Anda di halaman 1dari 16

Muhammad Rivandi. (2018).

PENGARUH ENTERPRISE RISK MANAGEMENT DISCLOSURE


DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN. Jurnal Benefita
3(2) Juli 2018 ( hlm. 138 )

Perkembangan bisnis di era globalisasi yang disebabkan oleh modernisasi teknologi


informasi, berpengaruh besar terhadap dunia bisnis.. Hal tersebut dapat dilihat dari
perkembangan teknologi digital, informasi dapat mereka dapatkan dengan mudah. Persaingan
semakin ketat dan sengit, perusahaan berusaha terus berinovasi dalam memberikan informasi
yang terbaru di dunia bisnis baik dalam segi produk, teknologi, kinerja perusahaan dan
disclosure sukarela agar investor mengetahui tentang gambaran nilai perusahaan. Nilai
Perusahaan merupakan nilai pasar yang mampu memberikan kemakmuran bagi pemegang
saham secara maksimum jika harga saham perusahaan meningkat (Ross, Westerfield, &
Jaffe, 2013). Nilai perusahaan mencerminkan aset yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai
perusahaan dapat dinilai dari harga sahamnya yang stabil dan mengalami kenaikan dalam
jangka panjang karena peningkatan harga saham identik dengan peningkatan kemakmuran
para agent dan peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan go public melihat nilai pasar saham
ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di Bursa Efek Indonesia yang terlihat
pada listing price. Harga saham pada pasar mencerminkan hasil dari kebijakan manajemen
perusahan, kinerja perusahaan, serta informasi yang telah diungkapkan perusahaan kepada
public yang membuat para stakeholder mengambil keputusan untuk berinvestasi dalam
melakukan penawaran membeli saham atau menjual saham (Alfinur, 2016). Sesuai dengan
signaling theory yang diungkapkan Jogiyanto (2000) mengemukakan bahwa informasi yang
dipublikasikan sebagai pengumuman akan memberikan signal positif atau negatif bagi
investor dalam pengambilan keputusan. Apabila pengumuman yang diberikan mengandung
berita positif seperti pemberian dividen, informasi pengungkapan perusahaan, citra
perusahaan meningkat, kebijakan perusahaan tentu memberikan berita yang positif bagi
investor (Good News), dan sebaliknya apabila berita negatif yang diinformasikan tentu tidak
menyenangkan bagi investor seperti terjadi kebangkrutan atau failed (Bad News). Teori
signaling menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan,
karena informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis dalam melakukan
investasi dan sebagai dasar pengambil keputusan. Informasi adanya perusahaan yang
memberikan gambaran tentang perusahaan tentu memberikan peluang investor dalam
melakukan investasi kepada perusahaan (Jogiyanto, 2000). Enterprise Risk Management
Disclosure (ERM) merupakan pengungkapan atas risiko yang telah dikelola perusahaan atau
pengungkapan atas upaya perusahaan dalam mengendalikan risiko (Astuti, 2018). Committee
of Sponsoring Organizations (COSO) mempublikasikan enterprise risk management sebagai
suatu proses manajemen resiko perusahaan yang dirancang dan diimplementasikan ke dalam
setiap strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Entreprise risk management
disclosure terdiri dari 108 item yang mencakup delapan dimensi berdasarkan enterprise risk
management framework yang dikeluarkan oleh COSO, yaitu (1) lingkungan internal, (2)
penetapan tujuan, (3) identifikasi kejadian, (4) penilaian resiko, (5) respon atas resiko, (6)
kegiatan pengawasan, (7) informasi dan komunikasi, dan (8) pemantauan (Desender, 2007).
Perusahaan berusaha meminimalkan risiko keputusan bisnis apapun yang diambil.
Pengelolaan dan pengungkapan risiko yang baik kepada publik selain mengurangi tingkat
risiko dan ketidakpastian yang dihadapi investor juga membantu dalam mengendalikan
aktivitas manajemen. Keputusan investasi selain dipandu oleh informasi keuangan juga harus
mempertimbangkan informasi non-keuangan seperti pengungkapan manajemen risiko
sehingga risiko yang mungkin dapat diminimalkan. Informasi yang sangat diperlukan oleh
investor adalah informasi tentang profil resiko perusahaan dan pengelolaan atas resiko
tersebut. Entreprise risk management dalam suatu perusahaan memiliki peran penting untuk
menjaga stabilitas perusahaan.
Rama Andi Wiguna & Muhammad Yusuf. ( 2019 ). PENGARUH PROFITABILITAS DAN GOOD
CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Journal of Economics and
Banking ISSN 2685-3698 Volume 1 No. 2 Oktober 2019 ( hlm. 161 )

