Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

ANSIETAS

Disusun oleh : Steven Hezkia Tri Kurnia


NIM : 2053001

PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADAVENT INDONESIA
A.    DEFINISI ANSIETAS

Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Ketika
merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut atau mungkin memiliki firasat akan
ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut
terjadi. Tidak ada objek yang dapat diidentifikasi sebagai stimulus ansietas (Corner, 2007).
Ansietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada
individu. 
Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan
emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subjektif dan
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas sedang adalah respon emosional
terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup,
tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan.
Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas dan gelisah disertai dengan
respon otonom (sumber terkadang tidak sepesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasan
yang was-was untuk mengatasi bahaya. Ini merupakan sinyal peringatan akan adanya bahaya
dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menghadapi.
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana dapat
membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu contoh dampak
psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas.

B.     PENYEBAB ANSIETAS

Cemas itu timbul akibat adanya respons terhadap kondisi stres atau konflik.
Rangsangan berupa konflik, baik yang datang dari luar maupun dalam diri sendiri, itu akan
menimbulkan respons dari sistem saraf yang mengatur pelepasan hormon tertentu. Akibat
pelepasan hormon tersebut, maka muncul perangsangan pada organ-organ seperti lambung,
jantung, pembuluh daerah maupun alat-alat gerak. Karena bentuk respon yanmg demikian,
penderita biasanya tidak menyadari hal itu sebagai hubungan sebab akibat.

a. Teori Biologis

-          Biokimia
Biokimia dan neurofisiologis berpengaruh pada etiologi dari kelainan-kelainan ini telah
diselidiki; bagaimanapun, bukti empiris selanjutnya penting sebelum hubungan definitif dapat
ditentukan.

-          Genetik
Penyelidikan akhir-akhir ini mengindikasikan bahwa kelainan ansietas paling sering
ditemukan pada populasi umum. Hal ini telah memperlihatkan bahwa kelainan ini lebih
umum antara hubungan kekerabatan seseorang dengan kelainan secara biologis generasi
pertama dari populasi umum.

b.      Teori Psikososial

-          Psikodinamik
Teori ini (Erikson, 2003) menganggap predisposisi untuk kelainan ansietas saat tugas-tugas
yang diberikan untuk tahap perkembangan awal belum terpecahkan. Dalam berespon
terhadap stres, prilaku dihubungkan dengan penampilan tahap dini ini, seperti regresi pada
seseorang atau terfiksasi pada tahap perkembangan awal. 
-          Interpersonal
Sullivan (2003) melengkapi respon ansietas untuk kesukaran dalam hubungan interpersonal
yang berasal dari hubungan awal Ibu-anak. Anak tidak menerima mutlak kebutuhanya akan
kasih sayang dan pemeliharaan.

-          Sosiokultural
Horney (2009) menyatakan kelainan ansietas dipengaruhi oleh suatu kontra diksi yang
banyak terjadi dalam masyarakat yang mengkontribusi perasaan tidak aman atau
ketidakberdayaan.

c.       Faktor predisposisi

Berbagai teori yang dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas :

-          Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua


element kepribadian dan super ego mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang,
sedang super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh noma-norma
budaya seseorang.
-          Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak
adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan
perkembangan trauma , seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan
yang spesifik.
-          Menurut pandangan perilaku  ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatau
yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pakar
perilaku lain menggangap ansietas sebagai suatu dorongan untuk belajar berdasarkan
keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan.
-          Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara
gangguan ansietas dengan depresi.
-          Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur ansietas. Penghambatan asam
aminobutirik-gamma neroreulator (GABA) juga mungkin memainkan peran utama dalam
mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagai mana halnya dengan endorfin.

d.      Faktor yang berhubungan

-          Terpapar racun 
-          Konflik yang tidak disadari mengenai nilai hidup/tujuan hidup
-          Berhubungan dengan herediter
-          Kebutuhan yang tidak terpenuhi
-          Transmisi inter personal
-          Krisis situasional/maturasi
-          Ancaman kematian
-          Ancaman terhadap konsep diri
-          Stres
-          Perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola interaksi, fungsi peran, lingkungan,
status ekonomi
e.       Akibat
-          Pola nafas inefektif
-          Kerusakan komunikasi verbal
-          Resiko terhadap cedera
-          Perubahan nutrisi
-          Ketidakberdayaan
-          Ketakutan
-          Isolasi sosial
-          Gangguan pola tidur
-          Gangguan harga diri
-          Respon pasca trauma
-          Kerusakan interaksi sosial

C.    JENIS ANSIETAS

Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek membahayakan, yang
bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami, dan seberapa baik individu
melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau (dalam, Videbeck, 2008) ada empat
tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu ringan, sedang, berat dan panik.

