Ibd Kel 3 Limfa Dan Imun
Ibd Kel 3 Limfa Dan Imun
PATHWAY LIMFADENOPATI
Inflamasi
Tubuh kekurangan
nutrisi yang seharusnya
Demam, suhu
meningkat,
berkeringat pada
malam hari
3. MANIFES (pernyataan terbuka, terdiri dari pengertian, analisis kasus, dan fungsi)
ANALISIS KASUS
Karena pasien penyintas HIV yaitu penyakit yang menyerang system imun, maka system
imun yang dia miliki semakin lemah dikarenakan sel darah putih berkurang dan tidak mampu
melawan bakteri/virus/benda asing dalam tubuh lagi.
Kurangnya sel darah putih tersebut karena kelenjar getah bening yang tidak menghasilkan sel darah
putih dan tidak menghasilkan sel limfosit seperti sel T limfosit terletak pada kelenjar timus, galt
terletak pada usus untuk melawan infeksi, dan sel B limfosit. Sel limfosit tersebut berfungsi
memfagositosis/memakan bakteri, virus dan benda asing lainnya.
Ketika kelenjar getah bening tidak menghasilkan sel darah putih maka ada gangguan pada system
limfa, sehingga mempengaruhi gangguan terhadap system imun. Sehingga ciri ciri orang yang
terganggu system imunnya akan pucat, lemas, berat badan turun.
Salah satu masalah pada system limfa adalah limfa denopati. Limfa denopati merupakan gangguan
pada system limfa pada kelenjar getah bening yang membengkak pada area ketiak, dagu, belakang
telinga, leher, pangkal paha, dan belakang kepala. Sehingga ketika klien mengeluh pembengkakkan
pada leher kiri dan ketiak kiri dokter dan perawat mendiagnosa terkena limfadenopati.
Hb pasien menjadi 8 gr/dl dikarenakan sel limfa tidak menghasilkan sel limfosit B yang berguna
untuk plasma darah, sehingga jika terkena gangguan limfa maka plasma darah akan berkurang
hemoglobinnya. Oleh karena itu, direncanakan transfusi darah karena pasien kekurangan darah.
a) Pembentukkan Abses
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri
menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur,
meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih merupakan
pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak kedalam ringga tersebut dan setelah menelan
bakteri, sel darah putih pun akan mati, sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah dan
mengisi rongga tersebut. Akibatnya jaringan sekitar akan terdorong dan jaringan ini akan
membentuk batasan agar tidak menyebar. Namun, abses ini dapat pecah. Jika suatu abses pecah di
dalam, maka infeksi dapat menyebar di dalam tubbuh maupun di permukaan kulit, tergantung pada
lokasi abses.
b) Sepsis
Septikemia atau keracunan darah adalah kondisi medis yang berpotensi berbahaya atau mengancam
nyawa, yang ditemukan berhubungan dengan infeksi yang diketahui atau dicurigai.
c) Fistula
Fistula terlihat ketika terjadi gangguan limfa, ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening,
padat, keras, dan dapat berkonglomersari satu sama lain. Kelenjar melunak seperti abses tapi tidak
nyeri. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya sulit sembuh oleh karena keluar terus menerus.
Fistula merupakan penyakit yang erat hubungannya dengan sistem imun setiap individu.
5. PEMERIKSAAN
Sumber : kedokteran.unila.ac.id