PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADAVENT INDONESIA
A. Pengertian
Kehilangan
Merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi
tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.
Berduka
Respons emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang dimanifestasikan adanya
perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.
B. Tipe Kehilangan
b. Persepsi
Hanya dialami oleh seseorang dan sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya; seseorang yang
berhenti bekerja / PHK, menyebabkan perasaan kemandirian dan kebebasannya menjadi
menurun.
Tergantung dari :
1. Arti dari kehilangan
Misalnya Kehilangan orang yang dicintai atau dihormati.
2. Sosial budaya
Misalnya kehilangan karena perpisahan dengan lingkungan yang dikenal.
3. Kepercayaan / spiritual
Misalnya kehilangan rasa kepercayaan kepada orang lain.
1. Pengingkaran (Denail)
Tahap kejutan dan penolakan : merupakan awal diagnosa penyakit.
Respons individu : seperti “itu tidak mungkin!” atau “saya tidak percaya”.
Fokus pada pengingkaran disebabkan tidak dapat memperhatikan fakta yang dijelaskan.
Perasaan tidak percaya dan syok.
Tanda :
· menangis
· gelisah
· lemah
· letih
2. Marah (Anger)
Perasaan marah yang tidak terkendali. Perasaan ini dapat diproyeksikan pada benda
atau orang.
Respons individu : “saya…?, tidak, mengapa saya?” dan muncul perasaan sedih, rasa
bersalah dan marah.
Tanda :
· Muka merah
· Suara keras
· Tangan mengepal
· Nadi cepat
· Gelisah dan prilaku agresif. Merupakan mekanisme pertahanan yang ditujukan pada
kesehtan dan kehidupan.
4. Depresi
Proses menghadapi kematian sehingga klien dan keluarga mengalami perasaan
kehilangan yang mendalam disertai depresi dan putus asa
Individu menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau bicara, putus asa.
Prilaku : menolak makan dan susah tidur
Respons Klien : “ya, benar saya…”.
5. Menerima (acceptance)
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan, pikiran yang terpusat pada
objek kehilangan mulai berkurang.
Individu menyadari dan menerima proses kematian sehingga minat dan aktivitas jangka
panjang menurun.
E. Proses Kehilangan
a. Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna
positif – melakukan kompensasi dengan kegiatan positif – perbaikan (beradaptasi dan
merasa nyaman).
b. Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna –
merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi – diekpresikan ke dalam diri – muncul
gejala sakit fisik.
c. Stressor internal atau eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna –
merasa tidak berdaya – marah dan berlaku agresi – diekspresikan ke luar diri individu –
kompensasi dengan perilaku konstruktif – perbaikan (beradaptasi dan merasa nyaman).
d. Stressor internal dan eksternal – gangguan dan kehilangan – individu memberi makna -
merasa tidak brdaya – marah dan berlaku agresi diekspresikan ke luar diri individu –
kompensasi dengan perilaku destruktif – merasa bersalah – ketidakberdayaan.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN
Diagnosa Keperawatan :
Berduka
Suatu keadaan dimana individu atau keluarga mengalami respons manusia alami yang
melibatkan reaksi psikososial dan fisiologik pada kehilangan actual atau dirasakan
(orang, objek, fungsi, status, hubungan)
Diagnosa keperawatan :
Berduka, antisipasi
Keadaan dimana seorang individu/kelompok mengalami reaksi-reaksi dalam berespons
terhadap kehilangan bermakna yang diperkirakan.
Diagnosa keperawatan :
Berduka Disfungsional
Keadaan dimana seorang individu atau kelompok mengalami berduka yang
berkepanjangan dan terlibat dalam aktivitas yang menyimpang.
III. INTERVENSI
Tujuan Umum;
Klien mampu melakukan hubungan interpersonal tanpa hambatan.
Tujuan khusus;
Klien mampu;
a. Mengungkapkan perasaan berduka
b. Menjelaskan makna dari kehilangan
c. Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai.
d. Membina hubungan baru yang bermakna.
e. Mendapatkan dukungan keluarga dalam mengatasi kehilangan.
2.2 Diskusikan dengan klien respon marah, sedih, perasaan bersalah merupakan hal
yang wajar bila seseorang mengalami kehilangan.
2.3 Beri dukungan secara non verbal seperti; memegang tangan , menepuk bahu.
3.2 Ajarkan pada klien tentang tahap-tahap berduka yang normal dan perilaku yang
berhubungan dengan setiap tahapan.
3.3 Dorong klien untuk berbagi rasa dengan sumber-sumber yang tersedia untuk saling
berbagi.
4.2 Bantu mengidentifikasi aktifitas yang disukai dan dorong klien untuk
melaksanakannya
4.4 Beri umpan balik positip atas keterlibatan klien dalam aktivitas.
5.1 Diskusikan dengan keluarga tentang proses berduka yang dialami klien dan ajarkan
pada keluarga tahapan berduka serta cara untuk mengatasinya.
V. EVALUASI