1.      Ansietas ringan

Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan
perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan
perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, merasakan, dan
melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas ringan adalah
sebagai berikut :

a.       Respons fisik

o   Ketegangan otot ringan


o   Sadar akan lingkungan
o   Rileks atau sedikit gelisah
o   Penuh perhatian
o   Rajin

b.      Respon kognitif

o   Lapang persepsi luas


o   Terlihat tenang, percaya diri
o   Perasaan gagal sedikit
o   Waspada dan memperhatikan banyak hal
o   Mempertimbangkan informasi
o   Tingkat pembelajaran optimal

c.       Respons emosional

o   Perilaku otomatis
o   Sedikit tidak sadar
o   Aktivitas menyendiri
o   Terstimulasi
2.      Ansietas sedang 

merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-benar berbeda; individu
menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas sedang adalah
sebagai berikut :

a.       Respon fisik

o   Ketegangan otot sedang


o   Tanda-tanda vital meningkat
o   Pupil dilatasi, mulai berkeringat
o   Sering mondar-mandir, memukul tangan
o   Suara berubah : bergetar, nada suara tinggi
o   Kewaspadaan dan ketegangan meningkat
o   Sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung

b.      Respons kognitif

o   Lapang persepsi menurun


o   Tidak perhatian secara selektif
o   Fokus terhadap stimulus meningkat
o   Rentang perhatian menurun
o   Penyelesaian masalah menurun
o   Pembelajaran terjadi dengan memfokuskan

c.       Respons emosional

o   Tidak nyaman
o   Mudah tersinggung
o   Kepercayaan diri goyah
o   Tidak sabar
o   Gembira

3.      Ansietas berat

Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan respons
takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat adalah sebagai
berikut :
a.       Respons fisik

o   Ketegangan otot berat


o   Hiperventilasi
o   Kontak mata buruk
o   Pengeluaran keringat meningkat
o   Bicara cepat, nada suara tinggi
o   Tindakan tanpa tujuan dan serampangan
o   Rahang menegang, mengertakan gigi
o   Mondar-mandir, berteriak
o   Meremas tangan, gemetar

b.      Respons kognitif

o   Lapang persepsi terbatas


o   Proses berpikir terpecah-pecah
o   Sulit berpikir
o   Penyelesaian masalah buruk
o   Tidak mampu mempertimbangkan informasi
o   Hanya memerhatikan ancaman
o   Preokupasi dengan pikiran sendiri
o   Egosentris

c.       Respons emosional

o   Sangat cemas
o   Agitasi
o   Takut
o   Bingung
o   Merasa tidak adekuat
o   Menarik diri
o   Penyangkalan
o   Ingin bebas

4.      Panik

Panik : individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya kontrol,
maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah. Menurut Videbeck (2008),
respons dari panik adalah sebagai berikut :

a.       Respons fisik

o   Flight, fight, atau freeze


o   Ketegangan otot sangat berat
o   Agitasi motorik kasar
o   Pupil dilatasi
o   Tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun
o   Tidak dapat tidur
o   Hormon stress dan neurotransmiter berkurang
o   Wajah menyeringai, mulut ternganga

b.      Respons kognitif

o   Persepsi sangat sempit


o   Pikiran tidak logis, terganggu
o   Kepribadian kacau
o   Tidak dapat menyelesaikan masalah
o   Fokus pada pikiran sendiri
o   Tidak rasional
o   Sulit memahami stimulus eksternal
o   Halusinasi, waham, ilusi mungkin terjadi

c.       Respon emosional

o   Merasa terbebani
o   Merasa tidak mampu, tidak berdaya
o   Lepas kendali
o   Mengamuk, putus asa
o   Marah, sangat takut
o   Mengharapkan hasil yang buruk
o   Kaget, takut
o   Lelah

D.    TANDA DAN GEJALA

1.      Perilaku

Subyektif        :
-          Klien mengatakan susah tidur
-          Klien menyatakan resah
-          Klien mengatakan banyak pikiran

Obyektif          :
-          Penurunan produktifitas
-          Kewaspadaan dan menatap
-          Kontak mata buruk
-          Gelisah
-          Pandangan sekilas
-          Pergerakan yang tidak bermakna (jalan menyeret, geraktangan dan kaki)
-          Ekspresi yang mendalam terhadap perubahan hidup

