“DIGITALISASI PERBANKAN”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 :
KELAS : AKUNTANSI 4B
2020 / 2021
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
terselesaikan. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas “BANK DAN LEMBAGA
KEUANGAN LAIN” Demikian pula makalah ini kiranya bermanfaat bagi rekan-rekan.
Makalah ini diharapkan mampu memberikan wawasan pengetahuan dan pemahaman bagi
para pembaca. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun senantiasa diharapkan sebagai umpan balik yang positif untuk
Akhir kata kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Tujuan………………..……………….………………………………………..……………. 4
BAB II ISI
Kesimpulan……………………...............………………………………………......……… 18
DAFTAR PUSTAKA……………….……………………………………………... 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perubahan yang dinamis. Industri keuangan dan perbankan pun mau tidak mau harus
perusahaan beradaptasi dengan persona mereka (tingkah laku, pola komunikasi, dan kebiasaan).
Oleh karena itu seiring bergantinya pola gaya hidup, mobilitas, dan kebutuhan nasabah, bank
dengan interaksi nasabah, dalam hal ini temuan-temuan teknologi baru tersebut haruslah
perbankan. Salah satunya adalah perbankan digital yang menggambarkan proses virtual
B. Tujuan
1. Mempermudah transaksi
4
BAB II
ISI
Implementasi sebuah transformasi digital perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak
untuk memastikan perubahan berjalan dengan baik dan benar. Dukungan dari pemerintah secara
menyeluruh baik dari sisi regulasi akan membantu membentuk ekosistem yang nyaman bagi
Digitalisasi-pun menghadirkan era ekonomi digital yang serba instan, cepat, dan
transparan menggantikan era ekonomi konvensional. Layanan transportasi umum dan kurir
pengiriman berbasis online bisa dikatakan, hanya sebagian kecil dari arak-arakan ekosistem
ekonomi digital.
Kita semua telah menjadi saksi bahwa era transformasi digital menjadi sebuah kenyataan
yang tidak bisa terelakan lagi. Transformasi oleh Rosabeth Moss Kanter, Professor Manajemen
Harvard Business School diartikan sebagai sebuah perubahan dari yang sebelumnya menjadi
baru sama sekali. Sedangkan, Digital berasal dari kata Digitius yang dalam bahasaYunani
berarti jemari, menggambarkan bilangan yang menjadi basis data system computer.
Saat ini adalah era digital, tidak ada pekerjaan atau aktivitas yang tidak bersentuhan
dengan peralatan digital, mulai dari kehidupan rumah tangga hingga aktivitas perkantoran dan
pemerintahan. Bahkan ada prediksi Lembaga Riset International Data Corporation Indonesia
(IDC) bahwa 33% perusahaan global akan gulung tikar jika tak segera mengadopsi teknologi
cloud dan melakukan transformasi digital. Akses rumah tangga di Indonesia pun tidak sedikit
yang sudah menggunakan jaringan internet, terutama di Pulau Jawa dan Sumatera. Demikian
5
juga lembaga keuangan, seperti perbankan yang tujuan utamanya untuk pelayanan terbaik bagi
nasabah.
Dalam dunia bisnis, transformasi digital sangat dibutuhkan oleh seluruh perusahaan agar
tidak tertinggal dengan perusahaan yang telah mengadopsi digitalisasi teknologi. Apalagi, pada
era digitalisasi seperti ini hampir seluruh perusahaan start up sudah mulai menerapkan
digitalisasi teknologi dan menyiapkan diri untuk bertarung dengan perusahaan mapan yang
Sejumlah perusahaan kini juga telah mulai menerapkan transformasi digital di Indonesia.
Sebagai ilustrasi perusahaan transportasi seperti taksi yaitu Blue Bird dan Express kini mulai
menerapkan teknologi berbasis aplikasi untuk melakukan pemesanan transportasi secara online.
Serupa dengan layanan transportasi berbasis aplikasi seperti Uber, Grabcar dan Go Car.
Selain cloud dan data center, Internet of Things (IoT) masih menjadi topik hangat yang
dibicarakan para perusahaan untuk mendukung bisnis secara digital. Bisnis digital kini juga
dikenal sebagai satu istilah eksplisit yang digunakan untuk menggambarkan satu ekosistem
Kebutuhan Nasabah
dengan baik. Ini membuat perusahaan mampu berinteraksi secara personal, langsung dan real
Sektor keuangan pun tak luput dari pemanfaatan digitalisasi dengan orientasi pelayanan
sepenuhnya kepada nasabah. Seperti diungkapkan Jasmi, Direktur Grup Pengawasan Spesialis III
6
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa di lingkup perbankan juga dikenal dengan digital banking
yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan nasabah dengan memanfaatkan teknologi digital,
baik aplikasi, perangkat sebagai delivery channel yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
Menurutnya, dengan pertimbangan berbagai faktor internal dan eksternal pada tahap
awalnya, digital banking di Indonesia dimulai dengan fase digital branch yaitu adanya sarana
yang secara khusus memproses registrasi nasabah dan pembukaan rekening secara mandiri.
Digital banking, menurut Jasmi, masih dalam tahap pengenalan di industri perbankan
Indonesia, karena itu penting bagi semua untuk meyakini keandalan keamanan transaksi digital
banking-nya dengan memastikan keabsahan data nasabah melalui pemanfaatan KTP elektronik
“Semua ini menuju dua fase yaitu kantor yang menyediakan sarana elektronik atau office digital
branch dan fase banking anywhere atau bank yang menyediakan layanan digital banking
sehingga nasabah dapat menggunakan media digitalnya kapan pun dan di mana pun mereka
Branches
Account opening
Investment
Bancassurance
Cash in/out
Loan/Trade/Treasury
7
Advisory
Video Banking
Investment
Bancassurance
Cash in/out
Internet Banking
Transfer
Payment/purchase
Cash management
ATM/EDC
Cash in/out
Transfer
Payment/purchase
Mobile Banking
Transfer
Payment/purchase
NFC transaction
Other Institution
E-Commerce
8
E-Advisory
Financial Planner
Others
Characteristics:
Single channel
Self service
Digital banking secara prinsip tidak berbeda dengan e-banking, tapi karakteristik digital
banking lebih luas, karena nasabahnya dapat mengakses seluruh layanan perbankan melalui
kumpulan e-banking di satu tempat (digital branch) dan atau melalui satu jenis e-banking pada
nasabah memperoleh informasi, berkomunikasi dan transaksi melalui media elektronik seperti
ATM, phone banking, sms banking, electronic fund transfer, internet banking, dan mobile
9
Perkembangan teknologi digital ikut membuat industri perbankan berbenah. Belakangan, bank
Perkembangan digital juga ikut memengaruhi perilaku nasabah dalam bertransaksi. Bank Central
Asia (BCA) termasuk salah satu bank yang terdampak perubahan perilaku nasabah ini.
Bank berbenah
Menurut Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, tahun ini transaksi nasabah melalui
kantor cabang hanya sebesar 1,8%. Padahal, pada 2017 jumlahnya masih 17%.
jadi di cabang makin sedikit," kata Jahja saat ditemui usai acara “BCA Finhacks 2019” di
Situasi nasabah yang bertransaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) juga tak jauh berbeda.
"Jadi memang perubahannya drastis. Semuanya sudah banyak ke digital," ujar Jahja.
Jahja menyebut pihaknya akan menyiapkan dana sebesar Rp5-5,2 triliun untuk belanja
modal kebutuhan teknologi pada 2020. Dana sebesar itu juga akan dimanfaatkan untuk kantor
Sementara itu, Senior Executive Vice President Strategic Information Technology BCA
Hermawan Tendean menuturkan, per November 2019, BCA sudah mengalokasikan anggaran
sebesar Rp2,3 triliun dari total anggaran biaya belanja modal teknologi 2019 sebesar Rp5 triliun.
10
Menurut dia, sisa anggaran itu dimanfaatkan untuk membiayai proyek yang masih belum
berjalan secara keseluruhan pada 2019. Anggaran belanja untuk modal teknologi dan informasi
Ia mengatakan, perkembangan teknologi menuntut perbankan untuk bisa saling berbagi data
terhadap unit perusahaan lain, seperti financial technology (fintech). Sebelum hal itu dilakukan,
menurutnya, BCA akan menyiapkan infrastruktur untuk menjamin keamanan data nasabah.
"Supaya nanti open banking itu bisa berjalan dengan baik," kata Hermawan. "Kalau nanti
Hermawan mengaku, pendapatan berbasis biaya yang diperoleh dari transaksi digital
tidak besar. Bahkan, cenderung berkurang. Hanya, kata dia, hal itu sangat berpengaruh pada
"Dengan adanya digital, kita bisa proses transaksi jauh lebih banyak dengan biaya yang jauh
Bukan hanya BCA, bank lain pun meningkatkan sentuhan teknologi digital dalam bisnis
mereka. Direktur Bisnis Konsumer Bank Nasional Indonesia (BNI) Anggoro Eko Cahyo
mengakui, transaksi digital BNI terus meningkat setiap tahun. Menurut dia, hal itu takbisa
11
Transaksi digital di perkotaan, kata Anggoro, jauh lebih tinggi dibandingkan di daerah.
“Karena hal itu terkait koneksi atau perangkat IT (informasi dan teknologi),” ucap Anggoro saat
Digitalisasi perbankan, kata dia, sangat memberi dampak positif, terutama terhadap peningkatan
efisiensi operasional.
setiap tahun.
"Kira-kira bertambah sekitar dua jutaan yang menggunakan digital banking," kata Mahelan saat
banking mencapai 3-4 juta nasabah. "Semua perbankan ke arah sana (digital)," kata Mahelan.
Jumlah transaksi melalui digital di BTN, ujar Mahelan, jauh lebih tinggi dibandingkan di kantor
kas atau outlet BTN. Mahelan mengakui, sepanjang 2019 BTN mengurangi jumlah kantor kas.
"Jadi kita mereposisi dan juga mengurangi jumlah outlet yang memang tidak break event point.
Tahun ini saja sudah hampir 100 outlet yang dikurangi," ucap Mahelan.
Jahja mengakui, keberadaan kantor cabang masih tetap dibutuhkan untuk memberi
pelayanan, seperti cek giro, setor, dan penarikan tunai dalam jumlah besar. Oleh karenanya, BCA
tetap melakukan penambahan kantor cabang. Namun, jumlahnya terbatas, sekitar 20-30 kantor
12
"Tidak ada pengurangan kantor cabang. Malah nambah karena uang tunai belum bisa diganti
Tak seperti BCA, dengan digitalisasi, menurut Anggoro Eko Cahyo, BNI tak lagi agresif
membuka kantor cabang baru. Akan tetapi, Anggoro tak membantah keberadaan kantor cabang
Sedangkan Mahelan Prabantarikso mengatakan, keberadaan kantor kas maupun kantor cabang
BTN sejauh ini masih dibutuhkan. Sebab, tak semua bisa dilakukan melalui digital.
BTN merupakan perbankan yang mengurus perkreditan rumah, seperti kredit perumahan
"Harus ada tatap muka. Jadi, kita tetap harus melayani," ujarnya.
Ia menuturkan, BTN juga tak melakukan pemutusan hubungan kerja karyawannya, yang
terdampak efisiensi. Alasannya, kebutuhan masyarakat akan rumah masih sangat tinggi,
sehingga mereka yang bakal terdampak peralihan ke digital bisa mengisi pos-pos pekerjaan sales
dan pelayanan.
"Jadi tidak ada yang dikeluarkan, malah kami masih juga merekrut pegawai baru," katanya.
mengatakan, tren digitalisasi takbisa dihindari oleh siapa pun, termasuk industri perbankan.
Menurutnya, industri perbankan harus segera beralih ke digital agar tidak ditinggalkan
nasabahnya.
13
"Bank itu harus mengubah model bisnisnya, sekarang orang tidak mau lagi datang ke cabang,
kalau perlu buka rekening lewat digital," kata Doddy, Jumat (22/11).
Menanggapi soal kantor cabang bank, peneliti dari Institute for Development of
Economics and Finance (Indef), Nailul Huda menuturkan, masih tetap dibutuhkan. Alasannya,
Doddy pun mengatakan, kantor cabang akan tetap eksis. Kalau pun hilang, kata dia, tak akan
Pengamat ekonomi dari Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menuturkan, dibutuhkan
atau tidaknya kantor cabang lebih didasarkan pada profil nasabah bank yang bersangkutan.
Menurut dia, jika profil nasabah sebuah bank didominasi generasi milenial dengan
karakter yang ingin mudah, cepat, dan praktis, maka bank akan semakin cepat menutup kantor
"Nantinya paling yang datang ke bank hanya yang masih merasa uang itu harus melihat fisiknya,
tapi anak milenial saat ini kan tidak," kata dia saat dihubungi, Sabtu (23/11).
Ada pengaruh positif dan negatif jika perbankan beralih ke digital. Nailul Huda
yang lain. Menurutnya, hal itu positif bagi perekonomian. Terutama dalam hal efisiensi dan
kemudahan bertransaksi.
