MAKALAH
Disusun Oleh :
KELOMPOK 8
OKTOBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Mendesain Rencana Pengembangan Sekolah (Rps)” ini.
Dalam upaya penyelesaian makalah ini kami telah banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Drs.
Robenhart Tamba, M.Pd selaku dosen mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Dan atas
bimbingan beliau kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari meskipun penulisan makalah ini telah kami upayakan seoptimal
mungkin tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja. Untuk itu kritik
dan saran dari pembaca sangat diharapkan yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan
khususnya bagi penulis.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan sekolah merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi
manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS) merupakan salah satu wujud dari salah satu fungsi
manajemen sekolah yang amat penting yang harus dimiliki sekolah. RPS berfungsi
untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam rangka menuju
tujuan sekolah yang lebih baik (peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang kecil
dan untuk mengurangi ketidakpastian masa depan.
Pengembangan sekolah wajib dibuat oleh semua sekolah, baik yang termasuk
kelompok rintisan, potensial, nasional maupun internasional. Pengembangan sekolah
harus dimiliki oleh setiap sekolah sebagai panduan dalam penyelenggaraan pendidikan,
baik untuk jangka panjang (20 tahun), menengah (5 tahun) maupun pendek (satu tahun).
Diharapkan, semua jenis kelompok sekolah menggunakan format Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS) yang sama. Perbedaannya terletak pada isi, kedalaman,
dan luasan atau cakupan program sesuai dengan kondisi sekolah dan tuntutan
masyarakat sekitarnya. Perbedaan lainnya adalah lama waktu pencapaian SNP. Bagi
sekolah yang memiliki potensi lebih tinggi dari pada sekolah lain akan dapat mencapai
SNP relatip lebih cepat. Demikian sebaliknya, bagi sekolah yang miskin potensi akan
lebih lamban dalam mencapai SNP. Namun demikian harapannya adalah semua
sekolah tersebut dalam kurun waktu tertentu mencapai SNP yang ditentukan oleh
pemerintah.
Demi optimalisasi penerapan MBS di sekolah maka penting disusun rencana
pengembangan sekolah yang teliti dan cermat. Rencana ini ditujukan dalam rangka
meningkatkan kemampuan sekolah dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas,
perbaikan sarana prasarana pendidikan sekolah memiliki kunci pembelanjaan yang
tersedia dengan bijaksana. Selain dari pada itu rencana pengembangan ini penting
dalam rangka meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan. Sebab hanya
dengan pola kemitraan bersama pihak pemangku kepentingan pengembangan sekolah
dapat berjalan secara optimal dan efektif.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis tantangan sekolah dalam Rencana Pengembangan Sekolah?
2. Bagaimana penentuan sasararan sekolah dalam Rencana Pengembangan Sekolah?
3. Bagaimana identifikasi fungsi – fungsi dalam Rencana Pengembangan Sekolah?
4. Bagaimana analisis SWOT dalam Rencana Pengembangan Sekolah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami analisis tantangan sekolah dalam Rencana
Pengembangan Sekolah.
2. Mengetahui dan memahami penentuan sasararan sekolah dalam Rencana
Pengembangan Sekolah.
3. Mengetahui dan memahami identifikasi fungsi – fungsi dalam Rencana
Pengembangan Sekolah.
4. Mengetahui dan memahami analisis SWOT dalam Rencana Pengembangan
Sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Tantang nyata sekolah adalah merupakan gap (kesenjangan) antara tujuan yang
ingin dicapai sekolah dengan kondisi sekolah saat ini. Tantangan nyata adalah selisih
(ketidaksesuaian) antara output sekolah saat ini dengan output sekolah yang diharapkan
di masa yang akan datang (tujuan sekolah). Besar kecilnya ketidak sesuaian antara
output sekolah saat ini (kenyataan) dengan output sekolah yang diharapkan (idealnya)
di masa yang akan datang memberitahukan besar kecilnya tantangan. Contoh tantangan
kualitas, misalnya, jika dalam tiga tahun kedepan dicanangkan tujuan sekolah untuk
mencapai GSA sebesar +2, sementara saat ini baru meneapai +0,4 berarti tantangan
nyata yang dihadapi sekolah adalah (+2) - (0,4) = (+1,6). Jika saat ini sekolah baru
mencapai juara ketiga pada KIR tingkat kabupaten, sedangkan tujuan sekolah ingin
menjadi juara pertama, maka tantangan nyata yang dihadapi sekolah adalah “dua
peringkar" yaitu dari juara ketiga menjadi juara pertama. Contoh tantangan
efektivitas;dari 300 orang siswa yang ikut Ujian Nasional (UN).yang lulus 270 orang,
sehingga tantangannya adalah 30 siswa atau 10 persen yaitu berasal dari 30 siswa dibagi
300 siswa. Output sekolah saat ini dapat dengan mudah diidentifikasikan, karena
tersedia datanya. Akan tetapi bagaimanakah caranya mengidentifikasikan output
sekolah yang yang diharapkan, sehingga output yang diharapkan tersebut cukup
realistis? Caranya, perlu dilakukan analisis prakiraan (foreeasting) lengkap dengan
asumsi-asumsinya untuk menemukan kecenderungan-kecenderungan yang diharapkan
di masa depan.
