Anda di halaman 1dari 28

ANTISIPASI DAMPAK

PENCEMARAN LAUT TERHADAP


KELESTARIAN SUMBER DAYA
PESISIR

Widi Hartanto, ST, MT


Plt. KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN PROVINSI JAWA TENGAH

Semarang, 9 September 2020


GAMBARAN UMUM WILAYAH PESISIR DI PROVINSI JAWA TENGAH

 Provinsi Jawa Tengah secara geografis


terletak antara 5°40’ - 8°30’ LS dan
108°30’ - 111°30’ BT (termasuk Pulau
Karimunjawa).

 Jarak terjauh dari Barat ke Timur


adalah 263 km dan dari Utara ke
Selatan 226 km (belum termasuk
wilayah kepulauan Karimunjawa).

 Wilayah Provinsi Jawa Tengah diapit


oleh perairan Laut Jawa (sebelah
utara) dan Samudera Hindia (sebelah
selatan).

 Secara keseluruhan wilayah pesisir


utara Provinsi Jawa Tengah memiliki
luas sebesar 1.103.638 ha, sedangkan
wilayah pesisir selatan memiliki luas
sebesar 627.844 ha
OVERVIEW
Luas Wilayah Pesisir Provinsi Jawa Tengah: 3.25 Juta Ha,
terdiri:
1. Luas Pesisir Pantai Utara : 1.103.669 Ha (34%)
2. Luas Pesisir Pantai Selatan : 627.844 (19.3%)

Kabupaten/ Kota Wilayah Pesisir : 17 Kab/Kota


Pantai Utara : 13 Kab/Kota
Pantai Selatan : 4 Kab/ Kota

Desa Wilayah Pesisir : 426 Desa


Pantai Utara : 331 Desa
Pantai Selatan : 95 Desa
Kompleksitas Permasalahan Pesisir
PERSOALAN PESISIR dan LAUT PANTURA JAWA
(Sumber : Direktur Pesisir Dan Lautan, KKP)

Tekanan terhadap lingkungan tinggi akibat jumlah penduduk yg besar

Masalah sosial ekonomi masyarakat pesisir

Degradasi ekosistem mangrove akibat aktivitas manusia dan

Erosi /abrasi pantai yg tinggi.

Issue kebutuhan ruang : untuk permukiman, tambak, industri, dsb

Kekurangan pasokan air saat musim kemarau

Intensitas banjir yg makin tinggi akibat perubahan tutupan lahan di hilir dan hulu, perubahan curah hujan, dan dampak ini
diperparah dgn perubahan iklim
Rentan terhadap ancaman gelombang laut akibat perubahan iklim (ombak tinggi) .

Issu pencemaran terhadap air permukaan dan air tanah karena pertanian, industri, dan sumber pencemar domestik, dan
adanya intrusi air laut
ISU-ISU STRATEGIS DALAM WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
PROVINSI JAWA TENGAH :
1. Degradasi sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil
2. Marjinalisasi dan kemiskinan masyarakat pesisir
3. Konflik pemanfaatan dan/ atau konflik kewenangan
4. Bencana alam dan/ atau bencana akibat tindakan manusia
5. Kekosongan dan ketidakpastian hukum berkaitan dengan batas sempadan pantai,
pemanfaatan sempadan pantai, reklamasi pantai, penambangan pasir dan karang serta
penebangan tanaman pelindung pantai;
6. Potensi ekosistem vital di wilayah pesisir, terdiri dari: ekosistem mangrove, ekosistem
terumbu karang, ekosistem lamun, ekosistem laguna, ekosistem gumuk pasir dan
ekosistem delta,
7. Status kepemilikan kura-kura resort secara tidak langsung oleh warga negara asing
8. Keberadaan Industri PLTU di wilayah pesisir
9. Alur pelayaran dan pelabuhan
10. Pencemaran air laut (air limbah dan sampah)

Sumber : KLHS Revisi RZWP3K Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017


Skor Kerusakan Mangrove Jawa Tengah
No Kabupaten/Kota PLm (%) PBm (%) TM VP (ind) Vtot (ind) Jumlah Skor Kategori
1 Rembang 5 5 2 3 3 18 Rusak
2 Pati 5 4 2 3 4 18 Rusak
3 Jepara 5 4 2 1 1 13 Sedang
4 Demak 5 2 2 3 5 17 Rusak
5 Semarang 5 5 3 3 3 19 Rusak
6 Kendal 5 4 2 3 4 18 Rusak
7 Batang 5 3 2 3 3 16 Rusak
8 Kota Pekalongan 5 4 2 3 4 18 Rusak

9 Kab Pekalongan 5 4 3 3 4 19 Rusak


10 Pemalang 5 3 3 3 4 18 Rusak
11 Kota Tegal 5 3 1 3 3 15 Sedang
12 Kab Tegal 5 3 2 3 3 16 Rusak
13 Brebes 5 2 3 2 2 14 Sedang
14 Cilacap 1 2 3 3 2 11 Sedang
15 Kebumen 1 3 3 1 2 10 Sedang
16 Purworejo 3 4 3 3 2 15 Rusak
17 Karimunjawa 1 1 3 1 1 7 Baik
FENOMENA ABRASI PANTAI DI JAWA TENGAH
NO LOKASI KURUN KEMUNDURAN KETERANGAN LOKASI RAWAN ABRASI:
WAKTU GARIS PANTAI 1. Kabupaten Rembang;
2. Kabupaten Pati;
1 Kec. Sayung, 2010-2014 175 meter 3. Kabupaten Jepara;
Kab. Demak 4. Kabupaten Demak;
2 Kab. Pemalang 2010-2014 107 meter 5. Kabupaten Kendal;
6. Kabupaten Pekalongan;
3 Kab. Kendal 42,4 km Desa Mororejo Kec. 7. Kabupaten Batang;
Kaliwungu; Kartikajaya 8. Kabupaten Pemalang;
Patebon; Desa 9. Kabupaten Tegal;
Korowelanganyar Kec. 10. Kabupaten Brebes;
Cepiring dan Desa Sendang 11. Kota Semarang;
Sikucing Kec. Rowosari 12. Kota Pekalongan;
13. Kota Tegal.
4 Daerah lain di 2010-2014 50-80 meter Rata-rata Jawa Tengah
Pesisir Jateng

• Luas wilayah yang terkena abrasi di Provinsi Jawa Tengah sekitar


6.566.97 Ha
• Luas akresi yang terjadi di wilayah pesisir Provinsi Jawa Tengah sekitar
12.585,19 Ha Sumber: DKP Provinsi Jawa Tengah, 2016
Panjang Garis Pantai Mangrove dan Non Mangrove di Provinsi Jawa Tengah
Persentase Persentase (%)
Garis Pantai Persenta-se (%) Persentase Persen-tase
(%) Mangro-ve Total garis pantai
Mangro-ve / Garis Pantai Garis Pantai Non (%) garis Total Bentang (%) Total
Kab/ Kota thd Panjang Non Mangrove thd
bervege-tasi Mangrove/ber Mangrove (Km) pantai Non Pantai Bentang
Pantai Jawa Pantai Jawa
pantai (Km) vegetasi pantai Mang-rove Pantai
Tengah Tengah

Rembang 58.7 1.723 0.103 1925.8 3.610 3.393 1984.5 3.497


Pati 138.5 4.065 0.244 11588.8 21.723 20.419 11727.3 20.663
Jepara 82.6 2.424 0.146 1725.7 3.235 3.041 1808.3 3.186
Demak 980.1 28.763 1.727 12000.3 22.494 21.144 12980.4 22.871
Semarang 62.9 1.846 0.111 2401.2 4.501 4.231 2464.1 4.342
Kendal 224.3 6.583 0.395 4350.4 8.155 7.665 4574.7 8.060
Batang 15.3 0.449 0.027 264.5 0.496 0.466 279.8 0.493
Kota Pekalongan 1.5 0.044 0.003 617.3 1.157 1.088 618.8 1.090
Kab. Pekalongan 13.7 0.402 0.024 1807.2 3.388 3.184 1820.9 3.208
Pemalang 66.7 1.957 0.118 3123.4 5.855 5.503 3190.1 5.621
Kota Tegal 47.4 1.391 0.084 822.1 1.541 1.448 869.5 1.532
Kab. Tegal 33.4 0.980 0.059 581.6 1.090 1.025 615 1.084
Brebes 836.3 24.543 1.474 11678.3 21.891 20.576 12514.6 22.050
Cilacap 93.48 2.743 0.165 37.02 0.069 0.065 130.5 0.230
Kebumen 30.8 0.904 0.054 25.9 0.049 0.046 56.7 0.100
Purworejo 59.4 1.743 0.105 381.3 0.715 0.672 440.7 0.776
Karimunjawa 662.4 19.440 1.167 17.6 0.033 0.031 680 1.198
3407.48 100 6.004 53348.42 100 93.99625 56755.9 100
Keterangan : Kajian Recana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati (RIP Kehati), Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017
PERMASALAHAN LINGKUNGAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN PESISIR DAN LAUT DI PROVINSI JAWA TENGAH

ABRASI

Reklamasi di kawasan Pantai Maron


LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL LAUT DARI TAHUN 2015-2019

LOKASI JUMLAH SAMPEL PERSENTASE


KESIMPULAN
SAMPEL
Keterangan:
Pantai Wisata 9 19.15% Parameter Amonia melebihi baku mutu yang berada di
Pantai Sigandu, Kabupaten Batang
: Pantai wisata
Pelabuhan 3 6.38% Parameter kecerahan melebihi baku mutu seluruh lokasi
47 Sampel Air Laut sampel dan parameter Zeng (zn) melebihi baku mutu 1
: Pelabuhan lokasi
Biota Laut 35 74.47% Parameter Kekeruhan, BOD, Posphate, Nitrate
: Biota Laut mendominasi melebihi baku mutu di lokasi sampel biota
laut
HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR LAUT MULAI TAHUN 2015 - 2019
PARAMETER YANG LOKASI KOORDINAT
TAHUN KODE SAMPEL NAMA LAUT LOKASI PENGAMBILAN KABUPATEN/KOTA
MELEBIHI BM KLASIFIKASI
UD.VIII.59 Amonia (NH3-N), 06°52'33.8" S, 109°45'07.6" E
2019 Laut Jawa Pantai Sigandu Kabupaten Batang Pantai Wisata
UD.VIII.60 06°52'35.1" S, 109°45'25.6" E
2019 Laut Jawa Pantai Sigandu Kabupaten Batang Pantai Wisata
UD.VIII.61 06°52'44.1" S, 109°45'36.6" E
2019 Laut Jawa Pantai Sigandu Kabupaten Batang Pantai Wisata
TM.VIII.37 06°41'00.9" S, 111°17'21.8" E
2019 Laut Jawa Pantai Wates Kabupaten Rembang Pantai Wisata
TM.VIII.38 06°41'00.9" S, 111°17'21.8" E
2019 Laut Jawa Pantai Wates Kabupaten Rembang Pantai Wisata
TM.VIII.39 06°41'06.7" S, 111°16'38.4" E
2019 Laut Jawa Pantai Wates Kabupaten Rembang Pantai Wisata
UD.VIII.43 06°33'12.6" S, 110°39'04.9" E
2019 Laut Jawa Pantai Bandengan Kabupaten Jepara Pantai Wisata
UD.VIII.43 06°33'10" S, 110°38'56.3" E
2019 Laut Jawa Pantai Bandengan Kabupaten Jepara Pantai Wisata
UD.VIII.43 06°33'12.6" S, 110°38'39.1" E
2019 Laut Jawa Pantai Bandengan Kabupaten Jepara Pantai Wisata
2017 34.LJ.P.SB Jawa Sebelah barat pelabuhan Kota Semarang Kecerahan , 06 56 29 E, 110 25 0 E
Pelabuhan
2017 34.LJ.P.M Jawa Muara pelabuhan Kota Semarang Kecerahan , Seng 06 56 15 E, 110 25 11 E
(Zn), Pelabuhan
2017 34.LJ.P.ST Jawa Sebelah timur pelabuhan Kota Semarang Kecerahan , 06 56 4 E, 110 25 30 E
Pelabuhan
HASIL PEMANTAUAN KUALITAS AIR LAUT MULAI TAHUN 2015 - 2019
PARAMETER YANG LOKASI KOORDINAT
TAHUN KODE SAMPEL NAMA LAUT LOKASI PENGAMBILAN KABUPATEN/KOTA
MELEBIHI BM KLASIFIKASI
2017.LJ.BL.BTG.1 TSS, DO , BOD5, 06°52'36.7" S, 109°45'0.69" E
Posphate, Chrom
2015 Jawa Muara sungai Sambong Kabupaten Batang Heksavalen (Cr+6), Biota Laut
2017.LJ.BL.BTG.2 Pantai di desa Denasari TSS, 06°52'05.6" S, 109°42'51.2" E
Kulon Kecamatan Batang
2015 Jawa bebatasan dengan TPA Kabupaten Batang Biota Laut
2017.LJ.BL.BTG.3 Muara sungai Sono Desa TSS, BOD5, 06°53'07.3" S, 109°45'52.3" E
Depok, Kecamatan Posphate,
2015 Jawa Kandeman Kabupaten Batang Biota Laut
2017.LJ.BL.BTG.4 BOD5, 06°54'24.8" S, 109°50'29.5" E
2015 Jawa Kabupaten Batang Biota Laut
2017.LJ.BL.BTG.5 BOD5, 06°54'52.75" S,
2015 Jawa Kabupaten Batang 109°55'57.03" E Biota Laut
2017.LJ.BL.DMK.1 Perairan Bedono TSS, Nitrate , 06 53 24.87 S, 110 30 17.34
2015 Jawa Timbulsloko Kabupaten Demak E Biota Laut
2017.LJ.BL.DMK.2 TSS, 06 50 45.81 S, 110 31 49.92
2015 Jawa Perairan Tambak Bulusan Kabupaten Demak E Biota Laut
2017.LJ.BL.DMK.3 Perairan di Kecamatan TSS, 06 51 35.47 S, 110 30 54.70
2015 Jawa Karangtengah Kabupaten Demak E Biota Laut
2015 2017.LJ.BL.DMK.4 Jawa Perairan Moro di Demak, Kabupaten Demak TSS, Chrom 06 49 16.15 S, 110 32 39.55
Purworejo Kecamatan Heksavalen (Cr+6), E
Bonang Biota Laut
Lanjutan......
PARAMETER YANG LOKASI KOORDINAT
TAHUN KODE SAMPEL NAMA LAUT LOKASI PENGAMBILAN KABUPATEN/KOTA
MELEBIHI BM KLASIFIKASI
2015 2017.LJ.BL.DMK.5 Jawa Perairan Babalan Kabupaten Demak TSS, 06 46 16.06 S, 110 34 29.63
Kecamatan Wedung E Biota Laut
2015 2017.LJ.BL.TGL.1 Jawa Kabupaten Tegal DO , BOD5, 06 50 54.9 S, 109 07 23 E
