Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pertambangan (S.T)
Oleh :
Nia Oktaviani
NIM 11160980000023
ABSTRAK
Oleh :
Nia Oktaviani (11160980000023)
ABSTRACT
Oleh :
Nia Oktaviani (11160980000023)
A Blasting powder factor analysis has been undertaken to meet the optimum
rock fragmentation with maximum total saving cost.
For this analysis, a Kuz-Ram equation has been successfully applied in
software Split DesktopTM ver 2.0
.As a result, the blasting powder factor is 0,34 kg/bcm, then the total saving
cost Rp38.016.205 per each blasting activity at certain location.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “Analisis Nilai Powder Factor Peledakan Untuk Mendapatkan Target
Fragmentasi Batuan Di Pit Main Ridge PT. J Resources Bolaang Mongondow,
Site Bakan, Sulawesi Utara.” Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, keluarha, sahabat serta
teruntuk seluruh ummatnya sampai akhir Zaman.
Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas akhir ini penulis tidak lepas
dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang telah memberikan jasa
dan kebaikanya kepada penulis diantaranya :
dan teman – teman angkatan 14 yang yang telah membantu penulis selama
masa – masa menyelesaikan perkuliahan dan membantu ketika ada materi
yang tidak penulis pahami.
14. Kepada AIESEC in South Tangerang khusnya kepada member IGV yang
telah memberikan banyak pengalaman kepada penulis.
15. Kepada keluarga besar HITAM UIN Jakarta yang senantiasa memberikan
dukungan kepada penulis.
16. Serta kepada pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun tidak
mengurangi rasa terimakasih dan hormat dari penulis.
Demikian ucapan syukur dan terimakasih dari penulis, atas segala bantuan
dan bimbingan yang telah diberikan. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dari
penulis. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat dan berguna untuk pembaca dan
studi penelitian selanjutnya.
Nia Oktaviani
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................... ii
PENGESAHAN UJIAN.........................................................................................iii
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
LAMPIRAN A ...................................................................................................... 96
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Lokasi Projek inti PT. J Resources Asia Pasifik, Tbk ............ 4
Gambar 2.2 Geologi Regional Sulawesi Utara .................................................. 7
Gambar 2.3 Kolom Stratigrafi Blok Bakan ........................................................ 9
Gambar 2.4 Urutan Kegiatan Pertambangan Emas PT. JRBM ....................... 11
Gambar 2.5 Alat bor Sandvik DP1100i milik PT. JRBM ................................ 14
Gambar 2.6 Desain Peledakan PT JRBM ........................................................ 15
Gambar 2.7 Ketentuan Tinggi Jenjang PT.JRBM ........................................... 17
Gambar 2.8 Pola Pemboran square pattern dan rectangular pattern .............. 24
Gambar 2.9 Pola pemboran staggered pattern ................................................ 25
Gambar 2.10 Truck MMU milik PT. DNX Indonesia ..................................... 31
Gambar 2.11 Pola Peledakan Box cut .............................................................. 33
Gambar 2.12 Pola Peledakan Corner cut ......................................................... 33
Gambar 2.13 Pola Peledakan V-cut .................................................................. 34
Gambar 2.14 Geometri Peledakan RL.Ash ...................................................... 35
Gambar 2.15 Proses pecahnya batuan .............................................................. 44
Gambar 3.1 Foto Blok 795 S setelah di input pada split desktop ................... 56
Gambar 3.2.Scale Image pada Split destop ...................................................... 57
Gambar 3.3 tampilan menu find particles ........................................................ 58
Gambar 3.4 Hasil dari Find particels pada split desktop secara manual .......... 58
Gambar 3.5 Compute Size pada split desktop .................................................. 59
Gambar 3.6 Tampilan pada menu graphing ..................................................... 60
Gambar 3.7 Tampilan pada menu data dan output pada graphs and output .... 60
Gambar 3.8 Tampilan pada menu Sieve Series pada Graphs and Output ....... 61
Gambar 3.9 Grafik distribusi fragmentasi batuan hasil split desktop .............. 61
Gambar 3.10 Diagram Alir Penelitian .............................................................. 66
Gambar 4.1 Hasil Fragmentasi pada blok MRC 795 S .................................... 75
Gambar 4.2 Perbandingan PF dan Karakteristik Fragmentasi ......................... 81
Gambar 4.3 Grafik Perbadingan Digging Time dan karakteristik batuan ....... 83
Gambar 4.4 Grafik Perbadingan Digging Time dengan powder factor ............ 83
Gambar 4.5 Grafik biaya peledakan dengan target 300.000 bcm per bulan ..... 84
Gambar 4.6 Biaya loading dengan target 300.000 bcm per bulan .................... 85
Gambar 4.7 Biaya Peledakan dan Biaya Loading ............................................. 87
DAFTAR TABLE
PENDAHULUAN
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2
TINJAUAN UMUM
Gambar 2.1 Peta Lokasi Projek inti PT. J Resources Asia Pasifik, Tbk
Sumber : Annual Report PT. J Resources Asia Pasifik, Tbk tahun 2016
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5
31 Desember 2017
Mineral Resources (including
Ore Reserves
Project ore reserves)
(company) Tonnes Grade Metal Tonnes Grade Metal
(Mt) (g/t Au) (Koz Au) (Mt) (g/t Au) (Koz Au)
Doup (ASA) 45.7 1.26 1.850 79.1 1.20 3.045
Pani (GSM) 26.6 0.86 735 66.6 0.96 2.063
Penjom (SRSB,
Malaysia)
17.2 0.97 538 42.3 1.10 1.515
Bakan (JRBM) 22.2 0.73 524 78.0 0.54 1.355
Seruyung (SPP) 11.3 0.61 220 12.6 1.10 452
North Lanut
(JRBM)
3.5 1.41 157 27.7 0.45 401
Total 126.4 0.99 4.025 306.3 0.90 8.831
Sumber : Annual Report PT. J Resources Asia Pasifik, Tbk tahun 2017
5) Proses Pengolahan
Untuk mendapatkan material yang diinginkan PT. J Resources
Bolaang Mongondow melakukan pengolahan material dengan
menggunakan metode Heap Leach yang merupakan proses
pengolahan bijih emas dengan memanfaatkan sianida dan
karbon aktif untuk menangkap bijih. Material yang telah di
crushing diangkut dan ditumpuk di heap leach pad sesuai
dengan rancangan yang telah dibuat menggunakan excavator
hingga ketinggian 5 meter. Material ditumpuk diatas lapisan
pasit dan gravel yang permeable dan pipa-pipa pengumpul
larutan. Material yang telah ditumpuk akan disirami larutan
sianida yang keluar melalui pipa irigasi yang diletakan diatas
tumpukan, pipa-piapa tersebut memiliki spasi tertentu, dan
kecepatan irigasi setiap sel yaitu 13 hingga 17 liter/m 2/jam.
Proses ini dilakukan selama 24 jam selama 30 – 40 hari. Larutan
sianida tersebut akan membentuk senyawa kompleks dengan
butiran emas dan akan mengalir bersamaan melalui pipa
pengumpul larutan. Larutan yang keluar akan dipisahkan antara
larutan sianida dan kandungan bijih dengan menggunakan resin.
Larutan sianida yang telah dikeluarkan akan digunakan kembali
untuk irigasi heap leach pad selanjutnya, kemudia bijih yang
dipisahkan akan dilakukan pengolahan selanjutnya sehhingga
didapatkan dore bullion.
b. Cast Blasting
Cast blasting merupakan teknik peledakan yang di terapkan
pada peledakan tambang terbuka untuk meledakan overburden
dimana arah lemparan ledakan diarahkan langsung ke area yang
tidak ada batubara dan minim material untuk ditangani dengan
menggunakan alat – alat mekanis [A.Rustan,1998]. Biasanya pola
cast blasting digunakan untuk menutup void.
Cast blasting memiliki banyak keuntungan seperti
produktivitas yang lebih tinggi dan mengurangi biaya oprasional dan
biaya alat. Teknik peledakan cast blasting tidak selalu cocok untuk
diterapkan pada setiap tambang dan di setiap tambang berbeda dapat
menghasilkan hasil yang berbeda. Cast blasting dapat menghasilkan
hasil yang baik bergantung pada keadaan strata batuan dan kondisi
batuan yang tepat, parameter peledakan, karakteristik bahan peledak
yang digunakan. Biasnya pada teknik cast blasting ini diterapkan
sistem dragline striping sistem untuk penanganan overburden yang
tersisa dan discontinuous sistem shovel and truck.
Terdapat beberapa kondisi untuk menerapkan teknik cast
blast untuk menghasilkan hasil yang optimal yaitu :
- Tinggi jenjang (bench height) dengan tinggi minimum 12m
sangat direkomendasikan, walaupun tinggi yang lebih
rendah dapat di terapkan cast blast.
c. Prespliting
Presplitting merupakan salah satu teknik pengontrol hasil
peledakan yang diaplikasikan pada tambang open pit yaitu dengan
membuat rekahan diantara area yang akan diledakan dengan area
yang tidak diledakan untuk mengurangi efek peledakan. Tujuan
utama dilakukannya Pre-splitting dilakukan untuk mengendalikan
getaran berelebih, menjaga kestabilan lereng dan membatu membuat
dinding menjadi lebih halus.
Pada tambang open pit pre-spliting dilakukan dengan
membuat barisan lubang -lubang ledak di bagian paling akhir pola
peledakan atau lubang – lubang produksi yang kemudian diledakan
sebelum atau bersamaan dengan lubang-lubang produksi. Pre-
splitting membutuhkan barisan lubang bor yang memiliki spasi antar
lubang yang dekat terhadap daerah batas penggalian dan diamerer
lubang yang cukup kecil, Diameter lubang ledak untuk pre splitting
berkisar antara 100 hingga 125 mm.
Karena membutuhkan lubang ledak yang banyak, peledakan
pre-splitting cenderung membutuhkan biaya yang lebih besar
dibandingkan dengan peledakan produksi sehingga membutuhkan
pengawasan yang lebih tinggi agar memastikan jika lubang ledak di
bor secara tepat.
- Emulsi (Emulsion)
Emulsi (Emulsion) adalah bahan peledak yang terbuat dari
fase oksida liquid dicampur dengan fase minyak (solar
atau minyak disel) ditambah emulsifier untuk
mempertahankan fase emulsinya. Emulsi bahan peledak
memiliki energi dan kekuatan yang tinggi serta tahan
terhadap air yang baik. Emulsi memiliki densitas berkisar
1,0 g/cm3 hingga 1,45 g/cm3. Pada tambang emas banyak
digunakan bahan peledak emulsi dengan pertimbangan
biaya yang lebih rendah, ketahanan terhadap air yang baik
dibandingkan dengan ANFO, Kecepatan detonasi yang
tinggi berkisar 4000 hingga 5000 m/s. Pada penelitian ini
bahan peledak yang digunakan adalah Emulsi dengan
densitas 1,31 gr/cc
- Heavy ANFO
Heavy ANFO merupakan campuran dari dasar emulsi dan
ANFO. Heavy ANFO mengandung 45 – 50% Ammonium
nitrate emulsi yang dicampur dengan ANFO untuk
1) Kekuatan (Strength)
Kekuatan bahan peledak adalah ukuran dari keampuan
bahan peledak untuk dapat memecahkan batuan. Kekuatan
menunjuk pada energi yang mampu dihasilkn oleh suatu bahan
peledak. Terdapat banyak cara untuk mengekspresikan kekuatan
dari sebuah bahan peledak, terdapat tiga cara yang digunakan yaitu
Wight strength, Volume strength dan yang paling umum digunakan
adalah Relative weight strength (RWS).
Bobot Isi
Bahan Peledak
(ton/m3)
4) Kepekaan (Sensitivity)
Kepekaan bahan peledak didefinisikan dengan tingkat
kemudahan inisiasi bahan peledak. Beberapa factor yang dapat
mempengaruhi kepekaan bahan peledak yaitu seperti penyerapan
air dan terlapisinya kristal-kristal oleh zat lilin cenderung
mengurangi kepekaan, sedangkan peningkatan temperatur dapat
menyebabkan kepekaan. Jika diameter bahan peledak cukup besar
d. Peralatan Pendukung
Peralatan pendukung peledakan merupakan segala peralatan
yang memudahkan dan mendukung terjadinya proses peledakan,
berikut ini beberapa peralatan pendukung peledakan meliputi
MMU (Mobile Manufacturing Unit) yang merupakan alat
pencampur bahan peledak emulsi. mobil pengangkut aksesories
peledakan, dan mobil pengangkut stemming.
1) Geometry Peledakan
Geometri Peledakan adalah jarak lubang tembak dibuat
pada suatu area yang akan dilakukannya peledakan (R.L.Ash,
1990), Geometri peledakan dapat menentukan baik atau tidaknya
fragmentasi yang dihasilkan. Terdapat beberapa persamaan yang
dapat digunakan dalam perhitungan geometri peledakan, menurut
R.L Ash (1990) yang dapat dilihat pada gambar 2.11, sebagai
berikut :
b. Burden (B)
Burden merupakan jarak minimum dari lubang ledak
terhadap bidang bebas atau terhadap arah lemparan batuan yang
ditentukan. Besarnya burden dipengaruhi oleh beberapa hal
seperti, karakteristik batuan dan densitas bahan peledak yang
akan digunakan dan juga diameter lubang. R.L.Ash (1963)
Keterangan :
B = Burden (m)
De = Diameter lubang ledak (m)
Kb = Nisbah burden yang telah dikoreksi
Keterangan :
Kbstd = Nisbah burden standar (bernilai 30)
AF1 = Faktor penyesuaian terhadap bahan peledak
AF2 = Faktor penyesuaian kerapatan batuan
Keterangan :
𝑙𝑏
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑠𝑡𝑑 (160 )
𝑐𝑢𝑓𝑡
𝐴𝐹2 = √ 𝑡𝑜𝑛 ............ [2.4]
𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑙𝑒𝑑𝑎𝑘𝑎𝑛 ( 2 )
𝑚
Keterangan :
c. Spacing (S)
Spacing adalah jarak antara lubang ledak yang satu
dengan yang lain dalam satu baris. Spacing merupakan
parameter yang dapat mengontrol efek ledakan antar setiap
lubang. Harga spacing sangat tergantung dari harga burden.
Persamaan yang digunakan untuk mencari besarnya spacing
adalah sebagai berikut :
𝑆 = 𝐾𝑠 𝑥 𝐵 .............................................................. [2.5]
Keterangan :
Ks = Spacing ratio (1,00-2,00)
S = Spasi (meter)
B = burden (meter)
d. Steemming (T)
Stemming adalah kolom material penutup di dalam lubang bor,
yang letaknya di atas kolom isian bahan peledak yang berfungsi
menahan gas - gas ledakan sehingga terjadi keseimbangan
tekanan dalam lubang tembak dan mengurung gas – gas hasil
ledakan sehingga dapat menekan batuan dengan energi yang
maksimal. Stemming yang cukup dalam atau panjang dapat
menyebabkan timbulnya bongkah karena daya ledak yang
dihasilkan tidak kuat untuk menghancurkan batuan. Sementara
Stemming yang pendek dapat menyebabkan pecahan batuan
yang kecil dan timbulnya fly rock. Untuk penentuan tinggi
Stemming digunakan persamaan sebagai berikut :
𝑇 = 𝐾𝑡 𝑥 𝐵 ............................................................... [2.6]
Keterangan :
Kt = Stemming ratio (0,75-1,00)
T = Stemming (meter)
B = burden (meter)
Biasanya nilai Kt yang kurang dari satu pada batuan yang solid
dapat menyebabkan cratering dan backbreak sehingga dapat
menimbulkan dampak yang buruk. Kt dengan nilai 0,7 dinilai
cukup untuk mengendalikan airblast dan flyrock. Material yang
baik digunakan sebagai stemming yaitu material yang berukuran
gravel, namun material yang banyak digunakan sebagai penutup
biasanya adalah cutting hasil dari pemboran.
e. Subdrilling (J)
Subdrilling merupakan bagian dari panjang lubang
tembak yang terletak lebih rendah dari lantai jenjang.
Subdrilling diperlukan agar batuan dapat meledak secara
keseluruhan dan terbongkar tepat pada batas lantai jenjang,
Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung subdrilling
adalah :
J = Kj X B ................................................................ [2.7]
Keterangan :
Kj = subdrilling ratio (0,2-0,3)
J = subdrilling (meter)
B = burden (meter)
𝐻 = 𝐾ℎ 𝑥 𝐵 ............................................................. [2.8]
Keterangan :
𝑃𝐶 = 𝐻 − 𝑇 ............................................................ [2.9]
Keterangan :
PC = panjang kolom isian (meter)
H = kedalaman lubang tembak (meter)
T = Stemming (meter)
a. Loading Density
Loading Density merupakan jumlah isian yang digunakan
dalam kolom isian lubang tembak (PC). Perhitungan loading
density dapat menggunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
de = loading density (kg/m)
D = diameter lubang ledak (inch)
SG = Specific gravityatau bobot isi bahan peledak
𝐸 = 𝑑𝑒 𝑥 𝑃𝐶 ............................................................... [2.11]
Keterangan :
E = jumlah bahan peledak tiap lubang ledak (kg)
de = loading density (kg/m)
PC = Panjang kolom isian (m)
𝑄 𝑑𝑒 𝑥𝑙𝑒
𝑃𝐹 = = .................................................... [2.12]
𝑚 𝑆 𝑥 𝐵 𝑥 𝐻𝑏
Keterangan :
PF =Powder factor (kg/BCM)
Q = Berat bahan peledak (kg)
m = Volume massa batuan yang diledakkan (m3)
B = Burden (m)
S = Spasi (m)
H = Tinggi Bench / jenjang penggalian (m)
le = Panjang kolom bahan peledak (m)
de = loading density (kg/m), loading density adalah
jumlah bahan peledak yang digunakan untuk mengisi
setiap meter kolom lubang tembak.
5. Hardness (H) 1 – 10
Keterangan :
R = Persentase massa batuan yang lolos dengan ukuran X (%)
𝑋
Xc = Karakteristik ukuran (cm),.𝑋𝑐 = 1
(0.693)𝑛
x = Ukuran Ayakan (cm)
n = Indeks Keseragaman
Keterangan :
B = Burden (m)
D = Diameter (mm)
S = Spasi (m)
L = Kedalaman Lubang Ledak (m)
W = Standar Deviasi pemboran (m)
PC = Panjang Kolom isian (m)
Keterangan :
X = Ukuran rata-rata fragmentasi batuan (cm)
A = Faktor batuan
Vo = Volume batuan yang terbongkar (V = B x S x L, m3)
Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)
Keterangan :.......
Q = Berat bahan peledak tiap lubang ledak (kg)
E = RWS bahan peledak : ANFO = 100, TNT = 115
METODELOGI PENELITIAN
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
52
2 Orientasi Lapangan
3 Pengambilan Data
5 Penyusunan Laporan
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap atau data pendukung yang
diperlukan dalam penelitian. Data sekunder didapatkan dari arsip
perusahaan. Data sekunder yang dibutuhkan antara lain :
- Peta design peledakan di Pit Main Ridge
- Peta kesampaian daerah PT. J Resources Bolaang Mongondow
- Loading Sheet Peledakan di Pit Main Ridge
- Biaya penggunaan bahan peledak di Pit Main Ridge
Gambar 3.1 Foto Blok 795 S setelah di input pada split desktop
Gambar 3.4 Hasil dari Find particels pada split desktop secara manual
Gambar 3.7 Tampilan pada menu data dan output pada graphs and output
Gambar 3.8 Tampilan pada menu Sieve Series pada Graphs and Output
2. Observasi Lapangan
Observasi ini bertujuan untuk mengamati secara langsung
kegiatan pemboran dan peledakan yang dilakukan dilapangan pada pit
sehingga mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai
permasalahan yang didapatkan dalam penelitian dan memperoleh data
yang akurat sesuai dengan apa yang ada dilapangan.
Kegiatan – kegiatan yang diamati dalam observasi lapangan
dimulai dari kegiatan penyediaan lubang ledak dengan metode
pemboran sesuai dengan desain yang telah diberikan oleh perusahaan,
pengecekan dan pengukuran lubang bor aktual untuk mengetahui
kondisi lubang bor yang akan diisi, kegiatan memasukan primer
kedalam lubang ledak (priming), proses pengisian bahan peledak
3. Pengambilan Data
Dalam penelitian ini tedapat dua jenis data yang dibutuhkan
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan
pengumpulan data yang dilakukan secara langsung dilapangan. Data
– data primer yang dibutuhkan seperti data geometri peledakan aktual
dengan mengukur secara langsung kedalaman lubang ledak dan
pengukuran steeming yang dilakukan setelah proses gassing
berlangsung, kemudian pengambilan dokumentasi fragmentasi batuan
hasil peledakan dengan menggunakan kamera dan helm safety sebagai
pembanding, dan waktu gali alat untuk mengetahui waktu yang
diburuhkan alat untuk dapat menggali material hasil peledakan.
Sedangkan data sekunder didapat dari arsip perusahaan, makalah
website resmi dan beberapa jurnal ilmiah yang berkaitan dengan
penelitian. Data sekunder yang dibutuhkan antara lain loading sheet
peledakan yang diperlukan untuk mengetahui jumlah bahan peledak
yang digunakan dari desain dan rancangan, dan juga volume batuan
yang diledakan secara desain dan aktual seingga dapat diketahui
powder factor yang digunakan dalam peledakan, peta rancangan
peledakan yang digunakan untuk mengetahui geometri yang
diterapkan serta pola peledakan dan pemboran yang diterapkan
dilapangan, harga bahan peledak yang digunakan untuk menghitung
biaya bahan peledak yang digunakan dalam peledakan dan data-data
pendukung seperti peta ketersampaian daerah. Kemudian data – data
tersebut setelah terkumpukan dapat diolah.
4. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menerapkan persamaan –
persamaan yang telah dicantumkan pada tinjauan pustka. Pengolahan
data yang dilakukan sebagai berikut :
- Menentukan geometri peledakan aktual untuk mengetahui
geometri aktual dilapangan dengan persamaan R.L Ash
- Menentukan powder factor yang diterpkan dilapangan
- Menentukan distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan
dengan menggunakan teori kuz-ram dan aktual dengan
menggunakan Split Desktop™.ver.2.0
- Menghitung digging time alat gali yang digunakan yaitu
excavator PC 850.
- Menghitung Biaya peledakan dan biaya loading berdasarkan
target peledakan perbulannya.
Rumusan Masalah
Studi Literatur
Observasi Lapangan
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Geometri Aktual, Powder factor, Hasil Fragmentasi,, Digging time biaya
peledakan dan loading alat gali.
Analisis Data
Analisis Pengaruh Powder Factor terhadap fragmentasi batuan,
digging time, dan biaya peledakan dan loading alat gali
Pembahasan
Ukuran fragmentasi optimal dan Nilai Powder factor untuk
meningkatkan nilai perolehan hasil peledakan
67
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
68
AV. Kedalaman Lubang, H (m) 5,2 5,2 5,2 5,1 5,2 5,0
a. Fragmentasi Kuz-Ram
Untuk dapat menghitung fragmentasi batuan hasil
peledakan secara teoritis menggunakan persamaan Kuz-Ram.
Untuk dapat menghitung distribusi fragmentasi hasil peledakan
dengan menggunaan persamaan Kuz-Ram salah satu nilai yang
dapat mempengaruhi adalah faktor batuan dari blastability index
(BI).
Untuk menghhitung Indeks kemampuan peledakan atau
Blastability Index (BI) dapat didapatkan dengan menjumlahkan
lima parameter geomekanik antara lain, Rock Mass Description
(RMD), Joint Plant Spacing (JPS), Joint Plane Orientation (JPO),
Specifik Grafity Influence (SGI) dan Hardness atau Kekerasaan
(H). Salah satu parameter Blastability Index pada salah satu lokasi
penelitian dapat dilihat pada table 4.2.
= 0,5 (20 + 20 + 30 + 2 + 3)
= 35,75
Pembobotan
Parameter
795 O 795 Q 785 I 785 E 785 K 795 S
Hardness (H) 4 4 3 3 4 4
target
PF Karakteristik cost of blast
pattern produksi Cost blasting ($)
(kg/bcm) ukuran (cm) (Rp/bcm)
/bulan
3x4 0,51 15,39 300.000 Rp8.880 Rp3.326.994.116
4x4 0,36 25,14 300.000 Rp6.959 Rp2.168.256.863
4x5 0,27 28,41 300.000 Rp5.271 Rp1.681.040.000
4.2 Pembahasan
4.2.1 Geometri Peledakan
Untuk mendapatkan hasil fragmentasi yang diinginkan
sangat dipengaruhi oleh geometri yang diterapkan dilapangan. Selama
penelitian berlangsung terdapat tiga geometri yang diterapkan yaitu
4x5, 4x4 dan 3x5 penentuan geometri peledakan dipengaruhi oleh tipe
material yang akan diledakan. Diameter yang digunakan oleh PT.
JRBM adalah 4 inch (0,102 cm). Pemilihan diameter lubang ledak
selain dipengaruhi oleh kondisi batuan juga dipengaruhi oleh
kapasitas alat muat yang akan digunakan, kemampuan crusher untuk
menghancurkan batuan, tingkat fragmentasi yang diinginkan dan
volume massa batuan yang ingin dibongkar. Semakin besar diameter
lubang maka semakin banyak bahan peledak yang digunakan
sehingga dapat mempengaruhi jumlah bahan peledak yang digunakan
pada setiap lubang.
Stemming merupakan kolom penutup didalam lubang bor.
Penentuan Panjang stemming sangat berpengaruh terhadap hasil
fragmentasi dan distribusi energi peledakan. Apabila stemming terlalu
pendek dapat menyebabkan timbulnya flyrock dan airblast akibat gas
– gas peledakan lolos ke atmosfir. Sedangkan apabila stemming
terlalu Panjang dapat menyebabkan banyak material oversize yang
dihasilkan. Pada table 4.1 dapat dilihat stemming aktual tidak sesuai
dengan rancangan yang diterapkan hal ini dapat berpengaruh pada
jumlah bahan peledak yang digunakan sehingga mempengaruhi hasil
fragmentasi batuan. Untuk material stemming yang digunakan yaitu
material hasil dari cutting pemboran.
0,4 0,36
PF (Kg / bcm)
0,27
0,3
0,2
0,1
0
0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0
Karakteristik Fragmentasi Batuan (Xc)
6,0
4,0
2,0
0,0
0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0
KARAKTERISTIK FRAGEMNTASI BATUAN (XC) CM
8,0
6,0
4,0
2,0
0,0
0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55
Powder Factor (kg/bcm)
Rp2.000.000.000 Rp1.681.040.000
y = -1E+08x + 6E+09
Rp1.500.000.000 R² = 0,9898
Rp1.000.000.000
Rp500.000.000
Rp-
15 17 19 21 23 25 27 29
Karakteristik ukuran (cm)
Gambar 4.5 Grafik biaya peledakan dengan target 300.000 bcm per bulan
Rp500.000.000
Rp0
15 17 19 21 23 25 27 29
Karakteristik ukuran (cm)
Gambar 4.6 Biaya loading dengan target 300.000 bcm per bulan
Dari table 4.11 total biaya blasting dan biaya loading alat
dapat dilihat bahwa biaya keseluruhan yang dihasilkan pada powder
factor 0,51 kg/bcm. menghasilkan total biaya sebesar
Rp4.945.717.146 yang merupakan biaya yang dikeluarkan paling
besar diantara material lainnya. Pada powder factor 0,27 kg/bcm.
menghasilkan total biaya sebesar Rp3.672.095.034 yang merupakan
biaya yang terkecil dikeluarkan namun hasil yang dihasilkan kurang
maksimal.
Rp4.945.717.146
Rp5.000.000.000
Rp3.952.038.205
Rp4.000.000.000
Rp3.326.994.116
Cost blasting
ACOST (RP)
Rp3.672.095.034
cost loading
Rp3.000.000.000 y = -1E+08x + 6E+09
R² = 0,9898 total cost
Rp2.168.256.863
Rp1.991.055.034 Linear (Cost blasting)
Rp2.000.000.000 Rp1.618.723.030 Rp1.783.781.342
Linear (cost loading)
Rp1.681.040.000
y = 3E+07x + 1E+09 Linear (total cost)
Rp1.000.000.000 R² = 0,8498
Rp-
10 15 20 25 30
KARAKTERISTIK UKURAN (CM)
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan maka didapatkan
bahwa selama penelitian berlangsung PT. J Resources Bolaang
Mongondow melakukan kegiatan peledakan jenjang (bench blasting)
dengan sistem inisiasi non-elektrik (nonel), pola pemboran yang diterapkan
adalah staggered pattern dengan pola peledakan box cut. Bahan peledak
yang digunakan adalah Emulsi dengan densitas sebesar 1,31 gr/cc. Tiga
geometri dan powder factor yang digunakan selama penelitian yaitu sebagai
berikut.
Pada geometri (3x4) meter dan powder factor 0,51 kg/bcm dengan
karakteristik ukuran fragmentasi sebesar 15,39 cm membutuhkan waktu
digging selama 8,3 detik dengan total biaya yang diperlukan sebesar Rp
4.282.972.049, pada geometri (4x4) meter dan powder factor 0,36 kg/bcm
dengan karakteristik ukuran fragmentasi yaitu sebesar 25,14 cm
membutuhkan waktu digging selama 9,3 detik dengan total biaya yang
diperlukan sebesar Rp 3.952.038.205 dan pada geometri (4x5) meter dan
powder factor 0,27 kg/bcm dengan krakteristik ukuran fragmentasi sebesar
28,41 cm membutuhkan waktu digging selama 10,9 detik dengan total biaya
yang diperlukan sebesar Rp 3.672.095.034. Dari penerapan powder factor
pada geometri yang ada dinilai belum efisien.
Dari hasil analisis pengaruh powder factor didapatkan bahwa untuk
mendapatkan karakteristik ukuran material yang berukuran kecil
dibutuhkan powder factor dan biaya peledakan yang besar, namun
menghasilkan waktu digging yang cepat dengan biaya loading yang sedikit
karena kinerja alat akan meningkat dan mengurangi biaya loading alat. Hal
ini dapat dilihat pada keseluruhan biaya yang dibutuhkan dengan
menggunakan powder factor 0,51 kg/bcm merupakan biaya yang paling
besar dibutuhkan sedangkan penggunaan powder factor 0,27 kg/bcm
membutuhkan biaya yang lebih sedikit dibandingkan powder factor lainnya.
92
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
93
5.2 Saran
Meningkatkan pengawasan pengisian bahan peledak agar bahan
peledak yang diisikan pada setiap lubangnya dapat sesuai dengan apa yang
direncanakan yaitu dengan penggunaan powder factor 0,34 kg/bcm pada
geometri 4x4 meter namun dengan perubahaan beberapa parameter
berdasarkan usulan yang telah diberikan.
Untuk usulan geometri dan powder factor yang terlah diberikan
dapat dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap penerapan dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Gokhale. B.V.2011. Rotary Drilling Blasting Large Surface Mines. Balkema : CRC
Press
Jimeno C.L. and Jimeno E.L.1995. Drilling and Blasting of Rocks. Balkema:
Rotterdam/Brookfield
Ma, li. Kemin Li, Xiaohua Ding, etc. 2015. Development and Application of Blast
Casting Technique in Large – Scale Surface Mines : A Case Study of
Heidaigu Surface Coal Mine in China : China University of Mining and
Technology. Database http://dx.doi.org/10.1155/2016/8496742
.Preston New Road Exploration Site Soil Handling Guidance for Clients and
Contractors. Ove Arup & Partners Ltd : Bristol, United Kingdom
PT.J Resources Asia Pasific.2017. Annual Report 2017 4 Million Oz of Gold
Reserves and More to Come. Jakarta Selatan : PT. J Resources Asia Pasific
Republik Indonesia.1998. Keputusan Presiden No.5. tahun 1988 tentang pengadaan
bahan peledak. Sekertariat Kabinet RI. Jakarta
Split Engineering, 2001, Using Split Desktop Software. In computer software Split
Desktop version 2.0 Help file.
LAMPIRAN A
GEOMETRI DESAIN DAN AKTUAL
MRC 795 S MRC 785 K MRC 785 E MRC 795 Q MRC 795 O MRC 785 I
Geometri Peledakan
plan Act plan Act plan Act plan Act plan Act plan Act
Diameter Lubang, De (mm) 101,6 101,6 101,6 101,6 101,6 101,6 101,6 101,6 101,6 101,6 101,6 101,6
Burden, B (m) 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4
Spacing, S (m) 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
Stemming, T (m) 2,2 2,3 2 1,8 2,6 2,9 2,5 2,8 2,5 2,7 2,5 2,5
Subdrill, J (m) 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Kedalaman Lubang, H (m) 5,2 5,1 5,2 5,3 5,2 5,1 5,2 5,2 5,2 5,0 5,2 5,0
Panjang Kolom Isian, PC (m) 3,0 2,8 3,2 3,5 2,6 2,2 2,7 2,4 2,7 2,3 2,7 2,5
Loading Density, de (Kg/m) 10,62 10,62 10,62 10,62 10,62 10,62 10,62 10,62 10,62 10,62 10,62 10,62
Powder Factor PF (kg/bcm) 0,48 0,48 0,57 0,53 0,36 0,35 0,40 0,37 0,30 0,28 0,28 0,27
Total Lubang 240 213 238 213 308 305 178 178 283 273 297 292
Volume Material total (bcm) 14.976 12.981 14.851 13.572 25.626 24.693 14.810 14.838 29.432 27.555 30.888 29.317
LAMPIRAN B
DISTRIBUSI FRAGMENTASI TEORITIS KUZ-RAM
75 3,4 96,6 4,1 95,9 2,1 97,94 3,6 96,4 0,5 99,3 0,0 100,0
50 14,6 85,4 16,4 83,6 10,1 89,95 13,3 86,7 5,2 93,3 0,0 100,0
40 24,5 75,5 26,7 73,3 17,9 82,12 21,7 78,3 11,8 85,8 0,7 99,3
30 39,1 60,9 41,3 58,7 30,5 69,46 34,3 65,7 24,7 72,2 6,4 93,6
20 58,7 41,3 60,6 39,4 49,6 50,44 52,4 47,6 46,2 50,6 30,7 69,3
12,5 75,9 24,1 77,2 22,8 68,2 31,76 69,8 30,2 67,9 29,8 64,2 35,8
10 81,8 18,2 82,7 17,3 75,1 24,90 76,1 23,9 75,7 22,5 75,7 24,3
LAMPIRAN C
DISTRIBUSI FRAGMENTASI AKTUAL DENGAN SPLIT DESKTOP
75 100 100 100 100 82 91 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 98
50 100 100 100 100 56 78 100 100 100 100 100 100 94 100 97 100 100 100 95
40 100 87 94 100 50 75 100 100 100 100 100 100 83 99 91 100 100 100 92
30 91 58 75 97 46 71 100 100 100 100 95 98 68 95 81 98 98 98 85
25 82 41 62 88 44 66 94 96 95 96 89 93 60 84 72 94 93 94 77
20 70 26 48 76 42 59 84 87 86 87 83 85 53 80 66 84 82 83 69
12,5 48 13 30 55 40 47 61 66 63 66 70 68 39 45 42 61 58 59 50
10 41 10 25 50 39 44 53 59 56 59 64 61 33 47 40 52 49 50 45
8,8 37 8 22 48 38 43 50 57 53 57 60 58 31 32 31 48 44 46 42
6,3 27 4 16 44 34 39 45 52 48 52 51 51 24 21 23 39 35 37 36
4,4 19 2 11 37 30 34 39 48 44 48 43 45 18 14 16 30 26 28 30
3,1 14 1 7 31 26 28 32 41 36 41 36 38 14 9 11 23 19 21 24
2,2 10 0 5 26 22 24 26 34 30 34 30 32 10 6 8 17 14 16 20
1,6 7 0 3 21 19 20 21 29 25 29 25 27 8 4 6 13 11 12 16
1,1 5 0 2 17 16 17 17 24 20 24 20 22 6 2 4 9 7 8 13
0,78 3 0 2 14 14 14 13 20 17 20 16 18 4 1 3 7 5 6 11
0,55 2 0 1 11 12 12 10 16 13 16 13 15 3 1 2 5 4 4 9
0,45 2 0 1 9 10 10 8 14 11 14 10 12 2 1 2 4 3 3 7
LAMPIRAN D
PERHITUNGAN BIAYA PELEDAKAN
Job requirements:
Diameter of holes : 4 In
Depth of Hole : 5,2 M
Effective depth of holes : 5,1 M
Burden of holes : 4 M
Spacing of holes : 4 M
Equipment and production rate:
Number of Drill : 2 Unit
Estimated rate of drill : 30 m/hr
Total production rate : 60 m/hr
Effective depth of hole drilled : 58,8 m/hr
Volume of rock produced : 941,5 m3hr (bcm)
Number of holes drilled per hour : 12 hole/hr
Materials for drilling and blasting:
Emulsion (pf) : 0,36 kg/bcm
Unit cost of explosive : Rp 6.700 /bcm
Cost of bits : Rp 2.300.000 /pcs
Depth of hole before sharpening : 1.500 M
Drill steel consumed : 0,07 Lbs/cu. yd of rock
Drill bit consumption and cost
