Anda di halaman 1dari 23

STANDAR NO.

Dokumen :
OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

SKRINING COVID-19 DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT


PERTAMA
TUJUAN Sebagai acuan dalam melakukan skrining COVID-19 di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
RUANG Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
LINGKUP
DEFENISI  COVID-19 adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia yang dapat menyebabkan penyakit mulai
dari gejala ringan sampai berat.
 Skrining COVID-19 adalah identifikasi awal pasien dengan
menggunakan formulir Penyelidikan Epidemiologi (PE) terkait
COVID-19.
 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah pelayanan
kesehatan perorangan yang bersifat non spesialistik (primer).

ALUR PENANGGUNG
JAWAB (PJ)
Pasien Tiba

No. Antrian

PETUGAS
Petugas Melakukan Skrining KESEHATAN
DI FKTP

Tidak Bergejala Covid Bergejala Covid

Ruang Tungguh
Ruang Pelayanan Khusus
Ruang Pelayanan

PROSEDUR 1. Petugas Scirining menggunakan alat pelindung diri (APD) level 2


2. Pasien Tiba di Fasyankes
3. Petugas mengarahkan pasien untuk mengambil nomor antrian
4. Petugas memanggil pasien sesuai nomor antrian
5. Petugas melakukan skrining menggunakan format skrining
6. Petugas memisahkan pasien berdasarkan hasil skrining, pasien
dengan gejala covid diarahkan ke ruang tunggu khusus, sedangkan
pasien dengan tidak bergejala covid diarahkan ke ruang tunggu
pelayanan biasa
7. Petugas mengelola pasien sesuai dengan kondisi pasien

(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)
STANDAR NO. Dokumen :
OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DALAM


PENANGANAN COVID-19
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan Alat
Pelindung Diri (APD) dalam rangka pencegahan terjadinya
transmisi/penularan COVID-19
RUANG Masyarakat dan petugas kesehatan yang rentan terpapar COVID-
LINGKUP 19
DEFENISI Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang dari potensi
bahaya/risiko
ALUR PENANGGUNG
JAWAB (PJ)

Menyiapkan APD Masyarakat


Umum dan
PERSIAPAN Petugas
Menyediakan akses cuci
tangan dengan sabun dan air
mengalir/hand sanitizer

FASYANKES

Rawat Inap dan Non Rawat Inap


PENGGUNAAN Petugas
APD Kesehatan
Luar Fasyankes

Melepaskan APD
PELEPASAN
APD Petugas
Menyediakan akses cuci Kesehatan
tangan dengan sabun air
mengalir/hand sanitizer dan
Tempat Sampah Infeksius

PROSEDUR A. PERSIAPAN
1. Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) yang mudah
dijangkau dan dilihat
2. Menyediakan akses sarana cuci tangan berupa air mengalir
dan sabun atau hand sanitizer

B. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


Alat pelindung diri disesuaikan dengan area (fasyankes/luar
fasyankes)
C. PELEPASAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
1. Lepaskan apron
2. Lepaskan penutup kepala dan leher
3. Lepaskan sarung tangan luar
4. Lepaskan gown/cover all
5. Lepaskan goggle/face shield
6. Lepaskan masker
7. Lepaskan sepatu boot
8. Lepaskan sarung tangan dalam
9. Terapkan kebersihan tangan/hand hygiene di setiap
tahapan
10. Semua tahapan dilaksanakan sesuai dengan prinsip
pelepasan yang benar dan buang ke tempat sampah
infeksius

(Kepala Instansi)
Ttd
(Nama Lengkap)

STANDAR NO. Dokumen :


OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

KEBERSIHAN TANGAN DENGAN HANDRAUB

DEFENISI Mencuci tangan dengan air berbahan dasar alcohol dengan konsentrasi
yang cukup untuk membunuh mikroorganisme yang menghambat
pertumbuhan.
TUJUAN 1. Mencegah penyebaran infeksi melalui kontak dengan tangan
2. Menghilangkan semua kotoran yang menghambat atau membunuh
mikrooganisme pada kulit
RUANG Suruh Tenaga Kesehatan dan Masyarakat
LINGKUP
PROSEDUR 1. Lepaskan semua perhiasan di tangan, termaksud jam tangan
2. Tuangkan Alkohol Handrub secukupnya untuk membersihkan
semua permukaan tangan dan ratakan
3. Gosok rata kedua telapak tangan
4. Gosok rata kedua punggung tangan
5. Gosok sela-sela jari tangan dari kedua tangan secara merata
6. Gosok sisi dalam jari-jari kedua tangan dengan jari-jari pada posisi
saling mengunci.
7. Gosok dengan gerakan berputar ibu jari kedua tangan.
8. Gosok ujung jari-jari kedua tangan pada telapak tangan dengan
gerakan memutar.
9. Tangan anda sekarang sudah bersih dan aman

Hal-Hal Yang perlu Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan diatas 20-30 detik
diperhatikan

(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)

STANDAR NO. Dokumen :


OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN AIR MENGALIR

DEFENISI Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun yang mengandung zat
antiseptic dengan konsentrasi yang cukup untuk membunuh
mikroorganisme yang menghambat pertumbuhannya secara temporer
TUJUAN 1. Mencegah penyebaran infeksi melalui kontak dengan tangan
2. Menghilangkan semua kotoran yang menghambat atau membunuh
mikrooganisme pada kulit
RUANG Suluruh Tenaga Kesehatan dan Masyarakat
LINGKUP
PROSEDUR 1. Lepaskan semua perhiasan di tangan, termaksud jam tangan
2. Basahi tangan dengan air.
3. Tuang sabun cair secukupnya untuk membersihkan seluruh
permukaan tangan, ratakan
4. Gosok rata kedua telapak tangan
5. Gosok rata kedua punggung tangan
6. Gosok sela-sela jari tangan dari kedua tangan secara merata
7. Gosok sisi dalam jari-jari kedua tangan dengan jari-jari pada posisi
saling mengunci.
8. Gosok dengan gerakan berputar ibu jari kedua tangan.
9. Gosok ujung jari-jari kedua tangan pada telapak tangan dengan
gerakan memutar.
10. Bilas tangan dibawah air mengalir, keringkan kedua tangan dengan
menggunakan handuk kering sekali pakai atau tissue
11. Gunakan handuk atau tissue untuk menutup keran air

Hal-hal yang perlu Waktu yang diperlukan untuk melakukan kegiatan diatas 40-60 detik
diperhatikan

(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)

STANDAR NO. Dokumen :


OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :
ETIKA BATUK

DEFENISI  Batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernafasan


dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap
iritasi di tenggorokan karena adanya lender, makanan, debu, asap
dan sebagainya
 Etika adalah suatu norma atau aturan yang berlaku pada
masyarakat.
Etika batuk adalah cara penting untuk mengendalikan penyebaran
infeksi di sumbernya
TUJUAN Sebagai acuan bagi penerapan langka-langka untuk mencegah terjadi
penyebaran kuman di udara dan lingkungan sekitarnya terhadap
petugas, pasien dan pengunjung puskesmas
RUANG Suruh Tenaga Kesehatan dan Masyarakat
LINGKUP
PROSEDUR 1. Tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue / sapu
tangan atau lengan dalam baju
2. Segera buang tissue yang sudah di pakai ke dalam tempat sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alcohol sesuai prosedur
4. Gunakan selalu masker bedah bila anda sedang batuk
(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)

STANDAR NO. Dokumen :


OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)


DEFENISI Alat Pelindung Diri adalah alat yang digunakan sebagai teknik
pencegahan mikroorganisme pathogen dari seseorang ke orang lain
yang disebut “Barrier”. Barrier yang umum digunakan masker,
kacamata pelindung, gaun, apron, sarung tangan, penutup kepala,
pelindung kaki.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melindungi tenaga
kesehatan, pasien, keluarga pengunjung dan lingkungan dari
kemungkinan transmisi material infeksi
RUANG Suruh Tenaga Kesehatan dan Masyarakat
LINGKUP
PROSEDUR A. Masker N95
Langkah-langkah
1. Genggam respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan
bagian hidung pada ujung jari-jari, biarkan tali pengikat
menjuntai bebas ke bawah tangan anda
2. Posisikan respirator dibawah dagu dan sisi untuk hidung berada
di atas.
3. Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali
agak tinggi di belakang kepala di atas telinga. Tarik tali
pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali dibawah
telinga
4. Letakkan jari-jari kedua tangan anda di atas bagian hidung yang
terbuat dari logam. Tekan sisi logam tersebut (gunakan dua jari
dari masing-masing tangan) mengikuti bentuk hidung.
5. Jangan menekan respirator dengan satu tangan karena dapat
mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif.
6. Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan dan hati-
hati agar posisi respirator tidak berubah.
B. Masker Bedah
Langkah-langkah Pemasangan :
1. Eratkan tali atau karet elastis pada bagian tengah kepala dan
leher
2. Paskan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
3. Paskan dengan erat pada wajah dan dibawah dagu sehingga
melekat dengan baik
4. Periksa ulang pengepasan masker
Langkah-langka melepaskan
1. Jangan disentuh bagian depan masker karena telah
terkontaminasi
2. Lepaskan tali bagian bawah dan kemudian tali atau karet bagian
atas
3. Buang ke tempat limbah infeksius
C. Pemakaian Kaca Mata Pelindung
 Pasang pada wajah dan mata dan sesuaikan agar pas
Langkah-langkah melepaskan :
1. Bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah terkontaminasi
2. Saat melepasnya, pegang karet atau gagang kacamata
3. Letakkan di wadah yang telah disediakan untuk proses ulang
atau dalam tempat limbah infeksius
D. Pemakaian Gaun / Apron
Langkah-langkah pemasangan :
1. Tutupi badan sepenuhnya dari leher hingga lutut, lengan hingga
bagian pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang
punggung.
2. Ikat di bagian belakang leher dan pinggang
Langkah-langkah melepaskan :
1. Bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi
2. Lepas tali
3. Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam
gaun pelindung saja
4. Balik gaun pelindung
5. Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakkan di wadah
yang telah di sediakan untuk diproses ulang atau buang di
tempat limbah infeksius
E. Pemakaian Sarung Tangan
Langkah-langkah pemasangan :
1. Buka pembungkus sarung tangan dengan hati-hati pilih yang
sesuai ukuran
2. Jika harus mempertahankan prinsip-prinsip steril hidarkan
sarung tangan terkontaminasi obyek tidak steril
3. Jari telunjuk dan ibu jari non dominan membuka lipatan sarung
tangan bagian atas dan masukkan tangan non dominan dengan
posisi telentang, masukkan jari secara pelan-pelan.
4. Untuk memakai sarung tangan sebelah kiri gunakan empat jari
tangan dominan, masukkan dalam lipatan sarung tangan
(bagian luar), segera masukkan tangan non dominan secara
perlahan-lahan
F. Pemakaian Penutup Kepala
Langkah-langkah :
1. Pakaian pelindung kepala sesuai ukuran sehingga menutup
semua rambut.
2. Lepaskan pelindung kepala dan langsung dibuang ke tempat
sampah.
G. Pemakaian Pelindung Kaki
Langkah-langkah :
1. Gunakan sepatu karet atau plastic yang menutupi seluruh ujung
dan telapak kaki bisa di gunakan sepatu boot dari bahan kulit.
2. Sepatu harus selalu bersih
(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)

STANDAR NO. Dokumen :


OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

PEMISAHAN DAN PEMBUANGAN SAMPAH

DEFENISI 1. Sampah Puskesmas Adalah Bahan Yang Tidak Berguna Atau


Tidak Digunakan Ataupun Yang Terbuang, Yang Disebabkan
Menjadi Sampah Medis Dan Non Medis, serta dikategorikan:
sampah infeksius, dan sampah umum (domestic).
2. Prosedur pembuangan sampah ini memuat tata cara pembuangan
sampah dari sumber sampai ke tempat pembuangan sementara
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Melindungi petugas pembuangan sampah dari perlukaan
2. Melindungi penyebaran infeksi terhadap para petugas kesehatan
3. Mencegah penularan infeksi pada masyarakat sekitarnya.
4. Membuang bahan-bahan berbahaya dengan aman
RUANG Suruh Tenaga Kesehatan dan Masyarakat
LINGKUP
PROSEDUR 1. Pengelola Sampah:
a. Pada tempat pengumpulan sampah, harus di sediakan tempat
pembungkusan sampah, bak sampah serta lokasi tempat
pengumpulan sampah sementara yang memenuhi syarat.
b. Sampah harus di pisahkan sesuai kategori jenis sampah dan di
masukan ke dalam kantong plastic sesuai dengan warna dan
kategori.
1) Sampah umum (domestik), tempat pembungkus sampah
warna hitam.
2) Sampah infeksi, tempat pembungkus sampah warna Merah
c. Tempat sampah harus dilapisi kantong plastik pembungkus
sampah dengan warna yang sesuai dengan kategori sampahnya
d. Kantong plastik tersebut di angkat apabila 2/3 bagian telah
terisi sampah
e. Tempat sampah harus di sediakan minimal 1 buah untuk setiap
ruangan / kamar atau minimal 1 buah utuk setiap radius 10
meter dan setiap jarak 20 meter pada ruangan tunggu dan
ruang terbuka
f. Khusus tempat sampah yang dilapisi kantong plastic merah
tempat penampungan sampah sementara harus di desinfektan
segera setelah kosong
g. Pengangkutan sampah segera dilakukan dan tempat sampah
harus di kosongkan sekurang-kurangnya 1x24 jam, paling
lambat 10.00 WITA
h. Sampah infeksi, harus di musnakan dengan incinerator dalam
suhu di atas 1000° C.
i. Sampah radioaktif dimusnakan dengan incinerator.
2. Pembuangan Sampah
a. Setelah masuk dalam gerobak sampah, maka siap di buang atau
dimusnahkan
b. Pembuangan sampah dari ruangan / unit kerja dan halaman
(sampah medis dan non medis) melalui samping gedung
menuju tempat pembuangan sementara (TPS) atau incinerator
Puskesmas
c. Waktu pelaksanaan pembuangan sampah adalah:
1) Jika pembuangan sampah dilakukan di luar jam kerja, maka
petugas dari unit kerja yang bersangkutan akan
menghubungi bagian sanitasi
2) Sampah umum (non medis) dibuang ke tempat pembuangan
sampah umum, sedangkan sampah medis di angkut ke
incinerator untuk di musnakan
d. Setelah selesai pembuangan, gerobak sampah dan tempat
sampah dibersihkan dan atau di desinfeksi
e. Akses dari pembuangan sampah akan terus di jaga agar tidak
terhalang.
(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)

STANDAR NO. Dokumen :


OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

DEKONTAMINASI PERALATAN MEDIS BEKAS PAKAI

DEFENISI  Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan atau meghilangkan


kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, perlatan, bahan dan
ruang melalui disinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan
kimiawi.
 Desinfeksi tingkat renda (DTR) adalah suatu proses
menghilangkan sejumlah mikroba pada peralatan sehingga
peralatan aman untuk digunakan. DTR digunakan untuk peralatan
non kritikal (hanya pada permukaan tubuh yang utuh, contoh :
Tensi Meter, Termometer)
 Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) adalah suatu proses
menghilangkan sejumlah mikroba dan sebagian dari spora bakteri
menggunakan desinfektan. DTT digunakan untuk peralatan semi
kritikal (semi kritikal adalah instrument yang masuk ke mukosa
membrane, contoh Mayo/OPA)
 Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme
hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi,
bakteri, mycoplasma dan virus) yang terdapat dalam suatu benda.
Instrument yang masuk dalam pembuluh darah/ jaringan tubuh
(instrument bedah)
TUJUAN Melindungi tenaga kesehatan dan pasien dari kemungkinan transmisi
material infeksius melalui peralatan perawatan pasien
RUANG Suruh Tenaga Kesehatan
LINGKUP
PROSEDUR A. Persiapan Alat:
1. APD Lengkap
 Penutup kepala
 Masker
 Google
 Apron/Celemek
 Sarung tangan rumah tangga
 Sepatu Boot
2. 3 Buah ember
3. Detergen
4. Larutan klorin 0,5 %, yang dibuat dengan cara mencampur 1
gayung klorin dengan 9 gayung air (sesuai kebutuhan)
5. Pemanas air
6. Lap bersih
7. Sterilisator
B. Langkah-langkah desinfektan tingkat rendah (DTR)
1. Cuci tangan sesuai prosedur (6 Langkah)
2. Gunakan APD : celemek/Skort, Masker dan sarung tangan
pemeriksaan
3. Desinfeksi menggunakan alcohol 70 %, jika terkontaminasi
dengan darah atau cairan tubuh pasien disinfeksi menggunakan
laruran klorin 0,5 %.
4. Simpan ditempat bersih dan kering
5. Lepaskan APD dan buang ketempat sampah infeksius
6. Cuci tangan sesuai prosedur (6 Langkah)
C. Langkah-langkah desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
1. Cuci tangan sesuai prosedur (6 langkah)
2. Gunakan APD : penutup kepala, goggle, sarung tangan rumah
tangga, masker, apron/celemek dan sepatu boot
3. Pencucian :
a. Masukkan peralatan kedalam ember yang berisi larutan
klorin 0,5% rendam selama 10 menit
b. Sikat peralatan sampai bersih lalu bilas
c. Rendam peralatan cek fungsinya dan lihat berkas kotoran
apakah masi melekat
d. Tiriskan peralatan sampai kering
e. Bila peralatan sudah kering, simpan ditempat yang bersih
dan kering
4. Pengemasan:
a. Cuci tangan sesuai prosedur (6 Langkah)
b. Gunakan APD : penutup kepala, goggle, celemek/skort,
masker dan sarung tangan rumah tangga.
c. Alat yang sudah di cuci, dikeringkan dan dimasukkan ke
dalam pouches atau linen yang sudah disiapkan
d. Lubang pada trombol harus dibuka dan ditutup bila sudah
steril
5. Sterilisasi :
a. Menggunakan sterilisator panas kering (oven)
 Buka pintu oven lalu susun peralatan dengan rapi
 Tutup pintu oven dengan rapat
 Atur suhu dan waktu :
a) Jika suhu 180℃ selama 30 menit
b) Jika suhu 170℃ selama 60 menit
c) Jika suhu 160℃ selama 120 menit
 Setelah selesai tunggu sampai turun, lalu buka pintu
oven dan keluarkan alat yang sudah steril
 Untuk mendinginkan peralatan yang sudah steril,
dilarang membuka pintu oven dan bungkus peralatan
 Beri label peralatan tanggal dan jam ED
b. Menggunakan Autoclave
 Buka pintu autoclave dan keluarkan penutup pemanas
 Putar katup air ke “filling” untuk mengisi air kewadah
(volume air harus menutupi pemanas secara
keseluruhan) lalu putar katup air ke “close” untuk
berhenti mengisi.
 Letakkan penutup pemanas kemudian atur proses steril
(letakkan didalam kotak steril atau didalam rak)
 Pilih “Sterilizator temperature”
 Logam selama 30 menit dengan suhu 170℃ sampai
180℃
 Kassa selama 20 menit dengan suhu 50℃
 Tekan tombol Power
 Pilih waktu steril (4, 15, 30 menit) dengan tekan
tombol “select”
 Tutup pintu kemudian tekan tombol “start”
 Lampu pada indicator “heating” harus menyala
menandakan proses berjalan. Dalam waktu bersamaan
udara dingin akan tersedot keluar.
 Tekanan akan naik sesuai yang diterapkan. Proses
perebusan akan berlangsung diseluruh bagian. Mulai
proses steril sesuai waktu yang diterapkan.
 Proses steril selesai. Buzzer akan berbunyi selama 40
detik. Jika ingin mengeluarkan barang yang disteril,
putar katup air ke “dreaning” setelah ke posisi “0”
putar katup air ke “close”
(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)
STANDAR NO. Dokumen :
OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

PELAYANAN AMBULANCE PASIEN COVID-19

DEFENISI Melayani perpindahan pasien dengan covid-19 atau suspek covid


dengan menggunakan transportasi kederaan ambulance
TUJUAN 1. Alur persiapan evakuasi dan paska evakuasi ambulance khusus
pasien covid-19
2. Protocol penyiapan transportasi untuk rujukan ke rumah sakit
rujukan
3. Syarat ambulance khusus infeksi untuk keadaan penyakit
berpotensi wabah / keagawatdaruratan
RUANG Suruh Tenaga Kesehatan
LINGKUP
PROSEDUR 1. Protokol penyiapan transportasi untuk rujukan ke RS rujukan
 Menghubungi Rumah Sakit Rujukan untuk memberi informasi
pasien dalam pengawasan yang akan dirujuk
 Petugas yang akan melakukan rujukan harus secara rutin
menerapkan kebersihan tangan dan mengenakan masker dan
sarung tangan medis
 Jika merujuk pasien dalam pengawasan COVID-19 maka
petugas menerapkan kewaspadaan kontak, droplet dan airborne
 APD harus diganti setiap menangani pasien yang berbeda dan
dibuang dengan benar dalam wadah dengan penutup sesuai
dengan peraturan nasional tentang limbah infeksius
2. Protokol penyiapan transportasi untuk rujukan ke RS rujukan
 Pengemudi ambulance harus terpisah dari kasus (jaga jarak
minimal satu meter). Bila pengemudi juga harus membantu
memindahkan pasien ke ambulans, maka pengemudi harus
menggunakan APD yang sesuai.
 Pengemudi dan perawat pendamping rujukan harus sering
membersihkan tangan dengan alkohol dan sabun
 Ambulans atau kendaraan angkut harus dibersihkan dan
didesinfeksi dengan perhatian khusus pada area yang
bersentuhan dengan pasien dalam pengawasan

(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)
STANDAR NO. Dokumen :
OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

DEKONTAMINASI AMBULANS

DEFENISI Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan atau meghilangkan


kontaminasi oleh mikroorganisme pada orang, perlatan, bahan dan
ruang melalui disinfeksi dan sterilisasi dengan cara fisik dan kimiawi.
Ambulance adalah Kendaraan yang dilengkapi peralatan Medis untuk
mengangkut orang sakit atau korban kecelakaan
TUJUAN 1. Mencegah penyebaran infeksi
2. Menghilangkan semua kotoran yang menghambat atau membunuh
mikrooganisme
RUANG Suruh Tenaga Kesehatan dan Masyarakat
LINGKUP
PROSEDUR Alat dan Bahan
1. Dengan bahan klorin
2. Alat penyemprot
3. Melarutkan 100cc Bayclin dengan 900cc Air (1:9)
Prosedur
1. Petugas menggunakan APD Lengkap.
2. Pembersihan dilakukan dari tempat bersih ke tempat kotor
3. Dilakukan dari dalam ke luar kabin
(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)

STANDAR NO. Dokumen :


OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

RUJUKAN PASIEN COVID-19 KE TEMPAT ISOLASI TERPUSAT

DEFENISI Rujukan merupakan kegiatan pemindahan Pasien dari Fasilitas Kesehatan


(Faskes) menuju tempat isolasi COVID-19. Tempat isolasi Terpusat COVID-19
adalah sebuah fasilitas yang disiapkan dalam upaya mitigasi untuk
merespon bencana. Fasilitas ini merupakan fasilitas umum yang digunakan
ketika terjadi bencana sebagai tempat evakuasi atau rujukan pasien.
TUJUAN 3. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk : 1. Merujuk kasus
KONFIRMASI yang stabil dan mandiri, kasus KONFIRMASI tanpa gejala
(asimptomatis), dari rumah/ Puskesmas ke Tempat Isolasi. 2.
Memastikan pro
RUANG 1. Puskesmas 2. Tempat Isolasi COVID-19 3. Petugas
LINGKUP Ambulans Gratis / Petugas Ambulans SMART 119
PROSEDUR 1. Pasien Terkonfirmasi oleh Klinik
2. Petugas menggunakan APD
3. Petugas menghubungi pengelola Fasilitas ISOLASI Terpusat untuk
mengecek ketersedian tempat tidur
4. Petugas merujuk melengkapi dokumen berupa hasil Laboratorium, TTV
dan Kondisi pasien
5. Petugas menghubungi petugas ambulance untuk menjemput ke
Fasilitas Isolasi Terpusat
6. Petugas yang melakukan penjemputan pasien Covid-19 harus secara
rutin menerapkan kewaspadaan Standar ketika merujuk
7. Petugas menjelaskan ke pasien dan keluarga saat menjemput pasien
sebelum mengantarkan pasien COVID-19 ke tempat isolasi
8. Petugas melakukan serah terima pasien dengan petugas Isolasi
Terpusat dengan menyertakan berkas dokumen
9. Ambulans dibersihkan dan di desinfeksi sesuai dengan SOP Desinfeksi
Ambulans
10. APD harus diganti setiap menangani pasien yang berbeda, dilepas dan
dibuang dengan benar dalam wadah dengan penutup sesuai dengan
peraturan nasional tentang limbah infeksius.
(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)

STANDAR NO. Dokumen :


OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

PEMULASARAN JENASAH COVID-19

DEFENISI Serangkaian Tindakan Penanganan jenasah pasien yang menderita


penyakit menular Covid-19 baik suspek, probable atau konfirmasi
dengan menerapkan kewaspadaan universal.
TUJUAN Mencegah penyebaran infeksi
RUANG 1. Diluar Fasyankes
LINGKUP 2. Didalam Fasyankes
Pemeriksaan 1. Jenasah dari Internal Fasyankes
Fisik
a. Verifikasi identitas jenasah sesuai dengan surat pengantar
dari dokter yang merawat bahwa jenasah meninggal dengan
kasus konfirmasi Covid-19
b. Verifikasi identitas jenasah sesuai dengan surat pengantar
dari dokter yang merawat bahwa jenasah meninggal dengan
kasus suspek atau probable covid-19.
2. Jenasah dari external Fasyankes
a. Verifikasi identitas jenasah sesuai dengan surat pengantar
yang dibawah oleh keluarga, warga, perangkat desa, atau
instansi pengantar jenasah bahwa jenasah meninggal
dengan kasus suspek atau probable covid-19
b. Verifikasi identitas jenasah sesuai dengan surat pengantar
yang dibawah keluarga, warga, perangkat desa, atau
instansi pengantar jenasah bahwa jenasah meninggal
dengan kasus suspek atau probable covid-19.
c. Verifikasi identitas Jenasah yang mempunyai riwayat
infeksi saluran napas (ISPA) yang memberat hingga
meninggal dunia sesuai dengan keterangan keluarga, warga,
perangkat desa, atau instansi pengantar jenasah
d. Verifikasi identitas jenasah yang meninggal dunia saat
perjalanan menuju rumah sakit (Deat On Arrival/DOA)

Prosedur 1. Petugas menggunakan APD


2. Memberikan Penjelesanan kepada keluarga mengenai tata laksana
pada jenasah yang meninggal
3. Pemulasaran jenasah harus dilakukan desinfeksi terlebih dahulu
4. Pemandian jenasah hanya dilakukan setelah dilakukan desinfeksi
5. Semua lubang hidung dan mulut ditutup/ disumpal dengan kapas
desinfketan mengandung klorin hingga dipastikan tidak ada cairan yang
keluar
6. Jenasah dimandikan sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianut. Jenasah perempuan dimandikan oleh petugas perempuan , dan
pada jenasah laki-laki dimandikan oleh petugas laki-laki. Jika petugas
yang memandikan tidak ada berjenis kelamin sama, maka dimandikan
oleh petugas yang ada dengan syarat jenasah dimandikan tetap
memakai pakaian jika tidak maka ditayamumkan.
7. Jenasah dimasukan ke dalam kantong jenasah
(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)
STANDAR NO. Dokumen :
OPERASIONAL REVISI :
PROSEDUR TANGGAL Berlaku :
Halaman :

PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS TERKAIT COVID-19

DEFENISI 1. Sampah/Limbah B3 medis adalah barang atau bahan sisa hasil kegiatan
yang tidak digunakan kembali yang berpotensi terkontaminasi oleh zat
yang bersifat infeksius atau kontak dengan para pihak di lokasi isolasi,
meliputi: masker bekas, sarung tangan bekas, perban bekas, tissue
bekas, plastik minum bekas, alat suntik bekas, set infus bekas, dan lain-
lain.
2. Pengelolaan sampah/limbah B3 medis adalah kegiatan pewadahan,
pengumpulan, dan pengolahan sampah/limbah B3 medis, serta
pencatatan dan pelaporannya.
3. Petugas adalah personal yang ditunjuk atau ditugaskan melakukan
pengumpulan, dan pengolahan sampah/limbah B3 medis.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:
1. Pengelolaan sampah/limbah B3 medis yang terkait dengan pasien
COVID-19 (antara lain Alat Pelindung Diri (APD), alat dan sampel
laboratorium, makanan dan peralatan makan, dll);
2. Pengelolaan limbah infeksius yang berasal Pasien Dalam
Pengawasan (PDP yang dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan;
3. Pengelolaan limbah infeksius yang berasal dari rumah tangga yang
terdapat kasus KONFIRMASI atau kasus SUSPEK
4. Pencegahan Penularan COVID 19 di fasyankes
5. Menghindari terjadinya penumpukan limbah yang ditimbulkan dari
penanganan COVID-19
RUANG 1. Puskesmas.
LINGKUP
2. Rumah Sakit Rujukan COVID-19.
3. Ambulans Gawat Darurat
PROSEDUR 1. Sampah/limbah B3 medis yang dihasilkan dimasukkan ke dalam
kantong plastik warna kuning yang bersimbol “biohazard” diberi label
limbah medis COVID-19.
2. Hanya sampah/limbah B3 medis berbentuk padat yang dapat
dimasukkan ke dalam kantong plastik sampah/limbah B3 medis.
3. Bila di dalam limbah medis padat terdapat sisa cairan tubuh/darah,
kemudian sisa cairan dibuang ke IPAL.
4. Kantong plastik limbah medis COVID-19 yang sudah terisi ¾ penuh atau
paling lama 12 jam, langsung diikat rapat dan selanjutnya diangkut ke
Tempat Penampungan Sementara (TPS) B3.
5. Pengangkutan sampah/limbah B3 medis dilakukan dengan
menggunakan alat transportasi khusus limbah infeksius dan petugas
menggunakan APD lengkap
6. Limbah dikemas kemasan dan pastikan tidak terdapat kebocoran.
7. Berikan simbol infeksius dan label serta keterangan limbah sangat
infeksius.
8. Limbah B3 medis yang telah diikat dilakukan desinfeksi menggunakan
desinfektan berbasis klorin dengan konsentrasi 0,5% bila akan diangkut
ke pengolah.
9. Melakukan desinfeksi dengan desinfektan klorin 0,5% pada TPS limbah
B3 medis secara menyeluruh sekurang-kurangnya sekali dalam sehari.
10. Penyimpanan limbah medis B3 COVID-19 paling lama 2x24 jam pada
suhu ruangan.
11. Penyimpanan dapat dilakukan selama 90 hari pada suhu dibawah 0
derajat celcius atau lebih kecil.
12. Selanjutnya limbah medis COVID-19 ditimbang dan diangkut oleh pihak
ketiga yang berizin untuk dimusnahkan (incinerator).
13. Petugas yang telah selesai melakukan pekerjaan pengangkutan limbah
medis COVID-19 segera melepaskan APD yang telah digunakah sesuai
prosedur dan buang APD ke kantong plastik kuning yang berlabel
limbah medis COVID-19.
14. Setelah itu cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir dan mandi.
15. Pelaporan dan monitoring.
(Kepala Instansi)
Ttd

(Nama Lengkap)

Anda mungkin juga menyukai