Gambar 2.2
Rata-Rata Curah Hujan per Bulan di Kabupaten Grobogan Tahun 2009- 2012
2.1.2. Hidrologi
A. Air Permukaan
Wilayah Kabupaten Grobogan dilalui 3 (tiga) aliran sungai yang cukup besar dan airnya selalu
ada sepanjang tahun yaitu Sungai Lusi, Tuntang dan Serang. Sedangkan sungai-sungai kecil
yang airnya berasal dari mata air/sendang dan sungai kecil lainnya yang merupakan sungai
tadah hujan. Pemanfaatan sungai-sungai tersebut adalah terutama untuk keperluan irigasi.
Wilayah Kabupaten Grobogan, termasuk dalam wilayah DAS Pemali Comal (dulu
Jratunseluna/Jragung, Tuntang, Serang, Lusi dan Juwana) yang termasuk dalam Sub DAS
Tuntang, Serang dan Lusi hilir. Pada Sub DAS Tuntang, Serang dan Lusi Hilir tersebut sudah
dibangun beberapa bangunan irigasi (dam/waduk) di antaranya Waduk Butak, Simo, Nglangon,
Gambrengan, Sanggeh, Kenteng, Kedungombo, Dumpil, Klambu, Sidorejo, Sedadi, Lanang dan
juga jaringan irigasinya.
Pada musim kemarau, sungai-sungai kecil pada umumnya kering, sehingga daerah tersebut
rata-rata mengalami kesulitan air, sedangkan pada musim penghujan seringkali sungai tersebut
mempunyai debit air cukup besar, sehingga terjadi luapan air dan mengakibatkan banjir pada
daerah persawahan yang rendah di dekatnya dan kemungkinan juga daerah pemukiman.
B. Air Tanah
Sebagian besar air tanah telah dimanfaatkan untuk keperluan air minum maupun pengairan
pedesaan. Kondisi air tanah bebas banyak dipengaruhi oleh air permukaan dan air sungai,
kualitas airnya kurang baik dengan kesadahan yang cukup tinggi. Untuk kebutuhan air bersih
sehari-hari penduduk, selain menggunakan air sumur dangkal, juga menggunakan sumber
mata air, selain menggunakan jaringan air minum yang dikelola oleh PDAM seperti mata air
Sucen, Lengki dan Batang dan lain-lainnya.
Di wilayah perdesaan potensi sumber daya air ini pada umumnya dipergunakan untuk
irigasi dan keperluan sehari-hari. Sedangkan di wilayah perkotaan dipergunakan oleh PDAM
untuk fasilitas air minum.
2.1.3. Hidrogeologi
Air tanah dan akuifer di Kabupaten Grobogan menurut peta hidrogeologi Indonesia dari
Direktorat Geologi Tata Lingkungan, terdiri atas:
1. Akuifer produktif dengan penyebaran luas
Akuifer ini berupa akuifer dengan keterusan sedang, tinggi psiometri atau air tanah
diatas atau dekat muka tanah sampai lebih dari 5 m. Debit sumur umumnya 5 – 10
liter/detik.
2. Akuifer dengan produktivitas tinggi dengan penyebaran luas
Akuifer ini berupa akuifer dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah
beragam. Debit sumur umumnya lebih dari 5 liter/detik
3. Akuifer dengan produktivitas kecil setempat berarti
Akuifer ini berupa akuifer dengan keterusan rendah sampai sangat rendah. Air tanah
setempat dalam jumlah terbatas dapat diperoleh pada daerah lembah atau zona
pelapukan.
Tabel II.5
Jumlah Dusun, RW dan RT di Kecamatan Kedungjati Tahun 2012
No Desa Dusun RW RT
1 Prigi 4 5 18
2 Ngombak 8 9 26
3 Kentengsari 6 8 26
4 Karanglangu 6 7 39
5 Panimbo 5 5 18
6 Padas 4 7 22
7 Deras 4 6 28
8 Klitikan 4 4 11
9 Kedungjati 4 11 46
10 Kalimoro 4 6 29
No Desa Dusun RW RT
11 Jumo 6 9 29
12 Wates 3 5 26
Jumlah 58 82 318
Sumber : Kecamatan Dalam Angka, 2013