Dari penjelasan tersebut maka pemerintah membuat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 21 POJK.04/2015 Tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka.
Mekanisme Good Corporate Governance bertujuan agar perusahaan dikelola dengan baik
oleh manajer dan menaati peraturan yang berlaku serta menyelaraskan kepentingan dari
manajer maupun pemegang saham agar tidak terjadi hal-hal yang merugikan perusahaan.
Semakin baik penerapan Good Corporate Governance pada perusahaan maka akan semakin
membuat investor percaya untuk menanamkan modalnya pada perusahaan sehingga nilai
perusahaan akan meningkat, sebaliknya penerapan Good Corporate Governance yang buruk
akan berdampak menurunnya nilai perusahaan karena investor tidak percaya untuk
menginvestasikan modalnya pada perusahaan. Profitabilitas merupakan laba yang didapatkan
perusahaan dalam satu periode, apabila laba yang didapat perusahaan tinggi maka perusahaan
tersebut layak untuk dijadikan opsi untuk berinvestasi karena akan menguntungkan bagi
investor dikemudian hari. Maka dari itu manajer perusahaan dituntut untuk mendapatkan
keuntungan yang sebesar besarnya, untung yang diperoleh perusahaan bukan sekedar untung
tetapi harus memenuhi target perusahaan. Selain itu profitabilitas dapat juga digunakan untuk
mengukur kesuksesan perusahaan dalam menjalankan oprasionalnya, apabila perusahaan
mengalami peningkatan keuntungan setiap tahunnya menandakan perusahaan berhasil
menjalankan oprasionalnya dengan baik (Kasmir, 2008). Perusahaan dengan profitabilitas
tinggi dan stabil naik dalam setiap tahunnya maka akan membuat investor tertarik untuk
berinvestasi dan membuat harga saham naik, apabila harga saham naik nilai perusahaan juga
akan ikut naik, sebaliknya apabila profitabilitas rendah dan cenderung menurun maka minat
investor dalam berinvestasi juga rendah serta nilai perusahaan juga ikut menurun (Rinnaya,
Andini, & Oemar, 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Chasanah & Adhi (2015)
membuktikan bahwa profitabilitas berdampak positif terhadap nilai perusahaan. Semakin
tinggi tingkat profitabilitas maka akan semakin tinggi pula minat investor untuk berinvestasi.
Nungky Wanodyatama Islami. ( 2018 ). PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP
PROFITABILITAS PERUSAHAAN. Jurnal JIBEKA Volume 12 No 1, 2018 (hlm. 54)

Corporate Governance merupakan suatu sistem untuk mengendalikan, mengawasi perusahaan


dalam melakukan berbagai aktivitas, pencapaian tujuan dan menciptakan add value bagi
stakeholder. Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 diakibatkan belum
terlaksananya corporate governance yang baik. Oleh karena itu, setiap perusahaan wajib
melaksanakan corporate governance dengan baik untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dalam jangka panjang. Corporate Governance berkaitan dengan cara-cara semua pihak untuk
mengambil tindakan/mengadopsi mekanisme yang melindungi kepentingan para stakeholder.
Corporate governance berkaitan dengan hubungan antara manajemen, dewan direksi,
pemegang saham pengendali, pemegang saham pemantauan dan pemangku kepentingan
lainnya. Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba
(keuntungan) dalam suatu periode tertentu. Menurut Husnan (2001) bahwa profitabilitas
adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (profit) pada tingkat
penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam
usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang. Dalam penelitian ini
rasio profitabilitas dihitung menggunakan rasio Return on Equity (ROE). Return yang tinggi
akan menunjang para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan. Oleh karena
itu, diperlukan tata kelola perusahaan yang baik agar dapat memenuhi semua hak untuk
seluruh stakeholder dan menghindari terjadinya konflik keagenan.
Ni Putu Ayu Arianti & I Putu Mega Juli Semara Putra. (2018). PENGARUH PROFITABILITAS
PADA HUBUNGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY & GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN. Jurnal Ilmiah Manajemen &
Akuntansi Vol. 24, No. 1, Juni 2018 (hlm. 27)

peraturan tentang pembentukan komite audit disebutkan bahwa “Komite audit adalah
komite yang dibentuk oleh dewan komisaris Perusahaan Tercatat yang anggotanya diangkat
dan diberhentikan oleh dewan komisaris Perusahaan Tercatat untuk membantu dewan
komisaris Perusahaan Tercatat melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu
terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan Perusahaan Tercatat.”Effendy (2007)
menyatakan bahwa salah satu fungsi komite audit adalah menjembatani pemegang saham
(share holder) dan dewan komisaris dengan kegiatan pengendalian yang diselenggarakan oleh
manajemen, auditor internal dan auditor eksternal. Komite audit pada umumnya memiliki
akses langsung dengan setiap unsur pengendalian dalam perusahaan. Pada saat ini
komunikasi antara komite audit dengan berbagai pihak, belum terjalin dengan erat dan belum
berjalan sebagaimana mestinya. Komunikasi komite audit dengan pihak yang berkepentingan
yang berjalan dengan lancar, akan menghasilkan kinerja perusahaan meningkat, terutama dari
aspek pengendalian. Profitabilitas Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan
dan fleksibelitas kepada manajemen untuk melakukan dan mengungkapkan kepada
pemegang saham program tanggung jawab sosial secara lebih luas Heinze (2004). Hubungan
antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan telah
menjadi anggapan dasar untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan
gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin
besar pengungkapan informasi sosial Anggraini (2006). Nilai Perusahaan Nilai perusahaan
dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar, seperti halnya penelitian yang pernah
dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008), karena nilai perusahaan dapat memberikan
kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan
meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.
Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya
kepada para professional.
Yusmaniarti , Hesti Setiorini & Lola Pitaloka. (2019). INFLUENCE OF GOOD CORPORATE
GOVERNANCE, PROFITABILITY, AND LEVERAGE TOWARDS COMPANIES VALUE AT
INDONESIAN PROPERTY AND REAL ESTATE COMPANIES. Bilancia: Jurnal Ilmiah
Akuntansi Vol. 3 No. 4, Desember 2019 (hlm. 407).

Pada era globalisasi ini semakin berkembang pesat berbagai usaha dan bisnis. Terciptanya
berbagai usaha dan bisnis membuat semakin ketat persaingan diantara pelaku bisnis. Bahkan
mereka bersaing untuk menjadi yang utama di mata masyarakat bahkan dunia. Setiap
perusahaan memiliki tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
yaitu perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah
memaksimalkan nilai perusahaan. Wijaya (2015) mengatakan Nilai perusahaan adalah nilai
yang mencerminkan berapa harga yang bersedia dibayar oleh investor untuk suatu
perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Hal ini karena
dapat meningkatkan kemakmuran pemilik dan para pemegang saham sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Good Corporate Governance
mulai menjadi topik menarik di Indonesia pada tahun 1998 saat Indonesia mengalami krisis.
Salah satu penyebab terjadinya krisis di Indonesia adalah lemahnya pengawasan yang
dilakukan terhadap direksi perusahaan yang seharusnya menjadi tanggungjawab dewan
komisaris. Mekanisme Good Corporate Governance terdiri dari komite audit dan komisaris
independen. Meningkatnya komite audit dapat mengatasi beberapa masalah di dalam suatu
perusahaan. Dengan berjalannya fungsi komite audit secara efektif, maka pengawasan
terhadap perusahaan akan lebih baik sehingga dapat meminimalisir terjadinya konflik.
Kemampuan komisaris independen untuk mengawasi merupakan fungsi positif dari
independensi komisi eksternal. Komisaris independen akan mampu mendorong terciptanya
keadilan dan kesetaraan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Tata kelola perusahaan
yang diterapkan perusahaan dapat dipandang baik oleh para manajemen didalam perusahaan
dan para pemangku kepentingan lain seperti pemegang saham, sebaliknya perusahaan dapat
dipandang negatif dimata masyarakat ataupun calon investor baru dikarenakan komite audit
dan komisaris independen sebagai proksi tata kelola perusahaan tidak dapat melaksanakan
tugas dan fungsi masing-masing secara transparan dan efisien dalam m kepada publik.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mateus (2017) mengatakan bahwa good corporate
governance dalam variabel Komite audit dan komisaris independen tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan tetapi memiliki hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan menurut penelitian Ramadhan (2014) mengatakan bahwa komite audit
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan menurut Moniaga (2013) mengatakan bahwa
komisaris independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen.
Profitabilitas dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh selama
periode tertentu dengan jumlah aktiva atau modal perusahaan tersebut yang dinyatakan dalam
persentase (Sartono, 2010:122). Rasio profitabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah
Return on assets (ROA). ROA dipilih untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengembalian
investasi yang telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki
perusahaan. Semakin tinggi ROA maka dapat menarik minat investor untuk berinvestasi
didalam perusahaan sehingga harga saham akan naik secara otomatis dapat meningkatkan
nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat pula dipengaruhi oleh besar kecilnya leverage yang
dihasilkan oleh perusahaan. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari risiko yang
melekat pada suatu perusahaan. Hal ini berarti leverage yang semakin besar menunjukkan
resiko investasi yang semakin besar pula. Leverage perlu di kelola karena penggunaan hutang
yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan. Leverage dapat di ukur dengan Debt to
equity ratio (DER). Karena rasio ini mengukur proporsi dana yang bersumber dari utang
untuk membiayai aktiva perusahaan. Fenomena globalisasi ekonomi yang terjadi pada saat ini
memberikan kesadaran agar perusahaan dapat mewujudkan tata kelola perusahaan yang baik
(Good Corporate Governance), Profitabilitas dan Leverage pada perusahaan Property dan
Real estate yang ada di Indonesia. Tuntutan ini wajar karena pertumbuhan Perusahaan
Property dan Real estate diprediksi tidak lebih dari 10% pada setiap tahunnya. Penelitain ini
juga diarahkan untuk mengkaji nilai perusahaan bagi investor sebagai dasar keputusan dalam
berinvestasi, dimana nilai perusahaan ini dapat menunjukkan kesejahteraaan dan
kemakmuran bagi pemegang saham dan investor. Penelitian ini merupakan repikasi dari
penelitian mateus Wijaya (2017), dimana penelitan sebelumnya meneliti tentang Good
Corporate Governace dan Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan (Studi
Empiris pada perusahaan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2014) hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa good corporate governance dan corporate sosial
responsibility tidak mempengaruhi nilai perusahaan namun memiliki hubungan positif
terhadap nilai perusahaan.
Fatimah.(2017). PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi yang
Terdaftar di BEI Tahun 2015-2017). e-jurnal Riset Manajemen PRODI
MANAJEMEN Fakultas Ekonomi Unisma (hlm. 52)

Dengan seiring perkembangan zaman yang semakin modern yang di mana para pembisnis
sangat berkembang apalagi di Indonesia sendiri. Setiap perusahaan selalu ingin terlihat
dinamis dengan seiring adanya kemajuan pasar dengan berdasarakan keinginan para
konsumen. Peraturan perusahaan yang ketat membuat para pesaing ingin mendapatkan
pujian, tetapi dengan peraturan pesaing yang semakin ketat diharapkan setiap perusahaan
agar memperhatikan perusahaanya agar selalu baik dan unggul. Nilai perusahaan adalah
keberhasilan suatu perusahaan yang dikaitkan dengan nilai harga saham dari para investor.
Kenaikan harga saham yang melunjak tinggi mengakibatkan harga saham pada perusahaan
mengalami kenaikan dan peningkatan. Nilai perusahaan memiliki arti penting bagi suatu
perusahaan karena dengan adanya nilai untuk memaksimalkan suatu nilai perusahaan maka
sama halnya dengan memaksimalkan tujuan utama suatu perusahaan. Sartono (2010:487),
mengemukakan bahwa nilai perusahaan adalah nilai jual sebuah perusahaan sebagai suatu
bisnis yang sedang beroperasi. Adanya kelebihan nilai jual di atas nilai dari organisasi
manajemen yang menjalankan perusahaan itu. Harmono (2009:233), nilai perusahaan
merupakan kinerja perusahaan yang di cerminkan dari harga saham yang di bentuk oleh
permintaan dan penawaran pasar modal yang merefleksikan penilaian masyarakat terhadap
kinerja perusahaan. Penelitian Santoso (2017:67), dengan judul pengaruh good corporate
governance terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa goood corporate governance yang diwakilkan proksi
kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap nilai
perusahaan. Good corporate governance yang diwakilkan proksi kepemilikan institusional
memiliki pengaruh tidak langsung yang signifikan terhadap nilai perusahaan dengan
menggunakan kinerja keuangan. Salah satu faktor yang di lihat investor untuk menetukan
investasi saham adalah kinerja keuangan. Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan
keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan cerminan dari kinerja keuangan dari
sebuah perusahaan.
Nur Mufidah & Puji Endah Purnamasari. (2018). PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL
MODERATING. : Jurnal Keuangan dan Perbankan Syariah Volume 6 , No. 1, Tahun
2018 (hlm. 67-69)

Rasio profitabilitas menggambarkan tingkat keuntungan perusahaan, dalam penelitian ini


profitabilitas perusahaan digambarkan dengan rasio Return On Equity (ROE) dan Return On
Asset (ROA). Profitabiltas dapat mempresentatifkan performance perusahaan secara
keseluruhan (Santoso, 2009: 493). Rasio ini sering dipakai para investor untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Investor menganggap
bahwa perusahaan yang memiliki profit yang tinggi yang dicerminkan oleh ROE dan ROA
mampu mengembangkan dan meneruskan perusahaannya. Selain profitabilitas saat ini
investor juga memandang indicator Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai bahan
pertimbangan dalam berinvestasi. CSR dinilai sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan
terhadap lingkungan sekitar, jadi perusahaan selain bertujuan untuk mengembangkan
perusahaannya juga memperhatikan kebutuhan sosial masyarakat sekitarnya yang mana hal
tersebut akan berdampak positif terhadap nama baik atau performance perusahaan. Selain itu
pemerintah telah mewajibkan CSR bagi seluruh Perseroan Terbatas di Indonesia. Hal ini
tertera pada UU No. 40 Tahun 2007, Bab V Pasal 74. Dimana pemerintah mewajibkan
kepada perseroan yang menjalankan usahanya dibidang sumber daya alam wajib
melaksanakan CSR, dan akan dikenai sanksi apabila tidak melaksanakan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan BUMN di Indonesia, serta untuk mengetahui apakah Pengungkapan Corporate
Sosial Responsibility dan Good Corporate Governance dapat memperkuat pengaruh
Profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan BUMN di Indonesia. Profitabilitas
diartikan sebagai serangkaian hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan
(Brigham dan Houston, 2001: 89). Rasio profitabilitas dapat diukur berdasarkan dari tujuan
dan analis perusahaan. Analisis mengenai profitabilitas ini dapat memberikan bukti
pendukung mengenai kemampuan perusahaan dalam mengelola laba dan sejauh mana
efektifitas pengelolaan perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan profit
disebut profitabilitas. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Gibson (2001;285), bahwa:
“Profitability is the ability of the firm to generate earning”. Return On Aset (ROA) Menurut
Riyanto (2010: 335) Rasio ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total
aset. Rasio ini mampu menggambarkan berapa besar laba bersih yang diperoleh perusahaan
bila diukur dengan asetnya. Semakin besar rasio ROA maka akan semakin baik keadaan
perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya secara efektif dalam menghasilkan
laba (Harahap, 2010: 305). Return On Asset biasanya disebut juga dengan Return On
Invesment, karena rasio ini mampu melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan
mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan dan investasi
yang ditanamkan sebernanya sama dengan aset perusahaan (Fahmi, 2012: 98) Return On
Equity (ROE) Rasio Return On Equity mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
mengelola modal sendiri untuk mancapai keuntungan. Rasio ini perlu dipertimbangkan juga
oleh investor untuk meningkatkan kepercayaannya dalam menanamkan saham diperusahaan
tersebut. Hal ini dikarenakan rasio ROE adalah rasio yang mampu menunjukkan tingkat
pengembalian yang dihasilkan oleh manajemen modal yang disediakan oleh pemilik
perusahaan (Mursidah, 2011: 46). Rasio ROE digunakan perusahaan untuk menganalisis
efektifitas dan efesiensi perusahaan dalam menggunakan ekuitasnya. Rasio ini juga disebut
rasio rentabilitas modal sendiri karena kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan
dengan modal sendiri yang dimiliki perusahaan ( Sutrino, 2007: 267).
Lidya Martha, (2018). PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN. Jurnal Benefita 3(2) Juli 2018 (hlm. 228)

Secara umum, setiap perusahaan didirikan untuk mencari laba. Disamping tujuan tersebut,
perusahaan yang sudah go public juga harus memaksimalkan nilai perusahaannya yang
tercermin dari harga pasar saham perusahaan tersebut. Menurut Mardiyati, Ahmad, & Putri
(2012) perusahaan berdiri dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik
perusahaan yang mengakibatkan meningkatnya nilai perusahaan. Menurut Prasetyorini
(2013) tujuan berdirinya perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan atau
memaksimalkan kekayaan para investor. Tujuan memaksimumkan nilai perusahaan identik
dengan memaksimumkan harga pasar saham perusahaan tersebut yang akhirnya akan
memaksimalkan kekayaan para investor. Nilai perusahaan merupakan suatu bentuk nama
baik yang diperoleh perusahaan dalam melakukan kegiatan perusahaan dalam periode
tertentu. Nilai perusahaan yang baik merupakan suatu tujuan oleh setiap perusahaan karena
apabila nilai perusahaan yang tinggi maka akan menarik investor untuk menanamkan
modalnya ke perusahaan. Menurut Hemastuti & Hermanto (2014) nilai pasar saham sebuah
perusahaan mencerminkan nilai perusahaan tersebut. Nilai pasar adalah nilai perusahaan yang
dicerminkan dari harga saham perusahaan di pasar yang bisa menjadi ukuran nilai perusahaan
yang berasal dari kreditur, investor, dan stakeholder lain. Perusahaan yang tumbuh dengan
kondisi yang bagus memiliki nilai Price to Book Value (PBV) lebih dari satu, artinya harga
saham lebih besar dari nilai buku perusahaan. Semakin tinggi PBV, pasar akan lebih lebih
percaya terhadap perusahaan tersebut. Pendapat Modigliani dan Miller (MM) besarnya nilai
perusahaan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan atau
profit dari asset perusahaan, oleh sebab itu penanaman dana dapat mempengaruhi nilai
perusahaan (Sutrisno, 2012). Kemakmuran pemegang saham yang menjadi tujuan perusahaan
dapat diketahui dari deviden yang dibagikan kepada pemegang saham. Kemampuan
perusahaan dalam membagikan dividen ini dilihat pula dengan keuntungan (profit) yang
diperoleh perusahaan. Laba yang didapatkan perbankan dilihat dari rasio-rasio keuangannya.
Rasio profitabilitas menjadi ukuran yang sangat berguna dalam melihat keuntungan
perbankan, karena laba yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan menunjukkan profitabilitas
perusahaan (Yusra, 2016). Menurut Prasetyorini (2013) laba bersih yang dihasilkan dari
kegiatan operasional perusahaan menggambarkan profitabilitas perusahaan. Penggunaan
ekuitas dan modal sendiri perusahaan dalam memperoleh laba disebut profitabilitas (Sari &
Priyadi, 2016). Ukuran dari sebuah kinerja perusahaan diperlihatkan dari laba perusahaan
tersebut. Investor akan menanamkan dananya pada perusahaan yang mampu menghasilkan
laba yang tinggi dan sebaliknya. Sari & Priyadi (2016) mengatakan bahwa tingkat
pengembalian saham yang tinggi merupakan salah satu alasan investor untuk menanamkan
dana ke perusahaan. Pengelolaan sumber dana secara efektif oleh pihak manajemen
perusahaan akan meningkatkan laba bersih perusahaan. Korespondensi yang menyatakan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih untuk pengembalian ekuitas
pemegang saham adalah Return On Equity. Para investor akan peduli pada perusahaan yang
dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi sehingga investor akan melakukan
penanaman modal ke perusahaan tersebut. Kesanggupan perusahaan dalam mendapatkan
keuntungan dihubungkan dengann penjualan, modal sendiri maupun total aset merupakan
cerminan dari profitabilitas, karena profitabilitas adalah hasil yang didapatkan dengan usaha
manajemen atas modal yang ditanamkan oleh pemegang saham. Pembagian keuntungan
kepada investor berupa banyaknya laba yang ditanamkan atau penyuntikan dana kembali dan
berapa bagian dividen tunai ataupun dividen saham juga mencerminkan profitabilitas
(Hemastuti & Hermanto, 2014).
Fitra Dwi Rahmadani & Sri Mangesti Rahayu. (2017). PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG), PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Perusahan Perbankan yang Terdaftar Pada BEI
Periode 2013-2015). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 52 No. 1 November
2017 (hlm. 175).

Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam membangun nilai
perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menandakan perusahaan tersebut dalam keadaan yang
baik dan efisien sehingga akan menarik investor kemudian nilai dari perusahaan juga akan
naik. Profitabilitas mempunyai arti keuntungan (profit) yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan dalam sebuah usaha yang dilakukan perusahaan tersebut. Brigham dan Houston
(2006:107) berpendapat, profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang dilakukan oleh perusahaan. Profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan
proksi Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA). ROE dan ROA yang tinggi
akan menarik investor untuk berinvestasi kedalam perusahaan karena semakin tinggi ROE
dan ROA, semakin baik keadaan suatu perusahaan dan akan meningkatkan nilai perusahaan
(Syamsuddin, 2009:63). Rasio leverage yang rendah menandakan perusahaan tidak
menggunakan banyak utang dalam mendanai operasional perusahaan. Semakin kecil utang
dalam suatu perusahaan maka para investor akan senang dalam memberikan pendanaan
karena laba perusahaan akan lebih banyak digunakan sebagai deviden dan hal itu akan
meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut. Leverage merupakan jumlah utang yang
digunakan untuk membiayai atau membeli aset-aset perusahaan (Hendi, 2008:109).
Perusahaan yang memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan sebagai perusahaan dengan
tingkat leverage yang tinggi. Rasio leverage dalam penelitian ini diproksikan dengan rasio
Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Assets Ratio (DAR). Sampel dalam penelitian ini
adalah perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEI pada periode 2013-2015.
Perusahaan yang bergerak dalam sektor perbankan banyak berhubungan dengan masyarakat.
Perusahaan yang banyak berhubungan dengan masyarakat akan sangat mementingkan citra
atau nilai perusahaan dan hal itu akan sejalan dengan penelitian ini yang membahas tentang
nilai perusahaan sebagai variabel dependen. Periode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu antara tahun 2013-2015. Alasan pemilihan periode 2013-2015 adalah pada periode
tersebut perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI mengeluarkan data-data pada laporan
keuangan secara lengkap. Periode yang diteliti selama tiga tahun juga diharapkan akan
memberikan data yang valid dan runtun agar mendapatkan penelitian yang relevan. Konsep
hubungan antara Good Corporate Governance, profitabilitas dan leverage dengan nilai
perusahaan sudah dijelaskan peneliti dalam latar belakang. Perbandingan hasil penelitian
terdahulu tentang hubungan Good Corporate Governance, profitabilitas dan leverage dengan
nilai perusahaan juga sudah dijelaskan oleh peneliti. Berawal dari konsep tersebut maka
penulis mengangkat sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance
(GCG), Profitabilitas dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan“. KAJIAN PUSTAKA Good
Corporate Governance (GCG) Definisi dari konsep GCG banyak versi yang
mencanangkannya diantaranya definisi tentang GCG yang di gagaskan oleh suatu komite
yang bernama Cadbury Committee, lembaga tersebut menjelaskan bahwa GCG merupakan
seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor,
pemerintah, karyawan, dan pihakpihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun
eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka (Djanegara, 2008:8).
Lembaga Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) mengatakan
bahwa Good Corporate Governance (GCG) merupakan sekumpulah hubungan antara
manajemen perusahaan, direktur, dan pihak-pihak lain yang mempunyai hubungan dan
kepentingan dengan perusahaan, juga merupakan cara manajemen perusahaan dalam
mempertanggung jawabkan kinerja perusahaan kepada stakeholder (Djanegara, 2008:8).
World Bank juga melontarkan bahwa tata GCG merupakan kumpulan hukum, peraturan dan
kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong kinerja perusahaan secara efisien,
menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang
saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan (Djanegara, 2008:9). Dasar teori yang
melandasi bahasan Good Corporate Governance (GCG) adalah Teori keagenan (Agency
Theory). Inti dari teori keagenan (agency theory) sebenarnya adalah adanya pemisahan
pengelolaan antara pemegang saham dengan manajer dalam mengelola perusahaan.
Keputusan untuk memisahkan pengelolaan antara pemegang saham dan manajer dapat
menimbulkan perselisihan atau konflik antara kedua pihak.
Nugraha Farelio Siregar & Nila Firdausi Nuzula. (2020). PENGARUH CORPORATE
GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada
Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-
2018). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 79 No. 1 Mei 2020. (hlm. 3-4)

Good Corporаtе Govеrnаncе Mеnurut Hаmdаni (2016:20) Good Corporаtе Govеrnаncе mеrupаkаn
sistеm yаng mеnjаdi pеdomаn dаlаm pеngеlolааn pеrusаhааn tidаk hаnyа pеrusаhааn dеngаn
pеmilik аtаu pеmеgаng sаhаm mеlаinkаn jugа pеrusаhааn dеngаn pihаk yаng mеmiliki kеpеntingаn.
World Bаnk mеnеrаngkаn GCG sеbаgаi kumpulаn dаri hukum, pеrаturаn dаn kаidаh-kаidаh yаng
wаjib dipеnuhi yаng dаpаt mеndorong kinеrjа pеrusаhааn bеrfungsi sеcаrа еfisiеn, untuk
mеnghаsilkаn nilаi еkonomi sеcаrа jаngkа pаnjаng yаng bеrkеsinаmbungаn bаgi pаrа pеmеgаng
sаhаm mаupun mаsyаrаkаt sеkitаr sеcаrа kеsеluruhаn (dаlаm Еffеndi, 2016:2). Komitе Nаsionаl
Kеbijаkаn Govеrnаncе (KNKG) (2006:5) mеngungkаpkаn bаhwа tеrdаpаt 5 (limа) prinsip yаng
tеrkаndung di dаlаm GCG. Bеrikut pеnjеlаsаn dаri kеlimа prinsip tеrsеbut. a. Tаnspаrаnsi
(Trаnspаrеncy) b. Аkuntаbilitаs (Аccountаbility) c. Rеsponsibilitаs (Rеsponsibility) d. Indеpеndеnsi
(Indеpеndеncy) e. Kеwаjаrаn dаn Kеsеtаrааn (Fаirnеss) Mеnurut Hаmdаni (2016:79) sеtidаknyа
tеrdаpаt tigа unsur utаmа dаlаm orgаn pеrusаhааn. Kеtigа unsur tеrsеbut аdаlаh Rаpаt Umum
Pеmеgаng Sаhаm (RUPS), Dеwаn Komisаris dаn Dirеksi. Profitаbilitаs Profitаbilitаs mеrupаkаn rаsio
yаng mеnunjukkаn kеmаmpuаn pеrusаhааn untuk mеnghаsilkаn lаbа sеlаmа pеriodе tеrtеntu
(Munаwir, 2004:33). Sеnаdа dеngаn pеrnyаtааn tеrsеbut, Utаri еt аl (2014:63) mеnyаtаkаn
“profitаbilitаs iаlаh kеmаmpuаn mаnаjеmеn untuk mеmpеrolеh lаbа”. Mеnurut Riyаnto (2010:35)
“profitаbilitаs mеnunjukkаn pеrbаndingаn аntаrа lаbа dеngаn аktivа аtаu modаl yаng mеnghаsilkаn
lаbа tеrsеbut”. Dаri bеbеrаpа pеrnyаtааn tеrsеbut dаpаt disimpulkаn bаhwа profitаbilitаs
mеrupаkаn rаsio yаng digunаkаn olеh olеh invеstor dаn аnаlis untuk mеngаnаlisа kеmаmpuаn
sеbuаh pеrusаhааn dаlаm mеnghаsilkаn lаbа dаri аktivа yаng dimiliki olеh pеrusаhааn. Rаsio
profitаbilitаs yаng sеmаkin tinggi mеnunjukkаn kеmаmpuаn pеrusаhааn dаlаm mеnghаsilkаn
kеuntungаn jugа tinggi. Profit аtаu kеuntungаn yаng dihаsilkаn olеh pеrusаhааn аkаn digunаkаn
sеbаgаi dividеn yаng dibаgikаn kеpаdа pеmеgаng sаhаm sеrtа untuk mеnаmbаh modal perusahaan.
Dаlаm pеnеlitiаn ini profitаbilitаs diproksikаn dеngаn Rеturn on Аssеts (ROА) dаn Rеturn on Еquity
(ROЕ). Bеrikut pеnjеlаsаn dаri kеduа rаsio tеrsеbut:
a). Rеturn on Аssеts (ROА)
Rеturn on Аssеts (ROА) аdаlаh rаsio yаng mеnunjukkаn kеmаmpuаn pеrusаhааn dеngаn
mеnggunаkаn sеluruh аktivа yаng dimiliki untuk mеnghаsilkаn lаbа sеtеlаh pаjаk (Sudаnа, 2009:26).
Sеnаdа dеngаn pеrnyаtааn di аtаs, Kаsmir (2016:201) mnyеbutkаn bаhwа “rеturn on аssеts
mеrupаkаn rаsio yаng mеnunjukkаn hаsil (rеturn) аtаs аktivа yаng digunаkаn dаlаm pеrusаhааn”.
Bеrdаsаrkаn pеndаpаt pаrа аhli diаtаs mаkа dаpаt disimpulаn bаhwа ROА аdаlаh rаsio yаng
digunаkаn untuk mеngukur profitаbilitаs pеrusаhааn mеnggunаkаn аsеt yаng dimiliki. Sеmаkin
tinggi nilаi ROА yаng dihаsilkаn mаkа sеmаkin bаik kinеrjа pеrusаhааn dаlаm mеngеlolа аsеtnyа.
Pеningkаtаn nilаi ROА sеsuаi dеngаn kеаdааn аtаu jumlаh аktivа yаng dimiliki pеrusаhааn
(Syаmsuddin, 2011:63).

