Oleh :
Kelompok 6
1. Pendahuluan
1.1. RuangLingkup
Standar Audit ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan, melalui pemahaman atas
entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas.
2. Tujuan
Tujuan auditor adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
material,apakah karena kecurangan atau kesalahan,pada tingkat laporan keuangan dan asersi,
melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya,termasuk pengendalian internal entitas,oleh
karena itu menyediakan suatu dasar untuk merancang dan mengimplementasikan respon
terhadap risiko yang ditetapkan atas kesalahan penyajian material tersebut.
3. Definisi
Untuk tujuan SA ini istilah berikut memiliki makna seperti yang diuraikan sebagai
berikut:
Asersi : representasi oleh manajemen secara eksplisit atau dengan cara lain yan
terkandung dalam laporan keuangan , yang dipaki oleh auditor untuk mempertimbangkan
berbagai jenis kesalahan penyajian potensial yang mungkin terjadi.
Risiko bisnis: Suatu risiko sebagai akibat dari kondisi, peristiwa, keadaan, tindakan atau
tidak adanya tindakan signifikan yang dapat berdampak negative terhadap kemampuan
entitas dalam mencapai tujuannya dan dalam melaksanakan strateginya atau dari
penetapan sasaran dan strategi yang tidak tepat.
Pengendalian Internal : Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan dipelihara oleh
pihak yang bartanggung jawab atas tata kelola, manajemen, dan personel lain untuk
menyediakan keyakinan yang memadai tentang suatu entitas yang berkaitan dengan
pelaporan keuangan, efisiensi dan efektifitas operasi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan. Istilah “pengendalian” mengacu pada setiap aspek dari satu tau
lebih komponen pengendalian internal
Prosedur Penilaian risiko: Prosedur audit yang dilaksanakan untuk memperoleh
pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian entitas, untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material apakah karena
kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
Risiko signifikan: suatu risiko kesalahan penyajian materi yang diidentifikasi dan dinilai
yang, dalam pertimbangan auditor, pertimbangan audit khusus.
4. Ketentuan
4.1 Prosedur Penilaian Risiko Dan Aktivitas Terkait
Auditor harus melaksanakan prosedur penilaian risiko untuk menyediakan suatu dasar
bagi pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan
keuangan dan asersi. Namun, prosedur penilaian risiko semata tidak menyediakan bukti audit
yang cukup dan tepat sebagai dasar opini audit.
a) Permintaan keterangan dari manajemen ,dan personel lain dalam entitas yang menurut
pertimbangan auditor kemungkinan memiliki informasi yang mungkin membantu dalam
mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material karena kecurangan atau kesalahan.
b) Prosedur analitis.
c) Observasi dan inspeksi
Auditor harus mempertimbangkan apakah informasi yang diperoleh dari proses
penerimaan atau keberlanjutan hubungan dengan klien relevan untuk mengidentifikasi risiko
kesalahan penyajian material.
Jika rekan perikatan telah melaksanakan perikatan lain untuk entitas tersebut, rekan
perikatan harus mempertimbangkan apakah informasi yang diperoleh relevan untuk
mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material.
Namun, jika auditor bermaksud untuk menggunakan informasi yang diperoleh dari
pengalaman sebelumnya dengan entitas tersebut dan dari prosedur audit yang dilaksanakan
dalam audit sebelumnya, auditor harus menentukan apakah informasi tersebut relevan dengan
audit kini pemahaman atas entitas dan lingkungannya yang diharuskan, termasuk pengendalian
internal entitas.
Pengalaman sebelumnya auditor dengan entitas dan prosedur audit yang dilaksanakan
dalam audit sebelumnya dapat menyediakan bagi auditor informasi tentang hal-hal seperti
berikut:
Kesalahan penyajian periode lalu dan apakah kesalahan penyajian tersebut telah dikoreksi
secara tepat waktu.
Sifat entitas dan lingkungannya, dan pengendalian internal entitas (termasuk defisiensi
dalam pengendalian internal).
Perubahan signifikan yang kemungkinan telah terjadi dalam entitas atau operasinya sejak
periode keuangan lalu, yang dapat membantu auditor dalam memperoleh suatu
pemahaman yang cukup tentang entitas untuk mengidentifikasi dan menilai risiko
kesalahan penyajian material.
Auditor diharuskan untuk menentukan apakah informasi yang diperoleh dalam periode
lalu tetap relevan, jika auditor bermaksud untuk menggunakan informasi tersebut untuk tujuan
audit periode kini.
4.2 Pemahaman atas Entitas dan lingkungannya yang Diharuskan, termasuk Pengendalian
Internal Entitas
Oleh karena itu, sebelum melakukan pengauditan terhadap klien, seorang auditor harus
memperoleh suatu pemahaman berikut:
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman atas pengendalian internal yang relevan
dengan audit. Meskipun sebagian besar pengendalian yang relevan dengan audit kemungkinan
berhubungan dengan pelaporan keuangan, namun tidak semua pengendalian yang berhubungan
dengan pelaporan keuangan relevan dengan audit. Ini merupakan hal yang berkaitan dengan
pertimbangan profesional auditor apakah suatu pengendalian, secara individual atau bersama-
sama dengan yang lain, merupakan hal yang relevan dengan audit.
Materi penerapan pengendalian internal di bawah ini disajikan dalam empat bagian
sebagai berikut :
Entitas yang lebih kecil dapat menggunakan cara yang kurang terstruktur serta
proses dan prosedur yang lebih sederhana untuk mencapai tujuan mereka.
a) Manajemen, dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
telah menciptakan dan memelihara suatu budaya jujur dan perilaku etis.
b) Kekuatan dalam unsur lingkungan pengendalian secara kolektif menyediakan fondasi
yang semestinya untuk komponen lain pengendalian internal, dan apakah komponen lain
tersebut tidak dirusak oleh defisiensi dalam lingkungan pengendalian.
Auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang apakah entitas memiliki suatu
proses untuk:
Jika entitas telah ditentukan oleh proses tersebut di atas (disebut selanjutnya sebagai
"proses produksi risiko entitas"), auditor harus memperoleh pemahaman tentang proses hasilnya.
Jika auditor mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian material yang gagal diidentifikasi oleh
manajemen, maka auditor mengevaluasi apakah terdapat suatu jenis risiko yang diharapkan oleh
auditor itu akan teridentifikasi oleh proses penilaian risiko entitas tersebut. Jika terdapat risiko
semacam itu, maka auditor harus memperoleh pemahaman tentang mengapa proses tersebut
gagal mengindentifikasinya dan mengevaluasi apakah proses tersebut sudah tepat atau
menentukan apakah terdapat suatu defisiensi signifikan dalam penendalian internal yang
berkaitan dengan proses penilaian risiko entitas.
Jika entitas tersebut belum menetapkan proses tersebut di atas atau memiliki suatu proses
khusus (ad hoc), maka auditor harus mendiskusikan dengan manajemen tentang apakah risiko
bisnis relevan dengan tujuan pelaporan keuangan telah diidentifikasi dan bagaimana risiko
tersebut ditangani. Auditor harus mengevaluasi apakah ketiadaan proses penilaian risiko yang
didokumentasi sudah tepat sesuai dengan kondisinya, atau menentukan apakah ketiadaan
tersebut merupakan suatu defisiensi signifikan dalam pengendalian internal.
Auditor harus mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material pada:
Dalam melakukan pertimbangan atas penentuan suatu risiko sebagai risiko yang
signifikan, auditor harus mempertimbangkan paling tidak hal-hal sebagai berikut:
Jika auditor telah menentukan bahwa terdapat suatu risiko signifikan, auditor harus
memperoleh suatu pemahaman tentang pengendalian entitas, termasuk aktifitas pengendalian
yang relevan dengan risiko tersebut.
Sehubungan dengan beberapa risiko, auditor dapat memutuskan bahwa adalah tidak
mungkin atau tidak praktis untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat hanya dari
prosedur subtantif. Risiko seperti itu dapat berkaitan dengan pencatatan yang tidak akurat atau
tidak lengkap atas golongan transaksi atau saldo akun yang rutin dan signifikan, yaitu yang
karakteristiknya serig memperbolehkan pengolahan dengan otomatisasi yang tinggi dengan
sedikit atau tanpa intervensi manual. Dalam kasus tersebut, pengendalian entitas atas risiko
tersebut adalah relevan dengan audit, dan auditor harus memperoleh suatu pemahaman tentang
hal tersebut.
Penilaian risiko auditor atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi dapat
berubah selama pelaksanaan audit, sejalan dengan diperolehnya bukti audit tambahan. Dalam
kondisi ketika auditor memperoleh bukti audit dari pelaksanaan prosedur audit lanjutan, atau
ketika informasi baru diperoleh, yang kedua bukti tersebut tidak konsisten dengan bukti audit
awal yang menjadi dasar penilaian, auditor harus merevisi penilaian tersebut, dan oleh karena itu,
memodifikasi prosedur audit lanjutan yang direncanakan sebelumnya.
4.4 Dokumentasi
a) Diskusi di antara tim perikatan sebagaimana diharuskan dan keputusan signifikan yang
dicapai.
b) Unsur kunci atas pemahaman yang diperoleh tentang setiap aspek entitas dan
lingkungannya, setiap komponen pengendalian internal, sumber informasi yang
digunakan dalam memperoleh pemahaman tersebut dan prosedur penilaian risiko yang
dilaksanakan.
c) Risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan dinilai pada tingkat laporan
keuangan dan pada tingkat asersi.
d) Risiko yang teridentifikasi, dan pengendalian yang berkaitan yang atasnya auditor telah
memperoleh suatu pemahaman.