Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Dasar
Disusun Oleh
KELAS B
Penyusun makalah :
KELAS B
DIII KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Memberikan Enema ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen Keperawatan Dasar. Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................3
A. Latar belakang...........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan.........................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.....................................................................................................................7
A. Pengertian Enema (Huknah)........................................................................................7
B. Jenis Enema (Huknah)..................................................................................................7
C. Indikasi dan Kontraindiaksi Enema (Huknah)...........................................................8
D. Tujuan Enema (Huknah)..............................................................................................8
E. Manfaat Enema (Huknah)............................................................................................9
F. Alat-alat yang dibutuhkan dalam pemberian enema Hukmah/Tinggi....................10
G. SOP MEMBERIKAN ENEMA MODEL HUKNAH TINGGI DAN RENDAH
KEPADA PASIEN...........................................................................................................12
H. CARA MEMBERIKAN ENEMA MODEL TUBE/SUPPOSITORIA (SOP)........17
BAB III.................................................................................................................................18
PENUTUP............................................................................................................................18
KESIMPULAN................................................................................................................18
SARAN..............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hingga kini berbagai inovasi bentuk enema dan jenis enema dibuat
dengan tujuan untuk mempermudah dalam cara pemberian, faktor kenyamanan
dan simpel. Beberapa prosedur yang dapat dilakukan, diantaranya pemenuhan
eliminasi alvi dengan pispot pada pasien yang tidak mampu melakukan secara
mandiri, melakukan hukna redah, huknah tinggi, pemberian gliserin per rektal,
evakuasi manual kebutuhan eliminasi dengan urinal pada pasien yang tidak
4
mampu melakukan secara mandiri dan pemasangan kateter kondom (Hidayat &
Uliyah, 2005)
Pada abad ke 20, enema atau huknah digunakan secara luas di negara
tertentu seperti Amerika serikat, saat itu enema merupakan ide yang sangat baik
untuk cuci kolon pada kasus fever, menjelang partus dengan tujuan untuk
mengurangi keluarnya feses saat partus. Beberapa kontroversi diperdebatkan
penggunaan enema untuk mempercepat proses melahirkan dengan menstimulasi
terjadinya kontraksi, pada akhirnya enema atau huknah dengan tujuan ini dilarang
karena para obstetrik menggunakan oxytocin sebagai penggantinya selain
dikarenakan para ibu hamil merasa tidak nyaman dengan tindakan enema ini.
Pada masa John Donne Elegy XVIII, pada masa itu kaum pria
menyalahgunakan tindakan enema dengan melukai selaput dara pengantin wanita
menggunakan clyster. Clyster juga tercatat pada periode sado-masochistic, pada
masa itu mereka menggunakan enema sebagai tindakan disipliner. Khususnya
wanita dihukum menggunakan clyster berukuran besar untuk periode tertentu,
sebagai contoh ditemukan dalam The Prussian Girl oleh P.N Dedeaux. Clyster
merupakan pengobatan yang banyak digemari oleh orang berada dan terhormat di
dunia barat hingga abad ke 19. William Laighton dari Portsmouth, New
Hampshire merupakan orang pertama yang mendapat hak paten untuk kursi
enema pada 8 agustus 1846 (Cintya, 2011).
5
Untuk menangani masalah eliminasi pasien, perawat harus memahami
eliminasi normal dan faktor-faktor yang meningkatkan atau menghambat
eliminasi. Asuhan keperawatan yang mendukung akan menghormati privasi dan
kebutuhan emosional pasien. Tindakan yang dirancang untuk meningkatkan
eliminasi normal juga harus meminimalkan rasa ketidaknyamanan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
6
5. Mengetahui manfaat enema
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
B. Jenis Enema (Huknah)
1. Enema tinggi: Memasukan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon asenden
dengan menggunakan kanula usu. Umumnya dilakukan untuk persiapan operasi.
2. Enema rendah: Memasukan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon desenden
dengan menggunakan kanula rektal melalui anus. Huknah rendah dilaksanakn
sebelum operasi dan pasien yang mengalami obstipasi. Selama tindakan ini posisi
klien dipertahankan miring ke kiri.
