Anda di halaman 1dari 19

NAMA KELOMPOK :

SABILA HANIFA
YULIANTI
HAIKAL THOLIBI ABDI
SISTEM
LIMPATIK
1. FISIOLOGI SISTEM
Sistem Limfatik
LIMPATIK
Sistem limfatik (lymphatic system) atau sistem getah bening membawa cairan dan protein
yang hilang kembali ke darah .Cairan memasuki sistem ini dengan cara berdifusi ke
dalam kapiler limfa kecil yang terjalin di antara kapiler-kapiler sistem kardiovaskuler.
Apabila suda berada dalam sistem limfatik, cairan itu disebut limfa (lymph) atau getah
bening, komposisinya kira-kira sama dengan komposisi cairan interstisial.
Tonsil merupakan kelompok sel limfatik dan matrix extra seluler yang dibungkus oleh
capsul jaringan pemyambung, tapi tidak lengkap.Terdiri atas bagian tengah (germinal
center) dan Crypti.Tonsil ditemukan dipharyngeal yaitu :
a)      tonsil pharyngeal (adenoid), dibagian posterior naso pharynx
b)      tonsil palatina, posteo lateral cavum oral
c)      tonsil lingualis, sepanjang 1/3 posterior lidah
FUNGSI SISTEM LIMPA
Fungsi limfa yaitu:
1. mengumpulkan dan mengembalikan cairan interstisiil, termasuk protein plasma ke
darah, sehingga membantu mempertahankan keseimbanngan cairan (fluid balance).
2. mempertahankan tubuh terhadap penyakit dengan memproduksi limfosit
(Anonim, 2009)
3. menyerap lemak dari intestinum dan membawanya ke darah.
4. Mengeluarkan zat-zat toksik dan debris seluler dari jaringan setelah infeksi atau
kerusakan jaringan
5. Sistem limfatik mengendalikan kualitas aliran cairan dengan cara menyaring
melalui nodus-nodus limfe sebelm mengmbalikanya ke sirkulasi (Anonim, 2008).
FAKTOR PENDORONG GERAK
CAIRAN LIMFE
Cairan limfe adalah cairan mirip plasma dengan kadar protein lebih rendah. Kelenjar limfe
menambahkan limfosit, sehingga dalam saluran limfe jumlah selnya besar. Faktor pendorong
gerak cairan limfe:
a)      Pembuluh limfa mirip vena, punya katup yang bergantung pada pergerakan otot
rangka untuk memecah cairan ke arah jantung.
b)      Perlawanan pertama yang dilakukan tubuh adalah dengan respon immun non
spesifik : sel makrofag dan cairan limfa. Sehingga cairan limfatik mengalir melalui sistem
limfatik yang berfungsi juga dalam sirkulasi sistem immun seluler.
c)      Karena fungsi dari sistem saluran limfe juga untuk mengembalikan cairan dan protein
dari jaringan kembali ke darah melalui sistem limfatik, maka faktor pendorong gerak cairan
limfe juga dikarenakan adanya cairan yang keluar dari kapiler darah.
Pembuluh getah bening yg lebih besar
Kapiler-kapiler getah bening bergabung dengan pembuluh getah bening yang lebih
besar. Terdiri dari saluran yang dindingnya lebih tebal memiliki katub. Dindingnya
terdiri dari 3 lapisan:
a)      T. Intima terdiri dari : Endotel Sabut elastis
b)      T. Media terdiri dari Sabut otot polos
c)      T. Adventitia terdiri dari : Sabut kollagen,Sabut elastis,Sabut otot polos.
Pembuluh Limfe besar
Merupakan gabungan dari pembuluh limfe, membentuk dua pembuluh limfe utama:
a)      Ductus Lymphaticus Dexter
Menerima cairan limfe dari bagian kanan atas tubuh
b)      Ductus Thoracicus
Menerima cairan limfe dari bagian tubuh kiri & kanan saluran pencernaan
makanan.Dindingnya terdiri dari: T. Intima,EndotelSabut Kollagen & Elastis,T.
Media: Beberapa lapis otot polosdan T. Adventitia,Sabut Kollagen Sabut Elastis dan
otot polosPada T. Adventitia terdapat Vasa Vasorum
ZAT YANG TERDAPAT PADA CAIRAN LIMFE
-          Air
-          Glukosa
-          Lemak
-          Garam (Anonim, 2008)
-          Protein 0,85 %
B. PENYAKIT PADA SISTEM
LIMFATIK
 Kawasaki Disease

Penyakit Kawasaki (PK) adalah sindroma mukokutan-kelenjar getah


bening dengan demam akut disertai vaskulitis multisistem, terutama
menyerang anak di bawah 5 tahun. Penyakit ini biasanya terdiri dari gejala
demam, eksantema, infeksi konjungtiva, limfadenopati servikal dan bersifat
swasirna. Penyakit Kawasaki (Mucocutaneus lymph node syndrome) merupakan
sindrom vaskulitis akut yang dominan mempengaruhi arteri kecil dan menengah,
terutama mengenai anak balita. Data epidemiologis menunjukkan bahwa aspek
genetika mendasari patogeneis penyakit ini.
 Etiologi

Penelitian menunjukkan bahwa infeksi adalah faktor yang paling mungkin


menyebabkan atau memicu terjadinya Kawasaki Disease. Namun, agen
penyebab infeksi yang berperan belum ditemukan melalui berbagai
pemeriksaan serologi dan kultur bakteri atau virus konvensional. Anak 1–2
tahun merupakan kelompok usia yang paling rentan, karena pada periode ini
imunitas tubuh belum sempurna. Bayi <1 tahun masih memiliki antibodi dari
ibunya dan anak >2 tahun telah mengalami perkembangan sistem imun
 Limfangitis

Limfangitis merupakan tanda-tanda keradangan yang disebabkan adanya sel-


sel radang yang menuju ke tempat proses reaksi radang, sebagai dari infeksi
pada situs distal ke saluran tersebut. Yang menyebabkan sebagian besar
limfangitis terjadi pada manusia adalah Streptococcus pyogenes (Grup
streptokokus A). Limfangitis terkadang juga disebut “keracunan darah”.
Limfangitis ditemukan dalam bentuk guratan subkutan berwarna merah yang
nyeri disepanjang pembuluh limfe yang melebar terisi oleh neutrofil dan
histiosit.
 Etiologi

Adanya luka yang terinfeksi dapat menyebabkan organism pathogen masuk


ke dalam pembuluh limfe dan menimbulkan peradangan local serta
penjalaran infeksi yang bermanifestasi garis-garis merah pada kulit. Adanya
infeksi dari bakteri Streptococcus beta hemaliticus grup A dimana bakteri ini
tumbuh dengan cepat disaluran limfatik dan dapat menyebabkan komplikasi
yang serius. Bakteri stapilococcus aureus juga bisa menyebabkan limfangitis,
biasanya hal ini terjadi pada pasien yang mengalami seluitis.
 Lymphedema
Lymphedema adalah akumulasi cairan interstisial kaya protein dalam kulit
dan jaringan subkutan yang terjadi sebagai akibat dari disfungsi limfatik.
Kasus-kasus di mana etiologi tidak diketahui atau yang berkembang sebagai
akibat dari bawaan disfungsi limfatik disebut lymphedema primer. Semua
bentuk lymphedema yang terjadi sebagai akibat dari penyumbatan disebut
sebagai lymphedema sekunder. Di Amerika, secara umum, populasi yang
banyak terkena adalah pasien yang menjalani terapi terapi kanker, dan lebih
banyak didapat pada wanita dengan terapi kanker payudara. Tidak ada obat
untuk lymphedema, tujuan terapi medis dan bedah adalah untuk mengurangi
pembengkakan dan untuk mencegah komplikasi.
 Etiologi

  Pada lymphedema primer, penyakit ini dianggap sebagai kelainan genetik,


dimana ekspresi dapat terjadi pada saat lahir (penyakit Milroy), pubertas
(lymphedema praecox), atau setengah baya (lymphedema tarda). Dalam
lymphedema sekunder, penyakit ini berkembang sebagai infeksi atau bedah
ablasi. Pasien yang diklasifikasikan memiliki predisposisi primer (bawaan)
lymphedema, memiliki bentuk disfungsi limfatik yang lebih parah, sedangkan
pasien dengan sekunder (diperoleh) lymphedema menyebabkan
pembengkakan hanya beberapa saat setelah terjadi kerusakan dan selanjutnya
aliran limfatik normal.
3. Limfadenitis
Ketika kuman masuk ke dalam tubuh, mereka umumnya dijemput oleh sistem
limfatik. Sering kali kemudian kuman tersebut menang dan menginfeksi kelenjar
getah bening di dekatnya, menyebabkan pembengkakan dan nyeri.
Istilah medis untuk kondisi ini adalah limfadenitis, tetapi lebih dikenal sebagai
"infeksi kelenjar getah bening" Banyak infeksi bakteri dan virus umum dapat
menyebabkan pembengkakan kelenjar, yang kembali normal setelah infeksi sembuh.
Kanker Kelenjar Getah Bening dan Penyebaran Kanker
Limfoma adalah jenis kanker yang melibatkan sel-sel kekebalan tubuh dari sistem
limfatik yang dikenal sebagai limfosit. Kanker ini dapat muncul di mana saja di
selurun tubuh, dibagi menjadi 2 jenis; Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.
Lymphangiosarcoma adalah jenis kanker kelenjar getah bening yang jarang, kadang-
kadang berkembang pada orang yang telah memiliki lymphedema selama bertahun-
tahun.
Kanker yang mulai di luar sistem limfatik - seperti kanker payudara, paru-paru dan
kanker usus besar - juga sering menyebar ke kelenjar getah bening. Artinya kanker
tersebut menginvasi kelenjar getah bening dan tumbuh di sana, ini disebut sebagai
metastasis kelenjar getah bening.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mendiagnosis limfadenopati
servikalis. Penggunaan USG untuk mengetahui ukuran, bentuk, echogenicity,
gambaran mikronodular, nekrosis intranodal dan ada tidaknya kalsifikasi.
Ultrasonografi (USG)
CT Scan

Anda mungkin juga menyukai