Assalamualaikum wr wb
B A
E
C
PRESENTATION
KELOMPO D
KA: Sela renika
10070318011 B A
Andi Maryam
100703180..
Shabilla Zahira
10070318070
C
M Satria Faldi Fazary
10070317036
PENDAHULUAN
6kota salatiga
5.56% 5.17% 5.27% 5.65% 5.51% laju pertumbuhan ekonomi kedung sepur
7.00%
6.00%
5.00%
4.00%
3.00%
2.00%
1.00%
0.00%
GAMBARAN kendal demak semarang grobogan kota semarang kota salatiga
Struktur perekonomian kabupate Kendal dilihat
berdasarkan kontribusi PDRB sektor industri
relatif tinggi yaitu sebesar 41,37%,
kabupaten demak didukung oleh sektor industri
relative tinggi sebesar 29.41 %, serta sektor
pertanian sebesar 24.02% , kabupate
grobogan dengan kontribusi PDRB sektor
pertanian sebesar 30.63%, serta kabupaten
semarang dengan kontribusi PDRB sektor
industri pengolahan paling besar yaitu
39.27% , kota semarang dengan kontribusi
PDRB sektor industri pengolahan yaitu sebesar
27.7% , kota salatiga dengan kontribusi PDRB
sektor industri pengolahan sebesar 31.15%.
GAMBARAN
PDRB Perkapita dalam juta rupiah dan jumlah penduduk tiap
kawasan metropolitan di jawa tengah 2018
Jumlah Penduduk PDRB per kapita adalah total PDRB suatu
No Kota/Kabupaten PDRB/ Kapita
Tahun 2018 daerah dibagi jumlah penduduk di daerah
1 Kendal 39457.18 964106 tersebut untuk tahun yang sama. Semakin
2 Demak 24440048.2 1151796 tinggi tingkat PDRB per kapita di suatu
daerah maka semakin tinggi pula tingkat
3 Grobogan 25426317.7 1371610
kesejahteraan masyarakatnya. Dan
4 Kota Semarang 174649261.9 1786114 sebaliknya semakin rendah tingkat PDRB
5 Kab. Semarang 46229865.77 1040629 per kapita di suatu daerah maka semakin
6 Kota salatiga 12303446.9 191571 rendah tingkat kesejahteraan
Total 283088397.7 6505826
masyarakatnya.
GAMBARAN
Nilai IPM Kedungsepur, Jawa Tengah Grafik Nilai IPM Kedungsepur 2014 - 2018
90
70
1 Kendal 68.46 69.57 70.11 70.62 71.28
60
2 Demak 68.95 69.75 70.1 70.41 70.41
50
30
4 Grobogan 67.77 68.05 68.52 68.87 69.32
20
5 kota semarang 79.24 80.23 81.19 82.01 82.72
10
Kabupaten
0.20 0.23 0.23 0.22 0.24 0.24 0.28 0.19 0.27 0.26 0.28 0.33 0.36 0.31 0.31 0.31
Semarang
Kota Salatiga 0.25 0.29 0.29 0.29 0.28 0.29 0.29 0.30 0.32 0.29 0.35 0.34 0.35 0.37 0.35 0.35
Kabupaten
0.20 0.22 0.22 0.23 0.23 0.22 0.22 0.22 0.26 0.23 0.28 0.32 0.35 0.34 0.34 0.34
Grobogan
Pada tabel diatas, data index gini dikawasan kedungsepur pada tahun 2015
adalah kota salatiga sebesar 0.35 dan terendah adalah kota semarang dan
kabupaten semarang sebesar 0.31. artinya dikawasan kedungsepur pada tahun
2015 hanya terjadi ketimpangan sedang. Namun, dilihat dari tabel index gini
diatas dikawasan kedungsepur pada tahun 2000-2015 ketimpangann nya tidak
stabil bahkan ada pada tahun tertentu yang merupakan pemerataan sempurna
dan kawasan kedungsepur hanya terjadi ketimpangan sedang saja karena nilai
nya hanya sebesar 0.35.
GAMBARAN
METODE ANALISIS
Vw =
Keterangan:
Vw : Indeks kesenjangan Williamson (Iw)
Yi : PDRB perkapita wilayah daerah i
Ӯ : Rata-rata PDRB perkapita provinsi
fi : dimana fi jumlah penduduk kabupaten/ kota ke-i dan n
n : Jumlah penduduk
Indeks ketimpangan wilayah akan menghasilkan indeks
yang lebih besar atau sama dengan nol. Jika semua Yi = Ӯ maka Angka Indeks Williamson berkisar
akan menghasilkan indeks = 0, yang berarti tidak adanya antara nol sampai dengan satu: IW <
kesenjangan ekonomi daerah. Indeks lebih besar dari 0 0,4 = artinya tingkat ketimpangan
menunjukan adanya ketimpangan ekonomi antar wilayah. rendah 0,4 < IW < 0,5 = artinya
tingkat ketimpangan moderat IW >
0,5 = artinya tingkat ketimpangan
tinggi
METODE ANALISIS
4. Shiftshare
Analisis Shift Share adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui proses pertumbuhan ekonomi suatu daerah dalam
kaitannya dengan perekonomian daerah acuan yaitu daerah
yang lebih besar (regional atau nasional). Teknik analisis shift
share ini membagi pertumbuhan sebagai perubahan (G) suatu
variabel wilayah, seperti tenaga kerja, nilai tambah,
pendapatan atau output, selama kurun waktu tertentu menjadi
pengaruh : pertumbuhan nasional (N), Proportional Shift (P),
dan Differential Shift ( D ).
• Diferential Shift – PPW bernilai positif (PPW > 0) pada sector yang
mempunyai keunggulan kompetitif diwilayah atau daerah tersebut
(disebut juga sebagai keuntungan lokasional) – PPW bernilai negative
(PPW < 0) pada sector yang tidak mempunyai keunggulan kompetitif
atau tidak dapat bersaing.
5. Analisis ICOR
Konsep capital-output ratio (COR) atau sering juga disebut koefisien modal
menunjukkan hubungan antara besarnya investasi (modal) dan nilai output.
Konsep COR tersebut dikenal melalui teori yang dikemukakan oleh Harrod-
Domar. Konsep COR ada 2 macam, yaitu average capital-output ratio (ACOR)
dan incremental capital-output ratio (ICOR). ACOR menunjukkan hubungan
antara stok modal yang ada dan aliran output lancar yang dihasilkan. ICOR
menunjukkan perbandingan antara kenaikan tertentu pada stok modal (delta K)
dan kenaikan output atau pendapatan (delta Y). ICOR dapat digambarkan
sebagai berikut:
ICOR =
Keterangan :
Dk : pertumbuhan kapital
atau investasi
Dy : pertambahan output
dalam ekonomi
METODE ANALISIS
Model Analisis :
(1). Analisis IO terbuka artinya dalam analisis yang diperlakukan
sebagai sektor endogen hanya sektor produksi, sedangkan sektor
sektor rumah tangga dianggap sektor eksogen.
(2). Sebaliknya adalah analisis IO tertutup. Dalam analisis IO
tertutup, di samping sektor produksi, juga memasukkan sektor
rumah tangga sebagai sektor endogen.
METODE ANALISIS
Secara umum, suatu tabel I-O dirinci menurut banyaknya kegiatan ekonomi atau industri
sebanyak n klasifikasi (yaitu banyaknya klasifikasi KLUI, banyaknya kolom) dan banyaknya
produk atau komoditi yang dihasilkan sebanyak m klasifikasi (yaitu klasifikasi KBKI, banyaknya
baris) disebut sebagai tabel I-O berukuran m x n, karena terdapat n klasifikasi kegiatan
ekonomi atau industri (kolom) dan m klasifikasi komoditi atau produk (baris). Pada kasus
m≠n, maka suatu tabel I-O disebut sebagai tabel I-O yang tidak simetrik; sedangkan pada
kasus m=n, maka suatu tabel I-O disebut sebagai tabel I-O yang simetrik.
ANALISIS
1. INDEX WILLIAMSON
华西的另一个运动
PDRB Jumlah
Kabupaten/Kota Konstan Penduduk PDRB Perkapita Yi-Y fi/n Hasil
0.14819 0.000
Kab. Kendal 29186.4 964106 30273019.8 -41441.44 1 5
0.17704
Demak 17474.1 1151796 15171176.2 -15143285 1 0.21
0.21082
Kota Semarang 131137.3 1371610 95608270.4 65293809 8 0.9
0.27454
Kab. Semarang 33857.6 1786114 18956040.2 -11358421 1 0.2
0.15995
Kab. Salatiga 12606.8 1040629 12114607.9 -18199853 3 0.24
0.02944
Kab. Grobogan 18704.3 191571 9763652.83 -20550808 6 0.12
1.670
TOTAL 6505826 181886767.2 5
Y 30314461.21
ANALISIS
Kabupaten demak memiliki sektor basis pada Sektor Pertanian, Sektor Listrik gas & air
bersih,sector perdagangan Hotel & restoran serta jasa-jasa lainnya. Sektor dengan nilai LQ
paling tinggi yaitu Sektor Pertanian. Sektor ini merupakan sektor basis di Kabupaten Kendal,
maka sektor ini melayani pasar di Kabupaten Demak maupun di luar Kabupaten Demak. Dan yang
termasuk sector non basis adalah pada sector pertambangan dan penggalian, sector industry
pengolahan, bangunan, sector pengangkutan dan komunikasi serta keuangan persewaan dan jasa
perusahaan maka sektor ini hanya mengandalkan impor darin luar daerah.
.
ANALISIS
Kabupaten demak memiliki sektor basis pada Sektor Pertanian, Sektor Listrik gas & air
bersih,sector perdagangan Hotel & restoran serta jasa-jasa lainnya. Sektor dengan nilai LQ
paling tinggi yaitu Sektor Pertanian. Sektor ini merupakan sektor basis di Kabupaten Kendal,
maka sektor ini melayani pasar di Kabupaten Demak maupun di luar Kabupaten Demak. Dan yang
termasuk sector non basis adalah pada sector pertambangan dan penggalian, sector industry
pengolahan, bangunan, sector pengangkutan dan komunikasi serta keuangan persewaan dan jasa
perusahaan maka sektor ini hanya mengandalkan impor darin luar daerah.
.
ANALISIS
1 Pertanian
2 Pertambangan dan penggalian 0.2 Sektor Non Basis
Kabupaten demak memiliki sektor basis pada Sektor Pertanian, Sektor Listrik gas & air
bersih,sector perdagangan Hotel & restoran serta jasa-jasa lainnya. Sektor dengan nilai LQ
paling tinggi yaitu Sektor Pertanian. Sektor ini merupakan sektor basis di Kabupaten Kendal,
maka sektor ini melayani pasar di Kabupaten Demak maupun di luar Kabupaten Demak. Dan yang
termasuk sector non basis adalah pada sector pertambangan dan penggalian, sector industry
pengolahan, bangunan, sector pengangkutan dan komunikasi serta keuangan persewaan dan jasa
perusahaan maka sektor ini hanya mengandalkan impor darin luar daerah.
.
ANALISIS
1 Basis
Sektor Non
0.1
2 Pertambangan dan penggalian Basis
Sektor Non
0.8
3 Industri Pengolahan Basis
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.2 Sektor Basis
5 Bangunan 2.5 Sektor Basis
6 Perdagangan Hotel dan Restoran 1.0 Sektor Basis
7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.5 Sektor Basis
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.6 Sektor Basis
Sektor Non
0.8
9 Jasa-Jasa Basis
Kota Semarang memiliki sektor basis pada Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih,
Sektor Bangunan, Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi, serta Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sektor dengan nilai
LQ paling tinggi yaitu Sektor Bangunan. Sektor ini merupakan sektor basis di Kota
Semarang, maka sektor ini melayani pasar di Kota Semarang maupun di luar Kota
Semarang. Sedangkann yang sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri
pengolahan dan jasa-jasa lain merupakan sektor non basis yang mana sektor ini hanya
mendapatkan dari luar daerah.
ANALISIS
No. Sektor
LQ Kabupaten Semarang
2018 Keterangan
Kabupaten Semarang memiliki sektor basis pada Sektor Industri Pengolahan, Sektor Listrik, Gas,
dan Air Bersih, Sektor Bangunan, serta Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan. Sektor
dengan nilai LQ yang paling tinggi yaitu Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan. Sektor ini
merupakan sektor basis di Kabupaten Semarang, maka sektor ini melayani pasar di Kabupaten Semarang
maupun di luar Kabupaten Semarang. Sedangkan sektor pertanian, pertambangan dan penggalian,
perdagangan hotel dan restoran , pengangkutan dan komunikasi dan jasa-jasa ini merupakan sektor non
basis yang mana mendapat pelayanan pasar dari luar atau impor dari luar daerah.
ANALISIS
Kabupaten Grobogan memiliki sektor basis pada Sektor Pertanian, Sektor Bangunan, Sektor
Perdagangan Hotel dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan,
Persewaan, dan Jasa Perusahaan, serta Sektor Jasa-jasa. Sektor dengan nilai LQ yang paling
tinggi yaitu Pertanian. Sektor ini merupakan sektor basis di Kabupaten Grobogan, maka sektor ini
melayani pasar di Kabupaten Grobogan maupun di luar Kabupaten Grobogan.
ANALISIS
Sektor Non
0,0
2 Pertambangan dan penggalian Basis
Sektor Non
0,9
3 Industri Pengolahan Basis
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1,6 Sektor Basis
5 Bangunan 1,4 Sektor Basis
6 Perdagangan Hotel dan Restoran 1,0 Sektor Basis
7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,4 Sektor Basis
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,9 Sektor Basis
9 Jasa-Jasa 1,4 Sektor Basis
Di kabupaten Salatiga yang menjadi sektor Non Basis yaitu pada sektor Pertanian,
Pertambangan & Penggalian serta Industri Pengolahan. Di kabupaten Salatiga juga yang
menjadi sektor basis yaitu ada sektor Listrik gas & air bersih, bangunan, perdagangan
hotel & restoran, Pengangkutan & komunikasi, Keuangan persewaan & jasa perusahaan,
dan Jasa-jasa lainnya. Yang menjadi sektor basis paling tinggi di Kabupaten salatiga
adalah sektor Keuangan Persewaan dan jasa perusahaan, Sektor ini merupakan sektor
basis di Kabupaten Salatiga, maka sektor ini melayani pasar di Kabupaten Salatiga
maupun di luar Kabupaten Salatiga.
3. ANALISIS SHIFT SHARE ANALISIS
Pergeseran
No. Sektor Interpretasi
Diffrensial (DS)
Pergeseran
No. Sektor Interpretasi
Diffrensial (DS)
Dari tabel tersebut, diketahui bahwa terdapat
1 Pertanian 0.011 Mempunyai tujuh sektor yang bernilai positif yang terdiri
Daya Saing
atas Sektor Pertanian, Sektor Industri
tidak Pengolahan, Sektor Bangunan, Sektor
2 Pertambangan dan penggalian -0.117 Mempunyai
Perdagangan Hotel dan Restoran, Sektor
Daya Saing
Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor
3 Industri Pengolahan 0.033 Mempunyai Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan,
Daya Saing
serta Sektor Jasa-jasa. Hal ini
Tidak mengindikasikan bahwa kelima sektor tersebut
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih -0.023 Mempunyai
menguntungkan dalam perkembangan Produk
Daya Saing
Domestik Regional secara intern. Sementara
5 Bangunan 0.002 Mempunyai itu, dua sektor lainnya yang bernilai negatif
Daya Saing
mengindikasikan bahwa kedua sektor tersebut
6 Perdagangan Hotel dan Restoran 0.005 Mempunyai kurang menguntungkan dalam perkembangan
Daya Saing
Produk Domestik Regional Kabupaten Semarang
7 Pengangkutan dan Komunikasi 0.006 Mempunyai secara intern.
Daya Saing
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.031 Mempunyai
Daya Saing
9 Jasa-Jasa 0.028 Mempunyai
Daya Saing
KOTA SALATIGA ANALISIS
Interpretasi Hasil Analisis Komponen Pergeseran Differensial (DS)
No. Sektor
Pergeseran Diffrensial
(DS)
Interpretasi Dari tabel tersebut,
diketahui bahwa terdapat dua
1 Pertanian 0,004 Mempunyai Daya sektor yang bernilai positif
Saing
yang terdiri atas Sektor
2 Pertambangan dan penggalian -0,499 Tidak Mempunyai Pertanian dam Sektor
Daya Saing Industri Pengolahan. Hal ini
3 Industri Pengolahan 0,030 Mempunyai Daya mengindikasikan bahwa kedua
Saing
sektor tersebut
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih -0,068 Tidak Mempunyai menguntungkan dalam
Daya Saing perkembangan Produk
Domestik Regional secara
intern. Sementara itu, tujuh
5 Bangunan -0,027 Tidak Mempunyai
Daya Saing
sektor lainnya yang bernilai
6 Perdagangan Hotel dan Restoran -0,017 Tidak Mempunyai negatif mengindikasikan
Daya Saing bahwa ke tujuh sektor
tersebut kurang
7 Pengangkutan dan Komunikasi -0,060 Tidak Mempunyai
menguntungkan dalam
perkembangan Produk
Daya Saing
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan -0,008 Tidak Mempunyai Domestik Regional Kabupaten
Daya Saing Salatiga secara intern.
9 Jasa-Jasa -0,024 Tidak Mempunyai
Daya Saing
GROBOGAN ANALISIS
KENDAL
TYPOLOGI KLASSEN
No PB
Sektor
. LQ (PS+DS) Keterangan
-
LQ PB <
1 Pertanian 1. 0.1
>1 0
4 25 Sektor Stagnan
2
Pertambangan dan 0. LQ 2.8 PB > Sektor
penggalian 5 <1 12 0 Potensial
3 Industri Pengolahan
1. LQ 0.0 PB > Sektor Tumbuh
2 >1 48 0 Pesat Jadi pada analisis typology klassen di kabupaten
- Kendal dari hasil perhitungan LQ dan PB
LQ PB <
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.
>1
0.0
0 ( Pergeseran Bersih), sektor pertambangan dan
6 16 Sektor Stagnan penggalian, sektor bangunan, sektor keuangan,
0. LQ 0.0 PB > Sektor sektor persewaan dan jasa perusahaan, serta
5 Bangunan
6 <1 85 0 Potensial sektor jasa-jasa termasuk sektor potensial
- karena hasil pb>0 dan LQ<0, sedangkan sektor
Perdagangan Hotel dan LQ PB < industri pengolahan yang mana LQ>1 dan PB>0,
6
Restoran 0. 0.0 Sektor
<1 0 yang termasuk sektor stagnan atau tertekan
9 12 Tertinggal
Pengangkutan dan 0. LQ 0.0 PB > Sektor adalah sektor pertanian dan sektor listrik, gas
7
Komunikasi dan air, serta yang termasuk sektor tertinggal
9 <1 97 0 Tertinggal
adalah sektor perdagangan hotel dan restoran
Keuangan, Persewaan dan 0. LQ 0.1 PB > Sektor
8
Jasa Perusahaan
dan sektor pengangkutan dan komunikasi.
6 <1 21 0 Potensial
0. LQ 0.0 PB > Sektor
9 Jasa-Jasa
7 <1 52 0 Potensial
ANALISIS
DEMAK
TYPOLOGI KLASSEN
No. Sektor
LQ PB (PS+DS) Keterangan
TYPOLOGI KLASSEN
No
Sektor
.
LQ PB (PS+DS) Interpretasi Jadi pada analisis typology klassen di Kota Semarang dari
1 Pertanian 0.1 LQ < 1 -0.028539808 PB < 0 Sektor Tertinggal hasil perhitungan LQ dan PB ( Pergeseran Bersih), sektor
2 Pertambangan dan penggalian 0.1 LQ < 1 PB > 0 pertambangan termasuk sektor potensial karena hasil pb>0
0.062827199 Sektor Potensial
dan LQ<0, sedangkan sektor bangunan,sektor keuangan,
3 Industri Pengolahan 0.8 LQ < 1 PB < 0
-0.014832704 Sektor Tertinggal sektor perdagangan dan sektor pengangkutan termasuk
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.2 LQ > 1 -0.015468265 PB < 0 Sektor Stagnan sektor tumbuh pesat yang mana LQ>1 dan PB>0, yang
termasuk sektor stagnan atau tertekan adalah sektor
5 Bangunan 2.5 LQ > 1 PB > 0 Sektor Tumbuh
0.030330212 Pesat listrik, gas dan air, serta yang termasuk sektor tertinggal
adalah,sektor indusri pengolahan, sektor pertanian dan
6 Perdagangan Hotel dan Restoran 1.0 LQ > 1 PB > 0 Sektor Tumbuh sektor jasa-jasa.
0.032481997 Pesat
TYPOLOGI KLASSEN
No. Sektor
LQ PB (PS+DS) Keterangan
1 Pertanian LQ < 1 PB < 0
0.8 -0.028539808 Sektor Tertinggal
Pertambangan dan
2
penggalian LQ < 1 PB > 0
0.1 0.062827199 Sektor Tertinggal
3 Industri Pengolahan LQ > 1 PB < 0
1.1 -0.014832704 Sektor Stagnan
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih LQ > 1 PB < 0
1.1 -0.015468265 Sektor Stagnan
5 Bangunan LQ > 1 PB > 0
1.3 0.030330212 Sektor Tumbuh Pesat
Perdagangan Hotel dan Jadi pada analisis typology klassen di kabupaten Semarang
6 LQ < 1 PB > 0
Restoran
0.8 0.032481997 Sektor Potensial
dari hasil perhitungan LQ dan PB ( Pergeseran Bersih),
sektor pertambangan, sektor pengangkutan dan sektor
7
Pengangkutan dan
Komunikasi LQ < 1 PB > 0 perdagangan termasuk sektor potensial karena hasil pb>0
0.9 0.017314665 Sektor Potensial dan LQ<0, sedangkan sektor bangunan dan sektor keuangan
Keuangan, Persewaan dan termasuk sektor tumbuh pesat yang mana LQ>1 dan PB>0,
8 LQ >1 PB > 0
Jasa Perusahaan
1.4 0.00773428 Sektor Tumbuh Pesat yang termasuk sektor stagnan atau tertekan adalah sektor
industi pengolahan dan sektor listrik, gas dan air, serta
9 Jasa-Jasa LQ < 1 PB < 0
0.9 -0.002569108 Sektor Potensial yang termasuk sektor tertinggal adalah sektor pertanian
dan sektor jasa-jasa.
ANALISIS
SALATIGA
6
Perdagangan Hotel dan
LQ < 1 PB > 0
Jadi pada analisis typology klassen di Kota Salatiga dari
Restoran
0.9 0.032481997 Sektor Potensial hasil perhitungan LQ dan PB ( Pergeseran Bersih), sektor
pertambangan termasuk sektor potensial karena hasil pb>0
7 Pengangkutan dan Komunikasi LQ < 1 PB > 0 dan LQ<0, sedangkan sektor bangunan,sektor keuangan,
0.4 0.017314665 Sektor Potensial sektor perdagangan dan sektor pengangkutan termasuk
Keuangan, Persewaan dan Jasa sektor tumbuh pesat yang mana LQ>1 dan PB>0, yang
LQ < 1 PB > 0
termasuk sektor stagnan atau tertekan adalah sektor
8
Perusahaan
0.6 0.00773428 Sektor Potensial
listrik, gas dan air, serta yang termasuk sektor tertinggal
9 Jasa-Jasa
1.3
LQ > 1
-0.002569108
PB < 0
Sektor Stagnan adalah,sektor indusri pengolahan, sektor pertanian dan
sektor jasa-jasa.
GROBOGAN ANALISIS
GROBOGAN
KENDAL
ICOR ICORt-
No Sektor g ICOR
t-1 2 ICOR sebesar 0.18 pada sector Pertambangan dan
1 Pertanian
5.67889 0 0 0 Penggalian artinya setiap modal yang di investasikan
0.09 sebesar 0.18 pada tahun sekarang diperkirakan akan
9.914779 0.180839 0
2 Pertambangan dan penggalian 5723 menghasilkan pendapatan di sector pertambangan dan
8.888664 0.227224 0 0 penggalian sebesar 1 rupiah pada tahun yang sama.
3 Industri Pengolahan
8.302714 0 0 0
9 Jasa-Jasa
DEMAK ANALISIS
5 Bangunan
5.85809115 0.001493021 0 0 Icor sebesar 0.23 pada sector perdagangan hotel dan
Perdagangan Hotel dan
6.441476867 0.083115986 0.238093476
0.21862928 restoran menandakan bahwa untuk setiap modal yang di
6 Restoran 9 investasikan sebesar 0.23 rupiah pada tahun sekarang
9.188943702 0.208510977 0 0
7 Pengangkutan dan Komunikasi diperkirakan dapat menghasilkan pendapatan sector ini
Keuangan, Persewaan dan
8 Jasa Perusahaan
5.584288334 0 0 0 dalam 1 tahun kemudian sebanyak 1 rupiah.
0.02722002
6.608103971 0.042928376 0.042462876 Icor untuk jasa-jasa lainnya sebesar 0.03 dapat diartikan
9 Jasa-Jasa 5
bahwa untuk setiap penanaman modal sebanyak 0.03
rupiah pada tahun sekrang di perkirakan dapat
menghasilkan 1 rupiah pendapatan sector ini dalam 2
tahun kemudian.
KOTA SEMARANG
4 ANALISIS
N
Sektor g ICOR ICORt-1 ICORt-2
o ICOR sebesar 3.98 pada sector Listrik gas dan air bersih
6.0635 0.0711 artinya setiap modal yang di investasikan sebesar 3.98
0 0
1 Pertanian 15 56
10.007 2.3591 0.7489
pada tahun sekarang diperkirakan akan menghasilkan
0
2 Pertambangan dan penggalian 17 75 68 pendapatan di sector ini sebesar 1 rupiah pada tahun yang
7.5183 1.4074 0.7222 0.1229 sama.
3 Industri Pengolahan 2 64 95 43
7.4241 3.9769 0.2586 Icor sebesar 0.07 pada sector pertania menandakan
0
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih 72 84 08 bahwa untuk setiap modal yang di investasikan sebesar
10.797
0 0 0 0.07 rupiah pada tahun sekarang diperkirakan dapat
5 Bangunan 8
8.1958 0.0053 0.3725 0.0558 menghasilkan pendapatan sector ini dalam 1 tahun
6 Perdagangan Hotel dan Restoran 09 24 52 38 kemudian sebanyak 1 rupiah.
10.354 0.0032 0.0134 0.0028
7 Pengangkutan dan Komunikasi 43 81 18 7
Icor untuk industry pengolahan sebesar 0.12 dapat
10.074 1.0542 diartikan bahwa untuk setiap penanaman modal sebanyak
0 0
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 36 64 0.12 rupiah pada tahun sekrang di perkirakan dapat
9.5673 0.7078 0.0012
0 menghasilkan 1 rupiah pendapatan sector jasa-jasa lainnya
9 Jasa-Jasa 74 47 2
ini dalam 2 tahun kemudian.
4 ANALISIS
SALATIGA
No Sektor G ICOR ICORt-1 ICORt-2 ICOR sebesar 0.32 pada sector keuangan
4.5 0 0 0 persewaan dan jasa perusahaan artinya setiap
1 Pertanian
modal yang di investasikan sebesar 0.32 pada
95.89709
0.6 0 0 tahun sekarang diperkirakan akan menghasilkan
51
2 Pertambangan dan penggalian
pendapatan di sector ini sebesar 1 rupiah pada
15.20258 0.5100776 0.0466651 tahun yang sama.
3.5
594 2 11
3 Industri Pengolahan
Icor sebesar 0.66 pada sector perdagangan hotel
4.3 0 0 0
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih dan restoran menandakan bahwa untuk setiap
6.1 0
0.1353393
0
modal yang di investasikan sebesar 0.66 rupiah
15
5 Bangunan pada tahun sekarang diperkirakan dapat
2.848418 0.6628980
menghasilkan pendapatan sector ini dalam 1
5.3 0
653 49 tahun kemudian sebanyak 1 rupiah.
6 Perdagangan Hotel dan Restoran
No Sektor g ICOR ICORt-1 ICORt-2 ICOR sebesar 0.07 pada sector Bangunan
3.0 0 0 0.190654712
1 Pertanian artinya setiap modal yang di investasikan
Pertambangan dan 3.7 4.324821343 0 0 sebesar 0.07 pada tahun sekarang
2 penggalian diperkirakan akan menghasilkan pendapatan
3 Industri Pengolahan
8.5 0.829849679 0 0 di sector bangunan sebesar 1 rupiah pada
5.1 0 0 0 tahun yang sama.
4 Listrik, Gas, dan Air Bersih
4.9 0.075828636 0 0 Icor sebesar 0.18 pada sector perdagangan
5 Bangunan
hotel dan restoran menandakan bahwa untuk
6.6 0.023776608 0.179548107 0
6
Perdagangan Hotel dan
Restoran
setiap modal yang di investasikan sebesar
0.18 rupiah pada tahun sekarang diperkirakan
Pengangkutan dan 9.8 0 1.18124605 0
7 Komunikasi dapat menghasilkan pendapatan sector ini
dalam 1 tahun kemudian sebanyak 1 rupiah.
4.6 0 0 0
Keuangan, Persewaan dan
8 Jasa Perusahaan Icor untuk jasa-jasa lainnya sebesar 0.19
9 Jasa-Jasa
6.5 0.231970997 0 0 dapat diartikan bahwa untuk setiap
penanaman modal sebanyak 0.19 rupiah pada
tahun sekrang di perkirakan dapat
menghasilkan 1 rupiah pendapatan sector ini
dalam 2 tahun kemudian.
PEMBAHASAN
A. Index Williamson
1. Indeks Williamson
INTERPRETASI :
Kuadran I : Daerah Tumbuh Pesat
Kabupaten atau Kota yang termasuk dalam kuadran I adalah
Kota Semarang
Kuadran II : Daerah Maju tapi Tertekan (Stagnan)
Kabupaten atau Kota yang termasuk dalam Kuadran II
adalah Tidak ada Kabupaten atau kota yang masuk dalam
kuadran II ini
Kuadran III : Daerah Potensial
Kabupaten atau Kota yang termasuk dalam kuadran III ini
adalah Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten
Semarang, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Salatiga.
Kuadran IV : Daerah Tertinggal
Kabupaten atau Kota yang termasuk dalam Kuadran IV
adalah Tidak ada Kabupaten atau kota yang masuk dalam
kuadran IV ini .
KESIMPULAN
C
KESIMPULAN
5. typology klassen
4. Dari analisis shiftshare
menurut lapangan usaha di Secara agregat kawasan KEDUNGSPUR masuk dalam
kedungsepur tahun 2018 kuadran III yaitu kategori daerah Potensial. Secara garis
bahwa sektor yang
mengalami kemunduran besar terbentunya kuadran I, II, III dan IV dipengaruhi oleh
yaitu sektor pertanian potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia
sedangkan sektor yang
lainnya menjadi sektor
unggulan atau mempunyai
masing-masing daerah. Sehingga kontribusi sektor
berpengaruh besar terhadap pembangunan dan B A
daya saing, namun paling
tinggi adalah pada sektor pertumbuhan ekonomi di masing-masing daerah, yang
pertambangan dan menyebabkan percepatan pembangunan masing-masing
penggalian.
kabupaten/ kota akan dipengaruhi oleh hasil pembentukan
C
PDRB Perkapita dan jumlah penduduk masing-masing
wilayah sehinga akan membentuk pola masing-masing
kuadran.
KESIMPULAN
C
“REKOMENDASI”