b). Rеturn on Еquity (ROЕ)

Rеturn on Еquity (ROЕ) mеnunjukkаn kеmаmpuаn pеrusаhааn untuk mеnghаsilkаn lаbа sеtеlаh
pаjаk dеngаn mеnggunаkаn modаl sеndiri yаng dimiliki pеrusаhааn (Sudаnа, 2009:26). Mеnurut
Syаmsuddin (2011:64) “rеturn on еquity аdаlаh suаtu pеngukurаn dаri pеnghаsilаn (incomе) yаng
tеrsеdiа bаgi pаrа pеmilik pеrusаhааn (bаik pеmеgаng sаhаm biаsа mаupun pеmеgаng sаhаm
prеfеrеn) аtаs modаl yаng mеrеkа invеstаsikаn di dаlаm pеrusаhааn”. Bеrdаsаrkаn bеbеrаpа
pеngеrtiаn diаtаs mаkа dаpаt disimpulkаn bаhwа ROЕ mеrupаkаn rаsio yаng mеnggаmbаrkаn
kеmаmpuаn tingkаt pеngеmbаliаn pеrusаhааn аtаs invеstаsi yаng ditаnаmkаn. Rаsio ini mеrupаkаn
rаsio yаng pаling bеrpеngаruh dаlаm mеnаrik minаt invеstor mеnаnаmkаn modаl dаlаm
pеrusаhааn.

Nilai Perusahaan.

Pеngеrtiаn sеdеrhаnа nilаi pеrusаhааn аdаlаh gаmbаrаn kеpеrcаyааn mаsyаrаkаt tеrhаdаp


pеrusаhааn аtаs pеncаpаiаn yаng dirаih pеrusаhааn. Nilаi pеrusаhааn mеrupаkаn nilаi yаng sаngаt
dipеrhаtikаn dаn dijаgа olеh pеrusаhааn. Mеnurut Sudаnа (2011:8) “nilаi pеrusаhааn mеrupаkаn
nilаi sеkаrаng dаri аrus pеndаpаtаn аtаu kаs yаng dihаrаpkаn ditеrimа pаdа mаsа yаng аkаn
dаtаng”. Rodoni dаn Аli (2014:4) mеnjеlаskаn bаhwа “nilаi pеrusаhааn mеrupаkаn pеrsеpsi invеstor
tеrhаdаp pеrusаhааn, yаng sеring dikаitkаn dеngаn hаrgа sаhаm”. Nilаi pеrusаhааn yаng tinggi
mеrupаkаn sаlаh sаtu fаktor yаng dipеrhаtikаn olеh invеstor kаrеnа bеrkаitаn dеngаn prospеk
pеrusаhааn di mаsа dеpаn kаrеnа nilаi pеrusаhааn yаng tinggi mеnunjukkаn kinеrjа pеrusаhааn
dаlаm kondisi bаik yаng bеrpеluаng tumbuh pаdа pеriodе sеlаnjutnyа. Sеlаin profit, fаktor lаin yаng
dаpаt mеmpеngаruhi nilаi pеrusаhааn аdаlаh kеmаmpuаn pеrusаhааn dаlаm mеmpеrhаtikаn
lingkungаn sosiаl dаn mаsyаrаkаt kаrеnа nilаi pеrusаhааn bеrkаitаn еrаt dеngаn pеrsеpsi
mаsyаrаkаt tеrhаdаp pеrusаhааn.

Anda mungkin juga menyukai