Anda di halaman 1dari 38

ANALISA SITUASI

DAN KEBIJAKAN ELIMINASI MALARIA


PROVINSI JAWA TENGAH
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

Disampaikan pada Pelatihan Peningkatan Diagnosis Malaria


Banjarnegara, 11 April 2016
SISTEMATIKA

1. LATAR BELAKANG
2. SITUASI MALARIA
3. KEBIJAKAN ELIMINASI MALARIA
4. PENUTUP

2
POKOK BAHASAN PERTAMA

LATAR BELAKANG

3
MALARIA
• Beban dan kompleksitas epidemiologi
• Target MDGs, Renstra Jawa Tengah
• Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor
293/MENKES/SK/ IV/2009, Tanggal 28 April
2009, Tentang Eliminasi Malaria di Indonesia
• Surat Edaran Menteri Dalam Negeri RI, Kepada
Gubernur dan Bupati/Walikota Seluruh
Indonesia Nomor 443.41/465/SJ, Tanggal 8
Februari 2010, Tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Eliminasi Malaria di Indonesia
• Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor
131/MENKES/SK/ III/2012, Tanggal 21 Maret
2012, Tentang Forum Nasional Gerakan
Berantas Kembali Malaria
INDIKATOR RENSTRA TAHUN 2013-2018

INDIKATOR SATUAN CAPAIAN TARGET / TAHUN

12 13 14 15 16 17 18

ANGKA Per 1000 0.08 0.07 0.06 0.06 0.06 0.06 0.06
KESAKITAN penduduk
MALARIA

ELIMINASI MALARIA 2015

Tidak ada kasus indigenous


POKOK BAHASAN KEDUA

SITUASI MALARIA
ANGKA KESAKITAN MALARIA (API/1.000)
DI JAWA TENGAH, 2000-2015
2
1,8
1,6
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
'00 '01 '02 '03 '04 '05 '06 '07 '08 '09 10 11 12 13 14 15
API 1,79 1,51 1,44 0,51 0,15 0,08 0,06 0,05 0,05 0,05 0,1 0,1 0,08 0,07 0,06 0,06
9
PROPORSI KASUS INDIGENOUS DAN IMPORT
DI JAWA TENGAH TAHUN 2011-2015
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2011 2012 2013 2014 2015
Indigenous 68.42 47.52 60.5 64.8 86.6
Import 31.58 52.48 39.5 35.2 13.4

10
KASUS MALARIA PER BULAN DI JAWA TENGAH
TAHUN 2012 – 2015
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012 425 394 253 215 181 159 168 197 153 92 137 251

2013 286 250 155 145 95 103 159 111 143 179 102 100

2014 182 144 104 144 164 126 97 140 179 149 212 140

2015 219 206 152 153 157 191 269 285 285 157 49 66
11
PROPORSI KASUS MALARIA
DI JAWA TENGAH TAHUN 2015

6% 0% 3% 7% 1%
7%

<1
48% Falciparum
'1-4
'5-9 Vivax
'10-14 51% Mix
'15-54
> 55

77%

BERDASARKAN BERDASARKAN
KELOMPOK UMUR JENIS PARASIT
DISTRIBUSI KASUS MALARIA, 2015
Total = 2.190 ks
Jepara
Jepara
Pati
Kudus Rembang
KotaTegal
Kota Pekalongan
Brebes Demak
Batang Blora
Pekalongan Bata Kendal Kota
Tegal Pekalonganng
Pemalang Semarang Grobogan
Kab Semarang
Temanggung Salatiga

JATIM
Purblg
Cilacap Bj negara Wonosobo Sragen
JABAR

Banyumas Magel
Kota Mgl Boyolali
ang Surakarta
Kab. Mgl Kr.anyar
Kebumen Klaten
Purworejo Sukoharjo

Wonogiri
Tdk ada kasus/ tdk lapor

Kasus Indigenous tinggi (> 90%)


Indigenous dan import kasus

Import kasus
13
JUMLAH KASUS MALARIA
DI KABUPATEN KOTA TAHUN 2015
800

700

600

500

400

300

200

100

0 Kt
Pwj Bjn Pbg Bms Kbm Mgl Pat Grb Wsb Kdl Jpr Btg Blr Clp Dmk Tmg Pml Kt Sltg Rbg Kds Klt Kra Pkl Wng Tgl Skhj Byl Smg Srg Brb Kt Mgl Kt Srkt Kt Pkl Kt Tgl
Smg

Imp 18 22 32 17 15 29 226 164 55 51 45 43 32 0 26 22 15 0 11 0 11 10 7 6 6 0 5 4 4 2 0 0 0 0 0

Ind 694 385 133 19 7 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0


DISTRIBUSI KLB MALARIA TAHUN 2012-2013
Kab. Purbalingga :
Desa Tetel,
Kec. Pengadegan
Kab. Banyumas :
Desa Binangun, Jepara

Kec. Banyumas Rembang


Kota Kota Pekalongan Kudus Pati
Demak
Brebes Tegal Pekalongan Blora
Batang
Batan Kendal Kota Smg
Tegal Pemalang g Grobogan
Pekalongan
TemanggungKab Semarang
JABAR

Banjarnegara
Purblg Salatiga

JATIM
Cilacap Wonosobo Kab. Mgl Sragen
Sragen
Banyumas Kota. Mgl Boyolali
Cilacap Surakarta
S Kr.anyar
Kebumen Purworejo R
Skhj Kr.Anyar
Klaten Sukoharjo
K

Kab. Banjarnegara : 4 kec


DI. Yogyakarta

1. Ds Gumingsir, Kec. Pagentan Wonogiri

2. Ds Medayu, Kec. Wanadadi


3. Ds Lemah Jaya, Kec. Wanadadi Kab. Purworejo : 4 kec
4. Ds Pekandangan, Kec. Banjarmangu 1. Ds Durensari, Kec. Bgl
5. Ds Paseh, Kec. Banjarmangu 2. Ds Hargorojo, Kec. Bgl
6. Ds Kendaga, Kec. Banjarmangu 3. Ds Semono, Kec. Bgl
7. Ds Sawangan, Kec. Punggelan Kab. Purworejo : 3 kec 4. Ds Jatirejo, Kec. KG
1. Ds Hargorojo, Kec. Bgl 5. Ds Donorejo, Kec. KG
2. Ds Sokoagung, Kec. Bgl 6. Ds Jelok, Kec. KG
3. Ds Jatirejo, Kec. KG 7. Ds Kd Gubah, Kec. KG 2012
Kab. Banjarnegara : 1 kec 4. Ds Somongari, Kec. KG 8. Ds Kembaran, Kec. Loano
1. Ds Pagedongan, Kec. Pagedongan 5. Ds Kd Gubah, Kec. KG 9. Ds Separe, Kec. Loano
2. Ds Gunungjati, Kec. Pagedongan 6. Ds Prapag Lor, Kec. 10. Ds Kalijering, Kec. 2013
Pituruh Pituruh
7. Ds Kalikotes,Kec.Pituruh
KLB MALARIA th 2015

Jepara
Jepara
Pati
Kudus Rembang
KotaTegal Kota Pekalongan
Brebes Demak
Batang Blora
Pekalongan Bata Kendal Kota
Tegal Pekalonganng
Pemalang Semarang Grobogan
Kab Semarang

JATIM
Temanggung
Purblg Salatiga
Cilacap Bj negara Wonosobo Sragen
JABAR

Banyumas Magel
Kota Mgl Boyolali
ang Surakarta
Kab. Mgl Kr.anyar
Kebumen Klaten
Purworejo Sukoharjo

2 desa 1 desa
Wonogiri

2 desa

16
JUMLAH DESA HCI DI JAWA TENGAH
TAHUN 2011 – 2015

No Kabupaten Jumlah Desa HCI


2011 2012 2013 2014 2015
1 Purworejo 18 16 22 16 28
2 Banjarnegara 4 8 5 4 5
3 Magelang 0 0 0 0 1
4 Wonosobo 0 1 0 0 0
5 Kebumen 1 0 0 0 0
6 Purbalingga 3 1 1 1 0
7 Banyumas 4 2 0 0 0
Total 29 28 28 21 34
17
VEKTOR MALARIA DI DAERAH RECEPTIF

Jepara
Jepara
Pati
Kota
Kota Pekalongan Kudus Rembang
Tegal
Brebes Demak
Batang Blora
Pekalongan Bata Kendal Kota
Tegal Pekalonganng
Pemalang Semarang Grobogan
Kab Semarang
Salatiga

JATIM
Temanggung
Purblg
Cilacap Bj negara Wonosobo Sragen
JABAR

Banyumas Magel
Kota Mgl
ang BoyolaliSurakarta
S
Kab. Mgl Kr.anyar
Kebumen Klaten R
K
Purworejo Sukoharjo

An. aconitus, An.maculatus, An.balabacensis Wonogiri

An. aconitus, An.maculatus

An. sundaicus An. aconitus


18
TANTANGAN DAN SOLUSI
1. Tingginya mobilitas penduduk
 surveilans migrasi Malaria
2. Berkurangnya jumlah dan frekuensi kunjungan Juru Malaria Desa
 memberdayakan bidan di desa, mengaktifkan kembali Pos
Malaria Desa / kader Malaria
3. Kurangnya komitmen stakeholder dalam Eliminasi Malaria
 dukungan Peraturan Perundangan dari Pusat, advokasi
4. Belum optimalnya Tim Gebrak Malaria
 Mengaktifkan kembali Tim Gebrak Malaria
5. Belum semua rumah sakit melakukan pemeriksaan sediaan
darah secara mikroskopist (pemeriksaan dengan RDT)
 ceramah klinik, on the job training petugas laboratorium
POKOK BAHASAN KETIGA

KEBIJAKAN ELIMINASI MALARIA

20
TUJUAN

Terwujudnya masyarakat yang hidup sehat, yang


terbebas dari penularan malaria secara bertahap
sampai tahun 2030
PENGERTIAN

Eliminasi malaria adalah suatu upaya untuk


menghentikan penularan malaria setempat
(indigenous) dalam satu wilayah geografis
tertentu, dan bukan berarti tidak ada kasus
malaria import serta sudah tidak ada vektor
malaria di wilayah tersebut, sehingga tetap
dibutuhkan kegiatan kewaspadaan untuk
mencegah penularan kembali.
KEBIJAKAN

Eliminasi Malaria dilakukan :

•Secara menyeluruh dan terpadu oleh


Pemerintah, Pemda bersama mitra kerja terkait

•Secara bertahap sesuai dengan pentahapan dan


berdasarkan situasi malaria dan sumberdaya
setempat
Visi - Komitmen global MDG, RBM
”Masyarakat yang Program
mandiri dalam hidup Kebijakan
sehat
1.Diagnosa malaria o Penemuan dini
harus terkonfirmasi dan pengobatan
Strategi
mikroskop/uji penderita
reaksi cepat o Meningkatkan
eliminasi secara (RDT) STOP akses pelayanan
bertahap : Malaria Klinis yang berkualitas
1.Eliminasi DKI pada 2. Pengobatan dengan o Pemberdayaan
tahun 2010, Bali dan Sasaran
Seluruh
Artemisinin dan penggerakan
Batam dalam proses Combination
penduduk masyarakat
untuk Eliminasi yang Therapy (ACT)  o Meningkatkan KIE
2.Eliminasi Jawa, berisiko ELIMINASI
terkena
STOP Klorokuin (Komunikasi, MALARIA
NAD, Kepri pada
malaria, 3. Pencegahan Informasi, dan
tahun 2015; terutama penularan malaria Edukasi)
3.Eliminasi yang
Sumatera, NTB, berada di
dengan distribusi o Menggalang
Kalimantan, daerah kelambu (LLIN) kemitraan
Sulawesi pada tahun endemis penyemprotan (IRS), o Meningkatkan
malaria
2020; dan repellent, sistem surveilans
4.Eliminasi Papua, larvasiding
Papua Barat,
o Meningkatkan
4. Memperkuat desa sistem
Maluku, Maluku
siaga monitoring dan
Utara, NTT pada
tahun 2030 pembentukan evaluasi
Komitmen nasional
Posmaldes o Meningkatkan
Misi
“Untuk membuat 5. Kemitraan melalui kualitas sumber
RPJM, Inpres 3/2010, RAD
rakyat sehat, bebas
20/02/2020 Forum Gebrak daya manusia
dari penyakit malaria
Malaria
INDIKATOR
ELIMINASI MALARIA

1. Tiga tahun berturut-turut tidak


ditemukan kasus indigenous (penularan
setempat) di suatu kabupaten/kota,
provinsi, dan pulau.

2. Mempunyai kemampuan pelaksanaan


surveilans yang baik.
PENTAHAPAN ELIMINASI MALARIA Sertifikasi WHO

< 1 kasus/1000 Kasus Indigenous 0


SPR < 5% penduduk berisiko
dari malaria kllinis

3 Tahun

Pemberantasan Pra- Eliminasi Eliminasi Pemeliharaan

Reorientasi Reorientasi program


program menuju menuju pemeliharaan
eliminasi
SASARAN ELIMINASI

Sisa fokus aktif dan individu kasus positif dengan


penularan setempat (kasus indigenous)

TUJUAN ELIMINASI

Menghilangkan fokus aktif dan menghentikan penularan


setempat di satu wilayah minimal kab/kota, sehingga
pada akhir tahap tidak ditemukan kasus indigenous
SITUASI YANG DICAPAI

• API di kab/kota < 1/1.000 penduduk berisiko


• Surveilans berjalan dengan baik termasuk ACD
• Reorientasi program Eliminasipetugas
kesehatan pemerintah maupun swasta sudah
baik
• Lintas sektor terkait berperan secara penuh dan
sinergis
• Upaya penanggulangan dilakukan secara
intensif
POKOK KEGIATAN

1. Penemuan dan tatalaksana penderita.


2. Pencegahan dan penanggulangan faktor
risiko.
3. Surveilans epidemiologi dan
penanggulangan wabah.
4. Peningkatan komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE).
5. Peningkatan sumber daya manusia.
1. PENEMUAN DAN TATA LAKSANA

 Penemuan penderita dengan konfirmasi mikroskopis


baik ACD maupun PCD di semua fasyankes
 Pengobatan kasus positif dengan OAM yang
ditetapkan Kemenkes (ACT)
 FU (Pf H7,28 ; Pv H 7,28,90)
 Cross check sediaan darah dan menguji kemampuan
pemeriksaan mikroskopis
 Memantau efikasi OAM
 Melibatkan sepenuhnya praktek swasta, klinik serta
RS swasta
CROSS CHECK
100 % POSITIF

JUMLAH SLIDE WAKTU JUMLAH


NEGATIF
0 - 10 3 bulan 1 x 100 %
11 - 20 3 bulan 1 x 50 %
21 - 40 3 bulan 1 x 25 %
41 - 100 3 bulan 1 x 5%
101 - 200 2 bulan 1 x 5%
> 200 1 bulan 1 x 5%
2. PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN FAKTOR RISIKO

 Melakukan pengendalian vektor yang sesuai a.l


kelambu cakupan > 80%, penyemprotan rumah
cakupan > 90% di lokasi fokus baru dan sisa fokus
lama yang masih aktif
 Pengendalian vektor lain (larvasidasi, manajemen
lingkungan ) di lokasi dengan reseptifitas tinggi
 Memantau efikasi insektisida
 Memberikan perlindungan individu dengan
kelambu yang akan berkunjung ke daerah endemis
3. SURVEILANS EPID DAN
PENANGGULANGAN WABAH

 Semua fasyankes melaksanakan SKD-KLB,dianalisis


dan dilaporkan ke Dinkes setempat
 Segera melakukan penanggulangan bila terjadi KLB
 Surveilans penderita dengan ketat, terutama bila
jarang ditemukan kasus indigenous
 Surveilans migrasi
 Penyelidikan epidemiologi
 Segera melaporkan ke Dinkes bila ditemukan kasus
 Memperkuat sistem informasi Malaria
 Memfungsikan Tim Monev Eliminasi Malaria
4. PENINGKATAN KIE
 Meningkatkan promkes dan kampanye
Eliminasi
 Menggalang kemitraan
 Integrasi dengan program lain
 Memfungsikan Perda atau peraturan perUU
lain
 Advokasi dan sosialisasi
 Mobilisasi dana
 Pertemuan lintas batas untuk
merencanakan dan melakukan kegiatan
secara terpadu dalam Eliminasi Malaria
5. PENINGKATAN SDM

 Reorientasi program menuju Eliminasi


kepada petugas kesehatan
 Pelatihan / refreshing mikroskopis
 Pelatihan / sosialisasi tata laksana
kasus
 Pelatihan Juru Malaria Desa
TARGET ELIMINASI MALARIA

TAHUN TARGET REALISASI


2014 • KAB. MAGELANG, • MAGELANG, PEKALONGAN
PEKALONGAN • 25 KAB/ KOTA NON
• 25 KAB/ KOTA NON ENDEMIS
ENDEMIS
2015 KAB. CILACAP KAB. WONOSOBO
2016 KAB. WONOSOBO, JEPARA
2017 KEBUMEN, BANYUMAS,
PURBALINGGA
2018 PURWOREJO DAN
BANJARNEGARA
2019 PROVINSI JAWA TENGAH
36
Kesimpulan
• Beban penyakit malaria masih besar
• Malaria menjadi program prioritas dunia dan
nasional
• Upaya meningkatkan mutu layanan dan akses
universal, pelibatan semua fasyankes
• Penguatan kemitraan dg sektor dan program terkait
sangat penting (Pendidikan, Pertanian,
Perkebunan, Kehutanan, Transmigrasi, Lingkungan
Hidup, PKK, PT, OP, LSM, dll.)
• Teknologi sudah ada, perlu upaya akselerasi untuk
mencapai eliminasi.
TERIMA KASIH 38

Anda mungkin juga menyukai