Posphate, Biota Laut
Kabupaten Tegal BOD5, 06 40 46.1 S, 109 06 19.3 E
2015 2017.LJ.BL.TGL.2 Jawa Biota Laut
Kabupaten Tegal DO , BOD5, 06 50 54.5 S, 109 07 35.8 E
2015 2017.LJ.BL.TGL.3 Jawa Posphate, Biota Laut
Kabupaten Tegal BOD5, 06 50 51.9 S, 109 08 19.9 E
2015 2017.LJ.BL.TGL.4 Jawa Biota Laut
Kabupaten Tegal BOD5, 06 50 53.1 S, 109 08 43.8 E
2015 2017.LJ.BL.TGL.5 Jawa Biota Laut
Kabupaten Pemalang BOD5, 06 51 46.95 S, 109 21 22.57
2015 2017.LJ.BL.PML.1 Jawa E Biota Laut
Kabupaten Pemalang BOD5, 06 51 8.6 S, 109 24 50.2 E
2015 2017.LJ.BL.PML.2 Jawa Biota Laut
BOD5, 06 49 10.4 S, 109 33 07.8 E
2015 2017.LJ.BL.PML.3 Jawa Kabupaten Pemalang Biota Laut
BOD5, 06 48 10.4 S, 109 33 07.8 E
2015 2017.LJ.BL.PML.4 Jawa Kabupaten Pemalang Biota Laut
06 46 21.2 S, 109 31 23.3 E
2015 2017.LJ.BL.PML.5 Jawa Kabupaten Pemalang Biota Laut
Sebelah barat muara banjir Kecerahan , 06 56 38.1 S, 110 23 46.0 E
2017 2017.LJ.BL.SMG.1 Jawa kanal barat Kota Semarang Kebauan, Biota Laut
Lanjutan......
PARAMETER YANG LOKASI KOORDINAT
TAHUN KODE SAMPEL NAMA LAUT LOKASI PENGAMBILAN KABUPATEN/KOTA
MELEBIHI BM KLASIFIKASI
Kecerahan , 06 56 41 S, 110 23 38.0 E
2017 2017.LJ.BL.SMG.2 Jawa muara banjir kanal barat Kota Semarang Posphate, Nitrate , Biota Laut
Sebelah timur muara banjir Kecerahan , 06 56 42 S, 110 23 25 E
2017 2017.LJ.BL.SMG.3 Jawa kanal barat Kota Semarang Posphate, Biota Laut
Sebelah timur 150 dari Kekeruhan, 06°56'09.7" S, 110°26'10.7" E
2018 2018.LJ.BL.SMG.1 Jawa buara banjir kanal timur Kota Semarang Posphate, Nitrate , Biota Laut
Sebelah timur 100 dari Kekeruhan, 06°56'10.7" S, 110°26'55.1" E
2018 2018.LJ.BL.SMG.2 Jawa buara banjir kanal timur Kota Semarang Posphate, Nitrate , Biota Laut
Sebelah timur 50 dari buara Kekeruhan, 06°56'11.4" S, 110°26'54" E
2018 2018.LJ.BL.SMG.3 Jawa banjir kanal timur Kota Semarang Posphate, Nitrate , Biota Laut
Sebelah barat 50 dari Kekeruhan, TSS, 06°56'10.8" S, 110°26'48.2" E
2018 2018.LJ.BL.SMG.4 Jawa buara banjir kanal timur Kota Semarang Posphate, Nitrate , Biota Laut
Sebelah barat 100 dari Kekeruhan, Nitrate , 06°56'08.9" S, 110°26'44.9" E
2018 2018.LJ.BL.SMG.5 Jawa buara banjir kanal timur Kota Semarang Biota Laut
Sebelah barat 150 dari Kekeruhan, 06°56'07.1" S, 110°26'41.8" E
2018 2018.LJ.BL.SMG.6 Jawa buara banjir kanal timur Kota Semarang Posphate, Nitrate , Biota Laut
Kecerahan , 06°50'04" S, 110°31'19" E
2018 2018.LJ.BL.DMK.1 Jawa Kabupaten Demak Kebauan, Posphate, Biota Laut
Kecerahan , 06°50'03" S, 110°31'20.4" E
2018 2018.LJ.BL.DMK.2 Jawa Kabupaten Demak Posphate, Biota Laut
Kecerahan , 06°50'02.9" S, 110°31'21.8" E
2018 2018.LJ.BL.DMK.3 Jawa Kabupaten Demak Biota Laut
Lanjutan......
PARAMETER YANG LOKASI KOORDINAT
TAHUN KODE SAMPEL NAMA LAUT LOKASI PENGAMBILAN KABUPATEN/KOTA
MELEBIHI BM KLASIFIKASI
Kecerahan , 06°50'03.9" S, 110°31'25" E
Kekeruhan,
2018 2018.LJ.BL.DMK.4 Jawa Kabupaten Demak Posphate, Nitrate , Biota Laut
Kecerahan , 06°50'03.4" S, 110°31'26.4" E
2018 2018.LJ.BL.DMK.5 Jawa Kabupaten Demak Kekeruhan, Biota Laut
Kecerahan , 06°50'02.3" S, 110°31'27.7" E
Kekeruhan,
2018 2018.LJ.BL.DMK.6 Jawa Kabupaten Demak Posphate, Biota Laut
SUMBER PENCEMARAN AIR LAUT
• Limbah domestik perkotaan
• Operasional pelabuhan
• Kapal Pesiar
• Aktifitas Nelayan
• Pantai Wisata
• Industri (PLTU, Kawasan Industri)
• Tumpahan minyak
• Limbah dari darat yang masuk ke sungai akhirnya ke laut
• Erosi dll
SUMBER PENCEMAR PT. PLN (Persero) Pembangkit
PELABUHAN DAN INDUSTRI Tanjung Jati B Unit 1, 2, 3, 4 PT PJB UBJ O&M PLTU
YANG MEMBUANG AIR LIMBAH PT. Indonesia Power UP Rembang
KE LAUT Semarang - Tambak Lorok

PT. Kayu Lapis Indonesia

29 pelabuhan/TPI yang berada di Pantai Utara


8 pelabuhan/TPI yang berada di Pantai Selatan

PT. Indonesia Power UJP


PLTU Jateng 2 Adipala

PT. Sumber Segara Primadaya


PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN PEMELIHARAAN PENGAWASAN

-Inventarisasi SDA - Keberlanjutan Proses -Pencegahan -Konservasi SDA -Pembinaan


-Penetapan Ekoregion - Keberlanjutan -Penanggulangan -Pencadangan SDA -Sanksi Administrasi
Produktifitas -Pemulihan -Pelestarian fungsi -Sanksi Perdata
- Keselamatan dan Atmosfer (mitigasi, -Sanksi Pidana
Kesejahteraan adaptasi, lapisan ozon
Masyarakat dan hujan asam
-KLHS -Rencana PPLH -Baku Mutu LH -Perubahan iklim -PUU berbasis LH
-Tata Ruang -Daya Dukung -Kriteria Kerusakan LH -Rekayasa genetika -Ijin lingkungan
-AMDAL -Daya Tampung -Perizinan -Sumber daya genetik
-UKL-UPL -Anggaran berbasis LH
-Instrumen Ekonomi -Analisa Risiko LH
-Audit LH

KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP MENINGKAT


Peningkatan Kapasitas Tersedianya Sarana dan Prasarana
DATA DAN INFORMASI
Lingkup Pengendalian Pencemaran Lingkungan Dalam
Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Nomor 32 Tahun 2009
PENGENDALIAN
Pasal 13 ayat (2) UUPPLH No. 32/2009

Pencegahan Penanggulangan Pemulihan


Pasal 14 UUPPLH No. 32/2009 Pasal 53 UUPPLH No. 32/2009 Pasal 54 UUPPLH No. 32/2009
a. KLHS; a. pemberian informasi
b. tata ruang; peringatan pencemaran
c. baku mutu lingkungan hidup; a. penghentian sumber pencemaran
dan/atau kerusakanlingkungan
d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; dan pembersihan unsur pencemar;
hidup kepada masyarakat;
e. amdal; b. remediasi;
b. pengisolasian pencemaran
f. UKL-UPL; c. rehabilitasi;
dan/atau kerusakan
g. perizinan; d. restorasi; dan/atau
lingkungan hidup;
h. instrumen ekonomi lingkungan hidup; e. cara lain yang sesuai dengan
c. penghentian sumber
i. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup; f. perkembangan ilmu pengetahuan
pencemaran dan/atau
j. anggaran berbasis lingkungan hidup; dan teknologi.
kerusakan lingkungan hidup;
k. analisis risiko lingkungan hidup; danatau
l. audit lingkungan hidup; dan d. cara lain yang sesuai dengan
m. instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
perkembangan ilmu pengetahuan. pengetahuan dan teknologi.
DASAR PERATURAN PENGENDALIAN PENCEMARAN
DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU


PERUSAKAN LAUT
 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 45 TAHUN 1996 TENTANG PROGRAM PANTAI
LESTARI
 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 4 TAHUN 2001 TENTANG KRITERIA BAKU
KERUSAKAN TERUMBU KARANG
 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT
 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 179 TAHUN 2004
 TENTANG RALAT ATAS KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 51 TAHUN 2004 TENTANG
BAKU MUTU AIR LAUT
 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 200 TAHUN 2004 TENTANG KRITERIA BAKU
KERUSAKAN DAN PEDOMAN PENENTUAN STATUS PADANG LAMUN
 KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 201 TAHUN 2004 TENTANG KRITERIA BAKU DAN
PEDOMAN PENENTUAN KERUSAKAN MANGROVE
 PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA
CARA PERIZINAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT
 PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH
PERAN DLHK

PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PESISIR

PENEGAKAN REHABILITASI
HUKUM DLHK MANGROVE DAN
LINGKUNGAN JAWA TENGAH HUTAN PANTAI

PENANGANAN SAMPAH
LAUT
KEGIATAN PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LAUT
1. Melakukan pemantauan kualitas air laut;
2. Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) bagi usaha kegiatan yang
berpotensi menimbulkan pencemaran:
a) PT. PLN (Persero) Pembangkit Tanjung Jati B Unit 1, 2, 3, 4
b) PT PJB UBJ O&M PLTU Rembang
c) PT. Indonesia Power UP Semarang - Tambak Lorok
d) PT. Indonesia Power UJP PLTU Jateng 2 Adipala
e) PT. Kayu Lapis Indonesia
3. Rehabilitasi kawasan pesisir vegetatif:
a) Rembang
b) Pati
c) Jepara
d) Demak
e) Kota Semarang
f) Pekalongan
g) Pemalang
h) Brebes
i) Tegal
j) Kebumen
k) Purworejo
l) Cilacap
4. Gerakan Pungut Sampah (GPS)/ Coastal Clean Up (CCU) di kawasan Pantai Larang, Desa Munjung Agung, Kec. Kramat, Kab. Tegal dan
Pantai Petanahan di Desa Karanggadung, Kec. Petanahan, Kab. Kebumen.
Pengelolaan dan Pengawasan
Pesisir Terpadu Melalui Program Kampung Iklim
(ProKlim)

Pemuda Pesisir Perempuan


Petani Tambak
(Prenjak Tapak) Pesisir
Menyediakan bibit mangrove Pengawasan Pengolahan Hasil
dan Mengawasi Hutan
Mangrove Mangrove Budidaya

Penyediaan Paket wisata Guide Wisatawan/ Penyediaan Kuliner


panen udang/ikan Pengunjung Wisata
KONSEP PENGELOLAAN PESISIR

Kemitraan Pemerintah,
Masyarakat dan Pihak
Swasta harus terus
didorong guna
mengoptimalkan action
plant ICM. Kerjasama
dalam pengelolaan Sarana,
Prasarana dan
Pembangunan Infrastruktur
mutlak diperlukan untuk
mengoptimalkan
pelaksanaan Pengelolaan
Terpadu wilayah Pesisir
KAWASAN EKONOMI ESENSIAL
(KEE) MANGROVE
DEFINISI
Kawasan Bernilai Ekosistem Penting yang berada di luar Kawasan Suaka
Alam, Kawasan Pelestarian Alam dan Taman yang secara ekologis
menunjang kelangsungan kehidupan melalui upaya konservasi
keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan masyarakat dan mutu
kehidupan manusia yang ditetapkan sebagai kawasan yang dilindungi.

Keputusan Gubernur No. 552.52/31 tahun 2020 tentang Penetapan


REGULASI Kawasan Ekosistem Esensial dan Pengelolaan Kawasan Ekosistem
Esensial Lahan Basah Mangrove di Jawa Tengah.

KEE yang ditetapkan:


1. Mangrove Pasar Banggi dan Tireman di Kab. Rembang seluas 45,36 Ha
2. Mangrove Mojo di Kab. Pemalang
3. Mangrove Muara Kali Ijo di Kab. Kebumen seluas 18,5 Ha
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai