PEMBAHASAN
yang ditelaah secara mendalam. Adanya keterbatasan pada jurnal yang membahas
pasien pre operasi, yang dimana tertulis didalam kolom outcome tersebut
kemudian dilakukan evaluasi dan uji pengaruh intervensi pada responden yang
dalam intervensi berbeda yaitu Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRSA), Zung
Self Ratting Anxiety Scale (SAS/SRAS) dan Beck’s Anxiety Index (BAI) dari Bekc
A.T, Epstein N.
16
17
tindakan non farmakologi yaitu meredakan nyeri, stress dan depresi dalam praktek
mandiri keperawatan. Selain itu ada manfaat lain dari imajinasi terbimbing yaitu
membayangkan hal-hal yang membuat perasaan atau pikiran senang dan rileks,
suatu pengalaman yang dianggap pasien sebagai suatu ancaman dalam peran
hidup, integritas tubuh, bahakan kehidupan itu sendiri (Smeltzer & Bare, 2013,
hlm. 429). Intervensi dalam mengatasi kecemasan dengan dua cara yaitu
dari penggunaan relaksasi adalah tidak memiliki efek samping, ekonomis, dan
mampu dilakukan oleh perawat. Beberapa teknik relaksasi yang sering digunakan
seperti latihan nafas dalam, massage, relaksasi otot progresif, relaksasi imajinasi
terbimbing, biofeedback, yoga, meditasi, terapi musik, terapi humor atau tertawa
pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi semua pasien. Maka sering
kali pasien menunjukkan sikap yang berlebihan dengan kecemasan yang dialami.
Hal ini sejalan dengan (Stuart, 2007 dalam Ga Sri 2018), menjelasakan bahwa
yang sama. Tetapi kecemasan tersebut ada beberapa tingkat atau level yaitu,
sebelum dilakukan intervensi maka dari hasil penelitian Dino, et.al, (2013),
cemas sedang 14 responden (46,7%), cemas ringan 1 responden (3,3%) dan tidak
Sama hal nya penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih, W., & Agustin, W.
imajinasi terbimbing mendapatkan hasil tidak ada cemas 0 responden (-), cemas
berat 2 responden (7,7%). Begitu juga dengan penelitian Agustina, et,al, (2015)
(52.9%), cemas sedang 8 responden (47.1%) dan cemas berat 0 responden (-).
Berbeda hal dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani, R. S., &
imajinasi terbimbing mendapatkan hasil rata-rata 7.67 (SD 7.890) pada penelitian
dengan 3 penelitian yang menggunakan instrument yang sama yaitu Dino, et.al,
(53,8%) dan tidak ada cemas 0 responden (-). Sejalan dengan penelitian yang
dalam penelitiannya membahas hasil rata-rata saja yang didapatkan sebesar 7.67
(SD 7.890). Hal ini sejalan dengan teori Ibrahim (2012) bahwa pasien yang akan
Menurut teori yang dikemukkan oleh (Guyton Hall, 2008 dalam Budi,
2017), bahwa imajinasi terbimbing suatu teknik yang menuntut seseorang untuk
membentuk sebuah bayangan atau imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Hal
yang disukai dianggap oleh hipokampus sebagai sinyal penting sehingga diproses
oleh Dino, et.al, (2013), menyatakan bahwa responden sesudah dilakukan teknik
responden (53,3%). Hal ini sejalan dengan Wijayanti, G. S. P. W., & Prasetianti,
responden (33,33%) dan cemas berat 0 responden (-). Lalu sama hal nya dengan
sesudah diberikan latihan teknik relaksasi imajinasi terbimbing tidak ada cemas
6 responden (23,1%), cemas berat 1 responden (3,8%) dan panik 0 responden (-).
Adapun dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina, et,al, (2015), sesudah
yaitu cemas berat 0 responden (-), cemas ringan 9 responden (52.9%), cemas
instrument sama yaitu Dino, et.al, (2013), Wijayanti, G. S. P. W., & Prasetianti, P.
21
(50,0%). Lalu dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina, et,al, (2015),
4.05 dengan (SD 5.806). Dapat disimpulkan bahwa responden yang melakukan
pre operasi.
Dari hasil 5 literatur yang telah diujikan untuk mengetahui pengaruh dari
uji pengaruh yang sama yaitu uji pengaruh statistic. Membuktikan bahwa
mayoritas penelitian sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan hasil uji pengaruh
sebesar p-value 0,000 yang artinya menunjukkan angka <0,05 sehingga dapat
diartikan adanya pengaruh yang signifikan atau bermakna dalam pemberian teknik
operasi.
bahwa kecemasan terbanyak dialami oleh responden dengan rentang usia 18-25
tahun (dewasa awal) dengan jumlah 17 responden (65,4%). Masa dewasa adalah
Selain itu dari ke lima penelitian diketahui pula tingkat kecemasan tertinggi
dialami oleh pasien dengan latar belakang pendidikan Sekolah Dasar dengan
semakin mudah menerima hal baru dan akan mudah menyesuakan diri dengan hal
pendidikan yang tinggi akan lebih mampu merespon keadaan baru secara rasional,
Dan dari ke lima penelitian diketahui pula faktor pengalaman operasi juga
sebanyak, 50 responden (83,3%). Hal ini sejalan dengan teori Damayanti, 2012
tindakan yang berbahaya atau menakutkan sehingga pasien cederung cemas saat
pengaruh terhadap teknik relaksasi imajinasi terbimbing. Maka dari itu sebelum
mempengaruhi.
Kendala yang dialami penulis yaitu dengan waktu publikasi yang sangat
sedikit, dan kurang banyak literatur yang membahas tentang imajinasi terbimbing
terhadap tingkat kecemasan pre operasi membuat penulis sangat teliti mencari
literatur yang masuk kedalam kriteria penulis. Literatur yang paling banyak
ditemukan dalam media data base adalah imajinasi terbimbing untuk mengurangi