Anda di halaman 1dari 44

“PENGARUH KONEKSI POLITIK DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN TERDAFTAR DIBEI ”

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian


Program Pendidikan Sarjana
Jurusan Akuntansi

Oleh:

Gita Fitria

2018310560

UNIVERSITAS HAYAM WURUK PERBANAS SURABAYA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan laboratorium penelitian yang menarik untuk manganalisis

pengaruh koneksi politik dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan, karena

beberapa alasan. Salah satunya adalah, Indonesia negara dari pasar modal yang baru

berkembang dan cenderung tersegmentasi dari pasar modal dunia (Cheung dan Lee, 2003). Nilai

perusahaan yang tinggi menunjukkan prestasi kinerja yang baik sehingga menjadi keinginan para

pemiliknya. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima

oleh

pemilik perusahaan, untuk itu semakin tinggi nilai perusahaan, maka akan semakin menarik

pihak

luar untuk berinvestasi pada suatu peusahaan (Wiagustini, 2013). Naik turunnya nilai perusahaan

salah satunya dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan sangat penting dalam

menentukan nilai perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah (1) konsentrasi

kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan (2) kepemilikan

perusahaan oleh manajemen (management ownership). Pemilik perusahaan dari pihak luar

berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam

urusan bisnis perusahaan sehari-hari (Sri Rejeki, 2007).

Perusahaan go public di Indonesia sangat banyak sehingga masing-masing perusahaan

berupaya meningkatkan kinerjanya guna menarik investor untuk menanamkan sahamnya.


Investor akan tertarik dengan perusahaan yang memiliki nilai perusahaan yangn tinggi, karena

nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai

perusahaan merupakan presepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait

erat dengan harga sahamnya. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi,

dan meningkatkan kepercayaan pasar, tidak hanya kinerja perusahaan saat ini namun juga pada

prospek perusahaan dimasa yang datang.

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan

yang dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan

juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada

kinerja perusahaan saat ini namun pada prospek perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan

pada umumnya ditunjukkan dari nilai Price Book Value (PBV). Menurut Brigham dan Houston

(2011:152), PBV adalah perbandingan antara harga saham dengan nilai buku perusahaan.

Dimana nilai buku perusahaan adalah perbandingan antara ekuitas saham biasa dengan

jumlah saham yang beredar.

Nilai perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) dapat tercemin melalui harga

saham beredar, nilai perusahaannya tinggi maka semakin tinggi juga harga sahamnya, dengan

demikian perusahaan dapat menarik investor untuk berinvestasi dan meningkatkan kemakmuran

investornya. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan setiap pemilik perusahan karena

dari kemakmuran pemegang saham cerminan nilai saham yang tinggi. Semua tujuan atau

pencapaian perusahaan sebagian besarnya sama, tetapi dalam cara melakukan pencapaian

tersebut yang berbeda sesuai dengan perusahaan masing masing. Maka bisa diartikan harga

saham menjadi indikasi nilai perusahaan. Nilai perusahaan menjadi salah satu faktor fundamental

yang dipengaruhi oleh sebagian besar investor, karena pentingnya dalam menentukan
kelangsungan hidup sebuah perusahaan (Barde dan Hamidu, 2015). Dalam penjelasan tersebut,

bahwa nilai perusahaan menjadi faktor mendasar pertimbangan bagi investor karena investor

melihat terlebih dahulu nilai perusahaan. Investor juga mengharapkan investasi modalnya yang

mana akan memberikan keuntungan secara financial.

Nilai perusahaan yang meningkat merupakan harapan bagi para pemegang saham karena

peningkatan nilai perusahaan menunjukkan peningkatan kemakmuran pemegang saham

(Bringham dan Houston, 2001:16). Meningkatnya nilai perusahaan juga akan meningkatkan

minat investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan karena diindikasikan

perusahaan tersebut akan mempunyai prospek bagus di kemudian hari dan mendatangkan return

saham yang tinggi. Nilai perusahaan tercermin pada harga saham perusahaan yang meningkat.

Kinerja manajer perusahaan juga diukur dari ada tidaknya peningkatan nilai perusahaan yang

mereka kelola.

Fenomena yang terjadi terkait dengan nilai perusahaan adalah perusahaan Salim Group

yang bergerak di bisnis sektor barang konsumsi yang diperkirakan memiliki prospek bagus.

Beberapa tahun terakhir Salim Group menambah asset lewat akuisisi saham dan ekspansi

bisnis. Pada tahun 2014 Holding usaha yang Salim Group, PT Indofood Sukses Makmur Tbk

(INDF) memperoleh penjualan bersih Rp 63,59 triliun naik 14,3 persen dibandingkan

penjualan 2013. Pencapaian menghasilkan laba bersih 3,89 triliun naik 55,2 persen dari tahun

2013. Kemampuan perusahaan dalam menjaga labanya memberikan sinyal positif terhadap nilai

perusahaannya. Menurut analisis investasi Group Salim dan Astra sangat likuid sehingga

menarik untuk investasi jangka panjang. Selain itu pada Tahun 2018 Salim Group juga

mengandeng Madco untuk akusisi 60 persen saham Hyflux Ltd dari Singapura. Perusahaan
mengambil pendekatan jangka panjang untuk menambah nilai perusahaan di mata investor

(Damayanthi, 2019).

Fenomena lain yang berhubungan dengan nilai perusahaan adalah kasus PT Fast Food

Indonesia Tbk (FAST). Jelang akhir tahun 2016 perusahaan merealisasi pencairan utang dari

pasar lewat penerbitan obligasi. Rencana perusahaan mengelola resto cepat saji KFC di Tanah

air dengan surat utang 200 Miliar. Dana tersebut digunakan untuk menggembangkan usaha

dan ekspansi. Pembayaran bunga lancar selama periode 2016-2017. FAST akhirnya

memperoleh pertumbuhan laba bersih 55.79 persen dengan pendapatan perseroaan tercatat

Rp2,31 triliun atau naik 11,05 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini direspon oleh

pasar dengan meningkatnya harga saham perusahaan yang menunjukkan peningkatan nilai

perusahaan (Damayanthi, 2019).

Fenomena lainnya yang menarik tentang koneksi politik yaitu fenomena kenaikan hargaharga

saham pada perusahaan terkoneksi politik pada pemilu 2009 dan 2014. Terdapat indikasi

peningkatan nilai pasar konglomerat yang memiliki koneksi politik dengan pemenang pemilihan

partai dan Presiden, terutama di perusahaan besar dan perusahaan milik negara (Wati et. al.,

2016).

Nilai kapitalisasi pasar konglomerat meningkat secara signifikan pasca pemilihan baik pada

tahun

2009 atau pada tahun 2014. Peningkatan harga saham perusahaan menunjukkan bahwa para

pengusaha dan pemimpin perusahaan di negara-negara berkembang seperti Indonesia dengan

tingkat korupsi yang masih tinggi, masih meyakini bahwa koneksi politik menyediakan pelumas

untuk mencapai tujuan perusahaan, sehingga mereka melakukan upaya signifikan untuk

membina
koneksi politik dalam rangka mencapai pertumbuhan perusahaan, mereka menyadari bahwa

koneksi politik adalah sumber daya berharga untuk perusahaan (Wati et al., 2016; Li et al.,

2012).

Fenomena lainnya dalam banyak kasus di Indonesia dalam proses memaksimalkan nilai

perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik

perusahaan) yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer

perusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama

perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham. Perbedaan kepentingan

antara

manajer dan pemegang saham ini terjadi karena manajer lebih mengutamakan kepentingan

pribadi,

sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang

dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan

penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Wati, 2016).

Fenomena dalam banyak kasus di Indonesia, kepemilikan saham terbesar pada suatu

perusahaan terkosentrasi pada kepemilikan keluarga. Shleifer dan Vishny (1986) berpendapat

bahwa konsentrasi kepemilikan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan dan hubungannya

tidak linear. Dijelaskan dalam penelitiannya bahwa kepemilikan yang tersebar menghasilkan

masalah free-rider dan membuat manajer semakin sulit dalam melakukan monitoring. Temuan

ini menjelaskan bahwa, pada negara dengan kepemilikan tak terkonsentrasi, peningkatan pada

konsentrasi kepemilikan akan menyelesaikan masalah free-rider dan monitoring sehingga

meningkatkan nilai perusahaan. Namun ketika konsentrasi kepemilikan semakin tinggi, akan

memunculkan Agency Problem antara Majority Shareholder dan Minority Shareholder. Jika
konsentrasi kepemilikan terlalu tinggi, maka Majority Shareholder dapat melakukan

pengambilalihan atau penyalahgunaan asset. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji pengaruh

konsentrasi kepemilikan perusahaan di Indonesia, dan hubungannya terhadap nilai perusahaan.

Nilai perusahaan dipengaruhi oleh Koneksi politik pada unsur politik dalam konteks ini

adalah partai politik. Timbulnya hubungan timbal balik antara partai politik dengan perusahaan

atau individu bermodal besar. Hubungan tersebut bermula dari pendanaan yang dibutuhkan dari

partai politik perlu dibantu dari dunia usaha dengan imbalan yang dapat berupa tender proyek

pemerintah, peraturan pemerintah, penegakan peraturan yang berlaku, atau kebijakan pemerintah

yang memudahkan bagi bisnis tertentu.

Wati (2017) mendukung temuan Facio (2006), dimana koneksi politik di perusahaan

konglomerasi di Indonesia dapat meningkatkan kinerja perusahaan baik jangka pendek maupun

jangka Panjang. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa koneksi politik masih relevan pada

perusahaan Indonesia. Terlebih lagi, pada dekade terakhir, semakin banyak berita terkait korupsi

birokrasi yang melibatkan pemerintah, perusahaan, dan partai politik yang diangkat keranah

umum. Hal ini semakin memperkuat adanya tujuan tersendiri yang bersifat politis saat koneksi

politik masuk dalam perusahaan.

Nilai perusahaan dipengaruhi oleh struktur kepemilikan manajerial dimana struktur

kepemilikan akan berpengaruh terhadap keputusan-keputusan yang diambil oleh pihak

manajemen ataupun dari pihak pemegang saham akan memberikan keputusan yang akan

menguntungkannya. Pengaruh kepemilikan manajerial berupa dimana keadaan manajer yang

telah memiliki saham perusahaan bisa dikatakan sebagai pemegang saham juga. Kepemilikan

manajerial menjadi faktor pertama yang mempengaruhi nilai perusahaan, kepemilikan manajerial

adalah keadaan dimana


manajer ikut memiliki saham perusahaan atau bisa disebut manajer juga sebagai pemegang

saham perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki pihak manajemen maka semakin

kuat pengaruh untuk aktif dalam pengambilan keputusan perusahaan. Hasil pengambilan

keputusan sering disangkutkan sebagai usaha dalam peningkatan nilai perusahaan karena

sebagai pihak manajemen akan merasakan akibat langsung dari keputusan yang telah dibuat.

Bukti empiris mengenai pengaruh Struktur Kepemilikan saham manajerial pada

Nilai Perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Nurlela dan Islahuddin (2008),

Wahyudi

dan Pawestri (2006), serta Haruman (2008) menemukan bahwa kepemilikan manajerial

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Barclay dan Holderness (1990) menemukan

bahwa tingkat kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.

Purba (2004) menemukan bahwa besarnya proporsi saham publik memiliki hubungan (relasi)

yang

positif dengan kinerja perusahaan yang berimbas pada nilai perusahaan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan yang sudah dijelaskan diatas dimana latar belakang tersebut bersis tentang

bagimana pengaruh koneksi politik dan struktur kepemilikan manajerial terhadap nilai

perusahaan yang dapat diharapkan sebagai peminimalisir praktik nilai perusahaan, sehingga

untuk perumusahan masalah ini antara lain :

1. Apakah koneksi politik berpengaruh secara signifikan dapat mempengaruhi niali

perusahaan?
2. Apakah struktur kepemilikan manajerial secara signifikan dapat mempengaruhi tindakan

nilai perusahaan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini bertujuan

untuk :

1. Menganalisis pengaruh koneksi politik terhadap nilai perusahaan.

2. Menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara

lain :

1. Kontribusi teori

Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh koneksi politik dan struktur

kepemilikan manajerial

2. Kontribusi praktis

a. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat digunakan perusahaan untuk memahami peranan praktik

terhadap nilai perusahaan akibat adanya pengaruh koneksi politik dan struktur

kepemilikan manajerial.
b. Bagi investor

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai patokan untuk pertimbangan investor dalam

pengambilam keputusan investasi pada suatu perusahaan.

c. Bagi kreditur

Penelitian ini dijadikan bagi kreditur untuk mempertimbangkan dalam

pengambilan keputusan dalam pemberian pinjaman.

d. Bagi akademisi

Dalam penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai teori agensi yang

secara konseptual yang dapat mempengaruhi hubungan antara koneksi politik,

struktur kepemilikan manajerial dan nilai perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan Proposal

Sistematika penulisan dalam penelitian ini diberikan untuk mempermudah gambaran

keseluruhan isi penelitian. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Pada bagian awal bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang dilakukannya

penelitian. Kemudian akan dijelaskan rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika

penulisan penelitian.

BAB II Tinjauan Pustaka


Pada bab ini menjelaskan bagaimana telaah pustaka yang berisi teori-teori yang dilandasi

oleh penelitian ini sehingga menjadi dasar acuan teori yang berguna dalam analisis penelitian ini,

penelitian yang terdahulu berkaitan dengan penelitian ini serta kerangka pemikiran dan

hipotesisnya.

BAB III Metode PenelitianMetode penelitian ini membahas berisi variable penelitian dengan

definisi sesuai operasionalnya, serta populasi dan sampel dengan jenis dan sumber datanya, dengan

adanya metode analisis data yang berada dalam penelitian ini.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini tentu tidak lepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan

oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan memiliki keterkaitan yang sama

beserta persamaan maupun perbedaan dalam objek yang akan diteliti.

1. Putu Diah Gita Haryanti, Ni Wayan Rustiarini, Ni Putu Shinta Dewi (2021)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tata kelola dan koneksi politik

pada nilai perusahaan di perusahaan manufaktur.Pada penelitian ini variabel yang digunakan

adalah nilai perusahaan (variabel dependen), corporate governance (variabel independen),

koneksi politik (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah terdapat 178 perusahaan
manufaktur yang go public pada tahun 2017-2019. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian dari

penelitian ini adalah kepemilikan saham publik dan komite audit memiliki pengaruh positif

terhadap nilai perusahaan sedangkan kualitas audit dan koneksi politik tidak berpengaruh pada

nilai perusahaan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan nilai perusahaan.

b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah

kesamaan menggunakan variable independen yaitu kondisi politik.

c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian

hipotesisnya dengan menguji antara beberapa variable independen terhadap variable

dependen.

d. Kesamaan sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu dan sekarang adalah dengan

menggunakan perusahaan manufaktur.

e. Kesamaan teknik analisis data yang digunakan oleh penelitian terdahulu dan sekarang adalah

dengan menggunakan regresi linier berganda.

Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada :

a. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

independen yang digunakan yaitu struktur kepemilikan manajerial.

2. Kurrotul Akyunina, Kurnia (2021)


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan yang diukur

dengan Kepemilikan Manajerial (KM) dan Kepemilikan Institusional (KI), ukuran perusahaan

yang diukur dengan Log Natural total aset, dan inovasi yang diukur dengan intensitas Research

and Development (R&D) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value

(PBV). Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan (variabel dependen),

struktur kepemilikan manajerial (variabel independen), ukuran perusahaan (variabel

independen), inovasi (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah terdapat 54

perusahaan diperoleh 13 perusahaan sebagai sampel dengan periode pengamatan selama 4 tahun

(2016-2019). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan alat uji statistik SPSS versi 23.

Hasil penelitian dari penelitian ini adalah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, ukuran

peruahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, inovasi berpengaruh positif terhadap

nilai perusahaan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan nilai perusahaan.

b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah

kesamaan menggunakan variable independen yaitu struktur kepemilikan manajerial

c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian

hipotesisnya dengan menguji antara beberapa variable independen terhadap variable

dependen.
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada :

a. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

independen yang digunakan yaitu kondisi politik.

b. Perbedaan penggunaan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan

sekarang adalah peneliti terdahulu menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan

analisis regresi linier berganda dengan bantuan alat uji statistik SPSS versi 23 sedangkan

peneliti sekarang menggunakan teknik analisis regresi linier berganda

c. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti

terdahu menggunakan perusahaan subsektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. sedangkan peneliti sekarang menggunakan perusahaan manufaktur.

3. Bakti Susilo Effendi, Dini Widyawati (2021)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Kepemilikan Manajerial (KM),

Kepemilikan Institusional (KI), Keputusan Investasi (PER) dan Kebijakan Dividen (DPR)

terhadap Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama tahun 2015-2019. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan

(variabel dependen), struktur kepemilikan (variabel independen), keputusan investasi (variabel

independen), kebijakan deviden (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah terdapat

21 data perusahaan dengan jumlah sampling sebanyak 105 sampel yang memenuhi kriteria

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program Statistical Product and Service

Solution (SPSS) versi 21.. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial

berpengaruh negative terhadap Nilai Perusahaan, Kepemilikan Institusional berpengaruh


negatif terhadap Nilai Perusahaan, Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap Nilai

perusahaan, Kebijakan Dividen tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak

pada:

a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan nilai perusahaan.

b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah

kesamaan menggunakan variable independen yaitu struktur kepemilikan.

c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian

hipotesisnya dengan menguji antara beberapa variable independen terhadap variable

dependen.

Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak

pada :

a. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

independen yang digunakan yaitu kondisi politik.

b. Perbedaan penggunaan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan

sekarang adalah peneliti terdahulu menggunakan metode analisis regresi linear berganda

dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution(SPSS) versi 21

sedangkan peneliti sekarang menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.


c. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti

terdahu menggunakan perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan

peneliti sekarang menggunakan perusahaan manufaktur.

4. Ahmad Maulana, Lela Nurlela Wati (2019)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris

pengaruh koneksi politik dan struktur kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan dimana

tujuan jangka panjang dari dibentuknya perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan

dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham.. Pada penelitian ini variabel

yang digunakan adalah nilai perusahaan (variabel dependen), koneksi politik (variabel

independen), struktur kepemilikan manajerial (variabel independen). Sampel yang digunakan

adalah menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2016. Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linear

berganda. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa koneksi politik

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan struktur kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan nilai perusahaan.

b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah

kesamaan menggunakan variable independen yaitu kondisi politik, struktur kepemilikan

manajerial.
c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian

hipotesisnya dengan menguji antara beberapa variable independen terhadap variable

dependen.

d. Kesamaan sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu dan sekarang adalah dengan

menggunakan perusahaan manufaktur.

Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak

pada :

a. Perbedaan penggunaan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan

sekarang adalah peneliti terdahulu menggunakan metode analisis

regresi linear berganda dengan menggunakan metode General Least Square (GLS)

sedangkan peneliti sekarang menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

5. Mega Rizky Dewanti (2019)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh koneksi politik terhadap

perusahaan nilai. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan (variabel

dependen), koneksi politik (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah menggunakan

purposive sampling dan menghasilkan 70 observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda dengan data berupa laporan

keuangan pada Bursa Efek Indonesia Bursa (BEI) tahun 2014-2017.Hasil penelitian dari

penelitian ini adalah koneksi politik tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan nilai perusahaan.


b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah

kesamaan menggunakan variable independen yaitu kondisi politik.

c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian

hipotesisnya dengan menguji antara beberapa variable independen terhadap variable

dependen.

d. Kesamaan teknik analisis data yang digunakan oleh penelitian terdahulu dan sekarang

adalah dengan menggunakan regresi linier berganda

Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak

pada :

a. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

independen yang digunakan yaitu struktur kepemilikan manajerial.

b. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti

terdahu menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan peneliti

sekarang menggunakan perusahaan manufaktur.

6. Reem Khamis, Allam Mohammed Hamdan, Wajeeh Elah (2015)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara struktur kepemilikan dan

kinerja perusahaan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah kinerja perusahaan

(variabel dependen), struktur kepemilikan (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah

melibatkan 42 dari 48 perusahaan dari semua sektor di Bursa Bahrain. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode metode statistik 2SLS.
Hasil penelitian dari penelitian ini terdapat kepemilikan memiliki berpengaruh negatif dengan

signifikansi statistik terhadap kinerja perusahaan, Kepemilikan institusional ditemukan untuk

memiliki efek positif pada kinerja perusahaan, Kepemilikan manajerial tidak ditemukan

memiliki pengaruh yang signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah

kesamaan menggunakan variable independen yaitu kondisi politik.

b. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian

hipotesisnya dengan menguji antara beberapa variable independen terhadap variable

dependen.

Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak

pada :

a. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

independen yang digunakan yaitu struktur kepemilikan manajerial

b. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

dependen yang digunakan yaitu nilai perusahaan.

c. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti

terdahu menggunakan perusahaan dari semua sektor di Bursa Bahrain sedangkan peneliti

sekarang menggunakan perusahaan manufaktur.

d. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada teknik analisis data peneliti

terdahulu menggunakan metode statistik 2SLS sedangkan peneliti sekarang menggunakan

regresi linier berganda.


7. Purwo Adi Nugroho (2014)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajerial struktur kepemilikan,

struktur kepemilikan institusional, set kesempatan investasi dan ukuran perusahaan pada nilai

perusahaan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan (variabel

dependen), struktur kepemilikan manajerial (variabel independen), struktur kepemilikan

institusional (variabel independen), set kesempatan investasi (variabel independen), ukuran

perusahaan (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah menggunakan purposive

sampling dan 42 perusahaan sampel setiap tahun. Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS

20.0. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah kepemilikan manajerial struktur tidak

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, struktur kepemilikan institusional berpengaruh

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, set kesempatan investasi berpengaruh

signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan nilai perusahaan.

b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah

kesamaan menggunakan variable independen yaitu struktur kepemilikan manajerial.

c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian

hipotesisnya dengan menguji antara beberapa variable independen terhadap variable

dependen.
d. Kesamaan teknik analisis data yang digunakan oleh penelitian terdahulu dan sekarang

adalah dengan menggunakan regresi linier berganda

Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak

pada :

a. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

independen yang digunakan yaitu kondisi politik.

b. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti

terdahu menggunakan perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

sedangkan peneliti sekarang menggunakan perusahaan manufaktur.

8. Albert AGYEI, Appiah Richard OWUSU (2014)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara struktur kepemilikan

dan tata kelola perusahaan pada modal struktur beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Ghana. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan

(variabel dependen), struktur kepemilikan manajerial (variabel independen), struktur

kepemilikan institusional (variabel independen), set kesempatan investasi (variabel independen),

ukuran perusahaan (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah menggunakan 8

perusahaan manufaktur yang dipilih secara acak terdaftar perusahaan dari Ghana. Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil

penelitian dari penelitian ini adalah Ukuran Papan, Komposisi Papan,Kepemilikan saham

institusional dan manajerial berkorelasi signifikan dengan rasio leverage secara positif.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:
a. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah

kesamaan menggunakan variable independen yaitu struktur kepemilikan.

b. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian

hipotesisnya dengan menguji antara beberapa variable independen terhadap variable

dependen.

c. Kesamaan peneliti terdahulu dan peneliti sekarang pada sampel yang digunakan sama

menggunakan perusahaan manufaktur.

Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak

pada :

a. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

independen yang digunakan yaitu kondisi politik.

b. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

dependen yang digunakan yaitu nilai perusahaan.

c. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada teknik analisis data peneliti

terdahulu menggunakan metode deskriptif sedangkan peneliti sekarang menggunakan

regresi linier berganda.

9. James S.Ang, David K.Ding, Tiong Yang Thong (2013)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh koneksi politik (PC) pada nilai

perusahaan di lingkungan di mana PC rendah disebabkan oleh institusi yang lebih baik dan tidak

dikacaukan oleh faktor sosial/budaya yang menguntungkan. Pada penelitian ini variabel yang

digunakan adalah nilai perusahaan (variabel dependen), kondisi politik (variabel independen).

Sampel yang digunakan adalah menggunakan Data IPO diperoleh dari Securities Data
Corporation (SDC) Global Database Edisi Baru dan mencakup semua IPO selama 1998–2006.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

statistic deskriptif. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah kondisi politik dapat berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan nilai perusahaan.

b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah

kesamaan menggunakan variable independen yaitu kondisi politik.

c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian

hipotesisnya dengan menguji antara beberapa variable independen terhadap variable

dependen.

Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada :

a. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

independen yang digunakan yaitu struktur kepemilikan manajerial.

b. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti

terdahu menggunakan Data IPO diperoleh dari Securities Data Corporation (SDC) Global

Database Edisi Baru dan mencakup semua IPO sedangkan peneliti sekarang menggunakan

perusahaan manufaktur.

c. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada teknik analisis data peneliti

terdahulu menggunakan metode deskriptif sedangkan peneliti sekarang menggunakan

regresi linier berganda.


10. Quoc-Anh Do, Yen Teik Lee, Bang Dang Nguyen, Kieu-Trang Nguyen (2012)

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak koneksi politik berbasis jejaring

social pada nilai perusahaan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan

(variabel dependen), kondisi politik (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah

mengumpulkan pemilihan federal hasil dari situs web Komite Pemilihan Federal (FEC). Teknik

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Regresi

Desain Diskontinuitas (RDD). Hasil penelitian dari penelitian ini adalah kondisi politik dapat

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:

a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang

sekarang yaitu sama-sama menggunakan nilai perusahaan.

b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah

kesamaan menggunakan variable independen yaitu kondisi politik.

c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian

hipotesisnya dengan menguji antara beberapa variable independen terhadap variable

dependen.

Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada :

a. Perbedaan peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu adalah penambahan variabel

independen yang digunakan yaitu struktur kepemilikan manajerial.

b. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti

terdahu menggunakan pemilihan federal hasil dari situs web Komite Pemilihan Federal

(FEC) sedangkan peneliti sekarang menggunakan perusahaan manufaktur.


c. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada teknik analisis data peneliti

terdahulu menggunakan Regresi Desain Diskontinuitas (RDD) sedangkan peneliti sekarang

menggunakan regresi linier berganda.

Variabel independen
No Peneliti Kepemilkan
Koneksi Politik
manajerial
Putu Diah Gita Haryanti, Ni Wayan
1. TB
Rustiarini, Ni Putu Shinta Dewi (2021)
2. Kurrotul Akyunina, Kurnia (2021) B
Bakti Susilo Effendi, Dini Widyawati
3. B
(2021)
Ahmad Maulana, Lela Nurlela Wati
4. B TB
(2019)
5. Mega Rizky Dewanti (2019) TB
Reem Khamis, Allam Mohammed
6. B
Hamdan, Wajeeh Elah (2015)
7. Purwo Adi Nugroho (2014) TB
Albert AGYEI, Appiah Richard
8. B
OWUSU (2014)
James S.Ang, David K.Ding, Tiong
9. B
Yang Thong (2013)
Quoc-Anh Do, Yen Teik Lee, Bang
10
Dang Nguyen, Kieu-Trang Nguyen B
.
(2012)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Keagenan ( Agency Theory )


Teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan antara pemegang saham sebagai

principal dan manajemen sebagai agen. Dalam mengelola suatu perusahaan pemegang saham

mengontrak agen (manajemen) untuk bekerja mengelola perusahaan demi kepentingan

pemegang

saham. Pihak manajemen harus mempertanggungjawabkan pekerjaannya kepada struktur

kepemilikan. Menurut penelitian Jensen dan Meckling (1976) hubungan keagenan merupakan

suatu hubungan dimana pemilik perusahaan (principle) mempercayakan pengelolaan perusahaan

oleh orang lain yaitu manajer (agent) sesuai dengan kepentingan pemilik (principle) dengan

mendelegasikan beberapa wewenang pengambilan keputusan kepada manajer (agent).

Manajer dalam menjalankan perusahaan mempunyai kewajiban untuk mengelola

perusahaan sebagaimana diamanahkan oleh pemilik (principle) yaitu meningkatkan kemakmuran

prinsipal melalui peningkatan nilai perusahaan, sebagai imbalannya manajer (agent) akan

mendapatkan gaji, bonus atau kompensasi lainnya. Principal mempekerjakan agent untuk

melakukan tugas untuk kepentingan principal, termasuk pendelegasian otorisasi pengambilan

keputusan dari principal. Pemilik modal menghendaki bertambahnya kekayaan dan kemakmuran

kepada para pemilik modal, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya kesejahteraan

bagi para manajer. Hal ini menyebabkan timbul konflik antara manajemen dengan pemilik

karena

masing-masing akan memenuhi kepentingannya sendiri (opportunistic behavioral). Pemilik akan

mengeluarkan biaya monitoring untuk mengawasi kinerja manajemen. Dasar dari teori agensi

dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan kepentingan antara agen dan principal untuk

memaksimumkan kesejahteraannya masing-masing.


Wibowo dan Aisjah (2013) mendefinisikan agency theory sebagai sebuah kontrak antara

pemilik (principal) yang memberikan mandar pada pekerja (agent). Dapat disimpulkan bahwa

agency theory merupakan perencanaan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan

manajer dan pemilik dalam hal konflik, namun dalam menciptakan kontrak yang tepat

merupakan hal yang sulit untuk diwujudkan. Maka, investor diwajibkan untuk memberikan

hak residuan kepasa manajer. Hak residuan adalah hak untuk memberikan atau membuat

keputusan dalam kondisi-kondisi tertentu yang sebelumnya belum terlihat di kontrak.

Dalam hal ini konflik yang dimaksud adalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan

memiliki tujuan yang berbeda. Pemilik modal menghendaki bertambahnya kekayaan dan

kemakmuran para pemilik modal, pemilik lebih tertarik untuk memaksimumkan

kompensasinya. Sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya kesejahteraan bagi

para manajer. Untuk dapat bisa mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemilik maka manajer

akan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya dengan

biaya yang kecil.

2.2.2 Nilai Perusahaan

Perusahaan merupakan suatu entitas yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan ialah untuk meningkatkan nilai

perusahaan secara berkelanjutan dengan melihat aspek ekonomi, sosial, dn lingkungan hidup.

Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran pemegang saham,sehingga para

pemegang saham akan menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut.

Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinikan sebagai nilai pasar, seperti halnya

penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008), karena nilai perusahaan
dapat memberi kemakmuran pemegang saham secara maksimum jika jarga saham

perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran

pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan para pemodal menyerahkan

pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer atau

komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008).

Nilai perusahaan didefinsikan sebagai nilai pasar. Alasannya karena nilai perusahaan

dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara maksimal jika

harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi

keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan

permintaan saham yang meningkatkan menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat.

Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimun jika para pemegang saham menyerahkan

urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti

manajer maupun komisaris (Rika & Ishlahuddin, 2008). Harga saham yang digunakan umumnya

mengacu pada harga penutupan (closing price), dan merupakan harga yang terjadi pada saat

saham diperdagangkan di pasar (Fakhruddin & Hadianto, 2001, p. 67).

Koneksi Politik

Definisi koneksi politik menurut Faccio, Masulis, & McConnell (2006) adalah jika

pemegang saham otoritas atau dewan komisari atau dewan direksi adalah anggota

politikus/parlemen, atau merupakan kerabat dekat seorang politisi. Hubungan yang dekat

mencakup; (a) eksekutif puncak perusahaan atau pemegang saham terbesar memiliki

persahabatan dengan kepala negara, menteri pemerintah, atau anggota parlemen, (b) hubungan

dengan penjabat yang pernah menjabat sebagai kepala negara atau perdana menteri di masa lalu,
(c) mantan eksekutif puncak atau pemegang saham terbesar memasuki dunia politik, (d) terdapat

hubungan dengan politisi asing. Perusahaan dikatakan memiliki koneksi politik apabila minimal

salah satu pemegang saham utama (orang yang memiliki paling tidak 10% dari total hak suara)

atau salah satu pimpinan (CEO, presiden, wakil presiden, ketua dan seketaris) merupakan

anggota parlemen, menteri atau memiliki relasi dengan politikus atau partai politik.

Struktur Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial merupakan jumlah atau proporsi kepemilikan saham yang

dimiliki oleh manajemen perusahaan seperti manajer. Rahmina dan Redawati (2016)

mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial yang tinggi akan

membuat agency cost di dalam perusahaan rendah, karena adanya kemungkinan penyatuan

kepentingan antara pemegang saham dengan manajer yang memiliki fungsi ganda sebagai

agent sekaligus principal.

Dalam kepemilikan manajerial terdapat agency theory, memunculkan argumentasi

bahwa adanya konflik antara manajer dengan pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan

manajemen akan menimbulkan dugaan menarik bahwa meningkatnya nilai perusahaan

akibat dari keikutsertaan pengambilan keputusan pihak manajerial sehingga tercermin

meningkatnya kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial terhadap saham perusahaan

dapat dikatakan bisa menyelaraskan perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan

manajer. Dengan kepemilikan manajerial yang tinggi akan menjadikan manajer lebih aktif

dalam mengelola untuk mewujudkan kepentingan perusahaan dan akan semakin lebih hatihati

dalam pengambilan keputusan. Sehingga kepemilikan manajerial yang tinggi diharapkan


meningkatnya juga nilai perusahaan. Indikator yang digunakan untuk mengukur

kepemilikan manajerial adalah kepemilikan jumlah saham yang dimiliki manajemen.

2.2.3 Pengaruh Koneksi Politik terhadap Nilai Perusahaan

Koneksi politik terkait dengan keterlibatan politik antara pemegang saham, pejabat

tinggi dan pemerintahan. Koneksi politik terbentuk melalui hubungan langsung, yaitu

hubungan antara manajer puncak, karyawan, pemegang saham dan politisi dengan kegiatan

politik saat ini atau masa lalu, koneksi politik yang terbentuk dari hubungan tidak langsung

yaitu kontribusi terhadap kegiatan kampanye dan aktivitas dalam praktik mencoba untuk

membujuk legislator untuk kepentingan tertentu (Bianchi dan Viana 2014). Penelitian

Coulamb dan Sagnier (2014) menemukan bahwa koneksi politik mempengaruhi tinggi

rendahnya nilai perusahaan. Semakin baik koneksi politik maka nilai perusahaan akan

semakin tinggi. Hasil penelitian Wang Dkk (2018) dan Sejati (2019) menemukan bahwa

koneksi politik berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

Perusahaan yang memiliki koneksi politik memiliki banyak manfaat seperti yangsudah

dijelaskan pada penelitian Kim dan Zhang (2016) yang menyatakan bahwa perusahaan akan

mendapatkan perlindungan dari pemerintah, memiliki akses mudah untuk memperoleh pinjaman

modal, risiko pemeriksaan pajak yang rendah, dan berbagai macam hak-hak istimewa yang dapat

diperoleh perusahaan dengan koneksi politik bahkan saat terjadi krisis keuangan perusahaan

akan mudah mendapat dana pinjaman dari pemerintah. Penelitian Faccio (2006) menyatakan

bahwasanya koneksi politik memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena

dengan adanya hak istimewa tersebut dapat membantu perusahaan meningkatkan nilai

perusahaannya. Keuntungan-keuntungan atau hak istimewa tersebut jika digunakan dengan salah
akan memperburuk nilai perusahaan dipasar saham, karena dapat memiliki hutang yang tinggi

dengan adanya perilaku yang terlalu sering meminjam dana yang mengakibatkan laba

perusahaan digunakan untuk membayar hutang bukan untuk membagi dividen sehingga dapat

menurunkan nilai perusahaan dan tidak menguntungkan bagi investor.

Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan.

Kepemilikan manajerial merupakan situasi dimana manajer memiliki saham perusahaan.

Struktur kepemilikan berfungsi untuk menguraikan seberapa besar saham yang dimiliki oleh

publik. Kepemilikan manajerial yang tinggi menyebabkan dividen yang dibayarkan dari

pemegang saham rendah. penetapan deviden rendah disebabkan manajer memiliki harapan

investasi dimasa yang akan datang yang dibiayai dari sumber internal. Sebaliknya jika

pemegang saham lebih menyukai deviden yang tinggi, maka menimbulkan perbedaan

kepentingan, sehingga diperlukan peningkatan deviden.

Dalam teori sinyal, manajer seringkali memiliki informasi yang sangat bagus dari

investor

dan hal tersebut yang mengakibatkan terjadinya asimetri informasi. Seorang manajer sekaligus

pemegang saham akan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan karena dengan

meningkatnya nilai perusahaan, maka otomatis kekayaan yang dimiliki manajer juga akan

meningkat. Penelitian Fauzi (2018) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh

negatif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian Almikyala

(2017) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa konflik keagenan terjadi karena adanya

pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Konflik keagenan dapat menyebabkan penurunan

nilai perusahaan. Karena argumentasi konflik disebabkan oleh adanya pemisahan

kepemilikan dan pengelolaan. Konflik keagenan tidak terjadi pada perusahaan apabila

kepemilikan seratus persen oleh manajemen. Manajer sekaligus pemegang saham akan

meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan tersebut maka

nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan semakin meningkat juga. Selaras dengan

penelitian yang dilakukan Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) yang menyatakan bahwa

kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan selaras dengan

penelitian yang dilakukan Dewi dan Abundanti (2019) yang menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Koneksi Politik

Nilai Perusahaan

Struktur Kepemilikan
Manajerial

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah digambarkan maka dapat dijadikan hipotesis

sebagai beriku :

H 1 : Koneksi Politik berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan

H 2 : Struktur Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Menurut Mudrajad Kuncoro (2009: 84) dalam membuat perencanaan penelitian ada

beberapa perspektif yang perlu dipertimbangkan yaitu : jenis penelitian berkaitan dengan

tingkatannya, metode pengumpulan data, tujuan penelitian, pengendalian variable-variabel oleh

peneliti, dimensi waktu, ruang lingkup topik bahasan, lingkungan penelitian, unit analisis dan

persepsi subjek. Namun pada penelitian ini hanya menggunakan beberapa perspektif yaitu :

berdasarkan tujuan penelitiannya, berdasarkan jenis data penelitiannya, berdasarkan dimensi

waktu, dan berdasarkan metode pengumpulan data.

1. Jenis penelitian berdasarkan sifat dan jenis data

Berdasarkan jenis data penelitiannya merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang penggunaan datanya dalam bentuk angka atau statistik. Data

kuantitatif dapat diperoleh berupa angka-angka yang dapat dihitung seperti nilai pendapatan dan

data lainnya yang dapat mendukung pembahasan. Berdasarkan metode pengumpulan data,

penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpulan data dan di publikasikan kepada masyarakat pengguna data (Mudrajad Kuncoro,

2013:148). Penelitian ini termasuk data sekunder karena data bersumber pada laporan keuangan
tahunan yang telah dipublikasikan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

2. Jenis penelitian berdasarkan tujuan penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kausal komparatif dengan pendekatan

kuantitatif. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang melibatkan dua atau

lebih kelompok dan satu variabel bebas yang akan diteliti dan nantinya digunakan untuk

menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat yang berdasarkan pada pengamatan akibat

yang terjadi dan mencari faktor penyebab munculnya suatu fenomena melalui data-data

tertentu. Populasi merupakan sekumpulan data yang memiliki karakteristik yang sama dan

akan dijadikan objek penelitian dan akan ditarik kesimpulan oleh peneliti.

3.2 Batasan Penelitian

Untuk memfokuskan permasalahan, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh

koneksi politik dan struktur kepemilikan manajerial terhadap perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengukuran mekanisme pada penelitian ini menggunakan

variable : (1) Koneksi politik (2) Struktur Kepemilikan manajerial sebagai variable x. sedangkan

variable y menggunakan (3) Nilai Perusahaan.

3.3 Identifikasi Variabel

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi variable yang digunakan adalah

sebagai berikut :
1. Variabel dependen, yaitu variable terikat yang dipengaruhi oleh adanya variable dependen

atau variable bebas. Variable dependen adalah Nilai perusahaan.

2. Variabel independen, yaitu variable bebas yang mempengaruhi variable dependen atau

variable terikat. Variable independen adalah koneksi politik dan struktur kepemilikan manajerial.

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional merupakan gambaran suatu variable yang dilihat dari sudut pandang

penelitian. Adapun definisi operasional penelitian ini adalah :

1. Nilai Perusahaan (Y)

Nilai perusahan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila

perusahaan tersebut dijual (Dewi dan Wirajaya, 2013:361). Nilai perusahaan diukur dengan

Price Book Value (PBV), yaitu mengukur nilai yang diberikan pasar kepada manajemen dan

organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham dan

Houston,2009). Fakhrudin dan Hadianto (2001, p. 72) menyatakan bahwa nilai perusahaan dapat

diukur dengan Price Book Value (PBV), yiatu perbandingan antara harga saham dengan nilai

buku per saham. Indikator lain yang terkait adalah nilai buku per saham atau book value per

share, yakni perbandingan antara modal (common equity) dengan jumlah saham yang beredar

(shares outsanding). Soliha dan Taswan (2002) berpendapat bahwa PBV yang tinggi akan

meningkatkan kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan dan mengindikasikan

kemakmuran pemegang saham yang tinggi.

Harga PerLembar Saham


PBV =
Nilai Buku PerLembar Saham
2. Koneksi Politik ( X 1 )

Variabel koneksi politik dalam penelitian ini yaitu perusahaan terkoneksi politik apabila

sedikitnya salah satu anggota dari Dewan Komisaris yang menjabat ataupun sudah tidak

menjabat

sebagai pejabat pemerintahan Negara meliputi lembaga-lembaga eksekutif (Kementerian Negara,

Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan organisasi pemerintah pusat lainnya),

lembaga legislatif (badan-badan perwakilan rakyat), lembaga yudikatif (badan-badan peradilan)

dan lembaga-lembaga lainnya yang diperlukan dalam tatanan Negara. Pada penelitian yang

dilakukan Kozlowski, Jackowicz, Mielcarz (2014). Hubungan politik perusahaan, perusahaan

dikatakan memiliki koneksi politik jika paling tidak salah satu dari pimpinan perusahaan (dewan

komisaris atau dewan direksi), pemegang saham mayoritas atau kerabat mereka pernah atau

sedang menjabat sebagai pejabat tinggi negara, anggota parlemen atau dekat dengan politisi atau

partai politik, digunakan variable dhummy untuk menggambarkan koneksi politik, yaitu dengan

memberi angka 1 bagi perusahaan yang terkoneksi politik dan angka 0 bagi perusahaan yang

tidak

terkoneksi politik. Perusahaan memiliki hubungan politik yaitu 1). Dewan direksi dan/atau

dewan

komisaris rangkap jabatan sebagai pejabat pemerintah. 2). Dewan direksi dan /atau komisaris

merupakan mantan pejabat pemerintah. 3). Pemilik perusahaan atau pemegang saham merupakan

politisi pejabat pemerintah atau mantan pejabat pemerintah. 4). Pemilik perusahaan atau

pemegang

saham memiliki hubungan kedekatan dengan politisi/partai politik, pejabat pemerintah, atau

mantan pejabat pemerintah. Mengacu pada penelitian Faccio (2006).


3. Struktur Kepemilikan Manajerial ( X 2)

Kepemilikan manajerial merupakan jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen

yang mengelola seluruh modal saham perusahaan. Kepemilikan manajerial didefinisikan

sebagai persentase saham yang dimiliki oleh direktur dan komisaris. Kepemilikan manajerial

merupakan porsi outstanding share yang dimiliki oleh investor terhadap jumlah seluruh modal

saham yang beredar. pemilik memiliki kewenangan yang besar untuk memilih siapa-siapa yang

akan duduk dalam manajemen yang selanjutnya akan menentukan arah kebijakan bank tersebut

ke depan. Dalam penelitian ini kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan indikator

persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar di pasar

saham:

Jumlah Saham Manajerial


Kepemilikan Manajerial= X 100
Jumlah Saham Beredar dipasar

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:119).

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manfaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Sampel merupakan bagian dari unit populasi. Sampel dari penelitian ini adalah

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.


Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu metode

pengambilan data dengan menggunakan karakteriktik tertentu agar sesuai dengan informasi yang

diinginkan. Adapun kriteria-kriteria yang digunakan adalah :

1. Perusahaan yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan keuangan tahunan berturut-turut.

2. perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.

3. Perusahaan yang menyajikan data secara lengkap yang akan digunakan dalam penelitian ini

antara lain data yang berkaitan dengan nilai perusahaan, koneksi politik dan struktur kepemilikan

manajerial.

3.6 Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder

merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari pihak ketiga atau media perantara.

Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari hasil yang berupa laporan keuangan tahunan

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi dimana metode ini melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mencatat data dari catatan dan arsip-arsip yang ada di beberapa sumber seperti BEI,

perpustakaan dan internet. (www.idx.co.id;www.icamel.id)

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian hipotesis.

Setelah dilakukan uji asumsi klasik dapat diketahui bahwa data penelitian ini telah lulus dari

uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen

dan independen keduanya berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2016). Tidak tercapainya

normalitas disebabkan karena terdapat data yang dianalisis tidak normal, karena adanya nilai

lebih pada data yang diambil. Nilai lebih ini terjadi dikarenakan terdapat kesalahan dalam

pengambilan sampel, bahkan karena adanya kesalahan dalam melakukan input data atau

memang karena jenis data tersebut sangat jauh dari rata-rata. Dengan kata lain, data tersebut

berbeda dibandingkan dengan data yang lain.

Santoso (2009) menyatakan bahwa uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan

dalam melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal probability plot

adalah: (a) Jika data atau titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, (b) Jika data atau titik menyebar

jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2016). Jika ada korelasi yang tinggi antar
variabel independen tersebut, maka hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak menjadi

multikolinieritas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model

regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang biasa

digunakan untuk menunjukkan adanya masalah multikolinieritas adalah Tolerance ≤0,10 dan

nilai VIF ≥10 (Ghozali, 2016)

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,

2016). Apabila variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Pada uji Heteroskedastisitas

masalah yang sering terjadi terdapat pada data silang daripada runtun waktu.

Heteroskedastisitas timbul karena adanya pelanggaran terhadap asumsi klasik dan karena

adanya data yang outlier. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastiditas yaitu

dengan melihat grafik Scatterlot. Dasar analisisnya yaitu: (a) Jika pola tertentu, seperti titik –

titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian

menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, (b)Jika tidak ada pola

yang jelas, serta titik – titik menyebar secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah adanya korelasi antara anggota sampel diurutkan berdasarkan

waktu. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan penggangguan pada periode t dengan periode t – 1 (sebelumnya).

Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi (Ghozali, 2016). Untuk

menguji ada atau tidaknya gejala autokorelasi maka dideteksi dengan menggunakan uji

Durbin – watson (DW-test). Statistik Durbin Waston dapat menghasilkan nilai antara 0-4.

Selanjutnya hasil statistik Durbin Waston dibandingkan dengan nilai intrinsik dengan nilai

tabel dL dan du pada jumlah n pengamatan. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya

autokorelasi berdasarkan pada ketentuan sebagai berikut : (a) Angka DW diatas +2 berarti ada

autokorelasi negatif, (b) Angka DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, (c)

Angka DW dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

3.7.2 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendesktipsikan dan

memberikan gambaran umum suatu data yang telah dikumpulkan agar memiliki informasi yang

lebih mudah dibaca dan dipahami dan dapat dilihat dari standar deviasi, mean, maksimum dan

minimum.

Analisis Regresi Liner Berganda

Analisis regresi merupakan metode statistika yang menjelaskan tentang pola hubungan

dua variabel atau lebih melalui sebuah persamaan. Tujuan dari analisis ini untuk menjelaskan

hubungan dua variabel atau lebih tersebut dan untuk memprediksi kondisi di masa akan datang.

Model persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam menentukan nilai perusahaan

yaitu sebagai berikut:

PBV = α + β₁KP + β₂KM + e

Dimana :
a : Konstanta

PBV : Price Book Value untuk nilai perusahaan

KP : Koneksi Politik

KM : Kepemilikan Manajerial

e : Standar error

3.7.3 Uji Hipotesis

Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) memiliki tujuan untuk mengukur seberapa besar setiap

variabel independen untuk dapat menjelaskan mengenai variabel dependen denga semakin besar

nilai koefisien determinasi (R2) yang nilainya 0 sampai 1. Koefisien Determinasi di

interpretasikan jika nilai R2 semakin mendekati 1, maka menunjukkan semakin kuat keterlibatan

variabel independen terhadap variabel terikat. Namun apabila nilai R2 semakin mendekati 0,

maka menunjukkan semakin lemah keterlibatan variabel independen terhadap variabel terikat.

Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji Statistik F merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah serentak

variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen secara baik atau menguji model

yang digunakan sudah pasti atau tidak.

Uji Hipotesis (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruhnya dari masing-masing

variabel independen secara individual dalam menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel


dependen. Apabila nilai signifikansi menyatakan < 0,05, maka dapat dikatakan adanya pengaruh

signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen, begitupun sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Putu Diah Gita Haryati, Ni Wayan Rustiarini, Ni Putu Shinta Dewi., 2021 “PENGARUH
CORPORATE GOVERNANCE DAN KONEKSI POLITIK
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” Jurnal charisma Vol.3 No.1

Kurrotul Akyunina, Kurnia.,2021 “PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN


PERUSAHAAN, DAN INOVASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” Jurnal ilmu dan riset
akuntansi

Bakti Susilo Effendi, Dini Widyawati.,2021 “PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN,


KEPUTUSAN INVESTASI DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN INDEKS LQ-45” Jurnal ilmu dan riset akuntansi

Ahmad Maulana, Lela Nurlela Wati.,2019 “PENGARUH KONEKSI POLITIK DAN


STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” Jurnal
akuntansi,Vol.8, No.1

Mega Rizky Dewantari.,2019 “PENGARUH KONEKSI POLITIK TERHADAP NILAI


PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI”.
Reem Khamis, Allam Mohammed Hamdan, Wajeeh Elali., 2015 “The Relationship between
Ownership Structure Dimensions and Corporate Performance: Evidence from Bahrain”
Australasian Accounting, Business and Finance Journal.

Purwo Adi Nugroho.,2014 “PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL,


STRUKTUR KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, SET KESEMPATAN INVESTASI,
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN”.

Albert AGYEI, Appiah Richard OWUSU.,2014 “The Effect of Ownership Structure and
Corporate Governance on Capital Structure of Ghanaian Listed Manufacturing Companies”.
International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences
Vol. 4, No.1, January 2014, pp. 109–118

JAMES S. ANG, DAVID K. DING, AND TIONG YANG THONG., 2013 “Political Connection
and Firm Value”. Asian Development Review, vol. 30, no. 2, pp. 131–166

Quoc-Anh DO, Yen Teik LEE, Bang Dang NGUYEN, Kieu-Trang NGUYEN.,2012” Out of
Sight, Out of Mind: The Value of Political Connections in Social Networks”. The Value of
Political Connections in Social Networks. (2012). 1-53. Research Collection School Of
Economics

Anda mungkin juga menyukai