Asbuton
A.sbuto
Asbuton B20
Asbuton tergolong aspai oatu yang daiam bañasa asing diseout rock asphalt
atau asphaitic rock. Fsahan penyusun Asouton paaa riinunya terdiri ñari
1 . 30 %+ bahan
bitiimen, bN %o
badan mineral.
el 2 UtOfl
Min ngan
K sium Karbona
Fla cs Karbonat
( 1,70
iuin Sulfat
(CaS
m Sulfida (C
Aluminium Ok
Sisa
Sumber Soeprapto Totomihardjo, 1995
mineral, bitumen (aspal), dan air. berivarna kecoklat-coklatari. Sangat porous, relatif"
ringan dan pada umumnya mineral asbuton terdiri dari batu kapur dari ukuran
debu sampai ukuran pasir. Partikel asbuton sampai pada siihu 30°C, masih
bersifat rapuh
dan mudah dipecan. sedangkan pada suhu di atas 4G' - ñ0'C, bersifat agak plastis
dan sugar dipecah. Pada suhu 60° - 10G°C, bersifat plastic dan sugar pccah, dan
rnenganaung cukup banyaK aspai teiapi ada pula yang hanya mengandung sedikit
aspal. Selairi itu sitat asbuton sangat dipengaruhi oleh sifat porositas partikel,
kondisi cuaca, KeieinDaban dan faktor sekeliiingnya. flat ini menyebabkan kadar
air dalam asbuton sangat bervariasi pula ierutama aipengaruhi oieh curah hujan.
Pada umumnya kadar air yang ierkandung di dalam pariikei asouton berkisar
antara 2% - 5* o.
agregat harus sampai dengan fiiler, dengan spesifikasi 99o â loios saringan to. 4 i CP.
Come. i 987 . Graaasi panther asouton yang dipe dagangkan adalah 98.7o/o i()0oo
Ukuran mineral dalam asbuton pada umumnya diDagi dalam tiga jenis
to. 200d dan berukuan pasir naius, (lewat saringan antara two. 6 to. 2G0 .
2. Sandy Asphalt rock, berukuran deou mineral, pasir harus ‹ian pasir Dasar.
3. Conglomerat Ashalt Rock berukuran debu mineral, pasir kasar dam kerikil.
(Daiirnin, 1980).
10
jenis HRA biasanya digunakan untuk lapis perkerasan neon struktural. ini disebabkan
1. Stabilitas (Stability)
aspal
*. Keaivetan/daya Dura
pemadatan yang
3 kelenturan (Fle
dengan lendutan atau perubahan bentuk pada lapis pondasi (base) dan tan'ah
dapat diperoleh dengan menggunakan kadar aspal Yang tinggi dan campuran
bergradasi timpang.
lapisan
perkerasan yang kasar mempunyai tahanan gesek yang lebih baik dari
beben berulang tanpa terjadi kelelahan yang berupa alur (rutting) dan retak
udara dan air ke dalam lapis perkerasan. Lapisan perkerasan vang kurang
lekat aspal.
Bahan peremaja adalah bahan cair berupa minyak yang ditambahkan pada
asbuton vang berguna untuk melunakkan bitumen asbuton, agar bitumen dalam
asbuton dapat berfungsi sebagai bahan perekat. Pelunakkan ini diperlukan karena
asbuton keras seperti batu dan mempunyai banvak rongga/porous, sehingga dapat
a. Menggerakkan bitumen murni yang ada di dalam asbuton oleh aksi pelarut
secepat
rnungkin
optimum.
kadar bitumen efektif dari lasbutag pada batasan perencanaan yang diijinkan
1. Flux oil
Bahan peremaja yang sampai saat ini digunakan adalah Bunker Flux Oil
(BFO), Flux Oil (FO) yaitu sisa residu pengilangan minyak bumi yang
asouton kering (âuprapto I in, 1994). Menurut Bina Marga (Latasbum No.
niiai penetrasi Bitumen (40-5G), untuk mencapai riiiai penetrasi tersebut penambahan
15 o » terhadap kbitume
dahulu. Temperatur peinanasan ini tidak boleh lebih dari 325' F atau 163' C,
sebao aspai aKan terbakar atau menjaai kering keras. Temperatur minimum
Sada cara dingin, untuk mengencerkan aspal dipakai minyak pengencer y’ang
langsung dicainpurKan pada aspal. Cara lain untuK mendapatkan aspai van s
encer agar mudah diaduk adalah dengan membuat emulsi aspai. Cara dingin ini
14
lebih praktis dan murah, tetapi pada umumnya memiliki mutu yang lebih
kemampuan ana.
Tahap ke I : asp gan fraksi III sir halus dan dicainpuT dulu
bawah sistem hot mix tetapi jauh diatas sistem cold mix, karena hoirogenitas
1976).
Flux butas merupakan salah satu bahan peremaja untuk aspal buton. Flux
b. untuk inenarik sebagian aspal aari butas dan kemudian diberikan kepada
batu-
batuannya,agar aspalsehingg
ineinudahka madata
Kerosinoli (k
2. Solaroli (solo
Jalan antara lain jenis peremaja inodifikasi, yaitu campuran minyak tanah dengan
BFO, premium dengan BFO, diesel fuel oil dengan BFO, bahkan telah dicoba
juga menggunakan minyak kelapa dan minyak mesin (Dairi. 1991). Penelitian
yang
dilakukan Ulupi. dkk, akan pelunak modifikasi lain untuk mendapatkan nilai
yang paling i›aik pada bitumen asDuton yang menggunakan bahan pe einaja soiar
untuk meresap ke dalam split butas. Wa2tu yang aiperlukan untuK meresap ini
asbuton Seinakin kecil ukuran butiran asbuton maka seinakin cepat bahan
proses pelepasan Bitumen dalam asbuton paaa lam a peinerairan tertentu akan
2.7. Agregat
lainnya yang diperoleh dari alain atau dari hasil pengolahan. Agregat merupakan
komponen utama lapisan perkerasan jalan, yaitu mengandung 9000 - 95%+ agregat
berdasarkan
k*cnurut asalnya, agre3at dapat dibapi menjadi 3 jenis, yaitu
3. Agregat buatan.
1 no. 200