Anda di halaman 1dari 10

r:i:i,:.

:,:t;r:l lf
iL:li

ilrili.tiiirff
Peter J. Kennelly, Rodwell, PhD

PERAN BIOMEDIS PENGATURAN ATIRAN METABOTIT


DAPAT BERSIFAT AKTIF ATAU PASIF
Ahli ilmu faal abad ke-19 Claude Bernard mengemukakan
dasar konseptual pengaturan metabolik. Ia mengamati Enzim yang telah bekerja pada laju maksimal tidak dapat
bahwa makhluk hidup berespons dengan cara-can yang berespons terhadap peningkatan konsentrasi substrat, dan
sesuai secara kuantitatif dan temporer sehingga makhluk hanya dapat berespons terhadap penurunan mendadak
yang bersangkutan dapat bertahan hidup dalam menghadapi konsentrasi substrat. Oleh karena itu, untuk sebagian besar
beragam tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan enzim, konsentrasi intrasel rata-rata substrat cenderung
baik lingkungan eksternal maupun internalnya. lValter mendekati nilai K sehingga perubahan konsentrasi substrat
Cannon kemudian mengajukan istilah "homeostasis' menghasilkan perubahan yang sepadan dalam aliran
untuk men.jelaskan kemampuan hewan mempertahankan metabolit (Gambar 9-1). Respons terhadap perubahan
lingkungan intrasel yang konstan meskipun terjadi kadar substrat mencerminkan suatu cara penting, tetapi
perubahan lingkungan eksternalnya. Kini, kita mengetahui pasif unttk mengoordinasikan aliran metabolit dan
bahwa organisme berespons terhadap perubahan lingkungan mempertahankan homeostasis di sei yang inaktif, Namun,
eksternal dan internalnya melalui perubahan laju reaksi-reaksi cara ini kurang fleksibel untuk menghadapi perubahan-
metabolik tertentu yang seimbang dan terpadu. Banyak perubahan lingkungan. Mekanisme yang mengatur aktivitas
penyakit manusia, termasuk kanker, diabetes, fibrosis kistik, enzim secara ahtif sebagai respons terhadap sinyal internal
dan penyakit Alzheimer, ditandai oleh disfungsi regulatorik dan eksternal akan dibahas kemudian.
yang dipicu oleh bahan patogen atau mutasi genetik.
Sebagai contoh, banyak virus onkogenik mengeluarkan Aliron Merqbolit Cenderung Berlongsung ke
protein-tirosin kinase yang memodifikasi proses-proses Sqtu Aroh
regulatorik yang mengendalikan pola ekspresi gen sehingga
ikut berperan dalam inisiasi dan progresi kanker. Toksin Meskipun konsentrasi metabolit dan kadar enzim mengalami
Vibrio cholerae (organisme penyebab kolera) melumpuhkan osilasi jangka-pendek, namun sel hidup berada dalam keadaan
jalur-jalur peka-sensor di sel epitel usus dengan melakukan tetap-dinamik (dynamic stead! state), yaitu konsentrasi rata-
ribosilasi ADP terhadap protein pengikat GTP (protein-G) tara zat antara metaboiik tetap relatif konstan dalam kurun
yang menghubungkan reseptor di permukaan sel dengan waktu tertentu (Gambar 9-2). Meskipun hingga tahap
adenilil siklase. Pengaktivan siklase ini memicu aliran air tertentu semua reaksi kimia bersifat reversibel, namun di
ke dalam usus, menimbulkan diare masif dan dehidrasi. dalam sel hidup, produk-produk reaksi berfungsi sebagai
Yersinia pestis (organisme penyebab pes) mengeluarkan suatu substrat untuk-dan dikeluarkan oleh-reaksi enzimatik
protein-tirosin fosfatase yang menghidrolisis gugus fosforil lain. Oleh karena itu, banyak reaksi yang secara nominal
di protein-protein sitoskeleton penting. Disfungsi sistem reversibel menjadi reaksi satu-arah. Rangkaian suksesif
yang bertanggung jawab untuk menguraikan protein yang berbagai reaksi metabolik ini disertai perubahan keseluruhan
rusak atau abnormal dipercaya berperan dalam penyakit energi bebas yang menguntungkan aliran metabolit satu-arah
neurodegeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson. (Bab 1 1). Arus metabolit satu-arah melaiui suatu jalur dengan
Oleh karena itu, pengetahuan tentang faktor-faktor yang penrbahan energi bebas negatif yang secara keseluruhannya
mengendalikan laju reaksi yang dikatalisis oleh enzim sangat besar, analog dengan aliran air yang melalui suatu pipa yang
penting untuk memahami dasar molekular penyakit. Bab ini salah satu ujungnya terletak lebih rendah daripada yang
menguraikan secara garis besar pola-pola pengendalian proses lain. Tekukan atau belitan di pipa sama artinya dengan
metabolik serta contoh-contohnya. Bab-bab selanjutnya tahap-tahap reaksi enzimatik dengan perubahan kecil energi
akan menyajikan contoh lain. bebas yang negatif atau positifl, Namun, aliran air melalui

