PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Gita Fitria
2018310560
2021
BAB I
PENDAHULUAN
pengaruh koneksi politik dan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan, karena
beberapa alasan. Salah satunya adalah, Indonesia negara dari pasar modal yang baru
berkembang dan cenderung tersegmentasi dari pasar modal dunia (Cheung dan Lee, 2003). Nilai
perusahaan yang tinggi menunjukkan prestasi kinerja yang baik sehingga menjadi keinginan para
pemiliknya. Semakin tinggi nilai perusahaan, semakin besar kemakmuran yang akan diterima
oleh
pemilik perusahaan, untuk itu semakin tinggi nilai perusahaan, maka akan semakin menarik
pihak
luar untuk berinvestasi pada suatu peusahaan (Wiagustini, 2013). Naik turunnya nilai perusahaan
salah satunya dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan sangat penting dalam
menentukan nilai perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah (1) konsentrasi
kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan (2) kepemilikan
perusahaan oleh manajemen (management ownership). Pemilik perusahaan dari pihak luar
berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam
nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai
perusahaan merupakan presepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang terkait
erat dengan harga sahamnya. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi,
dan meningkatkan kepercayaan pasar, tidak hanya kinerja perusahaan saat ini namun juga pada
yang dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan
juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada
kinerja perusahaan saat ini namun pada prospek perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan
pada umumnya ditunjukkan dari nilai Price Book Value (PBV). Menurut Brigham dan Houston
(2011:152), PBV adalah perbandingan antara harga saham dengan nilai buku perusahaan.
Dimana nilai buku perusahaan adalah perbandingan antara ekuitas saham biasa dengan
Nilai perusahaan yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) dapat tercemin melalui harga
saham beredar, nilai perusahaannya tinggi maka semakin tinggi juga harga sahamnya, dengan
demikian perusahaan dapat menarik investor untuk berinvestasi dan meningkatkan kemakmuran
investornya. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan setiap pemilik perusahan karena
dari kemakmuran pemegang saham cerminan nilai saham yang tinggi. Semua tujuan atau
pencapaian perusahaan sebagian besarnya sama, tetapi dalam cara melakukan pencapaian
tersebut yang berbeda sesuai dengan perusahaan masing masing. Maka bisa diartikan harga
saham menjadi indikasi nilai perusahaan. Nilai perusahaan menjadi salah satu faktor fundamental
yang dipengaruhi oleh sebagian besar investor, karena pentingnya dalam menentukan
kelangsungan hidup sebuah perusahaan (Barde dan Hamidu, 2015). Dalam penjelasan tersebut,
bahwa nilai perusahaan menjadi faktor mendasar pertimbangan bagi investor karena investor
melihat terlebih dahulu nilai perusahaan. Investor juga mengharapkan investasi modalnya yang
Nilai perusahaan yang meningkat merupakan harapan bagi para pemegang saham karena
(Bringham dan Houston, 2001:16). Meningkatnya nilai perusahaan juga akan meningkatkan
minat investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan karena diindikasikan
perusahaan tersebut akan mempunyai prospek bagus di kemudian hari dan mendatangkan return
saham yang tinggi. Nilai perusahaan tercermin pada harga saham perusahaan yang meningkat.
Kinerja manajer perusahaan juga diukur dari ada tidaknya peningkatan nilai perusahaan yang
mereka kelola.
Fenomena yang terjadi terkait dengan nilai perusahaan adalah perusahaan Salim Group
yang bergerak di bisnis sektor barang konsumsi yang diperkirakan memiliki prospek bagus.
Beberapa tahun terakhir Salim Group menambah asset lewat akuisisi saham dan ekspansi
bisnis. Pada tahun 2014 Holding usaha yang Salim Group, PT Indofood Sukses Makmur Tbk
(INDF) memperoleh penjualan bersih Rp 63,59 triliun naik 14,3 persen dibandingkan
penjualan 2013. Pencapaian menghasilkan laba bersih 3,89 triliun naik 55,2 persen dari tahun
2013. Kemampuan perusahaan dalam menjaga labanya memberikan sinyal positif terhadap nilai
perusahaannya. Menurut analisis investasi Group Salim dan Astra sangat likuid sehingga
menarik untuk investasi jangka panjang. Selain itu pada Tahun 2018 Salim Group juga
mengandeng Madco untuk akusisi 60 persen saham Hyflux Ltd dari Singapura. Perusahaan
mengambil pendekatan jangka panjang untuk menambah nilai perusahaan di mata investor
(Damayanthi, 2019).
Fenomena lain yang berhubungan dengan nilai perusahaan adalah kasus PT Fast Food
Indonesia Tbk (FAST). Jelang akhir tahun 2016 perusahaan merealisasi pencairan utang dari
pasar lewat penerbitan obligasi. Rencana perusahaan mengelola resto cepat saji KFC di Tanah
air dengan surat utang 200 Miliar. Dana tersebut digunakan untuk menggembangkan usaha
dan ekspansi. Pembayaran bunga lancar selama periode 2016-2017. FAST akhirnya
memperoleh pertumbuhan laba bersih 55.79 persen dengan pendapatan perseroaan tercatat
Rp2,31 triliun atau naik 11,05 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini direspon oleh
pasar dengan meningkatnya harga saham perusahaan yang menunjukkan peningkatan nilai
Fenomena lainnya yang menarik tentang koneksi politik yaitu fenomena kenaikan hargaharga
saham pada perusahaan terkoneksi politik pada pemilu 2009 dan 2014. Terdapat indikasi
peningkatan nilai pasar konglomerat yang memiliki koneksi politik dengan pemenang pemilihan
partai dan Presiden, terutama di perusahaan besar dan perusahaan milik negara (Wati et. al.,
2016).
Nilai kapitalisasi pasar konglomerat meningkat secara signifikan pasca pemilihan baik pada
tahun
2009 atau pada tahun 2014. Peningkatan harga saham perusahaan menunjukkan bahwa para
tingkat korupsi yang masih tinggi, masih meyakini bahwa koneksi politik menyediakan pelumas
untuk mencapai tujuan perusahaan, sehingga mereka melakukan upaya signifikan untuk
membina
koneksi politik dalam rangka mencapai pertumbuhan perusahaan, mereka menyadari bahwa
koneksi politik adalah sumber daya berharga untuk perusahaan (Wati et al., 2016; Li et al.,
2012).
Fenomena lainnya dalam banyak kasus di Indonesia dalam proses memaksimalkan nilai
perusahaan akan muncul konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik
perusahaan) yang sering disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer
perusahaan mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama
antara
manajer dan pemegang saham ini terjadi karena manajer lebih mengutamakan kepentingan
pribadi,
sebaliknya pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang
dilakukan manajer tersebut akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan
penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Wati, 2016).
Fenomena dalam banyak kasus di Indonesia, kepemilikan saham terbesar pada suatu
perusahaan terkosentrasi pada kepemilikan keluarga. Shleifer dan Vishny (1986) berpendapat
bahwa konsentrasi kepemilikan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan dan hubungannya
tidak linear. Dijelaskan dalam penelitiannya bahwa kepemilikan yang tersebar menghasilkan
masalah free-rider dan membuat manajer semakin sulit dalam melakukan monitoring. Temuan
ini menjelaskan bahwa, pada negara dengan kepemilikan tak terkonsentrasi, peningkatan pada
meningkatkan nilai perusahaan. Namun ketika konsentrasi kepemilikan semakin tinggi, akan
memunculkan Agency Problem antara Majority Shareholder dan Minority Shareholder. Jika
konsentrasi kepemilikan terlalu tinggi, maka Majority Shareholder dapat melakukan
pengambilalihan atau penyalahgunaan asset. Oleh karena itu, penelitian ini mengkaji pengaruh
Nilai perusahaan dipengaruhi oleh Koneksi politik pada unsur politik dalam konteks ini
adalah partai politik. Timbulnya hubungan timbal balik antara partai politik dengan perusahaan
atau individu bermodal besar. Hubungan tersebut bermula dari pendanaan yang dibutuhkan dari
partai politik perlu dibantu dari dunia usaha dengan imbalan yang dapat berupa tender proyek
pemerintah, peraturan pemerintah, penegakan peraturan yang berlaku, atau kebijakan pemerintah
Wati (2017) mendukung temuan Facio (2006), dimana koneksi politik di perusahaan
konglomerasi di Indonesia dapat meningkatkan kinerja perusahaan baik jangka pendek maupun
jangka Panjang. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa koneksi politik masih relevan pada
perusahaan Indonesia. Terlebih lagi, pada dekade terakhir, semakin banyak berita terkait korupsi
birokrasi yang melibatkan pemerintah, perusahaan, dan partai politik yang diangkat keranah
umum. Hal ini semakin memperkuat adanya tujuan tersendiri yang bersifat politis saat koneksi
manajemen ataupun dari pihak pemegang saham akan memberikan keputusan yang akan
telah memiliki saham perusahaan bisa dikatakan sebagai pemegang saham juga. Kepemilikan
manajerial menjadi faktor pertama yang mempengaruhi nilai perusahaan, kepemilikan manajerial
saham perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki pihak manajemen maka semakin
kuat pengaruh untuk aktif dalam pengambilan keputusan perusahaan. Hasil pengambilan
keputusan sering disangkutkan sebagai usaha dalam peningkatan nilai perusahaan karena
sebagai pihak manajemen akan merasakan akibat langsung dari keputusan yang telah dibuat.
