Semarang, 2019
RATNA KAWURI, SH
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROVINSI JAWA TENGAH
Gambar 1. Kedudukan Provinsi Jawa Tengah Pada Sistem Regional Pulau Jawa
Infrastruktur Kereta Api Jawa Tengah, memiliki 131 Stasiun yang tersebar di
wilayah bagian utara, tengah dan selatan. Terdapat 77 yang aktif saat ini. Stasiun
terbagi atas 10 St.Besar, 11 St.Sedang, 115 St. Kecil. Dari seluruh stasiun yang
ada, dibawahi oleh 4 Daerah Operasional (DAOP) Kereta Api. Total panjang Rel
Kereta yaitu 1.557 Km yang terdiri dari 894 Km beroperasi dan 663 Km tidak
beroperasi. Saat ini, 42,58% dari total jalur kereta api dalam kondisi tidak
beroperasi. Rel Kereta Api khususnya di wilayah Jawa Tengah, jaringan yang
ada berbentuk melingkar (loop) dan telah mampu menghubungkan Kabupaten/
Kota strategis di Jawa Tengah. Pada sisi utara, jaringan rel KA menghubungkan
Kabupaten/ Kota seperti Tegal, Pekalongan, Semarang, Purwodadi, hingga
Blora. Jaringan utara ini juga menghubungkan wilayah di atas dengan Provinsi
Jawa Barat dan Jawa Timur. Untuk jaringan yang menghubungkan Utara ke
Selatan atau sebaliknya, terdapat 2 jaringan yaitu Tegal/ Cirebon – Bumiayu –
Purwokerto – Cilacap dan Semarang – Purwodadi – Solo – Yogyakarta.
Kemudian pada jaringan di selatan, terdapat lintasan dari Banjar – Kebumen –
Purworejo – Yogyakarta. Jaringan lintas selatan ini juga menghubungkan wilayah
di atas dengan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur.
ST. PURWODADI
ST. PURWOKERTO
ST. SOLO
ST. CILACAP
ST. KEBUMEN
Jalur KA Eksisting :
Jalur KA Reaktivitas :
Gambar 2. Infrastruktur Jalur Kereta Api Eksisting dan Rencana (Reaktivasi) di Jawa Tengah
B. SEBARAN INDUSTRI
Total Luas Kawasan Industri baik eksisting maupun rencana adalah sebesar ±
24.457,78 Ha dengan potensi logistic sebesar 2.514.807 TEUs/tahun. Untuk saat
ini (2018), luas lahan eksisting untuk kawasan Industri di wilayah Kendal –
Semarang sebesar ± 3.570 Ha dengan potensi logistik 885.560 TEUs/tahun.
Sementara itu, kapasitas Pelabuhan Tanjung Mas saat ini, sebesar 608.201
TEUs/tahun.
KORIDOR UTARA
KORIDOR TENGAH
KORIDOR SELATAN
Rencana
Ruas
Transmisi
Rencana Ruas Ruas Transmisi
Transmisi Kepodang –
Demak-
Cirebo Rembang
n Kendal Semarang-
23.9 Ungaran
- MMSCFD 7.7
Salatiga-
SEMARANG Boyolali
1.7 Solo-
Sukoharjo-
Magelang- Sragen
DIY-Klaten
1.6
MMSCFD
Gambar 5 Lokasi Hub and Spoke Pada Sistem Distribusi Energi melalui
Pemanfaatan Jalur Kereta Api di Provinsi Jawa Tengah
PROFIL POTENSI DAN PELUANG
INVESTASI SEKTOR ENERGI
I. PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk dan aktvitas ekonomi. Pada satu sisi, ketersediaan energi semakin
terbatas, sehingga ada upaya untuk tidak hanya tergantung pada supply energi
yang ada selama ini, namun mulai diupayakan mencari energi alternatif baik yang
terbarukan maupun tidak terbarukan. Salah satu energi yang potensial dalam
pemanfaatannya di masa depan adalah berbasis gas. Energi dalam kajian ini
meliputi kebutuhan (demand) dan ketersediaan (supply) yang akan digunakan
utamanya untuk mendukung sektor industri di wilayah Jawa Tengah. Jalur Kereta
Api sebagai Moda Utama digunakan untuk pendistribusian yang akan
diintegrasikan dengan moda transportasi lainnya baik darat maupun laut.
Jalur kereta api yang dimiliki oleh Jawa Tengah hampir menjangkau kota-
kota utama yang ada, berbentuk pola loop (melingkar). Jalur Pantura dan Jalur
Pansela dihubungkan oleh koridor utara-selatan di bagian barat dan bagian
timur. Di bagian tengah pantura sebagai pintu gerbang ke arah luar, baik skala
regional maupun global, proses arus melingkar ini akan berperan penting untuk
menciptakan pertumbuhan dan perkembangan wilayah yang merata di Provinsi
Jawa Tengah.
Konsumsi Produksi
DISTRIBUSI
ENERGI
Pemetaan Aset
Multiplier Effect
Gambar 1 Grafik Simulasi Biaya
Pertumbuhan Ekonomi & Transportasi Logistik
Wilayah
JAWA TENGAH
POTENSI DAN PELUANG DISTRIBUSI ENERGI
MELALUI PEMANFAATAN JALUR KERETA API DI JAWA TENGAH
II. POTENSI
JAWA TENGAH
II.1. POSITIONING JAWA TENGAH
Provinsi Jawa Tengah secara geografis terletak antara 50 4’ dan 80 3’ Lintang
Selatan dan antara 1080 30’ dan 1110 30’ Bujur Timur, dengan luas wilayah
32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa (1,70 persen dari luas
Indonesia). Secara administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29
kabupaten dan 6 kota dengan Kota Semarang sebagai ibukota provinsi.
Gambar 2 Sebaran In
Skenario
Sektor
I I III
Industri Retail Realisasi (n-1) + 1,1% Realisasi (n-1) + 5,5% Kontrak + 5,5%
Kontrak + Potensial
Industri Non-Retail Realisasi (n-1) + 1,1% Kontrak
Demand
Sumber: Analisis Data, 2019
IV. PELUANG
DISTRIBUSI ENERGI
IV.1. PELUANG DI WILAYAH JAWA TENGAH
Jawa Tengah dengan potensi jaringan Infrastruktur dan sumber gas bumi
dari dalam dan luar wilayahnya, berpeluang besar menempatkan posisinya
sebagai central pasokan gas bumi untuk kebutuhan energi terutama sektor
industri baik di Jawa Tengah sendiri maupun Kabupaten/Kota provinsi tetangga
yang berbatasan langsung.
Dengan kondisi seperti di atas, berkaitan dengan Peluang Distribusi
Energi melalui Pemanfaatan Jalur Kereta Api sangat mungkin terjadi. Adapun
peluang yang ada di wilayah Jawa Tengah diantaranya sebagai berikut:
A. Infrastruktur Jaringan Kereta Api Eksisting di Jawa Tengah
Jalur Kereta Api di Jawa Tengah berbentuk melingkar (loop), dimana
hampir semua Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah bagian utara, selatan,
dan tengah telah terhubung dengan jaringan Kereta Api.
Gambar 10 Infrastruktur Jalur Kereta Api Eksisting dan Rencana Jawa Tengah
Rencana Ruas
Transmisi
Gresik-
Rencana Ruas Ruas Transmisi
Transmisi Cirebon- Kepodang – Tambak
Demak-
Cirebon Rembang
Kendal Semarang- 17.2 MMSCFD
23.9 Ungaran
MMSCFD 7.7
-
Salatiga-
SEMARANG Boyolali
1.7 MMSCFD
Solo-
Sukoharjo-
Magelang- Sragen
DIY-Klaten 10.9 MMSCFD
1.6 MMSCFD
Gambar 135 Sebaran Kebutuhan Energi Sektor Industri di Wilayah Jawa Tengah
Gambar 14 Lokasi Hub and Spoke Pada Sistem Distribusi Energi melalui
Pemanfaatan Jalur Kereta Api di Provinsi Jawa Tengah
Lokasi Hub and Spoke ditentukan sesuai dengan karakteristik dan
kedekatan dengan calon konsumen. Dengan menggunakan sistem Hub and
Spoke tersebut diatas, didapati Peluang Distribusi Energi melalui Pemanfaatan
Jalur Kereta Api dengan Sistem Layanan HUB and SPOKE yaitu:
1. 33 % lokasi Industri berada pada radius 0 – 15 Kilometer dari lokasi HUB;
2. 27 % lokasi Industri berada pada radius 0 – 15 Kilometer dari lokasi
SPOKE;
3. 40 % lokasi Industri berada pada radius di atas 15 Kilometer dari lokasi
HUB and SPOKE;
Penggunaan Sistem HUB and SPOKE yang dilayani Kereta Api dan
Trucking sebagai moda distribusi ke konsumen (user), mempunyai Peluang
sebesar 60% dari Total Industri di Jawa Tengah (asumsi seluruh industri
menggunakan Gas Bumi).
HUB
HUB • Kereta Api
• Trucking
HUB SPOKE
HUB
& • Trucking
SPOKE KONSUMEN
Gambar 15 Pola Pengangkutan Gas Bumi melalui Sistem Hub and Spoke
POTENSI DAN PELUANG DISTRIBUSI ENERGI
MELALUI PEMANFAATAN JALUR KERETA API DI JAWA TENGAH
V. KESIMPULAN
DAN REKOMENDASI
V.1. KESIMPULAN
Kesimpulan Pelaksanaan Kajian Potensi dan Peluang Distribusi Energi
melalui Pemanfaatan Jalur Kereta Api di Provinsi Jawa Tengah, diantaranya:
1. Ketersediaan infrastruktur Jalur Kereta Api yang melingkar (loop)
menghubungkan sebagian besar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah;
2. Total kebutuhan energi untuk Sektor Industri Jawa Tengah sebesar 63
MMSCFD. Saat Ini terdapat + 115 Pelanggan Industri dengan kebutuhan
volume mencapai 23 MMSCFD yang berpotensi untuk beralih
menggunakan Gas Bumi.
3. Penerapan sistem Hub and Spoke dalam distribusi energi melalui
pemanfaatan jalur kerta api, dapat menjangkau industri sebagai berikut:
a. 33 % lokasi Industri pada radius 0 – 15 Kilometer dari lokasi HUB;
b. 27 % lokasi Industri pada radius 0 – 15 Kilometer dari lokasi SPOKE;
c. 40 % lokasi Industri pada radius di atas 15 Kilometer dari lokasi HUB
and SPOKE;
4. Penggunaan Sistem HUB and SPOKE yang dilayani Kereta Api dan
didukung oleh Trucking sebagai moda distribusi ke sektor industri (user),
menjadikan peluang untuk pendistribusian energi melalui pemanfaatan
jalur kereta api di Jawa Tengah sebesar 60% (asumsi seluruh industri
menggunakan Gas Bumi).
V.2. REKOMENDASI
Mendasari hasil kajian terkait potensi, peluang, demand and supply gas
bumi saat ini, sebaran lokasi industri, serta ketersediaan infrastruktur dan
layanan kereta api di jawa tengah, maka merekomendasikan sebagai berikut:
1. Pada Tahun 2020
a. Menyusun Feasibility Study Penerapan Konsep Hub and Spoke
Distribusi Energi melalui Jalur Kereta Api di Provinsi Jawa Tengah;
b. Menetapkan titik Hub and Spoke Distribusi Energi melalui Jalur
Kereta Api di Provinsi Jawa Tengah;
c. Melakukan Kordinasi dengan Pihak Penyedia Gas, Investor, PT, KAI,
dan Sinergi antar Dinas/ Instansi Pemerintah Provinsi & Daerah.
2. Pada Tahun 2021
a. Memulai Pembangunan lokasi Hub and Spoke sesuai hasil Studi
Kelayakan lokasi;
b. Optimasi Penerapan Distribusi Energi di wilayah Kedungsepur,
Petanglong, Wanarakuti & Banglor.
3. Pada Tahun 2022
a. Melaksanakan Pembangunan Hub di Brebes/ Kota Tegal;
b. Melaksanakan Pembangunan Spoke yang tersebar di wilayah Jawa
Tengah bagian selatan;
c. Optimasi Distribusi Energi di wilayah Kedungsepur, Petanglong,
Wanarakuti & Banglor.
4. Pada Tahun 2023
a. Optimasi Distribusi Energi di seluruh wilayah Jawa Tengah
b. Pemanfaatan Sistem Hub & Spoke untuk dapat diterapkan pada
Sistem Distribusi Logistik di Jawa Tengah