78
BAB 9: ENZIM: PENGENDALIAN AKTIVITAS /79

aVe

t*
-ts
Cambar 9-l. Respons berbeda laju suatu reaksi enzimatik AV
terhadap perubahan yang sama dalam konsentrasi substrat pada
konsentrasi substrat K. (AV^) atau jauh di atas K. (AVo). Gambar 9-3. Analogi hidrostatik untuk suatu jalur dengan tahapi
reaksi pembatas/penentu kecepatan (rate'limiting step) (A) dan tahap
dengan nilai AC mendekati nol (B).
pipa tetaplah satu arah karena secara keseluruhan terdapat
perubahan tinggi yang sesuai dengan perubahan keseiuruhan
energi bebas jalur metabolik tersebut (Gambar 9-3).
Jika salah satu jaiur lebih menguntungkan dari segi energi,
yang satunya akan disertai perubahan energi bebas AG yang
KOMPARTEMENTASI besarnya sama, tetapi tandanya berlawanan. Spontanitas
MEMASTIKAN EFISIENSI METABOLIK simultan kedua jalur terjadi akibat digantikannya satu atau
& MENYEDERHANAKAN PENGATURAN lebih reaksi oleh reaksi berbeda yang secara termodinamis
lebih menguntungkan dalam arah y^flg berlawanan.
Pada eukariot, jalur-jalur anabolik dan katabolik yang Enzim glikolidk fosfofruktokinase (Bab 18) diganti oleh
saling bertukar produk dapat berlangsung di kompartemen enzim glukoneogenik fruktosa-1,6-bisfosfatase (Bab 20).
subselular tertentu. Sebagai contoh, banyak enzim yang Kemampuan enzim membedakan koenzim yang secara
menguraikan protein dan polisakarida berada di dalam struktural mirip NAD. dan NADP' juga merupakan suatu
organel yang disebut lisosom. Demikian juga, biosintesis bentuk kompartementasi karena dengan kemampuan ini
asam lemak terjadi di sitosoi, sementara oksidasi asam enzim dapat memisahkan elektron NADH yang ditakdirkan
lemak berlangsung di dalam mitokondria (Bab 22 dan untuk menghasilkan ATP dari eiektron NADPH yang ikut
23). Pemisahan jalur-jalur metabolik tertentu di dalam tipe serta daiam tahap-tahap reduksi di banyak jalur biosintesis.
sel khusus juga merupakan kompartementasi fisik lebih
lanjut. Selain itu, adanya satu atau leb1h zat antard khusus Pengendolion Suotu Enzim
memungkinkan jalur-jaiur yang tampaknya bertentangan yong Mengololisis Reoksi
berada di tempat yang sama meskipun tidak terdapat Pembotqs-Kecepoton okqn Mengotur
pemisah fisik. Sebagai contoh, baik glikolisis mauPun Keseluruhqn Jolur Merobolik
glukoneogenesis, meskipun memiliki banyak zat art^ta
dan enzim yang sama, secara energetis menguntungkan. Sementara aliran metabolit melal"ri jalur-jalur metabolik
Hal ini tidak mungkin terjadi irka semua reaksinya sama. melibatkan katalisis oleh banyak enzim, namun kontrol aktif
homeostasis dicapai oleh pengaturan sebagian kecil enzim.
Molekul Enzim yang ideal untuk intervensi regulatorik adalah enzim
b6sar
yang efisiensi katalitik atau kuantitasnya menentukan bahwa
reaksi yang dikatalisis akan relatif lebih lambat dibandingkan

Nutrien
semua reaksi lain dalam 1afur yang bersangkutan. Oleh
-> karena itu, penurunan efisiensi katalitik atau jumlah katalis
untuk reaksi pembatas-kec epatan (rate-limiting reaction,
atar " bottleneck reaction") mengurangi aliran metabolit
melalui seluruh jalur. Sebaliknya, peningkatan jumlah atau
efisiensi katalitik meningkatkan aliran melaiui jalur yang
Gambar 9-2. Sel ideal dalam keadaan tetap. Perhatikan bahwa bersangkutan secara keseluruhan. Sebagai contoh, asetil-
aliran metabol it bersifat satu-arah. KoA karboksilase mengatalisis pembentukan malonil-KoA,
80 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

reaksi pertama pada biosintesis asam lemak (Bab 23). Jika penginduksi yang memulai sintesis p-galaktosidase dan
sintesis malonil-KoA dihambat, reaksi-reaksi selanjutnya galaktosida permease (Gambar 38-3) . Enzim-enzim manusia
pada sintesis asam lemak akan terhenti karena tidak yang dapat diinduksi antara lain triptofan pirolase, treonin
tersedianya substrat. Enzim yang mengatalisis reaksi-reaksi dehidrase, tirosin-c-ketoglutarat aminotransferase, enzim-
pembatas-kecepatan berfungsi sebagai "pengatur" alami enzim siklus urea, HMG-KoAreduktase, dan sitokrom P450.
aliran metabolik. Karena itu, enzim-enzim ini merupakan Sebaliknya, keiebihan suatu metabolit dapat menghambat
sasaran yang efisien bagi obat untuk melakukan intervensi pembentukan enzim terkait melalui proses represi. Baik
regulatorik. Sebagai contoh, inhibisi oleh obat "statin" induksi maupun represi melibatkan elemen-elemen cis,
terhadap HMG-KoA reduktase, yang mengatalisis reaksi sekuens DNA spesifik yang terletak di sebelah hulu gen-
pembatas-kecepatan pada kolesterogenesis, menghambat gen yang diatut dan protein regulatorik yang bersifat trans
pembentukan kolesteroi. (trans-acting regulatory protein). Mekanisme molekular
induksi dan represi dibahas di Bab 38. Pembentukan enzim
PENGATURAN JUMLAH ENZIM lain dapat dirangsang melalui pengikatannya pada reseptor
hormon spesifik di sel dan sinyal ekstrasel lainnya. Informasi
Kapasitas katalitik reaksi pembatas-kecepatan di suatu jalur terperinci tentang pengendalian sintesis protein sebagai
metabolik adalah hasil dari konsentrasi molekul enzim dan respons terhadap rangsangan hormon dapat ditemukan di
efisiensi katalitik intrinsiknya. Oleh karena itu, kapasitas Bab 42.
katalitik dapat dipengaruhi oleh perubahan jumlah enzim
yangada dan perubahan efisiensi katalitik intrinsiknya. Konfrol Penguroion Enzim
Pada hewan, banyak protein yang diuraikan melalui jalur
Protein Secqrq Terus-Menerus Dibentuk don
Diurqikqn proteasom ubikuitin, yang penemuannya membuat Aaron
Ciechanover, Avram Hershko, dan Irwin Roose memperoleh
Dengan mengukur laju penyerapan asam amino berlabel Hadiah Nobel. Proteasom 265 terdiri dari lebih 30 subunit
15N oleh protein dan laju kehilangan 15N dari protein, polipeptida yang tersusun dalam bentuk suatu silinder
Schoenheimer menyimpulkan bahwa protein tubuh berada berongga. Bagian aktif subunit-subunit proteolitiknya
dalam keadaan "keseimbangan dinamik' karena protein- menghadap ke bagian interior silinder sehingga tidak terjadi
protein tersebut secara terus menerus dibentuk dan diuraikan penguraian tak-terkendali protein-protein sel. Protein
proses yang disebut sebagai pergantian protein diarahkan ke proteasom melalui proses "ubikuitinasi", yaitu
-suatu turnoaer). Sementara konsentrasi sebagian enzim melekatnya satu atau lebih molekul ubikuitin secara kovalen.
Qtrotein
dan protein pada dasarnya tetap, atau konstitutifsepanjang Ubikuitin adalah suatu protein kecil (sekitar 75 residu)
waktu; konsentrasi banyak enzim lain dipengaruhi oleh yang sangat dilindungi (highly conserued)di antara berbagai
berbagai faktor fisiologis, hormon, atau makanan. eukariot. Ubikuitinasi dikatalisis oleh suatu famili enzim
Jumlah absolut suatu enzim mencerminkan keseimbang- yang disebut E3 ligase yang melekatkan ubikuitin ke gugus
an netto antara laju sintesis dan laju penguraiannya. Pada amino rantai-samping residu lisil.
manusia, perubahan kadar enzim tertentu dapat disebabkan Jalur ubikuitin-proteasom berperan dalam penguraian
oleh perubahan konstanta laju untuk keseluruhan proses sin- terkendali protein-protein sel tertentu, misalnya siklin,
tesis (/), penguraian (*0.*), atau keduanya. sebagai respons terhadap sinyal spesifik intra- atau ekstrasel,
maupun dalam pembersihan spesies protein yang cacat atau
abnormal. Penyebab utama selektivitas dan keserbagunaan
Enzim
sistem ubikuitin-proteasom adalah adanya variasi E3 ligase
r.( ) *"" intrasel dan kemampuan sistem ini membedakan berbagai
\/ keadaan konformasi atau fisik protein sasaran. Akibatnya,
Asam Amino jalur ubikuitin-proteasom dapat secara selektif menguraikan
protein yang integritas fisik dan kompetensi fungsionalnya
telah terganggu akibat hilang atau rusaknya suatu gugus
Kontrol Sintesis Enzrm
prostetik, oksidasi residu sistein atau histidin, atau deaminasi
Pembentukan enzim tertentu bergantung pada keberadaan residu asparagin atau glutamin. Pengenaian oleh enzim
penginduksi (inducer), biasanya substrat atau senyawa serupa proteolitik juga dapat diatur oleh modifikasi kovalen, misalnya
yang memulai sintesis. Sebagai contoh, Escherichia coli yang fosforilasi; pengikatan substrat atau efektor alosterik; atau
ditumbuhkan pada glukosa hanya akan mengatabolisme pengikatan pada membran, oligonukleotida, atau protein lain.
laktosa setelah penambahan suatu B-galaktosida, suatu Semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa disfungsi
BAB 9: ENZIM: PENGENDALIAN AKTIVITAS /8t

