Anda di halaman 1dari 15

ETIKA PROFESI

AKUNTAN
KELOMPOK 6
Kelompok 6
1) Isnaini Nur Fadhilah - 2018310485
2) Novi Aulia Rizky - 2018310491
3) Meuthia Khansa Bisri - 2018310493
4) Erika Tri Amanda - 2018310496
Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan
Indonesia
C
B Prinsip Kedua
Kepentingan
A Prinsip Pertama
Publlik
Tanggung Jawab
Profesi Setiap anggota berkewajiban untuk
Mukadimah senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik,
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai menghormati kepercayaan publik, dan
profesional, setiap anggota harus senantiasa menunjukkan komitmen atas
menggunakan pertimbangan moral dan profesionalisme
profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya
485
Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan
Indonesia
F
E
D Prinsip Keempat
Prinsip Kelima
Kompetensi dan Kehati – hatian
Prinsip Ketiga Objektivitas Profesional
Integritas
Setiap anggota harus menjaga Setiap anggota harus melaksanakan
objektivitasnya dan bebas dari jasa profesionalnya dengan kehati –
Setiap anggota harus menjaga benturan kepentingan dalam hatian, kompetensi, dan ketekunan.
objektivitasnya dan bebas dari pemenuhan kewajiban
benturan kepentingan dalam profesionalnya
pemenuhan kewajiban
profesionalnya
485
Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan
Indonesia
I
H Prinsip Kedelapan
G Prinsip Ketujuh
Standar Teknis

Prinsip Keenam Perilaku Profesional


Kerahasiaan Setiap anggota harus melaksanakan
jasa profesionalnya sesuai dengan
Setiap anggota harus berperilaku standar teknis dan standar profesional
yang konsisten dengan reputasi yang relevan
Setiap anggota harus menghormati profesi yang baik dan menjauhi
kerahasiaan informasi yang diperoleh tindakan yang dapat
selama melakukan jasa profesional
mendiskreditkan profesi

491
Perbandingan & Analisis Perbandingan CEPA 2012 dan kode Etik
IAI 1998
Prinsip – Prinsip Dasar
Etika

CEPA 2012
Kode Etik IAI
1. Integritas 1998
2. Obejktivitas 1. Tanggung jawab Profesi
3. Kompetensi profesional dan 2. Kepentingan Publik
sikap kecermatan dan kehati- 3. Integritas
hatian 4. Objektivitas
4. Kerahasiaan 5. Kompetensi dan Kehati –
5. Perilaku Profesional hatian Profesional
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
8. Standar Teknis
491
Perbandingan & Analisis Perbandingan CEPA 2012 dan kode Etik
IAI 1998
Pengguana Prinsip Dasar

CEPA 2012
1. Akuntan Publik
2. Akuntan dalam Organisasi
Kode Etik IAI
1998
1. Akuntan Publik
2. Akuntan Manajemen
3. Akuntan Sektor Publik
4. Akuntan Pendidik

493
Perbandingan & Analisis Perbandingan CEPA 2012 dan kode Etik
IAI 1998
Pendekatan Kerangka Kerja Konseptual

CEPA 2012
Menjelaskan cara dan langkah
memecahkan berbagai ancaman
terhadap ketaatan pada prinsip dasar Kode Etik IAI
1998
Tidak menjelaskan tentang
pendekatan kerangka kerja
konseptual

493
Perbandingan & Analisis Perbandingan CEPA 2012 dan kode Etik
IAI 1998
Ancaman

CEPA 2012
Ancaman terhadap ketaatan pada Kode Etik IAI
prinsip dasar, yaitu:
1. Self-Interest Threat
1998
2. Self-Review Threat Tidak menjelaskan tentang
3. Advocacy Threat ancaman terhadap ketaatan
4. Familiarity Threat prinsip dasar
5. Intimidation Threat

493
Perbandingan & Analisis Perbandingan CEPA 2012 dan kode Etik
IAI 1998
Pengamanan

CEPA 2012
Pengamanan terhadap ancaman atas Kode Etik IAI
ketaatan pada prinsip dasar, yaitu:
1. Pengamanan yang diciptakan
1998
oleh profesi, legistator atau Tidak menjelaskan tentang
regulator pengamanan terhadap ancaman
2. Pengamanan di lingkungan atas ketaatan pada prinsip dasar
pekerjaan

496
Perbandingan & Analisis Perbandingan CEPA 2012 dan kode Etik
IAI 1998
Konflik Etika

CEPA 2012
Menjelaskan tetang konfliketika Kode Etik IAI
serta bagaimana akuntan profesional
mengambil langkah untuk
1998
menyelesaikannya Tidak menjelaskan tentang
konflik etika

496
Penerapan Kode Etik Akuntan
Akuntan profesional harus dengan sepenuhnya menerapkan kode etik
pada saat melaksanakan tugas dan tanggung jawab profesinya.
Untuk penenrapan kode etik agar dilaksanakan baik sebaiknya
dilaksanakan oleh IAI dalam bentuk loka karya yang
berkesinambungan dengan memberikan satuan kredit profesi bagi para
akuntan yang mengikutinya.

496
Soft Skills Implementetion in Financial Statement Analysis
Course: Case in Accounting Department of STIE Perbanas Surabaya

Dalam kasus ini disebutkan bahwa upaya dalam meningkatkan kualitas ulusan
sarjanah (alumni) itu bergantung pada proses pembelajaranya. Institusi harus
memberikan kegiatan belajar mengajar dengan mewujudkan materi yang
mengandung unsur softskill mahsiswa. Seperti contoh STIE Perbanas Surabaya yang
mencoba mengimplementasikan softskill pada proses pembelajaranya. Unsur softskill
yang digunakan adalah mahasiswa diajak untuk berpikir analitis, mampu bekerja
dalam tim dan juga kerja keras (kerja dalam tekanan).

485
Soft Skills Implementetion in Financial Statement Analysis
Course: Case in Accounting Department of STIE Perbanas Surabaya

Bekerja Keras
Berpikir Analitis Bekerja dalam Tim (Bekerja dalam Tekanan)
berpikir analitis didefinisikan sebagai Penggunaan bekerja dalam tim telah Bekerja di bawah tekanan adalah suatu
kemampuan mahasiswa untuk dapat menjadi populer dalam organisasi agar kondisi yang menekan seseorang untuk
berpikir kritis terhadap semua laporan mereka tetap kompetitif di pasar global melakukan dan menyelesaikan suatu
keuangan. keterapilan berpikir analitis ini yang semakin meningkat saat ini. Dalam tugas dalam jangka waktu tertentu
diharapkan mahsiswa akuntansi dapat situasi seperti itu, seorang manajer harus dengan adanya target atau tujuan.
memahami dan menganalisis bebeapa terampil dapat bekerja dalam tim. Secara membiasakan bekerja di bawah tekanan
kasus laporan keuangan umum, semua orang di perusahaan harus juga penting bagi orang yang bekerja di
memiliki keterampilan bagaimana bank (banker), karena orang-orang yang
bekerja dalam tim. bekerja telah disibukkan oleh beberapa
pekerjaan dan pekerjaan ini selalu
dilakukan dalam waktu yang terbatas
491 atau dalam jangka waktu tertentu.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai