Anda di halaman 1dari 3

Definisi Bonus Demografi

Menurut United Nations Population Fund, bonus demografi adalah kondisi ketika masyarakat
berusia produktif lebih banyak daripada masyarakat berusia nonproduktif.
Usia produktif yang dimaksud ialah 15-64 tahun. Sementara itu, masyarakat nonproduktif
adalah mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.
Tak hanya itu, jumlah masyarakat berusia produktif ini menguasai 70% populasi suatu
negara. Sementara itu, jumlah masyarakat berusia nonproduktif hanya 30% di antaranya.

1) Menciptakan pertumbuhan dan perkembangan negara

Selain ekonomi, pastinya demographic dividend membawa keuntungan bagi sektor yang lain,
misalkan saja pendidikan. Dengan adanya prediksi bonus demografi 2030, pemerintah pasti
akan merancang sistem pendidikan yang lebih baik demi meningkatkan sumber daya
manusia. Dengan adanya rancangan sistem yang lebih baik, sektor pendidikan akan
mengalami peningkatan. Salah satu dari dampak positif bonus demografi adalah momen yang
tepat bagi perusahaan untuk mencari kandidat yang kompeten. Hal ini juga bisa menjadi
keuntungan bagi Anda yang termasuk dalam usia produktif.

Sebaiknya Anda sebagai perusahaan atau calon pekerja bisa memanfaatkan peluang ini
dengan baik. Jangan sampai momentum ini lepas dan tidak ada keuntungan yang bisa dicapai.

2) Memicu pertumbuhan ekonomi negara

Masa ini jelas membantu perkembangan ekonomi sebuah negara. Karena berarti semakin
banyak individu yang mendapatkan kesempatan kerja, sehingga semakin banyak sumber daya
manusia yang dimanfaatkan. Selain peluang tenaga kerja, dampak positif bonus demografi
juga tercermin dari semakin banyaknya investasi yang dilakukan.
Dengan begitu, otomatis akan membantu sektor ekonomi untuk semakin bertumbuh.
Pertumbuhan tersebut juga bisa membantu pemerintah dalam mempersiapkan percepatan
pembangunan negara menjadi lebih maju.

3) Menaikkan PDB ( Produk Domestik Bruto )

Bonus demografi berpotensi menaikkan produk domestik bruto (PDB). Memiliki jumlah
penduduk usia produktif lebih banyak, lalu mereka mempunyai kesempatan kerja dan
produktif, tentu bisa memicu pertumbuhan ekonomi.
Tantangan
1. Jumlah Pengangguran meningkat
Pertama, dampak bonus demografi adalah membludaknya angka pengangguran.
Jumlah usia produktif yang diperkirakan mencapai 60%-70% dari total penduduk.
Jika kesempatan ini tidak disalurkan dengan baik, bukan tidak mungkin malah
menjadi bencana bagi suatu negara.

Jumlah yang besar itu justru bisa menjadi titik dimana angka pengangguran akan
membludak. Karena itu, tindakan preventif seperti perancangan peluang kerja sejak
dini bisa dilakukan sebagai pencegahan.
2. Ketidak seimbangan antara kualitas SDM dengan standar kualifikasi.
Dengan banyaknya usia produktif, perusahaan yang berlomba membuka peluang
pekerja akan semakin selektif. Mereka tidak menginginkan dari sekian banyak
individu masuk sembarangan, sehingga kualifikasi yang ditetapkan juga akan semakin
sulit.

Dampak negatif bonus demografi ini menjadi tantangan bagi pemerintah, perusahaan,
sekaligus para individu usia produktif itu sendiri. Jika pemerintah tidak berhasil
menyediakan fasilitas untuk membentuk sumber daya manusia dengan baik, maka
akan terjadi ketidakseimbangan.

Pemerintah harus bisa menyediakan kebutuhan pendidikan yang memadai untuk


membentuk sumber daya yang bagus. Baru para masyarakat produktif dan perusahaan
bisa memanfaatkan kesempatan itu dengan baik.
3. Middle income trap

Middle income trap adalah kegagalan suatu negara untuk naik kelas dari
pendapatan menengah-bawah (lower-middle income) ke menengah-atas
(upper-middle income). Kondisi ini banyak terjadi pada negara yang tak
mampu berpindah dari berpendapatan menengah ke pendapatan tinggi.

Sebabnya, mereka tak mampu lagi bersaing dengan negara berpenghasilan


lebih rendah yang bergantung pada sumber daya alam dan murahnya tenaga
kerja, namun tak juga mampu bersaing dengan negara maju yang
mengandalkan kualitas manusia dan teknologi.

Oleh karena itu, diperlukan dua langkah struktural dalam rangka melepaskan
Indonesia dari middle income trap yakni dengan mempermudah investasi dan
meningkatkan produktivitas. Saat ini, kualitas SDM serta pasar tenaga kerja di
Indonesia masih tergolong kurang baik karena sebagian besar pekerja memiliki
latar belakang pendidikan yang rendah dan banyak yang bekerja di sektor
informal. Akibatnya, produktivitas dari tenaga kerja pun tergolong rendah.
Perbaikan SDM merupakan suatu langkah transformasi yang besar dan jauh lebih
menantang dibandingkan perbaikan infrastruktur yang telah dilaksanakan pada
periode pertama.

Anda mungkin juga menyukai