jalur ubikuitin-proteasom ikut berperan dalam penimbunan


t'-ffi
spesies-spesies protein yang pelipatannya abnormal yang
khas pada beberapa penyakit neurodegeneratif.
\,t* { -n-
s +g +r4*r { _
TERSEDIA BANYAK PITIHAN
UNTUK MENGATUR AKTIVITAS
KATALITIK
Cambar 9-4. Tempat-tempat inhibisi umpan-balik pada jalur
Pada manusia, induksi pembentukan protein merupakan biosintetik bercabang. S,-S, adalah zat antara dalam biosintesis
suatu proses multitahap kompleks yang biasanya memeriukan produk akhir A-D. Tanda panah lurus mewakili enzim yang
mengatal isis perubahan yang ditunjukkan. Tanda panah melengkung
waktu berjam-jam agar terjadi perubahan bermakna kadar
mewakili lengkung umpan-balik dan menunjukkan tempat-tempat
enzim secara keseluruhan. Sebaliknya, perubahan efisiensi
inhibisi umpan-balik oleh produk akhir tertentu.
katalitik intrinsik yang ditimbulkan oleh pengikatan ligan
(regulasi alosterik) atau oleh modifikasi kovalen dapat makromolekul (mis. asam amino untuk protein, nukleotida
mengatur aktivitas enzim dalam bilangan detik. Perubahan untuk asam nukleat), biasanya menghambat tahap pertama
kadar protein berfungsi dalam adaptasi jangka-panjang, rangkaian biosintesis tefientu. Contoh yang banyak diteliti
sedangkan perubahan efisiensi katalitik paling cocok untuk adalah inhibisi aspartat transkarbamoilase bakteri oleh CTP
menghadapi perubahan fluks metabolit yang cepat dan (lihat bawah dan Bab 33).
sesaat. Lengkung umpan-balik multipel dapat menyempur-
nakan kontrol. Sebagai contoh, seperti diPerlihatkan di
EFEKTOR ATOSTERIK MENGATUR Gambar 9-5, adanya produk B yang berlebihan m€nurun-
kan kebutuhan akan substrat Sr. Namun, S, juga diperlukan
ENZI'I/I TERTENTU
untuk membentuk A, C, dan D. Oleh karena itu, kelebihan
Inhibisi umpan-baiik merujuk pada inhibisi suatu enzim B seharusnya juga menghambat sintesis keempat produk
di dalam suatu jalur biosintesis oleh produk akhir jalur akhir. Untuk mengatasi kesulitan potensial ini, masing-ma-
tersebut. Pada contoh berikut, untuk biosintesis D dari A sing produk akhir biasanya hanya menghambat aktivitas
yang dikatalisis oleh enzim Enz, sampai Enz., katalitik secara parsial. Efek kelebihan dua atau lebih produk
akhir mungkin semata-mata aditif atau mungkin lebih be-
Enz, Enz, Enz,
sar daripada efek masing-masing (inhibisi umpan-balik koo-
A-)B+C-tD peratif).
konsentrasi D yang tinggi akan menghambat pengubahan
A menjadi B. Inhibisi terjadi bukan karena "mundurnya' Asportot Tronskorbomoilose Adqloh Suqtu
zat antara tetapi karena kemampuan D mengikat dan Model Enzim Aloslerik
menghambat Enz,. D biasanya berikatan di bagian alosterik
(allosteric site) yang secara spasial terpisah dari bagian Aspartat transkarbamoilase (ATCase), katalis untuk reaksi
katalitik enzim sasaran. Oleh karena itu, inhibitor umpan- pertama yang khas pada biosintesis pirimidin (Gambar
balik adalah efektor alosterik yang biasanya sedikit atau tidak 33-7), dthambat secara umpan-balik oleh sitidin trifosfat
memiliki kemiripan struktural dengan substrat enzim yang
dihambatnya. Pada contoh ini, inhibitor umpan-balik D
bekerja sebagai efektor alosterik nega.tif Enz, .
Pada ;'alur biosintesis yang bercabang, reaksi-reaksi awal
ikut serta dalam membentuk beberapa produk. Gambar 9-4
memperlihatkan hipotesis suatu jaiur biosintesis bercabang;
tanda panah melengkung menunjukkan kerja inhibitor
,.K
S + S. ----J
-r
{
*;*t-r;
umpan-balik pada enzim sasarannya. Rangkaian Sr+A,
Sn-B, Sr-C, dan S,+->p masing-masing mewakili
rangkaian reaksi linier yang dihambat secara umpan-balik
oleh produk-produk akhirnya. Jalur biosintesis nukleotida Gambar 9-5. lnhibisi umpan-balik multipel pada jalur biosintesis
bercabang. Diperlihatkan tumpang tindih lengkung umpan-balik
(Bab 33) merupakan contoh spesifik untuk ini.
sederhana (tanda panah melengkung terputus-putus) dan lengkung
Kinetika inhibisi umpan-balik dapat bersifat kompetitif, umpan-balik multipel (tanda panah melengkung solid) yang
nonkompetitif, kompetitif parsial, atau camPuran. Inhibitor mengatur enzim-enzim yang dipakai bersama untuk biosintesis
umpan-balik yang sering merupakan molekul kecil penyusun beberapa produk akhir.
82 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

(CTP) dan adenosin trifosfat. CTII suatu produk akhir jalur PENGATURAN UMPAN.BALIK
biosintetik pirimidin, menghambat enzim, sementara ATP TIDAK SINONIM DENGAN INHIBISI
mengaktifkan enzim. Selain itu, ATP kadar tinggi dapat UMPAN.BATIK
mengatasi hambatan oleh CTP sehingga sintesis pirimidin
nukleotida dapat berlanjut ketika kadar nukleotida purin Padasel mamaliadan bakteri, produkakhir memberi "umpan-
meningkat. balik" dan mengontrol sintesisnya sendiri, pada banyak
kasus melalui inhibisi umpan-balik pada enzim biosintetik
Bogion Alosterik & Korolirik Terpisoh awal. Namun, kita harus membedakan antara pengaturan
Secqrq Sposiol
umpan-balik, yakni suatu istilah fenomenologik yang tidak
Tidak adanya kemiripan struktur antara inhibitor umpan- memiliki dampak mekanistik, dan inhibisi umpan-balik,
balik dan substrat untuk enzim yang aktivitasnya diatur yakni suatu mekanisme pengaturan aktivitas enzim. Sebagai
oleh inhibitor tersebut mengisyaratkan bahwa efektor contoh, sementara kolesterol dalam makanan menurunkan
ini tidak isosterik dengan substrat, tetapi alosterik sintesis kolesterol oleh hati, namun pengaturan umpan-
("menempati ruang yang lain"). Oleh karena itu, Jacques balik ini tidak melibatkan inhibisi umpan-balik. HMG-KoA
Monod mengajukan keberadaan bagian/tempat alosterik reduktase, enzim pembatas kecepatan pada kolesterologenesis,
yang berbeda dari tempat katalitik. Enzim alosterik adalah terpengaruh, tetapi kolesterol tidak menghambat secara
enzim dengan aktivitas di bagian aktif dapat dimodulasi oleh umpan-balik aktivitasnya sendiri. Pengaturan sebagai
keberadaan efektor di bagian alosterik. Hipotesis ini telah respons terhadap kolesterol dalam makanan melibatkan
banyak dibuktikan, termasuk dengan kristalografi sinar X penghambatan ekspresi gen yang mengode HMG-KoA
dan s ite-dire cted mutagenes is yang memperlihatk an adanya reduktase oleh kolesterol atau metabolit kolesterol (represi
bagian-bagian aktif dan alosterik yang terpisah di berbagai enzim) (Bab 26).
enzim. Sebagai contoh, ATCase Escherichia coli adalah suatu
dodekamer yang terdiri dari enam subunit katalitik dan BANYAK HORMON BEKERJA MEIAIUI
enam subunit regulatorik yang mengikat nukleotida trifosfat
SECOND MESSENEER ATOSTERIK
yang memodulasi aktivitas enzim tersebut. Secara umum,
pengikatan suatu regulator alosterik memicu perubahan Impuls saraf-dan pengikatan hormon ke reseptor di
konformasi enzim yang meliputi bagian-bagian aktifnya. permukaan sel-memicu perubahan iaju reaksi yang
Perubahan ini dapat berdampak pada efisiensi katalitik dikatalisis oleh enzim di dalam sel sasaran dengan menginduksi
enzim (enzim seri-$, afinitas enzim terhadap substratnya pembebasan atau pembentukan efektor alosterik khusus yang
(enzim seri-K), atau baik katalisis maupun afinitas substrat. disebut second messenger. Perantara primer, atau "pertamd'
adalah molekul hormon atau impuls saraf. Second messenger
Efek Alosferik Mungkin podo K- mencakup 3',5'-cAMP yang disintesis dari AIP oleh enzim
otou oodo
r Vmox adenilil siklase sebagai respons terhadap hormon epinefrin,
Menyebut kinetika inhibisi alosterik sebagai "kompetitif" dan Ca2- yang disimpan di dalam retikulum endoplasma
atau "nonkompetidf" dengan substrat akan menimbulkan sebagian besar sel. Depolarisasi membran akibat impuls
dampak mekanistik yang menyesatkan. Oleh karena itu, saraf membuka suatu kanal di membran yang membebaskan
dalam pengaturan ini kita merujuk pada adanya dua kelas ion kalsium ke dalam sitoplasma, tempat ion ini mengikat
enzim: seri K dan seri V Untuk enzim alosterik seri-K, dan mengaktifkan enzim-enzim yang berperan dalam
kinetika saturasi substrat bersifat kompetitif dalam arti pengendalian kontraksi dan mobilisasi simpanan glukosa
bahwa K meningkat tanpa efek pada 7 *. Untuk enzim dari glikogen. Glukosa kemudian memenuhi peningkatan
alosterik seri-V inhibitor alosterik menurunkan 7 ,_ tanpa kebutuhan energi dari kontral.<si otot. Perantara kedua lainnya
memengaruhi K . Perubahan pada K^ atau 7 * mungkin adalah 3',5'-cGMP dan polifosfoinositol, yang dihasilkan
terjadi akibat perubahan konformasi di bagian katalitik melalui hidrolisis fosfolipid inositol oleh fosfolipase yang
yang dipicu oleh telikatnya efektor alosterik bagian alosterik diatur hormon.
enzim. Untuk enzim alosterik seri-K, perubahan konformasi
ini mungkin melemahkan ikatan antara substrat dan residu MODIFIKASI KOVALEN REGULATORIK
pengikat-substrat. Untuk enzim alosterik seri-V efek primer DAPAT BERSIFAT REVERSIBET
mungkin adalah perubahan orientasi atau muatan residu ATAU IREVERSIBET
katalitikyang menurunkan I/.*. Namun, mungkin dijumpai
efek antara padz K^ dan V^* akibat perubahan konformasi Pada sel mamalia, dua bentuk modifikasi kovalen paling
ini. umum adalah proteolisis parsial dan fosforilasi. Karena
BAB 9: ENZIM: PENGENDALIAN AKTIVITAS le3

1+15
ffi
149 245

W"-cr
Gambar 9-6. Proteolisis selektif dan perubahan konformasi terkait membentuk bagian aktif kimotripsin
yang mencakup trias katalitik Asp102-His57-Ser1 95. Proteolisis yang berurutan membentuk
prokimotripsin (pro-CT), r-kimotripsin (n-CT), dan akhirnya cr-kimotripsin (cr-CT), suatu protease aktif
yang ketiga peptidanya tetap berkaitan melalui ikatan disulfida antar-rantai kovalen.

sel tidak memiliki kemampuan untuk menyatukan (lihat Bab 50), dan protein jaringan ikat kolagen (proprotein
kembali dua bagian dari satu protein yang dihasilkan oleh = prokolagen).
hidrolisis suatu ikatan peptida, proteolisis menjadi suatu
modifikasi ireversibel. Sebaliknya, fosforilasi adalah proses Proenzim Mempermudoh Mobilisqsi
modifikasi reversibel. Fosforilasi protein pada residu seril, Aktivitqs Secqrq Cepot Sebogoi Respons
treonil, atau tirosil yang dikatalisis oleh protein kinase, Ierhodop Kebutuhon Fisiologik
secara termodinamis lebih menguntungkan. Hal yang juga
menguntungkan adalah pengeluaran gugus-gugus fosforil Pembentukan dan sekresi protease sebagai proenzim yang
ini secara hidrolitik oleh enzim-enzim yang disebut protein secara katalitis inaktif, melindungi jaringan asal (mis.
fosfatase. Aktivitas protein kinase dan protein fosfatase itu pankreas) dari autodigesti, seperti yang dapat terjadi pada
sendiri diatua jika tidak maka kerja keduanya akan tidak pankreatitis. Proses fisiologi tertentu, misalnya pencernaan,
produktif baik secara termodinamis maupun biologis. berlangsung intermiten, tetapi cukup teratur dan dapat
diperkirakan. Proses lainnya, seperti pembekuan darah,
PROTEASE DAPAT DISEKRESIKAN pencairan (disso lution) bekuan darah, dan perbaikan jaringan
"diaktifkan" hanya sebagai respons terhadap kebutuhan
SEBAGAI PROENZIM YANG SECARA
fisiologis atau patofisiologis mendesak. Proses pembekuan
KATATITIS INAKTIF
darah dan pencairannya jelas harus dikoordinasikan secara
Protein tertentu disintesis dan disekresikan sebagai protein temporer untuk mencapai homeostasis. Enzim-enzim yang
prekursor inaktif yang dikenal sebagai proprotein. diperlukan secara intermiten, tetapi cepat sering disekresikan
Proprotein enzim disebut proenzim atau zimogen. dalam bentuk yang awalnya inaktifkarena proses sekresi atau
Proteolisis selektif mengubah suatu proprotein, melalui satu sintesis baru protein tersebut mungkin kurang cepat untuk
atau lebih "pemutusan" proteolitik berturut-turut, menjadi memenuhi tuntutan patofisiologis yang mendesak, misalnya
bentuk yang memperiihatkan aktivitas khas protein matang. perdarahan (lihat Bab 50).
misalnya aktivitas enzimatiknya. Protein yang disintesis
sebagai proprotein antara lain adalah hormon insulin Aktivosi Prokimotripsin Memerlukqn
(proprotein = proinsulin), enzim pencernaan pepsin, tripsin, Proteolisis Selektif
dan kimotripsin (proprotein masing-masing = pepsinogen,
tripsinogen, dan kimotripsinogen), beberapa faktor Proteolisis selektif melibatkan satu atau lebih pemutusan
pembekuan darah dan kaskade pencairan bekuan darah proteolitik sangat spesifik yang mungkin disertai atau tanPa
84 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

disertai pemisahan peptida-peptida yang terbentuk. Hal yang proses fosforilasi-defosforilasi sebagai mekanisme untuk
lebih penting, proteolisis selektif seringkali menyebabkan meiakukan kontrol. Fosforilasi-defosforilasi memungkinkan
perubahan konformasi yang "menciptakan" bagian katalitik sifat fungsional enzim diubah hanya selama dibutuhkan.
suatu enzim. Perhatikan bahwa sementara I{is 57 dan Asp Setelah kebutuhannya terpenuhi, enzim dapat diubah
102 berada di peptida B cr-kimotripsin, sedangkan Ser 195 kembali ke bentuknya semula, bersiap untuk berespons
berada di peptida C (Gambar 9-6). Perubahan konformasi terhadap rangsangan berikutnya. Faktor kedua yang
yang menyertai proteolisis selektif pada prokimotripsin mendasari luasnya pemakaian proses fosforilasi-defosforilasi
(kimotripsinogen) menyatukan ketiga residt charge-relay adalah sifat kimia gugus fosforil itu sendiri. Untuk mengubah
network ini, membentuk bagian katalitik. Perhatikan juga sifat fungsional suatu enzim, setiap modifikasi struktur
bahwa residu katalitik dan kontak dapat terletak di rantai kimia enzim tersebut harus memengaruhi konfigurasi tiga-
peptida yang berbeda, tetapi masih cukup berdekatan dimensi protein tersebut. Tingginya densitas muatan gugus
dengan substrat. fosforil yang terikat pada protein-umumnya -2 pada pH
fisiologis-dan kecenderungannya untuk membentuk
MODIFIKASI KOVALEN REVERSIBET jembatan garam dengan residu arginil, menyebabkan gugus

MENGATUR ENZIM-ENZIM ini menjadi agen yang poten untuk memodifikasi struktur
dan fungsi protein. Fosforilasi umumnya mengenai asam-
KUNCI MAMALIA
asam amino yang jauh dari bagian kataiitik itu sendiri.
Protein mamalia merupakan target dari berbagai proses Perubahan konformasi yang terjadi kemudian memengaruhi
modifikasi kovalen. Modifikasi, seperti prenilasi, giikosilasi, efisiensi katalitik inuinsik atau sifat lain enzim.
hidroksilasi, dan asilasi asam lemak memasukkan fitur
struktural unik ke dalam protein yang baru disinresis yang
Modifikqsi Kovqlen
Mengofur Aliron Metobolir
cenderung menetap seumur hidup protein tersebut. Di antara
berbagai modifikasi kovalen yang mengatur fungsi protein Pada banyak aspek, tempat fosforilasi protein dan modifikasi
(mis. metilasi, adenililasi) yang tersering sejauh ini adalah kovalen lainnya dapat dianggap sebagai bentuk lain dari
fosforilasi-defosforilasi. Protein kinase memfosforilasi tempat alosterik. Namun, dalam hal ini, "ligan alosterik'
protein dengan mengatalisis pemindahan gugus fosforil berikatan secara kovalen ke protein. Baik fosforilasi-
terminal pada AIP ke gugus hidroksil residu seril, treonil, defosforilasi maupun inhibisi umpan-balik mengendalikan
atau tirosil, yang masing-masing membentuk residu O- secara reversibel dan jangka-pendek aliran metabolit sebagai
fosfoseril, O-fosfotreonil, atau O-fosfotirosil (Gamb ar 9 -7). respons terhadap sinyal fisiologik tertentu. Keduanya bekerja
Sebagian protein kinase menyerang rantai samping residu tanpa mengubah ekspresi gen. Keduanya bekerja pada enzim-
histidil, 1isil, arginil, dan aspartil. Bentuk protein yang belum enzim awal rangkaian metabolik yang panjang dan seringkali
dimodifikasi dapat dihasilkan kembali melalui pengeluaran bersifat biosintetik, dan keduanya bekerja umumnya pada
gugus fosforil secara hidrolitik yang dikatalisis oleh protein bagian alosterik daripada katalitik. Namun, inhibisi umpan-
fosfatase. balik melibatkan satu protein dan tidak memiliki gambaran
Sel mamalia biasanya mengandung ribuan prorein hormonal dan saraf. Sebaliknya, pengaturan enzim mamalia
terfosforilasi dan beberapa ratus protein kinase dan protein oleh fosforilasi-defosforilasi melibatkan beberapa protein
fosfatase yang mengatalisis interkonversi protein-protein dan ATB serta berada di bawah kontrol langsung saraf dan
tersebut. Mudahnya interkonversi enzim antara bentuk fosfo- hormon.
dan defosfonya ikut berperan terhadap sering digunakannya
FOSFORILASI PROTEIN SANGAT
ATP ADP MUTTIGUNA

@- -W-..
oH.__----_(il:sD *o
- Po.
Fosforilasi-defosforilasi protein adalah proses yang sangat
multiguna dan selektif. Tidak semua protein dapat mengalami

><
fosforilasi, dan dari banyak gugus hidroksil di permukaan
* f i0q{4l4$El ,* suatu protein, hanya satu atau sebagian kecil yang menjadi
sasaran. Sementara fungsi enzim yang paling sering terkena
P H.O adalah efisiensi katalitik protein, namun fosforilasi juga
dapat mengubah lokasi protein di dalam sel, kerentanan
Gambar 9-7, Modifikasi kovalen suatu enzim oleh fosforilasi terhadap penguraian proteolitik, atau responsivitas terhadap
defosforilasi sebuah residu seril. regulasi oleh ligan alosterik. Fosforilasi dapat meningkatkan
BAB 9: ENZIM: PENGENDALIAN AKTIVITAS / 85

Tabel 9-1 . Contoh enzim mamalia yang aktivitas s€rta melalui pengikatan ligan alosterik. Fosforilasi-
katal iti knya diubah oleh fosfori lasi-defosfori las i defosforilasi di suatu bagian protein dapat dikatalisis oleh
kovalen berbagai protein kinase atau protein fosfatase. Banyak
protein kinase dan sebagian besar protein fosfatase bekerja
pada lebih dari satu protein dan protein-protein sendiri
mengalami interkonversi antara bentuk aktif dan inaktif
A*eti l-KoA k*boksi lose rP t nrelalui pengikatan ke zat second messenger atau modifikasi
kovalen dengan fosfbr-ilasidefosforilasi.
Glikooeis$tor;",' " EP E
: Hubungan timbal-balik antara protein kinase dan
Piruvot dehidro0enose EP r protein fosfatase, antara konsekuensi fungsional fosforilasi
HMG-KoAre$u! se EP r di tempat yang berbeda, atau antara tempat fosforilasi dan
c! en fotforilose,. , E EP tempat alosterik merupakan dasar jaringan regulatorik yang
. ,

$ltrsi Jib$e': ,' : ' "1" r ''1' l


E EP
memadukan berbagai sinyal input dari lingkungan untuk
:
menghasilkan respons selular terkoordinasi yang sesuai. Di
E EP
+dilb,kinose
HAAG-KoA red*ktase kinose E EP
jaringan reguiatorik yang canggih ini, masing-masing enzim
berespons terhadap sinyal lingkungan yang berbeda. Sebagai
rE, defosfoenzim; EP, fosfbenzim. contoh, jika suatu enzim dapat difosforilasi di satu tempat
oleh lebih dari satu protein kinase, enzim ini dapat diubah
efisiensi katalitik enzim, mengubah suatu protein menjadi dari bentuk yang secara kataiitis efisien menjadi bentuk yang
bentuk aktif, sementara fosforilasi pada protein yang lain inefisien (inaktif), atau sebaliknya, sebagai respons terhadap
mengubahnl'a menjadi bentuk 1'ang secara intrinsik inefisien salah satu dari beberapa sinyal. Jika protein kinase diaktifkan
atau inaktif (Thbel 9-1). sebagai respons terhadap sinyal yang berbeda dari sinyal
Banyak protein dapat difosforilasi di banyak tempat atau yang mengaktifkan protein fosfatase, fosfoprotein yang
menjadi subyek pengaturan melalui fosforilasi-defosforiiasi terbentuk menjadi penentu. Efek fungsional yang umumnya

Sinar UV radiasi pengion, dsb.

--TTIIT-l-J-o*o
ArMknase
(naKlt) :Ilffi_f DNA(rusak)

@@ l@
V ATIVi kinase
iutttlt terdisostasi)
6il)
"\ Siklus sel
I Yfe)
qY-9 AII1) CHK1,2 krnase
iarttr

f-l 6
ffi Wm$;:?i:""
(inaktii)

v,c
ffi@ ffi@ i#itr'on
Gambar 9-B. Cambar sederhana gardu-pemeriksaan lcheckpoinf) C, ke S pada siklus sel eukariot.
Lingkaran memperlihatkan berbagai tahap dalanr siklus sel eukariot. Cenom mengalami replikasi
selama fase S, sedangkan dua salinan genom dipisahkan dan pembelahan sel terjadi selama fase
M. Masing-masing fase ini dipisahkan oleh fase C, atau fase pertumbuhani yang ditandai oleh
peningkatan ukuran sel dan akumulasi berbagai prekursor yang diperlukan untuk menl'usun kompleks
makromolekul yang terbentuk selama iase S dan M.
86 / BAGIAN l: STRUKTUR & FUNGSI PROTEIN & ENZIM

berupa aktivitas katalitik, mencerminkan keadaan fosforilasi. tersebut merupakan jalan untuk memantau indikator-
Keadaan atau derajat fosforilasi ditentukan oleh aktivitas indikator lain status sel sebelum memasuki fase S.
relatif protein kinase dan protein fosfatase, suatu cerminan
dari keberadaan dan kekuatan relatif sinyal lingkungan yang RINGKASAN
bekerja melalui masing-masing enzim.
Kemampuan banyak protein kinase dan protein fosfatase Homeostasis berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan
untuk bekerja pada lebih dari satu protein menjadi suatu intrasel dan intra-organ yang relatif konstan meskipun
cara bagi sinyal lingkungan untuk mengatur berbagai proses terjadi fluktuasi tajam dalam lingkungan eksternal
metabolik secara terkoordinasi. Sebagai contoh, enzim 3- melalui perubahan-perubahan yang sesuai dalam laju
hidroksi-3-metilglutaril-KoA reduktase dan asetil-KoA reaksi biokimia sebagai respons terhadap kebutuhan
karboksilase-masing-masing merupakan enzim penentu fisiologis.
kecepatan untuk biosintesis kolesterol dan asam lemak Substrat bagi kebanyakan enzim biasanya terdapat dalam
dan diinaktifkan oleh protein kinase yang konsentrasi yang mendekati K . Hal ini mempermudah
-difosforilasi
diaktifkan oleh AMP. Ketika protein kinase ini diaktifkan kontroi pasiflaju pembentukan produk sebagai respons
melalui fosforilasi oleh protein kinase lain atau sebagai terhadap perubahan kadar zat-zat antara metabolik.
respons terhadap pengikatan aktivator alosteriknya 5'-AMB Kontrol aktif aliran (fluks) metabolit melibatkan
kedua jalur utama yang berperan dalam pembentukan lemak perubahan konsentrasi, aktivitas katalitik, atau keduanya
dari asetil-KoA terhambat. dari suatu enzim yang mengatalisis reaksi penentu/
Enzirn yang dapat saling bertukar dan enzim yang pembatas-kec epaan (rate- limiting reactio n) .
bertanggung jawab terhadap pertukaran tersebut tidaksekadar Proteolisis selektif proenzim yang secara katalitis inaktif
bekerja sebagai "tombol hidup-mati" tanpa bergantung satu memicu perubahan konformasi yang membentuk bagian
sama lain. Enzim-enzim tersebut merupakan satuan dasar aktif enzim. Sekresi einzimsebagai suatu proenzim
dari jaringan regulatorik yang mempertahankan homeostasis inaktif mempermudah mobilisasi aktivitas enzim secara
di dalam sel yang melaksanakan proses metabolik rumit cepat sebagai respons terhadap cedera atau kebutuhan
yang harus diatur sebagai respons terhadap beragam faktor fisiologis dan dapat melindungi jaringan asal enzim
lingkungan. (mis. autodigesti oleh protease).
Contoh yang paling banyak diteliti tentang jaringan Pengikatan metabolit dan second messenger pada tempat-
regulatorik semacam ini adalah siklus sel eukarotik yang tempat tertentu di bagian katalitik enzim memicu
mengontrol pembelahan sel. Setelah keluar dari keadaan perubahan konformasi yang mengubah I/-"- atat K^.
inaktif (quiescent), atatt Go, proses pembelahan sel yang Fosforilasi residu seril, treonil, atau tirosil spesifik oleh
sangat rumit berlanjut melalui serangkaian fase spesifik yang protein kinase-dan defosforilasinya oleh protein fosfa-
disebut Gp S, G2, dan M (Gambar 9-8). Sistem pemantauan tase-mengatur aktivitas banyak enzim pada manusia.
yang disebut gardu-pemeriksaan (chechpoint), menilai Protein kinase dan fosfatase yang ikut serta dalam kas-
indikator-indikator kunci kemajuan untuk menjamin bahwa kade pengendali yang berespons terhadap sinyal hormon
tidak ada fase siklus yang dimulai sebelum fase sebelumnya atau second messenger merupakan jaringan regulatorik
selesai. Gambar 9-8 menjelaskan secara garis besar sebagian yang dapat memproses dan memadukan informasi ling-
dari gardu-periksa yang mengontrol inisiasi replikasi DNA kungan yang kompleks untuk menghasilkan respons sel
yang disebut fase S. Suatu protein kinase yang dinamai ATM yang sesuai dan terpadu.
berkaitan dengan genom. Jika DNA mengandung kerusakan
di kedua untainya, perubahan konformasi kromatin yang REFERENSI
terjadi akan mengaktilkan AIM. Jika diaktifkan, salah satu
subunit dimer ATM yang diaktifkan tersebut akan terlepas Bray D: Protein molecules as computational elements in living
dan memicu serangkaian (kaskade) proses fosforilasi- cells. Nature 1995;37 6:307.
defosforilasi protein yang diperantarai oleh CHKl dan CHK2 CiechanoverA, Schwartz AL: The ubiquitin system: Pathogenesis
protein kinase, Cdc25 protein fosfatase, dan akhirnya suatu of human diseases and drug targeting. Biochim Biophys Acta
kompleks antara siklin dan protein-kinase dependen-siklin 2004;1695:3.
atau Cdk. Pengaktivan kompleks Cdk-siklin menghambat Graves DJ, Martin BL, \Vang JH: Co- and Post-translational
transisi G, menjadi S sehingga replikasi DNA yang rusak Modification of Proteins: Chemical Principles and Biological
dapat digagalkan. Kegagalan di gardu-pemeriksaan ini dapat Effects. OxfordUniv Press, 1994.
menyebabkan mutasi DNAyang dapat menimbulkan kanker Johnson LN, Lewis RJ: Structural basis for control by phosphoryla-
atau penyakit lain. Masing-masing langkah dalam kaskade tion. Chem Rev 2001;101:2209.
BAB 9: ENZIM: PENGENDATIAN AKTIVITAS / eZ

Pilkis SJ et al: 6-Phosphofructo-2-kinase/fructose-2,6-bisphos- Stieglitz K et al: Monitoring the transition from the T to the R state
phatase: A metabolic signaling enzyme. Annu Rev Biochem in E. coli asparrate transcarbamoylase by x-ray crystallography:
1995;64:799. Crystal structures of the E50A mutent enzyme in four distinct
Scriver CR et al (editors): The Metabolic and Mohcakr Bases of allostericstates.JMolBiol 2004;341:853.
I4herited Dbease, 8th ed. McGraw-Hill, 2000. \feber G (editofl: Aduances in Enzyme Reguhtion. Pergamon Press,
Sitaramayya A (editor): Innoduction to Cellukr Signal Tiansducion. 1963 to the present.
Birkhauser, 1999.
Stadtman ER, Chock PB (editors): Current Tbpics in Celluhr
Reguktion. Academic Press, 1969 to the present.

Anda mungkin juga menyukai