Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN

Mixer merupakan salah satu jenis ARTL yang masuk dalam klasifikasi


ARTL mekanis  yang fungsinya sebagai pengaduk adonan Kue dan
semacamnya. Mixer sering digunakan untuk mengaduk adonan kue yang
menggunakan campuran telur, tepung, dan larutan tertentu sehingga ibu rumah
tangga sering mengistilahkannya sebagai pengaduk telur. Tungkai pengaduknya
digerakkan oleh sebuah motor listrik melalui kopel roda-roda gigi. Variasi
kecepatan putar dapat diatur dengan sebuah saklar pilih yang diletakkan
sedmikian rupa hingga mudah dijangkau oleh ibu jari atau jari telunjuk yang
sedang menggenggam gagang mixer.

Pemeriksaan komponen yang ada pada bagian dalam cukup melepaskan


tiga sekrup pengikat badan mixer. Dua sekrup di bagian depan, satu pada bagian
belakang. Tungkai pengaduk yang terdiri atas dua buah dapat dilepaskan
dengan menekan tombol pelepas kait tungkai. Tombol ini juga diletakkan
sedemikian rupa sehingga mudah dijangkau dan berdampingan dengan saklar
pemilih kecepatan. Untuk mempermudah pengenalan komponen mixer tersebut.

Bagian-bagian dalam mixer


Diagram Single line

Gambar tersebut memperlihatkan rangkaian kelistrikan mixer merek


Philips type HR 1500/A1. Gambar tersebut menunjukkan bahwa sumber listrik
yang diperlukan untuk menjalankannya adalah tegangan AC 220 ~ 230 V pada
frekuensi kerja 50 – 60 Hz. Sementara daya listrik yang akan diserap sebesar
170 watt. Kemudian, rangkaiannya dilengkapi dengan kapasitor dan resistor
yang dipasang paralel. Kapasitor dan resistor tersebut berfungsi sebagai
peredam frekuensi interferensi yang ditimbulkan oleh motor mixer saat
berputar. Pengaturan kecepatan mixer dilakukan dengan memindahkan posisi
saklar pemilih kecepatan (SW) antara posisi ‘0’ hingga posisi ‘3’. Pengaturan
kecepatan ini dapat dilakukan dengan SW, karena posisi-posisi kecepatan yang
ditunjukkan oleh SW berhubungan dengan belitan pengatur kecepatan dan
belitan bantu motor L1, L2 dan L3 yang terhubung seri menuju ke sikat1,
masuk ke belitan rotor (LR), keluar ke sikat2, masuk ke beliatan utama lalu
kembali sumber listrik. Nilai resistansi L1 sebesar 24 ohm, L2 sebesar 20 ohm,
dan L3 sebesar 14 ohm. Sementara itu resistansi belitan stator (L4) dan rotor
motor (LR) masing-masing 17 ohm dan 44 ohm.

Kerusakan Pada Mixer dan Cara Memperbaikinya

a. Motor mixer tidak berputar


Motor mixer tidak berputar karena tidak ada arus listrik yang masuk ke
dalam motor mixer. Kondisi ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada bagian-
bagian yang dilalui arus listrik yang menuju ke dalam kumparan atau belitan
motor, seperti: tusuk kontak, kabel pengantar, saklar pengubung kontak atau
pemilih putaran, sikat, komutator, dan kumparan motor.

b. Motor mixer tidak berputar, tetapi berdengung

Kondisi atau kerusakan yang menyebabkan motor mixer tidak berputar,


tetapi berdengung yaitu belitan medan bantu atau medan putar atau medan
utama stator ada yang hubung singkat. Demikian pula halnya jika belitan rotor
motor mixer ada yang hubung singkat. Hubung singkat pada belitan stator atau
rotor motor mixer menyebabkan motor mixer kehilangan momen putar,
sementara itu arus listrik tetap mengalir. Akibatnya, motor berdengung hingga
bergetar. Jika kondisi ini dibiarkan berlangsung lama sekitar 10 – 30 menit,
maka belitan stator dan rotor dapat terbakar. Langkah perbaikannya adalah ganti
kumparan bantu atau kumparan utama stator motor, atau ganti kumparan rotor
motor mixer.

c. Motor mixer berputar, tetapi mengeluarkan percikan bunga api

Kerusakan ini terjadi karena hubungan kontak antara sikat dan komutator
tidak rata atau kurang pas. Langkah perbaikannya adalah : (1) Periksa sikat
motor, jangan sampai sikat sudah tidak pas menutup atau menyambungkan
kontak sikat dengan lamel komutator dengan baik; dan (2) Periksa kondisi sikat,
ganti jika sudah terlalu pendek sehingga kecekungan permukaannya tidak lagi
menutupi atau menyambung hubungan antara sikat dengan lamel-lamel
komutator rotor.

d. Motor mixer berputar, tetapi mengeluarkan suara kasar


Motor mixer berputar, tetapi mengeluarkan suara kasar pada umumnya
disebabkan oleh kerusakan pada bearing as rotor. Ada salah satu atau beberapa
dari peluruh bearing yang terlalu aus terhadap lingkaran bearing atau sudah
pecah. Kerusakan ini memberi peluang rotor mengalami sentakan atau lentingan
terhadap lingkaran dalam bearing saat motor berputar hingga mengeluarkan
bunyi gemerincing yang kasar.

e. Motor mixer berputar, tetapi pengaduk adonan tidak ikut berputar

Motor mixer berputar, tetapi pengaduk adonan tidak ikut berputar dapat
dipastikan bahwa kerusakpan terjadi pada gigi kopel yang berfungsi
menggenggam tangkai pengaduk dan terhubung dengan gigi putar rotor sudah
aus. Satu-satunya langkah penanggulangan terhadap kerusakan ini adalah
mengganti dengan yang baru.

Anda mungkin juga menyukai