2.      Afektif 

Subyektif        :
-          Klien menyatakan rasa penyesalan
-          Klien mengatakan takut pada sesuatu
-          Klien bengatakan tidak mempu melakukan sesuatu

Obyektif          :
-          Iritabel
-          Kesedihan yang mendalam
-          Ketakutan
-          Gugup
-          Mudah tersinggung
-          Nyeri hebat, persisten bertambah
-          Rasa tidak menentu
-          Kewaspadaan meningkat
-          Fokus pada diri sendiri
-          Perasaan tidak mampu
-          Distress
-          Khawatir
3.      Fisiologi

Subyektif        : -

Obyektif          :
-          Suara gemetar
-          Gemetar, tangan tremor
-          Goyah
-          Peningkatan respirasi (simpatis)
-          Keinginan berkemih (parasimpatis)
-          Ganguan tidur (parasimpatis)
-          Nyeri abdomen (parasimpatis)
-          Peningkatan nadi (simpatis)
-          Peningkatan reflek (simpatis)
-          Dilatasi pupil (simpatis)
-          Perasaan tingling pada ekstermitas (parasimpatis)
-          Peningkatan aktivitas kardiovaskuler (simpatis)
-          Peningkatan keringat
-          Wajah tegang
-          Anoreksia (simpatis)
-          Jantung berdetak kuat (simpatis)
-          Diare (parasimpatis)
-          Keraguan dalam berkemih (parasimpatis)
-          Kelelahan (parasimpatis)
-          Mulut kering (simpatis)
-          Kelemahan (simpatis)
-          Pulsasi menurun (parasimpatis)
-          Wajah memerah (simpatis)
-          Vasokonstriksi superfisial (simpatis)
-          Gugup (simpatis)
-          Penurunan tekanan darah (parasimpatis)
-          Mual (parasimpatis)
-          Sering berkemih (parasimpatis)
-          Pusing (parasimpatis)
-          Kesulitan bernafas (simpatis)
-          Peningkatan tekanan darah (simpatis)

4.      Kognitif

Subyektif        :
-          Klien menyatakan bingung
-          Klien sering mengatak lupa
-          Klien sering menanyakan pertanyaan yang sama 

Obyektif          :
-          Bloking 
-          Keasikan
-          Merenung
-          Kerusakan perhatian
-          Penurunan lapang persepsi
-          Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas
-          Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain
-          Sulit berkonsentrasi
-          Penurunan kemampuan belajar, menyelasaikan masalah
-          Gejala kewaspadaan fisiologis

E.     SUMBER DAN MEKANISME KOPING

1.      Sumber Koping
Individu dapat menanggulangi stress dan kecemasan dengan menggunakan atau
mengambil sumber koping dari lingkungan baik dari sosial, intrapersonal dan interpersonal.
Sumber koping diantaranya adalah aset ekonomi, kemampuan memecahkan masalah,
dukungan sosial budaya yang diyakini. Dengan integrasi sumber-sumber koping tersebut
individu dapat mengadopsi strategi koping yang efektif.

2.      Mekanisme Koping
Kemampuan individu menanggulangi kecemasan secara konstruksi merupakan faktor
utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu sedang mengalami
kecemasan ia mencoba menetralisasi, mengingkari atau meniadakan kecemasan dengan
mengembangkan pola koping. Pada kecemasan ringan, mekanisme koping yang biasanya
digunakan adalah menangis, tidur, makan, tertawa, berkhayal, memaki, merokok, olahraga,
mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri pada orang lain (Suliswati,
2005). Mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan sedang, berat dan panik
membutuhkan banyak energi. Menurut Suliswati (2005), mekanisme koping yang dapat
dilakukan ada dua jenis, yaitu :

a.       Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. 


Tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba
menghadapi kenyataan tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk
mengatasi masalah, memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.

o   Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan


kebutuhan.
o   Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk memindahkan
seseorang dari sumber stress.
o   Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang mengoperasikan, mengganti
tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan personal seseorang. 

b. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego.


Koping ini tidak selalu sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali
digunakan untuk melindungi diri, sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri
biasanya mekanisme ini tidak membantu untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk
menilai penggunaan makanisme pertahanan individu apakah adaptif atau tidak adaptif,
perlu di evaluasi hal-hal berikut :

o   Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan klien.


o   Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri terebut apa pengaruhnya terhadap
disorganisasi kepribadian.
o   Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan kesehatan klien.
o   Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan.