14
"Perusahaan juga bisa lebih efisien secara biaya, sehingga bisa menurunkan BOPO (belanja
operasional terhadap pendapatan operasional)," kata Huda saat dihubungi, Sabtu (23/11).
Menurutnya, dengan efisiensi tersebut, perbankan dapat menekan harga suku bunga
pinjaman. Hal itu akan menjadi daya tarik nasabah karena bunga yang diberikan tidak lagi besar.
berbasis komisi (fee based income) yang besar jika dibandingkan sebelum beralih ke digital.
Terkait memaksimalkan jumlah transaksi nasabah, menurut Lana, dengan digital perbankan akan
tetap bisa memberi pelayanan, meski kantor cabang tutup pada hari-hari tertentu.
"Artinya, yang melayani mesin, sehingga transaksi itu masimal," kata dia. "Sabtu-Minggu kita
tetap bisa bikin buku tabungan, cetak, setor tunai. Sudah ada mesinya semua, dan keuntungan
bank di situ."
Selain itu, kata Doddy, investasi digital bukan barang murah. Perbankan harus
mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, terutama untuk membeli infrastruktur pendukung.
dompet digital, biaya promosinya itu bisa lebih mahal dari biaya software dan hardware," ucap
dia.
Doddy melihat, perbankan yang paling siap dalam peralihan digital adalah bank-bank
besar, seperti bank buku III dan bank buku IV. Alasannya, mereka memiliki kemampuan modal
15
Akan tetapi, ia mengatakan, bukan berarti bank-bank buku I dan II tidak dapat beralih ke
digital. Ia malah menyarankan agar bank-bank tersebut bisa bersinergi, membuat sebuat platform
"Kalau misal bank buku I dan II bisa patungan meng-hire perusahaan ketiga, membuat sistem,
bisa saja itu opsi untuk mereka agar pindah ke digital tidak berat," ucap Doddy.
Sementara itu, Nailul Huda mengatakan, salah satu dampak dari digitalisasi adalah pengurangan
jumlah teller. Semakin banyak mesin ATM setor tunai, kata dia, juga mengikis fungsi dan peran
profesi itu.
"Digantikan oleh asisten virtual yang bisa berfungsi banyak hal," katanya.
Di sisi lain, Doddy mengatakan, tren pengurangan karyawan perbankan sudah terjadi secara
global.
"Bank konvensional yang ada di luar negeri itu sudah mayoritas sudah beralih ke digital karena
Menurutnya, mengelola kantor cabang membutuhkan biaya yang besar. Di dalam satu
kantor cabang atau kantor kas saja, kata dia, terdapat banyak karyawan dengan tugas dan jabatan
berbeda.
Satu kantor kas, ujar Doddy, harus punya pimpinan, manajer, staf, teller, costumer
service, dan satuan pengamanan. Biaya juga dibutuhkan untuk sewa ruangan, gedung, dan
telekomunikasi.
"Buat kantor kas saja biaya operasionalnya bisa sekitar Rp5 miliar per tahun, apalagi cabang
besar," katanya.
16
Menurut dia, ini sekaligus menjadi tantangan bagi tenaga kerja di industri perbankan. Mereka
Doddy mengatakan, seiring semakin hilangnya profesi seperti teller karena dampak
digitalasi, akan muncul keahlian atau pekerjaan baru yang akan sangat dibutuhkan. Misalnya,
Selain itu, ia menyebut, hal ini juga menjadi tugas dan tanggung jawab manajemen
perbankan. "Perbankan mulai harus memikirkan, bagaimana kalau ada pengurangan dan akan
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perbankan adalah industri yang menangani uang tunai, kredit, dan transaksi keuangan lainnya.
dimiliki oleh individu dan entitas lain, dan kemudian meminjamkan uang ini untuk melakukan
kegiatan ekonomi seperti menghasilkan untung atau sekadar menutupi biaya operasional.
Bank menyediakan tempat yang aman untuk menyimpan uang tunai dan kredit ekstra dan bank
simpanan ini untuk memberikan pinjaman. Pinjaman ini termasuk hipotek rumah, pinjaman
18
DAFTAR PUSTAKA
https://kamus.tokopedia.com/p/perbankan/
https://www.jaringanprima.co.id/id/transformasi-perbankan-digital
https://www.alinea.id/bisnis/strategi-dan-dampak-transformasi-perbankan-di-era-digital-b1Xqe9pw6
19