Dk,Turi Surodadi
Adiwerna
es
eb
Kedungbanteng
ng
Br
a la
ten Slawi
m
Pagerbarang
Pe
pa
ten
Jatinegara
bu
pa
Ka
bu
Ka
Balapulang
Bojong
Margasari
Bumijawa
Kab
JENIS BENCANA upa
ten
Breb
es
GEMPA BUMI BANJIR
KERUSUHAN
GUNUNG BERAPI KEBAKARAN KECELAKAAN
TRANSPOTASI
TANAH LONSOR GELOMBANG PASANG
ANGIN TOPAN
a l
T eg Laut Jawa
PETA RAWAN BENCANA
o ta
DAN WILAYAH KERJA TIMK Kramat
Warurejo
Surodadi
es
eb
ng
Br
a la
ten
m
Pe
pa
ten
Wilayah I
bu
pa
Pusk. Suradadi, Jatibogor,
Ka
bu
Warureja, Kramat, Bangungalih
Ka
Kab
JENIS BENCANA upa
ten
Breb
es
GEMPA BUMI BANJIR
KERUSUHAN
GUNUNG BERAPI KEBAKARAN KECELAKAAN
TRANSPOTASI
TANAH LONSOR GELOMBANG PASANG
ANGIN TOPAN
a l
T eg Laut Jawa
PETA RAWAN BENCANA
o ta
DAN WILAYAH KERJA TIMK
es
eb
ng
Br
a la
ten
m
Pe
Wilayah II
pa
ten
Jatinegara
Kec. Jatinegara, Bojong, Danasari,
bu
pa
Ka
Bumijawa
bu
Ka
Bojong
Bumijawa
Kab
JENIS BENCANA upa
ten
Breb
es
GEMPA BUMI BANJIR
KERUSUHAN
GUNUNG BERAPI KEBAKARAN KECELAKAAN
TRANSPOTASI
TANAH LONSOR GELOMBANG PASANG
ANGIN TOPAN
a l
T eg Laut Jawa
PETA RAWAN BENCANA
o ta
DAN WILAYAH KERJA TIMK
es
eb
ng
Br
a la
ten
m
Pe
Pagerbarang
pa
ten
Lebaksiu
bu
pa
Ka
bu
Ka
Balapulang
Adiwerna
es
Pangkah Kedungbanteng
eb
Dukuhwaru
ng
Br
a la
ten Slawi
m
Pe
pa
ten
bu
Wilayah IV
pa
Ka
bu
Kupu, Tarub, Kesamiran,
Ka
Kedungbanteng, Pangkah, Penusupan,
Slawi, Dukuhwaru, Adiwerna,
Pagiyanten
Kab
JENIS BENCANA upa
ten
Breb
es
GEMPA BUMI BANJIR
KERUSUHAN
GUNUNG BERAPI KEBAKARAN KECELAKAAN
TRANSPOTASI
TANAH LONSOR GELOMBANG PASANG
ANGIN TOPAN
1. GEMPA BUMI 2. BANJIR
• Kerusakan gedung, Kerusakan gedung,
banjir (lepto-spirosis)
3. GUNUNG MELETUS 4. TANAH LONGSOR
• Kematian Kerusakan gedung, jalan,
5. KONFLIK 6. KECELAKAAN
Kerusakan gedung, TRANSPORTASI
infrastruktur Kematian
Pengungsi
TENAGA YG DAPAT DIMOBILISASI UTK
Penanggulangan Krisis Akibat Bencana
(Tim Reaksi Cepat, Tim Penilaian Cepat,Tim Bantuan Kesehatan ).
PUSKESMAS
1. Ambulans/pusling : 28
2. Kendaraan bak terbuka :0
3. Kendaraan roda 4 lainnya : 0
4. Sepeda motor : 56
elu m
a b te
t a
Da iupd
d
LANDASAN TEKNIS OPERASIONAL
1. UU No 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang
4. Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana
5. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2019 tentang Kementerian
Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2019 tentang
Penanggulangan Krisis Kesehatan
12
BENCANA
adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun
faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
PENANGGULANGAN
KRISIS KESEHATAN
Krisis Kesehatan adalah peristiwa atau rangkaian
peristiwa yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa, korban luka/sakit,
pengungsian, dan/atau adanya potensi bahaya yang berdampak pada
kesehatan masyarakat yang membutuhkan respon cepat di luar kebiasaan
normal dan kapasitas kesehatan tidak memadai.
Penanggulangan krisis kesehatan dilakukan dalam sistem kluster
Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan Penanggulangan Krisis Kesehatan tingkat daerah
dan berkoordinasi dengan BPBD
Kepala Dinas Kesehatan mengoordinasikan seluruh sumber daya
kesehatan pemerintah dan nonpemerintah.
Klaster Kesehatan
Adalah kelompok pelaku Penanggulangan Krisis
Kesehatan yang mempunyai kompetensi bidang
kesehatan yang berkoordinasi, berkolaborasi, dan
integrasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan, yang berasal dari pemerintah pusat,
atau pemerintah daerah, lembaga non pemerintah,
sektor swasta/lembaga usaha dan kelompok
masyarakat.
Sub Klaster:
1. Sub klaster pelayanan kesehatan: pelayanan kesehatan
perorangan terutama pelayanan pertolongan darurat pra fasilitas
pelayanan kesehatan dan rujukan;
2. Sub klaster pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan:
pengendalian penyakit dan upaya kesehatan lingkungan;
3. Sub klaster kesehatan reproduksi: pelayanan kesehatan
reproduksi;
4. Sub klaster kesehatan jiwa: upaya penanggulangan masalah
kesehatan jiwa dan psikososial secara optimal;
5. Sub klaster pelayanan gizi: pelayanan gizi;
6. Sub klaster identifikasi korban mati akibat bencana (Disaster
Victim Identification /DVI): identifikasi korban meninggal dan
penatalaksanaannya.
Kluster kesehatan didukung:
1. Tim logistik kesehatan: perencanaan, pengadaan,
penyimpanan, pendistribusian, dan penyerahan logistik
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan Penanggulangan Krisis
Kesehatan;
G AP
A NG R A
T RU S
BENCAN DA RISI
A TK
PASKA
PRA BENCAN
PRA KRISIS BENCAN A PA
S
A KR KA
ISI
S
TIM PENANGGULANGAN KRISIS
DAN MASALAH KESEHATAN LAIN
AKIBAT BENCANA
KabidKabid
UKMP2P
& UKP
Pelaksana Koordinator
…
Tahap Pra krisis
(minimal dilakukan 1x setahun)
Upaya Kesiapsiagaan.
a. simulasi/geladi bidang kesehatan;
b. pemberdayaan masyarakat;
c. mengembangkan sistem peringatan dini;
d. membentuk EMT, tim RHA, PHRRT, dan tim kesehatan lainnya;
e. menyiapkan ketersediaan sarana prasarana kesehatan, dan
perbekalan kesehatan yang memadai untuk upaya tanggap
darurat;
f. meningkatkan kapasitas sumber daya manusia baik dalam hal
manajerial maupun teknis.
Tahap Tanggap Darurat
Krisis kesehatan
Ditujukan untuk merespon seluruh kondisi kedaruratan secara
cepat dan tepat guna menyelamatkan nyawa, mencegah
kecacatan lebih lanjut, dan memastikan program kesehatan
berjalan dengan terpenuhinya standar minimal pelayanan
kesehatan.
Harus didahului dengan penetapan status keadaan darurat
Krisis Kesehatan oleh kepala dinas kesehatan kabupaten/kota.
Status keadaan darurat Krisis Kesehatan terdiri atas:
Status siaga darurat Krisis Kesehatan;
Status tanggap darurat Krisis Kesehatan;
Status transisi darurat Krisis Kesehatan.
Tanggap Darurat Krisis kesehatan
1. Status siaga darurat Krisis Kesehatan: keadaan ketika
potensi ancaman Bencana sudah mengarah pada terjadinya
bencana yang ditandai dengan adanya informasi peningkatan
ancaman berdasarkan sistem peringatan dini yang diperlakukan
dan pertimbangan dampak yang akan terjadi di masyarakat.
2. Status tanggap darurat Krisis Kesehatan: keadaan ketika
ancaman kesehatan masyarakat terjadi.
3. Status transisi darurat Krisis Kesehatan: keadaan ketika
ancaman bencana yang terjadi cenderung menurun eskalasinya
dan/atau telah berakhir, sedangkan gangguan kehidupan dan
penghidupan sekelompok orang/masyarakat masih tetap
berlangsung.
Upaya dalam status tanggap
darurat krisis kesehatan
1. Status siaga darurat Krisis Kesehatan: RHA, aktivasi klaster
kesehatan, mobilisasi EMT, melaksanakan operasi dari
rekomendasi hasil RHA
Meliputi upaya:
a. melakukan penilaian kerusakan, kerugian dan kebutuhan
sumber daya kesehatan pasca krisis kesehatan
b. menyusun dan melaksanakan rencana aksi Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Kesehatan
c. monitoring dan evaluasi
Terima Kasih
Semoga Tuhan
melindungi kita