3
tingkat nasional dan baru juara II tingkat nasional. Dalam bahasa statistika, peringkat
seperti itu disebut ordinal dan bukan interval, sehingga formula matematik tidak dapat
diterapkan secara langsung. Namun yang penting dapat dipahamni makna peningkatan
yang harus dilalui oleh sekolah.
Pada umumnya, tantangan nyata sekolah bersumber dari output sekolah yang
dapat dikategorikan menjadi empat hal, yakni :kualitas, produktivitas, efektivitas, dan
efisiensi.
4
jika dengan biaya yang sama, tetapi nilai UN tahun ini lebih baik dari pada nilai UN
tahun lalu, maka dapat dikatakan bahwa tahun ini sekolah yang bersangkutan lebih
efisien secara internal dari pada tahun lalu. Efisiensi ekstemal adalah hubungan
antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan
kumulatif (individu, sosial, ekonomi, dan non-ekonomi) yang didapat setelah pada
kurun waktu yang panjang di luar sekolah. Analisis biaya-manfaat merupakan alat
utama untuk mengukur efisiensi eksternal. Misalnya, dua sekolah SMTA I dan
SMTA 2 dengan menggunakan biaya yang sama setiap tahunnya, tetapi lulusan
SMTA I mendapatkan upah yang lebih besar dari pada lulusan SMTA 2 setelah
mereka bekerja. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa lulusan SMTA I lebih
efisien secara eksternal dari pada SMTA 2.
5
B. Penentuan Sasaran Sekolah
Sasaran dapat diartikan sebagai tujuan jangka pendek atau tujuan situasional
sekolah Sebutan tujuan situasional mengingatkan bahwa tujuan sekolah dirumuskan
dengan bertolak dari hasil pengamatan atas situasi sekolah. Keterangan “situasi"
memberitahukan tantangan nyata yang dihadapi oleh sekolah saat ini. Dengan latar
belakang seperti itu, maka yang dimaksud dengan sasaran/ tujuan situasional adalah
tujuan yang dirumuskan dengan memperhitungkan tantangan yang nyata dihadapi oleh
sekolah.
Sasaran direncanakan untuk waktu yang relatif pendek, misalnya untuk satu
tahun pelajaran. Dengan demikian sasaran pada dasarnya adalah tahapan untuk
mencapai tujuan sekolah. Ketika menentukan sasaran, prioritas sasaran harus
dipertimbangkan secara sungguh- sungguh. Misalnya, sekolah rnencanangkan tujuan
yang mencakup tiga aspek, maka sekolah perlu menyusun prioritas, apakah ketiga
aspek tersebut akan digarap pada tahun pertama, atau hanya beberapa aspek saja
berdasarkan pertimbangan kondisi dan kemampuan sekolah. Sebagai contoh, sebuah
sekolah memutuskan ingin menggarap ketiga aspek dari delapan aspek yang tereantum
dalam tujuan, meskipun baru pada tahap awal. Oleh karena itu, sekolah tersebut
menetapkan sasaran sekolah untuk tahun ajaran 2021 – 2022 sebagai berikut:
6
C. Identifikasi Fungsi – Fungsi
D. Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu kajian tentang profil lembaga yang mencoba
menganalisis dan sekaligus menggambarkan kelebihan-kelebihan dan kelemahan-
kelemahan yang dihadapi sehingga dapat dipikirkan peluang-peluang dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan dengan mengupayakan berbagai cara untuk menghadapi
ancaman-ancaman bila Sasaran Sekolah tidak tercapai.
7
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan
setiap fungsi dari keseluruhan bidang (substansi) manajemen pendidikan yang
diperlukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Oleh karena tingkat kesiapan
fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-masing faktor yang terlibat pada setiap
fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi
tersebut baik faktor internal maupun ekstenal. Yang dimaksud dengan kriteria kesiapan
faktor adalah faktor yang memenuhi kriteria/ standar untuk mencapai sasaran/tujuan
situasional. Faktor yang memenuhi kriteria atau standar standar ini ditemukan melalui
perhitungan-perhitungan atau pertimbangan-pertimbangan yang bersumber pada
pencapaian sasaran.
Faktor intemal adalah faktor-faktor pada setiap fungsi yang berada didalam
kewenangan sekolah. Sedangkan faktor ekstemal adalah faktor-faktor pada setiap
fungsi yang berada di luar kewenangan sekolah. Misalnya untuk fungsi proses belajar
mengajar yang terdiri dari banyak faktor,satu diantaranya perilaku mengajar guru
(faktor internal) dan satu lagi lainnya kondisi lingkungan sosial masyarakat (faktor
eksternal). Perilaku mengajar guru digolongkan faktor intemal karena sekiranya
perilaku tersebut perlu diubah, masih dalam kewenangan sekolah. Sebaliknya, kondisi
lingkungan sosial masyarakat digolongkan sebagai faktor eksternal karena sekiranya
kondisi tersebut ingin diubah, maka hal tersebut di luar kewenangan sekolah. Dalam
melakukan analisis terhadap fungsi dan faktor-faktomya, maka berlaku ketentuan
berikut:
Kelemahan atau ancaman yang dinyatakan pada faktor internal dan faktor
eksternal yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut persoalan. Selama
masih adanya fungsi yang tidak siap atau masih ada persoalan, maka sasaran yang telah
ditetapkan diduga tidak dapat tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran sekolah dapat
8
tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan untuk mengubah fungsi tidak siap menjadi
siap.Tindakan yang dimaksud disebut langkah-langkah pemecahan masalah yang pada
hakekatnya merupakan tindakan mengatasi kelemahan dan ancaman agar menjadi
kekuatan atau peluang.
Oleh karena kondisi dan potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan
lainnya, maka altematif langkah-langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda,
disesuaikan dengan kesiapan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah
tersebul. Dengan kata lain,sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah
pemecahan yang berbeda dengan sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.
Sebagai contoh, untuk sasaran sekolah (rata-rata GSA) mencapai minimal 0,40
maka harus ditentukan fungsi-fungsi apa saja berikut faktor-faktornya yang berperan
penting dalam mencapai sasaran tersebut. Berdasarkan hasil evaluasi diri dan
pengalaman sebelumnya, diidenaifikasikan bahwa fungsi yang berperan untuk
meningkatkan GSA adalah fungsi proses belajar mengajar yang didukung oleh fungsi
ketenagaan,dan fungsi sarana belajar. Berdasarkan pada fungsi yang telah
diidentifikasikan tersebut, maka ditemukan faktor-faktor yang berpengaruh baik
intemal maupun ekstemal Setelah ditemukan faktor-faktor terseout lalu dianalisis
dengan memasukkannya ke dalam tabel analisis SWOT.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tantangan nyata adalah selisih (ketidaksesuaian) antara output sekolah saat ini
dengan output sekolah yang diharapkan di masa yang akan datang (tujuan sekolah).
Besar kecilnya ketidak sesuaian antara output sekolah saat ini (kenyataan) dengan
output sekolah yang diharapkan (idealnya) di masa yang akan datang memberitahukan
besar kecilnya tantangan. Pada umumnya, tantangan nyata sekolah bersumber dari
output sekolah yang dapat dikategorikan menjadi empat hal, yakni :kualitas,
produktivitas, efektivitas, dan efisiensi.
Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing-
masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT dilakukan terhadap
keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut baik faktor internal maupun ekstenal.
Yang dimaksud dengan kriteria kesiapan faktor adalah faktor yang memenuhi kriteria/
standar untuk mencapai sasaran/tujuan situasional. Faktor yang memenuhi kriteria atau
standar standar ini ditemukan melalui perhitungan-perhitungan atau pertimbangan-
pertimbangan yang bersumber pada pencapaian sasaran.
B. Saran
Demikianlah makalah yang sederhana yang masih banyak kekurangan di sana
sini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
11