Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI SYARIAH

M. HARI PURNOMO, SE, AK, MM, CA

Sumber Referensi:
➢ Wiroso, Akuntansi Transaksi Syariah, Ikatan Akuntan Indonesia, 2011
➢ Siti Nurhayati, Akuntansi Syariah di Indonesia, Salemba Empat, Edisi 4, 2014
➢ Muammar Khaddafi, Dkk, Akuntansi Syariah, Madentera, 2016

1
PERTEMUAN – 1
PEMBAHASAN:
ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG KAFFAH
• ISLAM SEBAGAI AGAMA UNIVERSAL DAN KOMPREHENSIF

• FUNGSI DAN TUJUAN AL-QUR’AN DITURUNKAN

• ISLAM SEBAGAI SUATU SISTEM NILAI

• SUMBER NILAI ISLAM

• RIBA DALAM EKONOMI SYARIAH


2
ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG KAFFAH
Islam berasal dari kata salima, yang dapat diartikan sebagai “berserah diri”,
“tunduk”, “pasrah”, “damai”, “selamat”. Islam berarti berserah diri tunduk kepada
ketentuan Allah Swt sehingga berdasarkan definisi ini muslim berarti orang yang
menyerahkan diri tunduk kepada ketentuan Allah Swt

Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Qur’an surat Ali-Imran (3) ayat 19
yang artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah adalah Islam”

Islam merupakan pesan dari Allah Swt (Tuhan semesta alam) yang diturunkan kepada
manusia pilihan-Nya sejak zaman Nabi Adam As hingga Nabi Muhammad Saw agar
disampaikan kepada manusia lainnya. Nabi Muhammad Saw merupakan Nabi
pembawa pesan terakhir (final messenger) kepada umat manusia.
3
ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG KAFFAH

Islam merupakan agama yang Kaffah (total/lengkap/sempurna) karena mengatur


seluruh aspek kehidupan manusia; mengatur hubungan:
➢ Manusia dengan Allah Swt
➢ Manusia dengan Manusia
➢ Manusia dengan Makhluk lainnya.

Islam menjadi cara hidup manusia (way of life) dalam menjalani hidupnya agar
mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

4
ISLAM SEBAGAI AGAMA UNIVERSAL DAN KOMPREHENSIF
Agama Islam adalah agama yang universal, artinya Islam untuk seluruh manusia
dengan nilai-nilainya dapat diterapkan dimana saja.
Hal ini mengandung arti bahwa seluruh manusia tanpa pandang ras, suku, bangsa
dimana pun berada baik di barat, timur, utara, selatan bumi ini berhak dan wajib
menjadikan Islam sebagai agamanya dan menerapkan nilai-nilai Islam dalam
kehidupannya.

Islam merupakan agama yang komprehensif, yang berarti lengkap dan menyeluruh.
Agama Islam seperti telah dijelaskan sebelumnya mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia; mengatur mulai dari kelahiran hingga kematian dan akhirat dari Manusia;
mengatur tidak hanya masalah ibadah tetapi juga muammalah dari mulai hukum,
politik, ekonomi, budaya, dsb. 5
ISLAM SEBAGAI AGAMA UNIVERSAL DAN KOMPREHENSIF

3 (tiga) aspek utama dalam agama


Islam secara komprehensif mengatur
kehidupan manusia adalah:
1) Akidah (Iman)
2) Syariah (Islam)
3) Akhlak (Ihsan)

6
FUNGSI DAN TUJUAN AL-QUR’AN DITURUNKAN

Dalam Islam, Al-Qur’an yang merupakan firman (perkataan) Allah Swt menjadi
sumber/aturan hukum paling tinggi.

Allah Swt menurunkan Al-Qur’an secara bertahap (berangsur-angsur) selama masa


kenabian Nabi Muhammad Saw hingga ditutup dengan firman Allah pada Surat Al-
Maidah (5) ayat 3 yang artinya:
"Hari ini Aku sempurnakan agamamu bagimu dan Aku cukupkan karunia-
Ku untukmu dan Aku ridhai Islam itu menjadi agamamu.”

5
FUNGSI DAN TUJUAN AL-QUR’AN DITURUNKAN

Tujuan diturunkan Al-Qur’an antara lain adalah:


1. Sebagai Petunjuk dan Pedoman hidup manusia agar mencapai keseimbangan dan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
2. Sebagai bimbingan bagi umat manusia untuk menjadi pribadi dan komunitas
terbaik
3. Menjadi sumber hukum untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan

8
FUNGSI DAN TUJUAN AL-QUR’AN DITURUNKAN
Al-Qur’an dikenal dengan banyak nama lain, sesuai dengan fungsinya yaitu antara
lain:
1. Al-hudaa, Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia
dalam menjalani hidupnya di dunia sehingga dapat mencapai keseimbangan dan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat
2. Al-furqan, sebagai pembeda antara yang baik (benar) dan yang buruk (salah)
sehingga manusia mengetahui mana kebenaran yang hakiki. Al-Qur’an menjadi
sumber/rujukan hukum untuk membedakan yang benar dan yang salah.
3. Adz-Dzikr, Al-Qur’an sebagai pemberi peringatan bagi manusia bahwa segala
kenikmatan yang diterimanya di dunia, kelak akan dipertanggungjawabkan di
akhirat
9
FUNGSI DAN TUJUAN AL-QUR’AN DITURUNKAN
4. An-Nuur, sebagai cahaya kehidupan yang menerangi umat manusia dari
kegelapan penyembahan kepada Selain Allah Swt menjadi cahaya kebenaran
penyembahan kepada Allah Swt yang berhak disembah
5. Asy-Syifaa’, sebagai penawar/obat. Al-Qur’an menjadi obat penyakit hati yang
ada pada manusia seperti iri hati, berbohong, sombong, zalim, riya, ragu, syirik,
cemas, mudah marah, dsb.
6. Al-Haq, Al-Qur’an merupakan kebenaran. Manusia yang terdiri dari Pikiran (mind),
Tubuh (Body) dan Jiwa (Soul); masing-masing bagian memerlukan
“makanan/nutrisi”. Al-Qur’an yang mengandung kebenaran menjadi
makanan/nutrisi terbaik bagi Jiwa yang secara fitrah condong kepada kebenaran.
10
ISLAM SEBAGAI SUATU SISTEM NILAI

Seperti dijelaskan sebelumnya, Islam sebagai Suatu Sistem Nilai mengatur kehidupan
manusia dalam hubungannya dengan Penciptanya (hubungan manusia dengan Allah
Swt), dengan manusia lain (hubungan antar manusia) dan dengan makhluk lainnya
(hubungan manusia dan makhluk lainnya).

Dalam ajaran Islam mencakup seluruh aspek kebutuhan manusia baik bersifat
keduniaan atau kebutuhan fisik (material) ataupun spiritual, Pribadi (individual)
maupun komunitas (sosial), rasional maupun emosional.

11
ISLAM SEBAGAI SUATU SISTEM NILAI

12
ISLAM SEBAGAI SUATU SISTEM NILAI
Islam tidak mengenal pemisahan (sekularisme) antara urusan agama dan negara, antara
masyarakat dan pemerintahan, namun islam adalah suatu sistem nilai terpadu yang
mengatur seluruh sisi kehidupan manusia. Setiap muslim wajib menerapkan nilai-nilai Islam
sebagai representasi dari keimanannya terhadap islam. tidak dibenarkan beriman sebagian
dan menolak sebagian, yang ada adalah totalitas dalam berislam (kaffah).

Dengan menerapkan Islam sebagai Suatu Sistem Nilai, maka umat muslim akan menjadi umat
manusia terbaik sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imran (3) ayat
110, yang artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara
mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”
13
SUMBER NILAI ISLAM
Nilai dapat bersumber dari Tuhan dan Manusia.
Nilai yang berasal dari Tuhan adalah ajaran yang terdapat dalam pesan yang
diturunkan kepada Nabi-Nya yang kemudian dibukukan sebagai Kitab Suci.
Nilai yang berasal dari Manusia diperoleh sejalan dengan perkembangan budaya
dan pola berpikir masyarakat.

Al-Qur’an menjadi Sumber Nilai bagi umat Islam, terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6666
ayat, 74.499 kata, 325.345 huruf. Secara garis besar mengajarkan nilai Akidah
(Keimanan), nilai Syariah (Hukum), dan nilai Akhlak (Perilaku).

14
SUMBER NILAI ISLAM
Setelah Al-Qur’an sumber nilai islam adalah Al-Hadits dan As-Sunnah. Hadits merupakan
segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad Saw
yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama islam.

As-sunnah diartikan sebagai segala hal yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw,
baik itu berupa perkataan, perbuatan, taqrir (ketetapan), maupun sifat perangai atau
sifat fisik. Baik sebelum diutus menjadi nabi ataupun setelahnya.
Al-Qur’an dan Hadits menjadi sumber nilai utama dalam Islam. Dalam tingkatan yang
lebih rendah terdapat Ijma’ dan Qiyas sebagai sumber hukum di bawah Al-Quran dan
Hadits. Ijma’ adalah kesepakatan para ulama ahli ijtihad dari kalangan umat Islam pasca
wafatnya Nabi Muhammad Saw atas suatu perkara agama. Qiyas adalah pengukuran
sesuatu dengan yang lainnya atau penyamaan sesuatu dengan sejenisnya berdasarkan
dalil-dalil terhadap sesuatu yang pernah diinformasikan dalam Al-Qur’an dan Hadist. 15
SUMBER NILAI ISLAM
Terkait dengan nilai-nilai Islam, terdapat Syariat Islam. Syariat (sharia) merupakan hukum-
hukum dan peraturan-peraturan Allah Swt. Syariat berisi perintah-perintah dan larangan-
larangan dari Allah Swt. Sementara Fiqih merupakan penafsiran ulama atas syariat.
Hubungan Sharia dengan Fiqih dapat digambarkan sebagai berikut:

16
RIBA DALAM EKONOMI SYARIAH
Dalam melaksanakan Ekonomi Syariah (sesuai dengan hukum dan peraturan Allah
Swt), terdapat beberapa hal yang dilarang (haram). Riba adalah salah satu yang
diharamkan dalam Ekonomi Syariah.
Riba secara bahasa artinya ziyadah (tambahan). Majelis Ulama Indonesia (MUI)
mendefinisikan Riba sebagai tambahan (ziyadah) tanpa imbalan (bila ‘iwadh) yang
terjadi karena penangguhan dalam pembayaran (ziyadah al-ajal) yang diperjanjian
sebelumnya.
Riba dalam Ilum Fiqih dibagi menjadi 3 jenis:
1) Riba Fadl
2) Riba Nasiah
3) Riba Jahiliyah 17
RIBA DALAM EKONOMI SYARIAH
❑ Riba Fadl, disebut juga Riba buyu’. Riba jenis ini timbul karena pertukaran barang
sejenis yang tidak memenuhi kriteria sama kualitasnya, sama kuantitasnya, dan
sama waktu penyerahannya.

❑ Riba Nasiah, disebut juga Riba duyun. Riba yang timbul akibat utang-piutang yang
tidak memenuhi kriteria keuntungan muncul bersama risiko dan hasil usaha muncul
bersama biaya. Dalam transaksinya mengandung pertukaran kewajiban
menanggung beban, hanya karena berjalannya waktu.

❑ Riba Jahiliyah, terjadi apabila Utang dibayar melebihi pokok pinjaman. Setiap
Pinjaman yang mengambil manfa’at adalah Riba.
18

Anda mungkin juga menyukai