F.     PENATALAKSANAAN ANSIETAS

Menurut Hawari, (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap pencegahaan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik
(somatik), psikologik atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti
pada uraian berikut :

a.       Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :


-          Makan makan yang bergizi dan seimbang
-          Tidur yang cukup.
-          Cukup olahraga.
-          Tidak merokok.
-          Tidak meminum minuman keras.

b.      Terapi psikofarmaka
Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas dengan memakai obat-obatan yang
berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di
susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang serig di pakai adalah
obat anticemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, klobazam, bromazepam, lorazepam,
buspirone HCL, meprobramate dan alprazolam.

c.       Terapi somatic
Gejala atau keluhan fisik (somatic) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat dari
kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatic (fisik) itu
dapat diberikan obat-oabatn yang ditujukan pada organ pada tubuh yang bersangkutan. 

d.      Psikoterapi
Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antar lain : 
-          Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan agar pasien
yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberika keyakinan serta percaya diri. 
-          Psikoterapi reedukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi diri bila diulang bahwa
ketdak mampuan mengatasi kecemasan. 
-          Psikoterapi rekontruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki kembali (rekontruksi)
kepribadian yang teah menglami goncangan akibat stresor. 
-          Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu kemampuan untuk
berfikir secara rasonal, konsentrasi dan daya ingkat. 
-          Psikoterapi psikodinamik, untuk menganalisa dan menguraikan proses dinamika kejiwaan
yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu menghadapi stresor psikososial
sehingga mengalami kecemasan. 
-          Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor keluarga
tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor krluarga dapat dijadikan sebagai faktor
pendukung. 

e.       Terapi psikoreligius 
Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubunganya dengan kekebalan dan daya
tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang merupakan stresor psikososial.

G.    DIAGNOSA KEPERAWATAN

a.       Anxietas berhubungan dengan Koping individu tidak efektif


b.      Anxietas berhubungan dengan Tidak efektifnya koping keluarga
c.       Resiko gangguan pesepsi sensorik dan audiotori : Halusinasi berhubungan dengan Ansietas
d.      Resiko gangguan isi fikir : Waham berhubungan dengan Anxietas  

H.       RENCANA KEPERAWATAN

Diagnosa Perencanaan Intervensi


Keperawatan Tujuan (Umum dan
Khusus)
Berhubungan TUM :          Jadilah pendengar yang hangat
dengan TUK 1 dan responsif
ansietas Klien dapat menjalin dan         Beri waktu yang cukup pada
sedang membina hubungan saling klien untuk berespon
percaya          Beri dukungan pada klien
untuk mengekspresikan
perasaannya
         Identifikasi pola prilaku klien
atau pendekatan yang dapat
menimbulkan perasaan negatif
         Bersama klien mengenali
perilaku dan respon sehingga
cepat belajar dan berkembang
TUK 2          Bantu klien untuk
Klien dapat mengenal mengidentifikasi dan
ansietasnya menguraikan perasaannya
         Hubungkan perilaku dan
perasaannya
         Validasi kesimpulan dan
asumsi terhadap klien
         Gunakan pertanyaan terbuka
untuk mengalihkan dari topik
yang mengancam ke hal yang
berkaitan dengan konflik
         Gunakan konsultasi 
TUK 3          Bantu klien mernjelaskan
Klien dapat memperluas situasi dan interaksi yang dapat
kesadarannya terhadap segera menimbulkan ansietas
perkembangan ansietas          Bersama klien meninjau
kembali penilaian klien terhadap
stressor yang dirasakan
mengancam dan menimbulkan
konflik
         Kaitkan pengalaman yang baru
terjadi dengan pengalaman masa
lalu yang relevan
TUK 4          Gali cara klien mengurangi
Klien dapat menggunakan ansietas di masa lalu
mekanisme koping yang         Tunjukkan akibat mal adaptif
adaptif dan destruktif dari respons koping
yang digunakan
         Dorong klien untuk
menggunakan respons koping
adaptif yang dimilikinya
         Bantu klien untuk menyusun
kembali tujuan hidup,
memodifikasi tujuan,
menggunakan sumber dan
menggunakan koping yang baru
         Latih klien dengan
menggunakan ansietas sedang
         Beri aktivitas fisik untuk
menyalurkan energinya
         7.      Libatkan pihak yang
berkepentingan sebagai sumber
dan dukungan sosial dalam
membantu klien menggunakan
koping adaptif yang baru
TUK 5          Ajarkan klien teknik relaksasi
Klien dapat menggunakan untuk meningkatkan kontrol dan
teknik relaksasi rasa percaya diri
         Dorong klien untuk
menggunakan relaksasi dalam
menurunkan tingkat ansietas

Anda mungkin juga menyukai