1. Indikasi Enema
a. Konstipasi
2. Kontraindikasi Enema
9
b. Keganasan kolon atau rektum
c. diare
d. Post operasi
e. Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal,tumor rektum dan
kolon.
Enema atau huknah dilakukan untuk mengobati penyakit ringan seperti sakit
perut, kembung namun pada perkembangannya digunakan untuk berbagai tujuan
yang berbeda seperti telah diuraikan dalam sejarah dilakukannya tindakan ini. Pada
akhirnya setelah ilmu pengetahuan medis berkembang dengan adanya penelitian dan
ditemukannya berbagai peralatan medis, penggunaan enema saat ini jauh lebih
spesifik dari masa awal keberadaannya.
b. Membantu defaksi yang normal sebagai bagian dari program latihan defakasi
(bowel training program)
10
b. Merangsang buang air besar atau merangsang peristaltik usus untuk
mengeluarkan feses karena kesulitan untuk defekasi (pada pasien sembelit).
3. Sebagai jalan alternatif pemberian obat. Hal ini dilakukan bila pemberian obat
per oral tidak memungkinkan, seperti pemberian antiemetik untuk mengurangi rasa
mual, beberapa anti angiogenik lebih baik diberikan tanpa melalui saluran
pencernaan , pemberian obat kanker, arthritis, pada orang lanjut usia yang telah
mengalami penurunan fungsi organ pencernaan, menghilangkan iritable bowel
syndrome menggunakan cayenne pepper untuk squelch iritasi pada kolon dan
rectum dan untuk tujuan hidrasi.
11
4. Pemberian obat topikal seperti kortikosteroid dan mesalazine yang digunakan
untuk mengobati peradangan usus besar.
Pemberian melalui selang rektal dengan wadah enema pada enema rendah dan
enema tinggi.
2) Anak – anak :
a) Bayi : 150-250ml
d) Remaja : 500-700 ml
Cat : Suhu cairan yang digunakan untuk anak-anak adalah 37,7ºC, sedang untuk
dewasa dihangatkan 40,5-43ºC
12
d. Selang rektal dengan ujung bulat.
h. Perlak pengalas
i. Selimut mandi
j. Kertas toilet
k. Pispot
m. Masker
o. Tiang intravena
13
p. Bengkok
Definisi
Enema atau Huknah adalah tindakan memasukkan cairan kedalam rectum dan
kolon melalui lubang anus.
Indikasi
a. Konstipasi
Kontraindikasi
14
a. Hemoroid yang berdarah
c. Diare
d. Post operasi
e. Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal,tumor rectum dan
kolon.
Tujuan
2. Merangsang BAB
3. Melunakkan feses
Persiapan alat
2. Perlak pengalas
3. Spuit gliserin
4. Bengkok
6. Mangkuk kecil
7. Pispot
8. Tirai
9. Tisu
15
11. Baskom 2 buah
12. Handuk
13. Sabun
Prosedur Kerja
e. Atur posisi klien, untuk klien dewasa miring ke kiri dengan lutut kanan fleksi,
sedangkan pada bayi dan anak rekumben dorsal yang di bawahnya di beri
pispot
i. Setelah kilen berada pada posisi miring, tangan kiri dan kanan mendorong
bokong ke atas sambil memasukkan spuit perlahan-lahann hingga ke rektum
lalu pasang bengkok
16
m. Bantu klien BAB, jika keadaaan umum klien baik maka bantu klien ke toilet,
namun jika keadaan umum klien umum lemah maka posisikan klien pada tirah
baring dengan memasang pispot
n. Ambil pispot
w. Buka tirai
bb. Ulangi langkah e-j sampai semua area tersumbat yang dipilih telah
terdrainase. Setiap tindakan tidak lebih dari 30-60 menit
FASE-FASE
17
ORIENTASI
Perawat: "Halo selamat pagi bapak/ibu perkenalkan saya perawat Rerima"
Perawat: "bagaimana kabar nya bapak/ibu apakah hari bapak/ibu baik?
Perawat: "baik bapak/ibu tujuan saya datang untuk melakukan kontrak kepada
ibu/bapak untuk memberikan enema, enema itu merupakan cairan agar dapat
melunakan feses. Agar feses yang bapak/ibu keluarkan menjadi lunak dan tidak
sakit dan juga dapat merangsang BAB. waktunya tidak lama hanya sekitar 30 menit
apakah bapak/ibu bersedia?
Perawat : "Baik kalau ibu bersedia pukul 09.00 saya akan kembali lagi ya , baik
saya permisi.
TERMINASI
a.Evaluasi
3)Subjektif : “Baik, Ibu, Kita sudah selesai, apa yang ibu rasakan setelah saya
melakukan pemberian enema ?”
4)Objektif : “Sekarang bab ibu sudah lancar ya, dan feses ibu juga sudah lunak”
b.Rencana tindak lanjut :
“Baik bu, karena saya sudah selesai membantu ibu, saya kembali ke ruangan dulu.
Saya harap ibu bisa kooperatif ya selama dirawat, ibu harus membiasakan minum
air putih yang cukup, makan yang berserat, istirahat yang cukup dan hindari stress
supaya bab ibu teratur. Apakah Ibu mengerti ?”.
c.Kontrak yang akan datang
4)Topik : “Baiklah bu, untuk selanjutnya saya akan memberikan suntikan
melalui selang infus ibu sebagai obat rutin yang harus dimasukkan”
5)Waktu : “Waktunya jam 10.00 ya bu, tidak lama hanya sekitar 5 menit”
6)Tempat : “ibu istirahat saja ditempat tidur”
18
1. Kartu atau formulir obat, buku catatan pengobatan
2. Supositoria rektal
3. Jeli pelumas
4. Sarung tangan bersih sekali pakai
5. Tisu
B. Persiapan Pasien
1. Kaji program pengobatan dokter untuk mengetahui nama obat, dosis dan rute
obat.
2. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
3. Jelaskan prosedur pada pasien
4. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu atau menarik gorden
5. Pastikan pencahayaan cukup
C. Langkah-Langkah
19
13. Catat obat yang telah diberikan dalam catatan pemberian obat.
Petunjuk Praktis Penggunaan Obat SUPOSITORIA dari BPOM RI
1. Cuci tangan terlebih dahulu.
2. Buka pembungkus obat (jangan dibuka jika supositoria terlalu lunak).
3. Jika supositoria terlalu lunak sebaiknya didinginkan dulu dalam kondisi masih
dalam kemasan (masukkan dalam termos pendingin atau dipegang di bawah
aliran air dingin), kemudian setelah agak keras keluarkan dari kemasannya.
4. Lembutkan bagian tepi yang mungkin tajam dengan dihangatkan dalam
tangan.
5. Lembabkan supositoria dengan air dingin.
6. Berbaring miring pada salah satu sisi dan tekuk satu lutut ke arah badan dan
angkat lutut (lihat gambar).
7. Masukkan obat kedalam anus secara perlahan dengan bagian yang bulat
terlebih dahulu, dilanjutkan dengan bagian belakangnya.
8. Tetap berbaring selama beberapa menit.
9. Cuci tangan.
10. Usahakan untuk tidak melakukan buang air besar selama 1 jam.
11. Dokumentasi
20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Enema atau huknah adalah suatu tindakan memasukan suatu larutan ke
dalam rektum dan kolon sigmoid. Tindakan ini diberikan untuk meningkatkan
defekasi dengan merangsang peristaltic. Obat-obatan kadang diberikan dengan
enema untuk mengeluarkan efek lokal pada mukosa rectal. Pemberian enema
dapat digunakan untuk melunakkan fases yang telah menjadi impikasi atau untuk
mengosongkan rektum dan kolon bawah untuk prosedur diagnostic atau
pembedahan.
Enema dibedakan menjadi dua jenis yaitu enema tinggi dan enema rendah.
Kedua jenis enama tersebut memiliki tujuan dan manfaat berbeda sesuai dengan
kegunaan masing-masing. Indikasi melakukan enema antara lain konstipasi,
kebiasaan buang air besar yang tidak teratur, persiapan pra operasi dan lain-lain.
Kontraindikasi dalam melakukan enema antara lain hemoroid yang berdarah dan
post operasi.
21
SARAN
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut penulis
meminta kritik yang membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba
Medika.
22
Sari. (2011). Keperawatan Huknah. (Online).
http://nindanurmalasari.blogspot.co.id/2011/12/huknah.html . Diakses tanggal 15
desember 2020
23