Beberapa gaya hidup yang berpotensi meningkatkan faktor risiko obesitas antara lain
kebiasaan merokok, konsumsi gula dan garam berlebih, kurangnya aktivitas fisik, serta
kurang konsumsi sayur dan buah. Namun, bukan berarti konsumsi gula, garam dan lemak
dilarang sepenuhnya. Hal terpenting adalah mengkonsumsi seperlunya. Untuk gula
dianjurkan tidak lebih dari empat sendok makan (50gram) perhari, garam maksimal 1 sendok
teh (2gram) dan lemak maksimal 5 sendok makan (67gram).
Obesitas dapat dicegah. Untuk mengetahui apakah berat badan kita masih normal atau tidak,
perlu dilakukan penghitungan indeks massa tubuh (IMT). Penghitungan IMT bisa dilakukan
melalui kalkulator online atau menggunakan rumus berat badan berbanding kuadrat tinggi
badan. Perlu di ingat bahwa IMT tidak boleh lebih dari angka 27. Jika menghitung IMT
dirasa terlalu rumit, kita bisa mengukur lingkar pinggang. Usahakan lingkar pinggang
perempuan tidak melebihi 81cm dan laki-laki tidak lebih dari 90cm.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes 2013 juga menyebutkan bahwa dua atau
tiga orang Indonesia kurang melakukan aktivitas fisik. Oleh karena itu, peningkatan aktivitas
menjadi sangat penting untuk dilakukan. Pakar gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia
(Persagi), Arum Atmawikarta menyebutkan, salah satu upaya mencegah obesitas, misalnya
membiasakan masyarakat untuk aktivitas yang melibatkan otot motorik seperti berolahraga.
Olahraga di sini tak mesti berupa olahraga formal, seperti pergi ke pusat kebugaran atau
mengikuti kelas-kelas lainnya. Setidaknya, otot motorik digerakan selama 30 menit per hari.
Yang terpenting gerak motorik kasar minimal 30 menit setiap hari.
Sumber:
Untuk pencegahan obesitas pada usia dewasa diperlukan strategi nasional terkait pengaturan
makanan dan aktifitas fisik yang didalamnya mencakup lingkungan, kebijakan dan program
yang mendukung, meliputi, pencegahan di tingkat masyarakat, deteksi dini, dan tatalaksana
obesitas di fasilitas kesehatan. Menurut WHO beberapa contoh intervensi yang terbukti
sangat efektif dan cukup efektif adalah (WHO, 2009):
1. Kebijakan pemerintah untuk mendukung diet yang sehat misalnya mengganti jenis
minyak yang dipakai untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh.
2. Kebijakan untuk lingkungan yang mendukung aktifitas fisik, terkait transportasi dan
kegiatan rekreasional.
3. Himbauan untuk menggunakan tangga sebagai bagian dari aktifitas fisik (termasuk
menyebarkan informasi tentang manfaat penggunaan tangga sebagai bagian dari
aktifitas fisik).
4. Strategi pengendalian harga (kebijakan fiskal) dan pengaturan label makanan di titik-
titik penjualan makanan seperti toko kelontong, cafetaria, restoran untuk mendukung
makanan yang sehat.
5. Pendekatan multi sasaran untuk mendorong jalan kaki dan bersepeda ke sekolah,
kegiatan santai dan jalan yang sehat.
Sumber: