Banyak peneliti mengobservasi bahwa kondisi kerja tidak hanya menimbulkan penyakit akibat
kerja tetapi juga memegang peranan penting dalam hal kesehatan pekerja. Aspek psikologi dari
pekerjaan telah menjadi subjek penelitian sejak 1950 ( Jonhson, 1996; sauter at al., 1998 )
Awalnya psikologi hanya ditujukan pada hambatan pekerja untuk beradaptasi terhadap aturan
kerja daripada terhadap potensi bahaya dari karakteristik lingkungan kerja yang mungkin
dirasakan pekerja ( Gardell, 1982). Tetapi dengan penelitian tentang lingkungan kerja
psikososial dan psikologi kerja pada tahun 1960 ( Johnson & Hall, 1996 ) fokus pembahasan telah
beralih dari perspektif individu ke arah pengaruh dari aspek lingkungan kerja terhadap
kesehatan.
Bahaya psikososial kerja dapat didefinisikan sebagai aspek-aspek dari desain kerja, organisasi
kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan dengan lingkungan sosial
kerja yang berpotensi dapat menyebabkan gangguan pada psikologi dan fisik-fisiologi pekerja
( Cox & Griffiths, 2002 ) dalam Research on Work-Related Stress 2002.
Bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-
aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian
seperti :
Penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi,
temperamen atau pendidikannya. Sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai
Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya
latihan kerja yang diperoleh
Hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
Pentingnya mempelajari Bahaya Psychosocial dan Stress Kerja adalah agar produktivitas kerja
dapat tetap terjaga
Bahaya psikososial ini secara langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap konflik fisik dan
karyawan sehari-hari, jika seorang karyawan tidak dapat mengatasi beban bahaya ini dengan
baik maka karyawan tersebut akan jatuh dalam kondisi bosan, jenuh, stress dan akan
mengalami gangguan serta keluhan penyakit serta menurunkan produktivitas kerja keryawan.
Gejala stress :
Cemas
Gelisah
Gangguan kepribadian
Penyimpangan seksual
Ketagihan alkohol dan psikotropika, Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah potensi
pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa stres
Faktor psikososial utama yang berperan adalah stress, dimana stressor kerja dapat berupa hubungan
antar pekerja maupun beban kerja (secara kuantitatif atau kualitatif).
Hasil studi di Jepang menunjukkan bahwa:
Penderita jantung koroner memiliki waktu kerja lebih dari 60 jam per minggu (tinggi)
Stress merupakan suatu sindrom berupa respon non-spesifik dari organisme terhadap rangsangan dari
luar dirinya. Sementara itu, stress kerja merupakan reaksi terhadap suatu stressor (pemicu/sumber
stress) yang ada di tempat kerja, umumnya merupakan hasil akumulasi.
Lama waktu bekerja (sekian tahun), posisi (jabatan), tugas, kewajiban, tanggung jawab sebagai
pengawas, dsb.
Faktor intrinsik dalam pekerjaan: kesesuaian lingkungan/orang dan kepuasan kerja, peralatan,
pelatihan, shift kerja, kerja overload atau underload, bahaya fisik, harga diri terkait pekerjaan
Peranan dalam organisasi: ambiguitas peran, konflik peran, tanggung jawab orang-orang, batas-
batas organisasional
KASUS
Pada tanggal 12 Desember 2018 di rumah sakit singapur terjadi kasus nyata kekerasan fisik dan
verbal pada saat perawat sedang melakukan pengkajian kepada pasien, Seperti yang dikutip
dalam suatu artikel di media online:
“Ketika perawat Nur, 31 tahun melakukan pendekatan untuk mengumpulkan data, salah satu
pasiennya ngamuk, berteriak dan memukul mukul kepalanya ke dinding. Dia mencoba
menghentikan dan menenangkannya tapi pasien nya secara emosional malah menendang
dadanya membuat dia terluka dan membuat mentalnya tergoyang seharian.