Anda di halaman 1dari 6

salah satu organ limfa yg terganggu karena HIV yaitu

nodus limfa yg terletak di leher dan ketiak. Disebut


gangguan limfadenopati karena bengkak di bagian
leher dan ketiak.

Limfadenopati disebut juga limfadenitis/limfadema


karena KGB mengalami pembengkakkan.

BERIKUT ADALAH ORGAN ORGAN LIMFATIK

1. ANATOMI FISIOLOGI : dari gambar listy


2. PATHWAY : ulya
3. MANIFES (pernyataan terbuka: terdiri dari pengertian, analisis kasus, dan fungsi)
Pengertian: dyah + pdf nya
Analisis kasus: latifah
Fungsi: annisa kartika
4. KOMPLIKASI
5. PEMERIKSAAN
2. Patway

PATHWAY LIMFADENOPATI

Faktor keturunan/Kelainan sitem


kekebalan/ Infeksi virus/ Usia/Pekerjaan,
dll. Dalam kasus ini factor yang
mempengaruhi adalah infeksi virus HIV.

Sel red Stenberg dalam kelenjar getah bening

Ploriferasi abnormal tumor sehingga Kelenjar getah


terjadi penyumbatan atau penekanan bening tidak
di kelenjar getang bening (Leher, menghasilkan sel
ketiak, pangkal paha) darah putih

Penekanan esofagus Mengenai nodus limfa Anti bodi menurun

Hambatan saat Virus masuk ke tubuh


Limfoma maligna
menelan

Rasa sakit di tenggorokan


Nyeri

Nyeri akut Nafsu makan menurun Perlawanan kelenjar


sehingga BB menurun limfa dengan virus

Inflamasi
Tubuh kekurangan
nutrisi yang seharusnya

Demam, suhu
meningkat,
berkeringat pada
malam hari
3. MANIFES (pernyataan terbuka, terdiri dari pengertian, analisis kasus, dan fungsi)

Beragam Gangguan pada Sistem Limfatik.


Di balik perannya yang sangat besar bagi tubuh, ada kalanya fungsi sistem limfatik terganggu karena
kondisi atau penyakit tertentu. Berikut ini adalah beberapa gangguan atau penyakit yang dapat
menyerang sistem limfatik:
1. Infeksi
Infeksi yang diakibatkan virus, bakteri, kuman, jamur, dan parasit dapat memicu perlawanan dari
sistem kekebalan tubuh, termasuk kelenjar getah bening. Kondisi ini menyebabkan terjadinya
peradangan kelenjar getah bening atau limfadenitis.
Gejala yang timbul akibat limfadenitis bervariasi, tergantung penyebab dan lokasi terjadinya infeksi.
Ketika terjadi infeksi, kelenjar getah bening biasanya akan mengalami pembengkakan.
2. Kanker
Limfoma merupakan kanker kelenjar getah bening yang terjadi ketika sel limfosit tumbuh dan
berkembang biak secara tidak terkendali. Kanker pada sistem limfatik dapat membuat sel-sel
limfosit tidak berfungsi dengan baik dan mengganggu kelancaran aliran cairan getah bening pada
pembuluh dan kelenjar limfatik.
3. Penyumbatan (obstruksi)
Penyumbatan atau obstruksi dalam sistem limfatik dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan
akibat penumpukan cairan getah bening (limfedema).
Kondisi ini dapat disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut pada pembuluh getah bening,
misalnya karena cedera, radioterapi, atau operasi pengangkatan kelenjar getah bening.
Penyumbatan saluran limfatik juga dapat disebabkan oleh infeksi, misalnya pada
penyakit filariasis.
4. Penyakit autoimun
Selain berbagai penyakit di atas, sistem limfatik juga bisa terganggu akibat adanya kondisi
autoimun. Contoh penyakit autoimun yang dapat mengganggu kinerja sistem limfatik
adalah autoimmune lymphoproliferative syndrome (ALPS). Penyakit ini dapat menyebabkan
penurunan jumlah sel darah merah dan trombosit, serta kerusakan sel darah putih neutrofil.
Selain itu, penyakit autoimun lain, seperti rheumatoid arthritis, skleroderma, dan lupus, juga dapat
menyebabkan gangguan pada sistem limfatik

FUNGSI DARI ORGAN LIMFATIK:


-Tonsil
Sebagai bagian dari sistem limfatik, fungsi utama tonsil adalah sebagai salah satu pertahanan tubuh
dalam memerangi infeksi. Tonsil menghasilkan sel darah putih dan antibodi, serta mampu menyaring
virus dan bakteri yang masuk ke dalam tubuh
-Kelenjar timus
Kelenjar timus merupakan bagian penting dari sistem getah bening (sistem limfatik) di dalam tubuh.
Salah satu tugas penting kelenjar timus bagi kesehatan adalah memproduksi sel darah putih yang
disebut limfosit-T atau sel T
-Arteri
Semua arteri berfungsi membawa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh, kecuali arteri pulmonalis
yang membawa darah tanpa oksigen ke paru-paru.
-Vena
vena berfungsi untuk membawa darah kaya karbon dioksida dari tubuh ke jantung, kecuali vena
pulmonalis yang membawa darah kaya oksigen dari paru-paru ke jantung
-Nodus limpa
Nodus limfa adalah filter untuk partikel asing dan berisi sel darah putih. Nodus limfa berfungsi
sebagai filter, dengan jaringan konektif retikular dan limfosit yang mengumpulkan dan
menghancurkan bakteri dan virus. Ketika tubuh melawan infeksi, limfosit bertambah dengan cepat
-Pembuluh limfa
Pembuluh limfatik adalah jaringan pembuluh mikro yang terletak di seluruh tubuh. Fungsi pembuluh
limfatik adalah membawa cairan limfa atau cairan getah bening
-Limpa
Limpa berfungsi untuk menyaring sel darah merah yang rusak serta memelihara dan menjaga sistem
imunitas tubuh. Bila fungsi limpa terganggu, maka tubuh akan rentan terserang penyakit. Limpa
merupakan bagian dari sistem getah bening atau sistem limfatik

ANALISIS KASUS

Karena pasien penyintas HIV yaitu penyakit yang menyerang system imun, maka system
imun yang dia miliki semakin lemah dikarenakan sel darah putih berkurang dan tidak mampu
melawan bakteri/virus/benda asing dalam tubuh lagi.

Kurangnya sel darah putih tersebut karena kelenjar getah bening yang tidak menghasilkan sel darah
putih dan tidak menghasilkan sel limfosit seperti sel T limfosit terletak pada kelenjar timus, galt
terletak pada usus untuk melawan infeksi, dan sel B limfosit. Sel limfosit tersebut berfungsi
memfagositosis/memakan bakteri, virus dan benda asing lainnya.

Ketika kelenjar getah bening tidak menghasilkan sel darah putih maka ada gangguan pada system
limfa, sehingga mempengaruhi gangguan terhadap system imun. Sehingga ciri ciri orang yang
terganggu system imunnya akan pucat, lemas, berat badan turun.

Salah satu masalah pada system limfa adalah limfa denopati. Limfa denopati merupakan gangguan
pada system limfa pada kelenjar getah bening yang membengkak pada area ketiak, dagu, belakang
telinga, leher, pangkal paha, dan belakang kepala. Sehingga ketika klien mengeluh pembengkakkan
pada leher kiri dan ketiak kiri dokter dan perawat mendiagnosa terkena limfadenopati.

Berikut patofisiologi limfadenopati:


ketika system limfa terganggu maka system imun menurun sehingga pasien mudah terserang sakit.
Termasuk riwayat penyakit HIV yang dialami dapat memicu gangguan system limfa karena terlalu
banyak virus dalam tubuh sehingga sel darah putih kelelahan dan berkurang. Contoh penyakit
lainnya yang dapat memicu gangguan system limfa seperti autoimun, infeksi, filariasis, kanker, dan
penyumbatan kelenjar getah bening akibat cedera, oprasi, radiologi.

Hb pasien menjadi 8 gr/dl dikarenakan sel limfa tidak menghasilkan sel limfosit B yang berguna
untuk plasma darah, sehingga jika terkena gangguan limfa maka plasma darah akan berkurang
hemoglobinnya. Oleh karena itu, direncanakan transfusi darah karena pasien kekurangan darah.

4. KOMPLIKASI denopati dengan riwayat HIV


Sumber: https://id.scribd.com/document/335813206/Komplikasi-Limfadenopati

a) Pembentukkan Abses
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri
menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur,
meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih merupakan
pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak kedalam ringga tersebut dan setelah menelan
bakteri, sel darah putih pun akan mati, sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah dan
mengisi rongga tersebut. Akibatnya jaringan sekitar akan terdorong dan jaringan ini akan
membentuk batasan agar tidak menyebar. Namun, abses ini dapat pecah. Jika suatu abses pecah di
dalam, maka infeksi dapat menyebar di dalam tubbuh maupun di permukaan kulit, tergantung pada
lokasi abses.
b) Sepsis
Septikemia atau keracunan darah adalah kondisi medis yang berpotensi berbahaya atau mengancam
nyawa, yang ditemukan berhubungan dengan infeksi yang diketahui atau dicurigai.
c) Fistula
Fistula terlihat ketika terjadi gangguan limfa, ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening,
padat, keras, dan dapat berkonglomersari satu sama lain. Kelenjar melunak seperti abses tapi tidak
nyeri. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya sulit sembuh oleh karena keluar terus menerus.
Fistula merupakan penyakit yang erat hubungannya dengan sistem imun setiap individu.

5. PEMERIKSAAN

Sumber : kedokteran.unila.ac.id

1. Pemeriksaan limfadenopati diawali dengan anamnesis umur penderita dan lamanya


limfadenopati, pajanan untuk menentukan penyebab limfadenopati. Gejala yang menyertai
seperti fatigue, malaise, dan demam, keringat malam, dan penurunan berat badan.
2. Pemeriksaan fisik antara lain adalah:
lokasi, menentukan apakah limfadenopati lokalisata atau generalisata dapat mempersempit
pemeriksaan.
3. Ukuran pada servikal dan aksila nodul limfa ukuran biasanya <1cm. Inguinal nodul limfa
ukuran biasanya <1,5 cm. Servikal nodul limfa >2cm Namun, tidak ada ukuran nodul seragam
di mana diameter yang lebih besar dapat meningkatkan kecurigaan etiologi neoplastik. Nyeri
di kelenjar getah bening adalah temuan yang tidak spesifik.
4. Konsistensi, nodul yang keras dan tanpa rasa sakit biasanya adalah tanda-tanda
kankermetastatik atau penyakit granulomatosa.
5. Pemeriksaan penunjang diantaranya yaitu biopsi eksisi merupakan gold standar dari
pemeriksaan limfadenopati namun tidak semua pusat layanan kesehatan dapat melakukan
prosedur ini karena keterbatasan sarana dan tenaga medis. Biopsi aspirasi jarum halus
merupakan penunjang yang cukup baik dalam menggantikan jika pusat pelayana kesehatan
memiliki keterbatasan sarana dan tenaga medis.
6. Pemeriksaan laboratorium limfadenopati, terutama dilihat dari riwayat dan pemeriksaan
fisik berdasarkan ukuran dan karakteristik lain dari nodul dan pemeriksaan klinis
keseluruhan pasien. Diantaranya adalah complete blood cell count (CBC) with differential,
erythrocyte sedimentation rate (ESR), lactate dehydrogenase (LDH), specific serologies
based on exposures and symptoms [B. henselae, Epstein-Barr virus (EBV), HIV], tuberculin
skin testing (TST).11
7. Pemeriksaan radiologi diantaranya yaitu ultrasonografi bisa berguna untuk diagnosis dan
monitor pasien dengan limfadenopati, terutama jika mereka memiliki kanker tiroid atau
riwayat terapi radiasi saat muda. Magnetic Resonance Imaging (MRI), peningkatan
gadolinium, dan rangkaian supresi lemak telah memungkinkan akurasi yang sebanding. Juga,
deteksi MRI dari invasi arteri karotis oleh penyebaran ekstrakaspular tumor dari nodulsering
kali lebih unggul daripada CECT. CT-Scan, pemeriksaan CT nodul limfa dilakukan bersamaan
selama pemeriksaan CT terhadap sebagian besar tumor suprahyoid dan infrahyoid atau
peradangan.

Anda mungkin juga menyukai