Anda di halaman 1dari 38

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS KESEHATAN
1
POKOK BAHASAN

1. PENDAHULUAN
2. KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN
3. STRATEGI PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN
4. TEKNIS OPERASIONAL PENANGGULANGAN KLB KERACUNAN
5. KEJADIAN KLBKERACUNAN DI JAWA TENGAH
6. HAMBATAN DAN PERMASALAHAN KLB KERACUNAN
7. PENUTUP
SARANA KESEHATAN PER EKS KARESIDENAN DI JATENG
EKS KARS. PATI
EKS KARS. PEKALONGAN EKS KARS. SEMARANG Jml. Kec. : 76
Jml. Kec. : 91 Jml. Kec. : 92 Jml. Desa/Kel : 1.265 / 56
Jml. Desa/Kel : 1.295 / 118 Jml. Desa/Kel : 990 / 259 Jml RS Pem/TNI : 8 / 1
Jml RS Pem/TNI : 8 /1 Jml RS Pem/TNI : 10 / 4 Jml RSU/K Swt : 13 / 4
Jml RSU/K Swt : 17 / 5 Jml RSJ : 1 Jml BKPM/BKIM : 1 / 0
Jml BKPM/BKIM : 2 / 0 Jml RSU/K Swt : 25 / 9 Jml Labkes Pem/Swt : 5 / 20
Jml Labkes Pem/Swt : 7 / 18 Jml BKPM/BKIM : 3 / 1 Jepara Jml. Pusk : 111 (RI 46)
Jml. Pusk : 156 (RI 43) Jml Labkes Pem/Swt : 6 / 46 Jepara
Jml. Pusk : 156 (RI 55) Pati

Kota Tegal Kudus Rembang


Kota
Pekalongan
JABAR

Brebe Batang Demak Blora

JATIM
s Tegal Pemalang Bat Kendal Kota Smg
Pekalongan ang Groboga
Kab Semarang n
Temanggung
Salatiga
Purbalingg
Cilacap Wonosobo Kab. Sragen
Banyumas a Banjarnegar Mgl
Mage
a Boyolali
Cilac lang
Kota Mgl S
Surakarta
ap Kebumen
Klaten R Kr.anyar
Purworejo Magela K
Sukoharj
ng o
DI. Yogyakarta
EKS KARS. BANYUMAS Wonogiri
Jml. Kec. : 89 EKS KARS. KEDU
PROVINSI JAWA TENGAH
EKS KARS. SURAKARTA Jml. Kec.: 573
Jml. Desa/Kel : 1.060 / 72 Jml. Kec. : 101
Jml RS Pem/TNI : 7 / 1 Jml. Kec. : 124 Jml Desa/Kel : 7.810 / 767
Jml. Desa/Kel : 1.787 / 110 Jml. Desa/Kel : 1.413 / 152
Jml RSU/K Swt : 16 / 17 Jml RS.Pem/TNI : 51 / 12
Jml RS Pem/TNI : 6 / 1 Jml RS Pem/TNI : 11 / 2
Jml BKPM/BKIM : 1 / 1 Jml RSJ : 4
Jml RSJ : 1 Jml RSJ : 2
Jml Labkes Pem/Swt : 4 / 18 Jml RSU/K Swt : 127 / 66
Jml RSU/K Swt : 2 / 1 Jml RSU/K Swt : 31 / 13
Jml. Pusk : 134 (RI 51) Jml BKPM/BKIM : 11 / 2
Jml BKPM/BKIM : 2 / 0 Jml BKPM/BKIM : 2 / 0 Jml Labkes Pem/Swt : 36 /3122
Jml Labkes Pem/Swt : 6 / 10 Jml Labkes Pem/Swt : 7 / 10 Jml Pusk : 877 (RI 302)
Jml. Pusk : 143 (RI 35) Jml. Pusk : 177 (RI 72) 3
Kasus penyakit akibat pengan terus meningkat dan
timbul bahaya baru yang masuk ke rantai pangan
 Risiko kejadian panyakit akibat pangan 
adanya cemaran Biologi, Kimia atau fisik baik
yang sengaja ditambahkan maupun secara alami
ada didalam pangan, Pengolahan, Higyne
Sanitasi pangan
Penanggulanagan masalah keamanan pangan 
kompleks  perlu partisipasi dan kerjasama
Pemerintah, Konsumen dan Produsen  terpadu
linsek terkait
Surveilans Keamanan Pangan  Dasar ilmiah untuk
meminimalkan faktor risiko akibat keracunan
pangan  Penyakit  meninggal
Keamanan pangan sangat komplek  Pengawasan
yang komprehensif  sejak pangan dibudayakan
sampai di konsumsi (From farm to table)

Produk pangan yang tidak memenuhi standar


keamananan dan mutu  rendahnya
Pengawasan, Pembinaan, pengetahuan,
ketrampilan, kesadaran konsumen dan tanggung
jawab produsen

Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan 


Tidak dilaporkan, Kurangnya pembinaan,
pengawasan, penyuluhan, ekonomi, budaya,
pengetahuan dll
Trend masyarakat modern :
 masyarakat semakin sibuk  memilih
makan di luar rumah instan, cepat
 food street dan junk food menjamur
 Penjual mamin utk memenuhi keb.hidup
Desertasi :
Pengukuhan Guru Besar Kimia Pangan
UGM ( Prof. Dr. Ir. Umar Santoso MSc)
Keracunan makanan :
65 % dari Katering
19 % dari Industri kecil
16 % di Rumah tangga
FOOD BORNE POISONING

Produksi
Pengolahan MAKANAN
Pengiriman MINUMAN
Penyediaan
Penyimpanan
Penyajian

Kontaminasi
bakteri patogen
virus
parasit
bahan kimia
PENYEBAB KERACUNAN PANGAN

• Bahan kimia
- logam berat
- pestisida.
Mak/min
• Microorganisme mengandung
meproduksi racun racun/toxic
- endotoxin
- enterotoxin.
Dikonsumsi
manusia
• Bahan makanan
mengandung racun

Manusia
sakit / meninggal
KEBIJAKAN OPERASIONAL

1. Upaya penanggulangan KLB dilaksanakan sejak dini


dengan melaksanakan pemantauan kecenderungan
terjadinya KLB melalui Sistem Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB)  EWARS

2. Setiap Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit menular


dan Keracunan harus dilaporkan , diselidiki dan di -
tanggulangi dengan segera.(respon cepat < 24 jam)
3. Upaya Penanggulangan KLB Penyakit Menular dan
Keracunan merupakan bagian Program penanggu –
langan penyakit menular dan ditangani secara specifik
dan terpadu terstruktur

Spesifik Terpadu dan terstruktur


- Sesuai Jenis Penyakit (KLB) Melibatkan :
- Penanganan Khusus - semua LP/LS terkait
- Respon cepat  Yankes
- semua unsur yg terkait
- masyarakat, Produsen

4. Upaya penanggulangan KLB penyakit menular dan


keracunan merupakan upaya penanggulangan berke-
lanjutan yang harus direncanakan dan dilaksanakan
secara konsisten dan terus menerus oleh semua
program dan sektor terkait secara terpadu dan terstruktur sampai tidak
menjadi masalah kesehatan
STRATEGI TEKNIS OPERASIONAL

1. Identifikasi adanya KLB penyakit menular dan keracunan,


melalui pendekatan epidemiologi. (pra KLB) SKD KLB
Informasi adanya KLB disampaikan dalam waktu selambat
lambatNya 1 x 24 jam .
2. Kegiatan Penanggulangan KLB meliputi Penyelidikan epi-
demiologi, Permeriksaan dan pengobatan penderita, Pence gahan dan
pengebalan, pemusnahan penyebab, penyuluhan kesehatan dan upaya
penanggulangan lainnya dilaksanakan sedini mungkin (Respon
Cepat/tanggap darurat).
3. Upaya penanggulangan KLB dilakukan secara terpadu
lintas program dan lintas sektor, pemerintah dan masyarakat
4. Pemantauan/ surveilans ketat 2 kali masa inkubasi dilakukan untuk
evaluasi selesai tidaknya phase KLB (pasca KLB).
DI PUSKESMAS terdiri dari unsur :
Surveilans Epid, Penyuluhan Kessehatan, Hygiene & sanitasi
Pengobatan dan lain-lain sesuai kebutuhan, Surveilans ketat 2 kali
masa inkubasi di koordinir oleh Pimpinan Puskesmas.

KABUPATEN/KOTA terdiri dari unsur :


Surveilans Epid,Surveilans ketat 2 kali masa inkubasi
Penyuluhan Kesehatan, Pembinaan kesehatan
Lingkungan, Rumah Sakit dan lain-lain sesuai kebutuhan
di koordinir oleh Ka.Dinkes Kab/kota

PROVINSI terdiri dari unsur :


Surveilans Epid, Surveilans ketat 2 kali masa inkubasi
Penyuluhan Kesehatan, Pembinaan kesehatan
Lingkungan, Rumah Sakit, Laboratorium Daerah dan lain-lain
sesuai kebutuhan di koordinir oleh Ka.Dinkes Provinsi
TEKNIS OPERASIONAL PENTAHAPAN KLB

PRA KLB SAAT KLB PASCA KLB

Kewaspadaan Pemulihan :
- Inventarisasi Penanggulanga - Pengamatan 2 x
kemungkinan n masa inkubasi
jenis KLB - Pengobatan - Perbaikan sarana/
- Peta rawan KLB - Penyelidikan kondisi(recovery)
- Persiapan sumber - Laboratorium - Promosi kesehatan
daya. - Isolasi
- Koordinasi LP/LS - Out breaks
- Monitoring respon
1. Desinfeksi.
2. Vaksinasi
3. Pemusnahan
- Penyuluhan
PENGAMBILAN :
PENANGANAN 1.BAHAN/MAKANAN SISA YG DIMAKAN
SAMPEL 2.DIUPAYAKAN YANG MASIH UTUH
MAKANAN (TIDAK BASI/BUSUK)
1.TEMPAT PENYIMPANAN SAMPEL
2. BERSIH /TIDAK TERCEMAR
3.JUMLAH SAMPEL CUKUP UNTUK PEMERISAAN
DILAKUKAN LAB.
SECARA ASEPTIS

PENGIRIMAN SAMPEL
SEGERA DIKIRIM KE LAB SETELAH
DIAMBIL
TATANAN TEKNIS OPERASIONAL BIROKRASI KERACUNAN PANGAN

KLB
KERACUNAN PANGAN PEMDA

BKP

DISPERINDAG
KOORDINASI
PENGENDALIAN BERKESINAM- DINKES
PENCEGAHAN BUNGAN  BBTKL-PP
TUPOKSI KOMUNIKASI
INTENS BBPOM
KEPOLISIAN

PENANGGULANGAN
TERPADU ,TERSTRUKT MASYARAKAT
UR PRODUSEN
TATANAN TEKNIS OPERASIONAL BIROKRASI
KERACUNAN MAKANAN

CPPB
BKP

DISPERINDAG
PENCEGAHAN
TUPOKSI
KOORDINASI DINKES
TERPADU
PENANGGULANGAN TERSTRUKTUR
TERPADU DAN
TERSTRUKTUR BBPOM

DLL ???
MASYARAKAT
PRODUSEN
KOMUNIKASI ANTAR FASYANKES

SISTEM

MEKANISME
SATU
PERLU KESATUA
DIBANGUN SIKAP PRO AKTIF N
BERSAMA EPIDEMIO
TANGGUNGJAWAB LOGIS
BERSAMA

SIKAP RESPONSIF

20
PENANGANAN PENDERITA

PENGOBATAN
PENGAWASAN
PENYULUHAN
TEMPAT PELAYANAN
SEDEKAT MUNGKIN
(POSYANKES )
D
SUMBER PENYEBAB E
CARA PENULARAN T
PE TRANSMISI E
R
TUJUAN M
I
MEMUTUS MATA RANTAI
N
PENULARAN A
N
RESPONDEN

PENDERITA / SAKIT
SASARAN PE
KELOMPOK TERPAPAR
(YANG TDK SAKIT)

KUESIONER
1. NAMA
2. UMUR / JEKEL
3. ALAMAT
4. STATUS SAKIT/TDK SAKIT
5. JENIS MAKANAN YANG
DIMAKAN
KUESIONER 6. JAM MAKAN
7. TANGGAL MAKAN
8. TANGGAL MULAI SAKIT
9. JAM MULAI SAKIT
10.GEJALA
11.KEADAAN PENDERITA
12.STATUS BEROBAT
OLAH DATA

ANALISIS

VARIABEL
EPIDEMIOLOGI /
UKURAN EPIDEMIOLOGI
UKURAN EPIDEMIOLOGI

POPULASI TERESIKO SEMUA YG TERPAPAR

ANGKA SERANGAN (AR)


SAKIT/ TERPAPAR

ANGKA KEMATIAN (CFR) PENDERITA

PROPORSI MAKAN SAKIT/


RISIKO PENYEBAB (RR)
PROPORSI TIDAK MAKAN
SAKIT

MEDIAN TITIK TENGAH MASA


INKUBASI
PELAPORAN
KEWASPADAAN DINI KLB
40

35

30
RESPON
25
CEPAT
20

15 DITEKSI
DINI
10

0
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
PENANGGULANGAN
KLB KERACUNAN MAKANAN

 Gejala keracunan makanan :


1. Gastrointestinal (mual,muntah)
2. Sakit tenggorokan dan pernafasan
3. Gastrointestinal bawah ( kejang perut, diare)
4. Neurologik (gangguan penglihatan, perasaan
melayang, paralysis)
5. Gejala infeksi umum (demam, menggigil, rasa
tidak enak, letih, pembengkakan kelenjar limfe)
6. Gejala alergik (wajah merah, gatal-gatal)
ETIOLOGI
KERACUNAN MAKANAN

 Bahan kimia beracun (tanaman,


hewan, metabolik mikroba),
kontaminasi kimia, mikroba patogen,
non bakteri (parasit, ganggang,
jamur, virus, spongiform
encephalopathies)
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KERACUNAN MAKANAN

 Teknik penetapan Etiologi :


1. Wawancara & pemeriksaan fisik pada kasus
yg dicurigai
2. Distribusi gejala
3. Gambaran epidemiologi
4. Pemeriksaan pendukung, termasuk
laboratorium
5. Penarikan kesimpulan
 Teknik identifikasi sumber keracunan:
1. Analisa diagnosis dan masa inkubasi kasus
KLB
2. Analisis epidemiologi diskripsi
3. Pemeriksaan penunjang
4. Analisis epidemiologi analitik
5. Hubungan khusus antara kasus dan sumber
keracunan
 Analisa diagnosis dan masa inkubasi
kasus KLB
 Periode paparan adalah periode waktu
sebelum kasus pertama dikurangi masa
inkubasi terpendek penyakit sampai
dengan kasus terakhir dikurangi masa
inkubasi terpanjang.
1. Analisa Epidemiologi Deskriptif
- AR golongan umur
- AR jenis kelamin
- Spot map
Pemeriksaan penunjang :
Hipotesis sumber keracunan terbukti benar
bila ditemukan pada makanan adalah sama
dengan racun yang didiagnosis sebagai
penyebab KLB.
 Analisis Epidemiologi Analitik :
Menghitung Risiko relatif :
AR diantara yg makan makanan tertentu
--------------------------------------------
AR diantara yg tdk makan makanan tsb

Misal RR x = 10, artinya orang yg makan x


bersiko 10 kali dibanding yg tdk makan
KLB KERACUNAN MAKANAN DI JAWA TENGAH
TAHUN 2016 1/40/0,Snack .
3/77/0,
2/51/0, Nasi 1/20/ makanan
1/28/0, goreng 0, kotak
Roti Jepara
2/82/0, ..... 3/39/0, manisan kulit
...... jeruk Pati
2/26/0,
Kota Tegal Kota Pkl cilok Kudus Rembang
Demak
Brebes Batang KOTA
SEMARANG
Tegal Pmlg PKL Kendal Blora
Kab. Grobogan
Smg
Purbalingga
Bjngr
Banyumas Wnsb Sltg
Sltg Sragen
2/2/0, ……
Cilacap (2) Boyolali 6/192/0, Jamur,
Kab. Mgl
Solo Kr.anyar ……..
Kebumen Purworejo Klaten
Skhj 4/85/0,
1/60/0,Nasi
ayam Wonogiri hajatan,…
1/2/0, 1/137/0,Nasi 1/15/
......... 4/33/1,tempe 4/41/1 kupat tahu,sosis tahu,
kuning o,Permen
.. kripsi,es dawet dream
4/113/0, mie ayam,
Tidak ada laporan keracunan ……
Meninggal 7/244/0, kupat tahu, 5/140/0,Rujak,
ayam bakar …
Kejadian keracunan 20
SKD / SKDR belum
kebutuhan penanggulangan
KLB oleh Pemda setempat untuk penyebaran menjadi prioritas dalam
Komitmen Pemda belum penyakit  Wisata, analisis
optimal belajar dan bekerja, Respon Cepat < 24 jam
Perilaku Serba belum optimal dalam
Kerja sama lintas program
Cepat/instan analisis SKD , SKD
dan lintas sektor terkait
dalam penanggulangan Paradigma Birokrat tidak di respon cepat
KLB keracunan mamin KLB Kinerja Jelek  Tidak semua Kab/Kota
belum optimal, belum kurang transparan melaporkan W1 semua
terpadu , belum terstruktur terkesan di tutupi KLB , paradigma yang
belum tepat bahwa dari
para pimpinan bahwa
Rotasi / mutasi tenaga adanya KLB
/petugas KLB relatif cepat menunjukan bahwa
(OTDA), petugas kurang kinerja kurang baik,
kompetens
1. Melaksanakan pemenuhan kebutuhan logistik bidang
kesehatan kurang dari 24 Jam berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan Kab/Kota
2. Koordinasi dengan organisasi Profesi untuk pemenuhan
sumber daya manusia ( Dokter ,Perawat , Bidan dll )
Provinsi ke Kab/Kota
3. Melaksanakan segra RHA untuk mengetahui kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan /kondisi KLB /Krisis
Kesehatan/Bencana yang dibutuhkan bersama Kab/Kota
4. Menfasilitasi kebutuhan sumber daya untuk posyankes
selama 24 jam di lokasi KLB /Bencana/Krisis Kesehatan
5. Membantu pembiayaan operasional pada waktu Pra, Saat,
dan pasca KLB/Bencana/Krisis Kesehatan
6. Membantu sumber daya khusus bidang kesehatan dalam
pasca KLB (recovery) dan Penyelidikan Epidemiologi,
Surveilans penyakit menular dan tidak menular
7. Membantu penyelidikan epidemiologi KLB dua kali masa
inkubasi penyakit KLB/Bencana/Krisis Kesehatan
1. Melaporkan kejadian KLB < 24 jam ke Dinkes Provinsi
dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan dan
permintaan logistik KLB/Bencana/Krisis Kesehatan
2. Koordinasi dengan Pemda, Puskesmas, RS rujukan serta
institusi pendidikan kesehatan dll
3. Melaksanakan RHA untuk mengetahui kebutuhan sesuai
dengan kebutuhan /kondisi KLB/Bencana/Krisis
Kesehatan yang dibutuhkan bersama Provinsi
4. Memberikan pendekatan pelayanan (posyankes) selama
24 jam di lokasi KLB/Bencana/krisis Kesehatan
5. Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi, Surveilans
penyakit menular dan tidak menular
6. Identifikasi kelompok risiko tinggi
7. Melaporkan perkembangan kondisi KLB /Bencana/Krisis
Kesehatan setaip jam 18.00 WIB setiap hari dan juga
sesuai dengan kondisi (surveilans ketat)
8. Melaksanakan penyelidikan epidemiologi dua kali masa
inkubasi penyakit KLB /Bencana/Krisis Kesehatan
SEMOGA BERMANFA’AT
MOHON MA’AF HAL- HAL YANG KURANG BERKENAN

NKRI

Anda mungkin juga menyukai