Nilai Perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Nurlela dan Islahuddin (2008),
Wahyudi
dan Pawestri (2006), serta Haruman (2008) menemukan bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Barclay dan Holderness (1990) menemukan
bahwa tingkat kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Purba (2004) menemukan bahwa besarnya proporsi saham publik memiliki hubungan (relasi)
yang
Berdasarkan yang sudah dijelaskan diatas dimana latar belakang tersebut bersis tentang
bagimana pengaruh koneksi politik dan struktur kepemilikan manajerial terhadap nilai
perusahaan yang dapat diharapkan sebagai peminimalisir praktik nilai perusahaan, sehingga
perusahaan?
2. Apakah struktur kepemilikan manajerial secara signifikan dapat mempengaruhi tindakan
nilai perusahaan ?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk :
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara
lain :
1. Kontribusi teori
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan pengaruh koneksi politik dan struktur
kepemilikan manajerial
2. Kontribusi praktis
a. Bagi perusahaan
terhadap nilai perusahaan akibat adanya pengaruh koneksi politik dan struktur
kepemilikan manajerial.
b. Bagi investor
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai patokan untuk pertimbangan investor dalam
c. Bagi kreditur
d. Bagi akademisi
Dalam penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai teori agensi yang
BAB I Pendahuluan
Pada bagian awal bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang dilakukannya
penelitian. Kemudian akan dijelaskan rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika
penulisan penelitian.
oleh penelitian ini sehingga menjadi dasar acuan teori yang berguna dalam analisis penelitian ini,
penelitian yang terdahulu berkaitan dengan penelitian ini serta kerangka pemikiran dan
hipotesisnya.
BAB III Metode PenelitianMetode penelitian ini membahas berisi variable penelitian dengan
definisi sesuai operasionalnya, serta populasi dan sampel dengan jenis dan sumber datanya, dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini tentu tidak lepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan
oleh peneliti lain sehingga penelitian yang akan dilakukan memiliki keterkaitan yang sama
1. Putu Diah Gita Haryanti, Ni Wayan Rustiarini, Ni Putu Shinta Dewi (2021)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tata kelola dan koneksi politik
pada nilai perusahaan di perusahaan manufaktur.Pada penelitian ini variabel yang digunakan
koneksi politik (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah terdapat 178 perusahaan
manufaktur yang go public pada tahun 2017-2019. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian dari
penelitian ini adalah kepemilikan saham publik dan komite audit memiliki pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan sedangkan kualitas audit dan koneksi politik tidak berpengaruh pada
nilai perusahaan.
Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:
a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang
b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah
c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian
dependen.
d. Kesamaan sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu dan sekarang adalah dengan
e. Kesamaan teknik analisis data yang digunakan oleh penelitian terdahulu dan sekarang adalah
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada :
dengan Kepemilikan Manajerial (KM) dan Kepemilikan Institusional (KI), ukuran perusahaan
yang diukur dengan Log Natural total aset, dan inovasi yang diukur dengan intensitas Research
and Development (R&D) terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Price Book Value
(PBV). Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan (variabel dependen),
perusahaan diperoleh 13 perusahaan sebagai sampel dengan periode pengamatan selama 4 tahun
(2016-2019). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan alat uji statistik SPSS versi 23.
Hasil penelitian dari penelitian ini adalah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, ukuran
peruahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, inovasi berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:
a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang
b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah
c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian
dependen.
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada :
b. Perbedaan penggunaan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan
analisis regresi linier berganda dengan bantuan alat uji statistik SPSS versi 23 sedangkan
c. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti
terdahu menggunakan perusahaan subsektor barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Kepemilikan Manajerial (KM),
Kepemilikan Institusional (KI), Keputusan Investasi (PER) dan Kebijakan Dividen (DPR)
terhadap Nilai Perusahaan (PBV) pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2015-2019. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan
independen), kebijakan deviden (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah terdapat
21 data perusahaan dengan jumlah sampling sebanyak 105 sampel yang memenuhi kriteria
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program Statistical Product and Service
Solution (SPSS) versi 21.. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah Kepemilikan Manajerial
Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak
pada:
a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang
b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah
c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian
dependen.
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak
pada :
b. Perbedaan penggunaan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan
sekarang adalah peneliti terdahulu menggunakan metode analisis regresi linear berganda
terdahu menggunakan perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris
pengaruh koneksi politik dan struktur kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan dimana
tujuan jangka panjang dari dibentuknya perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan
dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham.. Pada penelitian ini variabel
yang digunakan adalah nilai perusahaan (variabel dependen), koneksi politik (variabel
adalah menggunakan data sekunder yang berasal dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2016. Teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linear
berganda. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa koneksi politik
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan struktur kepemilikan
Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:
a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang
b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah
manajerial.
c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian
dependen.
d. Kesamaan sampel yang digunakan oleh penelitian terdahulu dan sekarang adalah dengan
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak
pada :
a. Perbedaan penggunaan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan
regresi linear berganda dengan menggunakan metode General Least Square (GLS)
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh koneksi politik terhadap
perusahaan nilai. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan (variabel
dependen), koneksi politik (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah menggunakan
purposive sampling dan menghasilkan 70 observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda dengan data berupa laporan
keuangan pada Bursa Efek Indonesia Bursa (BEI) tahun 2014-2017.Hasil penelitian dari
penelitian ini adalah koneksi politik tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:
a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang
c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian
dependen.
d. Kesamaan teknik analisis data yang digunakan oleh penelitian terdahulu dan sekarang
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak
pada :
b. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti
terdahu menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sedangkan peneliti
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara struktur kepemilikan dan
kinerja perusahaan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah kinerja perusahaan
(variabel dependen), struktur kepemilikan (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah
melibatkan 42 dari 48 perusahaan dari semua sektor di Bursa Bahrain. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode metode statistik 2SLS.
Hasil penelitian dari penelitian ini terdapat kepemilikan memiliki berpengaruh negatif dengan
memiliki efek positif pada kinerja perusahaan, Kepemilikan manajerial tidak ditemukan
Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:
a. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah
b. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian
dependen.
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak
pada :
c. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti
terdahu menggunakan perusahaan dari semua sektor di Bursa Bahrain sedangkan peneliti
d. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada teknik analisis data peneliti
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajerial struktur kepemilikan,
struktur kepemilikan institusional, set kesempatan investasi dan ukuran perusahaan pada nilai
perusahaan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan (variabel
sampling dan 42 perusahaan sampel setiap tahun. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS
20.0. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah kepemilikan manajerial struktur tidak
signifikan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan
Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:
a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang
b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah
c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian
dependen.
d. Kesamaan teknik analisis data yang digunakan oleh penelitian terdahulu dan sekarang
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak
pada :
b. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti
terdahu menggunakan perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara struktur kepemilikan
dan tata kelola perusahaan pada modal struktur beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Ghana. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan
perusahaan manufaktur yang dipilih secara acak terdaftar perusahaan dari Ghana. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil
penelitian dari penelitian ini adalah Ukuran Papan, Komposisi Papan,Kepemilikan saham
institusional dan manajerial berkorelasi signifikan dengan rasio leverage secara positif.
Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:
a. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah
b. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian
dependen.
c. Kesamaan peneliti terdahulu dan peneliti sekarang pada sampel yang digunakan sama
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak
pada :
c. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada teknik analisis data peneliti
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh koneksi politik (PC) pada nilai
perusahaan di lingkungan di mana PC rendah disebabkan oleh institusi yang lebih baik dan tidak
dikacaukan oleh faktor sosial/budaya yang menguntungkan. Pada penelitian ini variabel yang
digunakan adalah nilai perusahaan (variabel dependen), kondisi politik (variabel independen).
Sampel yang digunakan adalah menggunakan Data IPO diperoleh dari Securities Data
Corporation (SDC) Global Database Edisi Baru dan mencakup semua IPO selama 1998–2006.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
statistic deskriptif. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah kondisi politik dapat berpengaruh
Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:
a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang
b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah
c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian
dependen.
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada :
b. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti
terdahu menggunakan Data IPO diperoleh dari Securities Data Corporation (SDC) Global
Database Edisi Baru dan mencakup semua IPO sedangkan peneliti sekarang menggunakan
perusahaan manufaktur.
c. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada teknik analisis data peneliti
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak koneksi politik berbasis jejaring
social pada nilai perusahaan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah nilai perusahaan
(variabel dependen), kondisi politik (variabel independen). Sampel yang digunakan adalah
mengumpulkan pemilihan federal hasil dari situs web Komite Pemilihan Federal (FEC). Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Regresi
Desain Diskontinuitas (RDD). Hasil penelitian dari penelitian ini adalah kondisi politik dapat
Terdapat persamaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada:
a. Kesamaan variabel dependen yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang
b. Kesamaan yang digunakan oleh peneliti terdahulu dan peneliti yang sekarang adalah
c. Kesamaan pengujian sekarang dengan terdahulu juga dapat dilihat dalam pengujian
dependen.
Terdapat perbedaan antara peneliti sekarang dengan peneliti terdahulu yang terletak pada :
b. Perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti sekarang pada pengambilan sampel peneliti
terdahu menggunakan pemilihan federal hasil dari situs web Komite Pemilihan Federal
Variabel independen
No Peneliti Kepemilkan
Koneksi Politik
manajerial
Putu Diah Gita Haryanti, Ni Wayan
1. TB
Rustiarini, Ni Putu Shinta Dewi (2021)
2. Kurrotul Akyunina, Kurnia (2021) B
Bakti Susilo Effendi, Dini Widyawati
3. B
(2021)
Ahmad Maulana, Lela Nurlela Wati
4. B TB
(2019)
5. Mega Rizky Dewanti (2019) TB
Reem Khamis, Allam Mohammed
6. B
Hamdan, Wajeeh Elah (2015)
7. Purwo Adi Nugroho (2014) TB
Albert AGYEI, Appiah Richard
8. B
OWUSU (2014)
James S.Ang, David K.Ding, Tiong
9. B
Yang Thong (2013)
Quoc-Anh Do, Yen Teik Lee, Bang
10
Dang Nguyen, Kieu-Trang Nguyen B
.
(2012)
principal dan manajemen sebagai agen. Dalam mengelola suatu perusahaan pemegang saham
pemegang
kepemilikan. Menurut penelitian Jensen dan Meckling (1976) hubungan keagenan merupakan
oleh orang lain yaitu manajer (agent) sesuai dengan kepentingan pemilik (principle) dengan
prinsipal melalui peningkatan nilai perusahaan, sebagai imbalannya manajer (agent) akan
mendapatkan gaji, bonus atau kompensasi lainnya. Principal mempekerjakan agent untuk
keputusan dari principal. Pemilik modal menghendaki bertambahnya kekayaan dan kemakmuran
kepada para pemilik modal, sedangkan manajer juga menginginkan bertambahnya kesejahteraan
bagi para manajer. Hal ini menyebabkan timbul konflik antara manajemen dengan pemilik
karena
mengeluarkan biaya monitoring untuk mengawasi kinerja manajemen. Dasar dari teori agensi
dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan kepentingan antara agen dan principal untuk
pemilik (principal) yang memberikan mandar pada pekerja (agent). Dapat disimpulkan bahwa
agency theory merupakan perencanaan kontrak yang tepat untuk menyelaraskan kepentingan
manajer dan pemilik dalam hal konflik, namun dalam menciptakan kontrak yang tepat
merupakan hal yang sulit untuk diwujudkan. Maka, investor diwajibkan untuk memberikan
hak residuan kepasa manajer. Hak residuan adalah hak untuk memberikan atau membuat
Dalam hal ini konflik yang dimaksud adalah pada saat pihak-pihak yang bersangkutan
memiliki tujuan yang berbeda. Pemilik modal menghendaki bertambahnya kekayaan dan
para manajer. Untuk dapat bisa mencapai tujuan yang diinginkan oleh pemilik maka manajer
Perusahaan merupakan suatu entitas yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan ialah untuk meningkatkan nilai
perusahaan secara berkelanjutan dengan melihat aspek ekonomi, sosial, dn lingkungan hidup.
Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran pemegang saham,sehingga para
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinikan sebagai nilai pasar, seperti halnya
penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008), karena nilai perusahaan
dapat memberi kemakmuran pemegang saham secara maksimum jika jarga saham
perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran
pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer atau
Nilai perusahaan didefinsikan sebagai nilai pasar. Alasannya karena nilai perusahaan
dapat memberikan kemakmuran atau keuntungan bagi pemegang saham secara maksimal jika
harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi
keuntungan pemegang saham sehingga keadaan ini akan diminati oleh investor karena dengan
permintaan saham yang meningkatkan menyebabkan nilai perusahaan juga akan meningkat.
Nilai perusahaan dapat dicapai dengan maksimun jika para pemegang saham menyerahkan
urusan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya, seperti
manajer maupun komisaris (Rika & Ishlahuddin, 2008). Harga saham yang digunakan umumnya
mengacu pada harga penutupan (closing price), dan merupakan harga yang terjadi pada saat
Koneksi Politik
Definisi koneksi politik menurut Faccio, Masulis, & McConnell (2006) adalah jika
pemegang saham otoritas atau dewan komisari atau dewan direksi adalah anggota
politikus/parlemen, atau merupakan kerabat dekat seorang politisi. Hubungan yang dekat
mencakup; (a) eksekutif puncak perusahaan atau pemegang saham terbesar memiliki
persahabatan dengan kepala negara, menteri pemerintah, atau anggota parlemen, (b) hubungan
dengan penjabat yang pernah menjabat sebagai kepala negara atau perdana menteri di masa lalu,
(c) mantan eksekutif puncak atau pemegang saham terbesar memasuki dunia politik, (d) terdapat
hubungan dengan politisi asing. Perusahaan dikatakan memiliki koneksi politik apabila minimal
salah satu pemegang saham utama (orang yang memiliki paling tidak 10% dari total hak suara)
atau salah satu pimpinan (CEO, presiden, wakil presiden, ketua dan seketaris) merupakan
anggota parlemen, menteri atau memiliki relasi dengan politikus atau partai politik.
dimiliki oleh manajemen perusahaan seperti manajer. Rahmina dan Redawati (2016)
mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial yang tinggi akan
membuat agency cost di dalam perusahaan rendah, karena adanya kemungkinan penyatuan
kepentingan antara pemegang saham dengan manajer yang memiliki fungsi ganda sebagai
bahwa adanya konflik antara manajer dengan pemegang saham. Dengan adanya kepemilikan
dapat dikatakan bisa menyelaraskan perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan
manajer. Dengan kepemilikan manajerial yang tinggi akan menjadikan manajer lebih aktif
dalam mengelola untuk mewujudkan kepentingan perusahaan dan akan semakin lebih hatihati
Koneksi politik terkait dengan keterlibatan politik antara pemegang saham, pejabat
tinggi dan pemerintahan. Koneksi politik terbentuk melalui hubungan langsung, yaitu
hubungan antara manajer puncak, karyawan, pemegang saham dan politisi dengan kegiatan
politik saat ini atau masa lalu, koneksi politik yang terbentuk dari hubungan tidak langsung
yaitu kontribusi terhadap kegiatan kampanye dan aktivitas dalam praktik mencoba untuk
membujuk legislator untuk kepentingan tertentu (Bianchi dan Viana 2014). Penelitian
Coulamb dan Sagnier (2014) menemukan bahwa koneksi politik mempengaruhi tinggi
rendahnya nilai perusahaan. Semakin baik koneksi politik maka nilai perusahaan akan
semakin tinggi. Hasil penelitian Wang Dkk (2018) dan Sejati (2019) menemukan bahwa
Perusahaan yang memiliki koneksi politik memiliki banyak manfaat seperti yangsudah
dijelaskan pada penelitian Kim dan Zhang (2016) yang menyatakan bahwa perusahaan akan
mendapatkan perlindungan dari pemerintah, memiliki akses mudah untuk memperoleh pinjaman
modal, risiko pemeriksaan pajak yang rendah, dan berbagai macam hak-hak istimewa yang dapat
diperoleh perusahaan dengan koneksi politik bahkan saat terjadi krisis keuangan perusahaan
akan mudah mendapat dana pinjaman dari pemerintah. Penelitian Faccio (2006) menyatakan
bahwasanya koneksi politik memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan karena
dengan adanya hak istimewa tersebut dapat membantu perusahaan meningkatkan nilai
perusahaannya. Keuntungan-keuntungan atau hak istimewa tersebut jika digunakan dengan salah
akan memperburuk nilai perusahaan dipasar saham, karena dapat memiliki hutang yang tinggi
dengan adanya perilaku yang terlalu sering meminjam dana yang mengakibatkan laba
perusahaan digunakan untuk membayar hutang bukan untuk membagi dividen sehingga dapat
Struktur kepemilikan berfungsi untuk menguraikan seberapa besar saham yang dimiliki oleh
publik. Kepemilikan manajerial yang tinggi menyebabkan dividen yang dibayarkan dari
pemegang saham rendah. penetapan deviden rendah disebabkan manajer memiliki harapan
investasi dimasa yang akan datang yang dibiayai dari sumber internal. Sebaliknya jika
pemegang saham lebih menyukai deviden yang tinggi, maka menimbulkan perbedaan
Dalam teori sinyal, manajer seringkali memiliki informasi yang sangat bagus dari
investor
dan hal tersebut yang mengakibatkan terjadinya asimetri informasi. Seorang manajer sekaligus
pemegang saham akan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan karena dengan
meningkatnya nilai perusahaan, maka otomatis kekayaan yang dimiliki manajer juga akan
negatif terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian Almikyala
(2017) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa konflik keagenan terjadi karena adanya
kepemilikan dan pengelolaan. Konflik keagenan tidak terjadi pada perusahaan apabila
kepemilikan seratus persen oleh manajemen. Manajer sekaligus pemegang saham akan
meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan tersebut maka
nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan semakin meningkat juga. Selaras dengan
penelitian yang dilakukan Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) yang menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan selaras dengan
penelitian yang dilakukan Dewi dan Abundanti (2019) yang menyatakan bahwa kepemilikan
Koneksi Politik
Nilai Perusahaan
Struktur Kepemilikan
Manajerial
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah digambarkan maka dapat dijadikan hipotesis
sebagai beriku :
METODE PENELITIAN
Menurut Mudrajad Kuncoro (2009: 84) dalam membuat perencanaan penelitian ada
beberapa perspektif yang perlu dipertimbangkan yaitu : jenis penelitian berkaitan dengan
peneliti, dimensi waktu, ruang lingkup topik bahasan, lingkungan penelitian, unit analisis dan
persepsi subjek. Namun pada penelitian ini hanya menggunakan beberapa perspektif yaitu :
kuantitatif adalah penelitian yang penggunaan datanya dalam bentuk angka atau statistik. Data
kuantitatif dapat diperoleh berupa angka-angka yang dapat dihitung seperti nilai pendapatan dan
data lainnya yang dapat mendukung pembahasan. Berdasarkan metode pengumpulan data,
penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga
pengumpulan data dan di publikasikan kepada masyarakat pengguna data (Mudrajad Kuncoro,
2013:148). Penelitian ini termasuk data sekunder karena data bersumber pada laporan keuangan
tahunan yang telah dipublikasikan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
kuantitatif. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang melibatkan dua atau
lebih kelompok dan satu variabel bebas yang akan diteliti dan nantinya digunakan untuk
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat yang berdasarkan pada pengamatan akibat
yang terjadi dan mencari faktor penyebab munculnya suatu fenomena melalui data-data
tertentu. Populasi merupakan sekumpulan data yang memiliki karakteristik yang sama dan
akan dijadikan objek penelitian dan akan ditarik kesimpulan oleh peneliti.
Untuk memfokuskan permasalahan, dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh
koneksi politik dan struktur kepemilikan manajerial terhadap perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengukuran mekanisme pada penelitian ini menggunakan
variable : (1) Koneksi politik (2) Struktur Kepemilikan manajerial sebagai variable x. sedangkan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi variable yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Variabel dependen, yaitu variable terikat yang dipengaruhi oleh adanya variable dependen
2. Variabel independen, yaitu variable bebas yang mempengaruhi variable dependen atau
variable terikat. Variable independen adalah koneksi politik dan struktur kepemilikan manajerial.
Definisi operasional merupakan gambaran suatu variable yang dilihat dari sudut pandang
Nilai perusahan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual (Dewi dan Wirajaya, 2013:361). Nilai perusahaan diukur dengan
Price Book Value (PBV), yaitu mengukur nilai yang diberikan pasar kepada manajemen dan
organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh (Brigham dan
Houston,2009). Fakhrudin dan Hadianto (2001, p. 72) menyatakan bahwa nilai perusahaan dapat
diukur dengan Price Book Value (PBV), yiatu perbandingan antara harga saham dengan nilai
buku per saham. Indikator lain yang terkait adalah nilai buku per saham atau book value per
share, yakni perbandingan antara modal (common equity) dengan jumlah saham yang beredar
(shares outsanding). Soliha dan Taswan (2002) berpendapat bahwa PBV yang tinggi akan
Variabel koneksi politik dalam penelitian ini yaitu perusahaan terkoneksi politik apabila
sedikitnya salah satu anggota dari Dewan Komisaris yang menjabat ataupun sudah tidak
menjabat
Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan organisasi pemerintah pusat lainnya),
dan lembaga-lembaga lainnya yang diperlukan dalam tatanan Negara. Pada penelitian yang
dikatakan memiliki koneksi politik jika paling tidak salah satu dari pimpinan perusahaan (dewan
komisaris atau dewan direksi), pemegang saham mayoritas atau kerabat mereka pernah atau
sedang menjabat sebagai pejabat tinggi negara, anggota parlemen atau dekat dengan politisi atau
partai politik, digunakan variable dhummy untuk menggambarkan koneksi politik, yaitu dengan
memberi angka 1 bagi perusahaan yang terkoneksi politik dan angka 0 bagi perusahaan yang
tidak
terkoneksi politik. Perusahaan memiliki hubungan politik yaitu 1). Dewan direksi dan/atau
dewan
komisaris rangkap jabatan sebagai pejabat pemerintah. 2). Dewan direksi dan /atau komisaris
merupakan mantan pejabat pemerintah. 3). Pemilik perusahaan atau pemegang saham merupakan
politisi pejabat pemerintah atau mantan pejabat pemerintah. 4). Pemilik perusahaan atau
pemegang
saham memiliki hubungan kedekatan dengan politisi/partai politik, pejabat pemerintah, atau
sebagai persentase saham yang dimiliki oleh direktur dan komisaris. Kepemilikan manajerial
merupakan porsi outstanding share yang dimiliki oleh investor terhadap jumlah seluruh modal
saham yang beredar. pemilik memiliki kewenangan yang besar untuk memilih siapa-siapa yang
akan duduk dalam manajemen yang selanjutnya akan menentukan arah kebijakan bank tersebut
ke depan. Dalam penelitian ini kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan indikator
persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar di pasar
saham:
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manfaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Sampel merupakan bagian dari unit populasi. Sampel dari penelitian ini adalah
pengambilan data dengan menggunakan karakteriktik tertentu agar sesuai dengan informasi yang
1. Perusahaan yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan keuangan tahunan berturut-turut.
3. Perusahaan yang menyajikan data secara lengkap yang akan digunakan dalam penelitian ini
antara lain data yang berkaitan dengan nilai perusahaan, koneksi politik dan struktur kepemilikan
manajerial.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung dari pihak ketiga atau media perantara.
Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari hasil yang berupa laporan keuangan tahunan
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi dimana metode ini melakukan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mencatat data dari catatan dan arsip-arsip yang ada di beberapa sumber seperti BEI,
Setelah dilakukan uji asumsi klasik dapat diketahui bahwa data penelitian ini telah lulus dari
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen
dan independen keduanya berdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2016). Tidak tercapainya
normalitas disebabkan karena terdapat data yang dianalisis tidak normal, karena adanya nilai
lebih pada data yang diambil. Nilai lebih ini terjadi dikarenakan terdapat kesalahan dalam
pengambilan sampel, bahkan karena adanya kesalahan dalam melakukan input data atau
memang karena jenis data tersebut sangat jauh dari rata-rata. Dengan kata lain, data tersebut
Santoso (2009) menyatakan bahwa uji normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan
dalam melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal probability plot
adalah: (a) Jika data atau titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, (b) Jika data atau titik menyebar
jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2016). Jika ada korelasi yang tinggi antar
variabel independen tersebut, maka hubungan antara variabel dependen dengan variabel
independen menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak menjadi
regresi dapat dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang biasa
digunakan untuk menunjukkan adanya masalah multikolinieritas adalah Tolerance ≤0,10 dan
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2016). Apabila variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
masalah yang sering terjadi terdapat pada data silang daripada runtun waktu.
Heteroskedastisitas timbul karena adanya pelanggaran terhadap asumsi klasik dan karena
adanya data yang outlier. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastiditas yaitu
dengan melihat grafik Scatterlot. Dasar analisisnya yaitu: (a) Jika pola tertentu, seperti titik –
titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas, (b)Jika tidak ada pola
yang jelas, serta titik – titik menyebar secara acak, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah adanya korelasi antara anggota sampel diurutkan berdasarkan
waktu. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan penggangguan pada periode t dengan periode t – 1 (sebelumnya).
Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi (Ghozali, 2016). Untuk
menguji ada atau tidaknya gejala autokorelasi maka dideteksi dengan menggunakan uji
Durbin – watson (DW-test). Statistik Durbin Waston dapat menghasilkan nilai antara 0-4.
Selanjutnya hasil statistik Durbin Waston dibandingkan dengan nilai intrinsik dengan nilai
tabel dL dan du pada jumlah n pengamatan. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya
autokorelasi berdasarkan pada ketentuan sebagai berikut : (a) Angka DW diatas +2 berarti ada
autokorelasi negatif, (b) Angka DW diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, (c)
Statistik deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk mendesktipsikan dan
memberikan gambaran umum suatu data yang telah dikumpulkan agar memiliki informasi yang
lebih mudah dibaca dan dipahami dan dapat dilihat dari standar deviasi, mean, maksimum dan
minimum.
Analisis regresi merupakan metode statistika yang menjelaskan tentang pola hubungan
dua variabel atau lebih melalui sebuah persamaan. Tujuan dari analisis ini untuk menjelaskan
hubungan dua variabel atau lebih tersebut dan untuk memprediksi kondisi di masa akan datang.
Model persamaan regresi linier berganda yang digunakan dalam menentukan nilai perusahaan
Dimana :
a : Konstanta
KP : Koneksi Politik
KM : Kepemilikan Manajerial
e : Standar error
Koefisien Determinasi (R2) memiliki tujuan untuk mengukur seberapa besar setiap
variabel independen untuk dapat menjelaskan mengenai variabel dependen denga semakin besar
interpretasikan jika nilai R2 semakin mendekati 1, maka menunjukkan semakin kuat keterlibatan
variabel independen terhadap variabel terikat. Namun apabila nilai R2 semakin mendekati 0,
maka menunjukkan semakin lemah keterlibatan variabel independen terhadap variabel terikat.
Uji Statistik F merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah serentak
variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen secara baik atau menguji model
DAFTAR PUSTAKA
Putu Diah Gita Haryati, Ni Wayan Rustiarini, Ni Putu Shinta Dewi., 2021 “PENGARUH
CORPORATE GOVERNANCE DAN KONEKSI POLITIK
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN” Jurnal charisma Vol.3 No.1
Albert AGYEI, Appiah Richard OWUSU.,2014 “The Effect of Ownership Structure and
Corporate Governance on Capital Structure of Ghanaian Listed Manufacturing Companies”.
International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences
Vol. 4, No.1, January 2014, pp. 109–118
JAMES S. ANG, DAVID K. DING, AND TIONG YANG THONG., 2013 “Political Connection
and Firm Value”. Asian Development Review, vol. 30, no. 2, pp. 131–166
Quoc-Anh DO, Yen Teik LEE, Bang Dang NGUYEN, Kieu-Trang NGUYEN.,2012” Out of
Sight, Out of Mind: The Value of Political Connections in Social Networks”. The Value of
Political Connections in Social Networks. (2012). 1-53. Research Collection School Of
Economics