Anda di halaman 1dari 3

Nama : Andi Rafika Rezky Aulia

Nim : PO714221202005
Kelas : IV.A / D.IV Alih Jenjang
Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Nama Dosen : Syamdussin S, SKM.,M.Kes

1. Masalah Dari Judul Penelitian


Tingginya kejadian penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh masih
buruknya kondisi sanitasi dasar, yang dapat memicu tingginya penyakit yang berbasis
lingkungan. Penyakit berbasis lingkungan adalah kondisi kelainan fungsi atau morfologi
suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu
sekitarnya yang memiliki potensi penyakit. Adapun cara pencegahan penyakit berbasis
lingkungan adalah pemerintah merancang program 5 pilar STBM (sanitasi total berbasis
masyarakat) dalam rangka pencegahan penyakit berbasis lingkungan. Dijelaskan pada
pilar 4 yaitu pengamanan sampah rumah tangga. Tujuan pengamanan sampah rumah
tangga adalah untuk menghindari penyimpanan sampah dalam rumah dengan segera
menangani sampah. Pengamanan sampah yang mana adalah pengumpulan,
pengangkutan, pemrosesan, pendaur ulangan atau pembuangan dari material sampha
dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
2. Judul
Penerapan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar 4 Pengelolaan Sampah
Rumah Tangga Dengan Kejadian Penyakit Berbasis Lingkungan.
3. Metode sampling
a. Probability sampling
1) Simple random sampling
Contoh :
Jumlah mahasiswa Poltekkes Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan
yang akan diberikan bantuan UKT. Populasi terdiri dari 5000 orang
mahasiswa dari berbagai kelas, sedangkan jumlah sample (mahasiswa)
yang akan menerima bantuan UKT sebanyak 200 orang. Untuk
memperoleh sampel sebanyak 200 orang dari populasi mahasiswa
tersebut, digunakan Teknik baik dengan cara undian, ordinal, maupun
tabel bilangan random.
2) Systematic sampling
Contoh :
Jumlah mahasiswa Poltekkes Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan
yang akan diberikan bantuan UKT. Populasi terdiri dari 5000 orang
mahasiswa dari berbagai kelas, sedangkan jumlah sample (mahasiswa)
yang akan menerima bantuan sebanyak 200 orang saja. maka setiap
sample elemen populasi akan ditandai dengan nomor urut mulai dari 0001
hingga 5000.  Dengan penomoran tersebut, maka guna menentukan jarak
interval dari sample satu dan sample berikutnya berlaku rumus:

K = N/n.
Keterangan :
K: jarak interval
N: jumlah populasi
n: jumlah sample
Dengan rumus di atas, maka jarak interval pada contoh penelitian
adalah:
K = 5000/200, didapatkan angka 25. Dengan demikian, maka 25 menjadi
jarak interval untuk pengambilan sample. Jika sample pertama yang
didapatkan secara acak adalah populasi nomor 0002, maka sample
berikutnya adalah nomor 0027 dengan jarak 25. Perhitungan dilakukan
terus menerus hingga (n) atau jumlah sample terpenuhi sesuai yang
dibutuhkan, yaitu 200 buah sample dalam kasus ini.
3) Stratified sampling
Jumlah mahasiswa Poltekkes Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan
yang akan diberikan bantuan UKT. Populasi terdiri dari 5000 orang
mahasiswa dikelompokkan menjadi 3 strata berdasarkan dari wilayah asal
(3T atau wilayah terpencil) yaitu wilayah A, B dan wilayah C. agar
populasi terwakili, maka sebaiknya populasi juga dibagi menurut asal
wilayah. Misalnya wilayah A jumlah populasi 2.500 orang, wilayah B
1000 orang, dan pada wilayah C 1.500 orang. Kelompok kelompok
wilayah asal ini disebut strata. Dari tiap strata diambil sampel yang secara
proporsional atau tidak proporsional dengan cara acak.
4) Cluster sampling
Jumlah mahasiswa poltekkes makassar jurusan kesehatan lingkungan yang
akan diberikan bantuan UKT. Besar sample adalah 300 orang kemudian
ditentukan berdasarkan jumlah kelas sebanyak 20 kelas dengan rata rata
jumlah mahasiswa 50 orang. Maka jumlah kelompok yang diambil adalah
300 : 50 = 6, kemudian dipilih secara acak enam mahasiswa dari 20 kelas
sebagai anggota sampel.
b. Non probability sampling
1) Purposive sampling
Contoh :
Jika Mahasiswa Poltekkes Makassar Jurusan Kesehatan Lingkungan akan
diberikan bantuan pembyaran UKT. Maka kriteria seleksi adalah jika
mahasiswa tersebut berada di wilayah (3 T atau wilayah terpencil). Jika
wilayah tempat tinggal mahasiswa tersebut tidak termasuk wilayah 3T
maka mahasiswa tersebut tidak dapat diberikan bantuan UKT dan akan
dikeluarkan dari daftar mahasiswa penerima bantuan UKT.
2) Quota sampling
Dosen poltekkes makassar jurusan kesehatan lingkungan diminta
menyeleksi mahasiswa penerima bantuan UKT. 20 mahasiswa
berdasarkan wilayah asal (3T atau wilayah terpencil) , 20 mahasiswa
berdasarkan pekerjaan orang tua, 10 mahsiswa berdasarkan hasil IP
terbaik sehingga mereka dapat mewawancarai mahasiswa tersebut
mengenai data pribadi dari mahasiswa tersebut. Idealnya kuota yang
dipilih secara proporsional mewakili mahasiswa dengan hasil wawancara
terbaik data pribadi mahasiswa yaitu, berdasarkan wilayah asal,
berdasarkan pekerjaan orang tua serta hasil IP terbaik.

Anda mungkin juga menyukai