuhi kewajiban pembayaran tersebut.
5. Seluruh transaksi dan pembayaran oleh end-user akan dilakukan melalui rekening milik Pihak
Pertama dengan
a. Nomor Rek Bank BRI : 005001004348304
b. Nama Pemilik No. Rek : PT Trans Nasional Teknologi

Pasal 6

Sanksi-Sanksi

1. Segala jenis pelanggaran atas klausul dalam perjanjian ini maka Pihak Pertama berhak untuk
melakukan evaluasi hingga pemutusan kontrak sesuai dengan dampak yang timbul.
2. Segala jenis pelanggaran tindak pidana maupun perdata yang timbul dari aktivitas dari Pihak
Pertama ataupun Pihak Kedua maka menjadi tanggung jawab masing-masing pihak tanpa
membebani Pihak manapun.

Pasal 7

Force Majure

1. Tidak dilaksanakannya atau tertundanya dilaksanaan sebagian atau keseluruhan ketentuan


Perjanjian ini oleh salah satu atau Para Pihak tidak dianggap sebagai pelanggaran terhadap isi
Perjanjian apabila hal tersebut terjadi akibat adanya Force Majeur.
2. Yang dimaksud dengan Force Majeure dalam Perjanjian ini adalah kejadian-kejadian yang
dengan segala daya dan upaya tidak dapat diduga dan tidak dapat diatasi oleh Pihak yang
mengalaminya yang antara lain adalah sebagai berikut: bencana alamj wabah penyakitj
pemberontakan/huru-hara/perangj kebakaranj sabotasej Pemogokan umumj Peraturan
dan/atau larangan Pemerintah yang tidak dapat dituntut.
3. Pihak yang tidak dapat melaksanakan kewajibannya harus menyampaikan pemberitahuan tertulis
kepada Pihak lainnya dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak terjadinya
peristiwa yang dianggapnya sebagai force majeure tersebut begitu juga saat berakhirnya.
4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu pihak sebagai akibat terjadinya force
majeure bukan merupakan tanggung jawab pihak yang lainnya.

Pasal 8

Penyelesaian Perselisihan

1. Apabila terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan dalam pelaksanaan dan atau
penafsiran Perjanjian ini, sedapat mungkin Para Pihak akan melakukan musyawarah untuk
mufakat.
2. Apabila tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)
dan keputusannya mengikat Para Pihak.
3. Selama proses penyelesaian, Para Pihak tetap berkewajiban melaksanakan seluruh ketentuan
dalam Perjanjian ini.

Pasal 9

Lain-lain

1. Pihak Kedua secara otomatis apabila berdiri sah sebagai badan hukum.
2. PKS ini berlaku selama 1 (satu) Tahun sejak ditandatangani, dan akan otomatis diperpanjang
apabila tidak ada pemberitahuan pemutusan/pemberhentian dari masing-masing pihak.
3. Adapun perubahan-perubahan terhadap isi kontrak ini akan diatur dalam ketentuan addendum
yang disepakati bersama.
4. PKS ini valid pada saat kontrak ditanda tangani dan pihak kedua telah membayar biaya instalasi
dan konfigurasi fee kepada pihak pertama.
5. Dalam beroperasi pihak Kedua menggunakan frekuensi yang legal dan di izinkan balai monitoring
setempat.
6. Pemberian IP number diberikan oleh pihak pertama sebanyak 1 ip public static pada saat pihak
kedua melakukan penjualan secara aktif. Dan apabila pihak kedua membutuhkan blok IP
tambahan (sesuai dengan perkembangan usaha) maka pihak pertama akan memberikan IP
tambahan kepada pihak kedua dengan biaya tambahan sepanjang tidak melanggar aturan yang
telah ditetapkan oleh APJII, dengan ketentuan pihak kedua melaporkan penggunaan IP address
yang telah digunakan serta rencana penggunaan IP address yang baru sesuai ketentuan dari APJII.
Untuk masa percobaan, pihak pertama memberikan IP address kepada pihak kedua sesuai
kebutuhan.
7. Pihak kedua akan memulai melakukan penjualan secara aktif pada bisnis bandwith internet
paling cepat 2 minggu setelah ditandatangani surat perjanjian ini.
8. Surat perjanjian ini dibuat 2 (dua) rangkap bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum
yang sama dan masing-masing pihak memegang satu rangkap.

Makassar, 26 Juli 2021

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

ARRY A S ASTRIAWAN RAMADHAN


DIREKTUR UTAMA MITRA

Anda mungkin juga menyukai