Original cost of bit: each : Rp 2.300.000
Total depth of drill hole by 1 bit : 1.500 M
Cost of bit per m of hole : Rp 1.533
Hourly cost of equipment Jumlah biaya/unit Total
Drill 2 unit Rp 300.000 : Rp 600.000
Cost per hour for equipment : Rp 600.000
Hourly cost of material Jumlah biaya /unit Total
Cost of bit per hour 60 m/hr Rp 1.533 : Rp 92.000
941
Emulsion
bcm Rp 6.700 : Rp 2.270.991
Surface delay 12 pcs Rp 159.000 : Rp 1.908.000
Booster 12 pcs Rp 116.000 : Rp 1.392.000
Detonator 12 hole Rp 29.000 : Rp 348.000
Cost per hour for materials : Rp 5.918.991
Hourly cost of labor Jumlah Biaya / hr Total
Drill operator 1 org Rp 12.000 : Rp 12.000
Blaster 1 org Rp 12.000 : Rp 12.000
Helper 1 org Rp 10.000 : Rp 10.000
Cost per hr for labor Rp 34.000
Summary of Cost
Equipment : Rp 600.000
Material : Rp 5.918.991
Labor : Rp 34.000
Total : Rp 6.552.991 /hr
Cost per bcm : Rp 6.959,9 /bcm
cost total (target 300.000 bcm) : Rp 2.168.256.863
Job requirements:
Diameter of holes : 4 In
Depth of Hole : 5,2 M
Effective depth of holes : 5,1 M
Burden of holes : 3 M
Spacing of holes : 4 M
Equipment and production rate:
Number of Drill : 2 Unit
Estimated rate of drill : 30 m/hr
Total production rate : 60 m/hr
Effective depth of hole drilled : 58,8 m/hr
Volume of rock produced : 706,2 m3hr (bcm)
Number of holes drilled per hour : 12 hole/hr
Materials for drilling and blasting:
Emulsion (pf) : 0,51 kg/bcm
Unit cost of explosvie : Rp 8.900 /bcm
Cost of bits : Rp 2.300.000 /pcs
Depth of hole before sharpening : 1.500 m
Drill steel consumed : 0,07 Lbs/cu. yd of rock
Drill bit consumption and cost
Original cost of bit: each : Rp 2.300.000
Total depth of drill hole by 1 bit : 1.500 m
Cost of bit per m of hole : Rp 1.533
Hourly cost of equipment Jumlah biaya/unit total
Drill 2 unit Rp 300.000 : Rp 600.000
Cost per hour for equipment : Rp 600.000
Hourly cost of material Jumlah biaya /unit Total
Cost of bit per hour 60 m/hr Rp 1.533 : Rp 92.000
Booster 12 pcs Rp 50.000 Rp 600.000
Inhole delay 12 hole Rp 116.000 : Rp 1.392.000
706,2
Emulsion
bcm Rp 8.900 : Rp 3.205.232
Detonator 12 hole Rp 29.000 : Rp 348.000
Cost per hour for materials : Rp 5.637.232
Hourly cost of labor Jumlah Biaya / hr Total
Drill operator 1 org Rp 12.000 : Rp 12.000
Blaster 1 org Rp 12.000 : Rp 12.000
Helper 1 org Rp 10.000 : Rp 10.000
Cost per hr for labor : Rp 34.000
Summary of Cost
Equipment : Rp 600.000
Material : Rp 5.637.232
Labor : Rp 34.000
Total : Rp 6.271.232 /hr
Cost per bcm : Rp 8.880,8 /bcm
cost total (target 300.000 bcm) : Rp 3.326.994.116
LAMPIRAN E
OWNING AND OPERATING COST KOMATSU EX PC 850
Target perbulan
Produktivitas alat (bcm/jam) harga /bcm volume (bcm) biaya total
4x5 377,8 Rp6.637 300.000 Rp1.991.055.034
4x4 421,7 Rp 5.946 300.000 Rp1.783.781.342
3x4 464,7 Rp 5.396 300.000 Rp1.618.723.030
LAMPIRAN F
SIMULASI POWDER FACTOR
LAMPIRAN G
BLASTING COST (Rekomendasi)
Rp Rp
Surface delay 12 pcs 159.000 1.908.000
Rp Rp
Booster 12 pcs 50.000 600.000
Rp Rp
Inhole delay 12 hole 116.000 : 1.392.000
Rp
Cost per hour for materials : 5.987.077
Hourly cost of labor Ket. Biaya / hr Total
Rp Rp
Drill operator 1 org 12.000 : 12.000
Rp Rp
Blaster 1 org 12.000 : 12.000
Rp Rp
Helper 1 org 10.000 : 10.000
Rp
Cost per hr for labor 34.000
Summary of Cost
Rp
Equipment : 600.000
Rp
Material : 5.987.077
Rp
Labor : 34.000
Rp
Total : 6.621.077 /hr
Rp
Cost per bcm : 7.172,8 /bcm
cost total (target 300.000
bcm) : Rp 2.151.850.000