Anda di halaman 1dari 7

DAY 1 MINGGU 1

SKENARIO 1: Visite Bersama Pak Anes

Tesi, seorang dokter muda yang menjalani kepaniteraan klinik di Bagian Anestesi
sedang mengamati persiapan praanestesi yang dilakukan oleh Dokter Spesialis Anestesi
untuk operasi nefrektomi pada seorang pria berumur 45 tahun atas indikasi pionefrosis, dari
pemeriksaan pasien disimpulkan sebagai ASA dua dengan penyulit anestesi hipertensi.
Pasien sudah dikenal dengan hipertensi sejak lima tahun yang lalu dan dalam pengobatan
dengan antihipertens. Dokter anestesi kemudian memberikan terapi sedasi oral sebagai
premedikasi pasien. Pasien direncanakan pembiusan dengan tekhnik epidural anestesi.
Dengan epidural anestesi ketinggian blok syaraf bisa dicapai dengan pemberian volume obat
anestesi lokal yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Mengingat posisi operasi adalah
lumbotomi yang tidak nyaman buat pasien, pasien juga di anestesi umum dengan pemasangan
ETT. Tesi kemudian menanyakan pada dokter spesialis anestesi, sejauh apakah kompetensi
anestesi yang dapat dilakukan oleh dokter di layanan primer?
Saat berdiskusi, dari ruang emergency dilaporkan seorang pasien laki-laki dengan
diagnosa trauma tumpul abdomen, dari anamnesa diketahui pasien post kecelakaan lalu
lintas, dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah: 70/30 mmHg, frekuensi nadi:
140x/menit, konjungtiva anemis. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb: 5,7 g/dL.
Dari pemeriksaan VAST didapatkan darah di rongga peritonium. Pasien direncanakan untuk
dilakukan laparatomi eksplorasi cito untuk menghentikan sumber perdarahan. Pasien
dilakukan pemasangan jalur infus dengan ukuran IV cath besar (no 18G) untuk melakukan
resusitasi, Rencana pembiusan dengan anestesi umum, induksi menggunakan ketamin,
resusitasi cairan menggunakan koloid dan kristaloid serta produk darah untuk mengganti
perdarahan yang keluar.
Bagaimana anda menjelaskan kasus diatas?
STEP 1

NEFREKTOMI : Nefrektomi adalah prosedur pembedahan untuk menghilangkan seluruh


bagian ginjal. Nefrektomi ini biasanya dilakukan untuk mengobati penderita kanker ginjal
atau orang dengan kerusakan ginjal yang parah.

ASA : Asesmen pra anestesi adalah sebuah penilaian terhadap kondisi pasien yang


dilakukan sebelum tindakan anestesi, dimana hasil asesmen tersebut akan menjadi dasar
untuk menentukan proses perenanaan anestesi yang aman dan sesuai.

PIONEFRITIS : Infeksi ginjal atau pielonefritis adalah infeksi pada organ ginjal, yang dapat
menimbulkan gejala berupa munculnya darah atau nanah pada urine. Infeksi ginjal sering kali
terjadi akibat infeksi kandung kemih sebelumnya.

EPIDURAL ANASTESI : Epidural biasa adalah jenis anestesi yang disuntikkan di bagian


punggung ibu. Suntik epidural saat melahirkan ini lebih tepatnya diberikan di dalam ruang
kecil pada bagian luar sumsum tulang belakang di bawah punggung.

LUMBOTOMI : Lumbotomi merupakan insisi pada bagian posterior (retroperitoneal) dan


secara anatomi langsung menuju ginjal dan saluran kemih bagian atas

ETT : Endotracheal Tube adalah sejenis alat yang digunakan di dunia medis untuk menjamin
saluran napas tetap bebas, ETT banyak digunakan oleh dokter dengan spesialisasi anestesi
dalam pembiusan dan operasi.

FAST : Focus Assesment with Sonography in Trauma(FAST) merupakan alat diagnostik


yang digunakan untuk mendeteksi cairan intra-abdomen. Sensitivitas pemeriksaan ini
hampir 100%.

LAPARATOMI EXPLORASI :  bedah terbuka yang dilakukan agar dapat menjangkau organ
dan jaringan internal tubuh untuk keperluan diagnostik.

STEP 2

1. Apa saja persiapan pra anastesi yang dilakukan oleh dokter anastesi sebelum operasi
2. Tujuan dokter memberikan terapi sedasi oral sebagai premedikasi pasien
3. indikasi dilakukannya Teknik epidural anestesi
4. Sejauh apakah kompetensi anestesi yang dapat dilakukan dokter di layanan primer
5. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik dan lab pada pasien di ruang
emergency
STEP 3

1. Persiapan pre anestesi


2. Tujuan terapi sedasi

Prosedural analgesia dan sedasi (PSA) bertujuan untuk menghasilkan suatu tingkat
kesadaran yang rendah, dimana pada tingkat kesadaran tersebut pasien tetap memiliki kontrol
secara independen akan oksigenasi dan jalan pernapasan tubuhnya.
Pemberian analgesia dan sedasi biasanya beriringan dengan tindakan medis kepada
pasien.  Analgesia, sedasi, atau keduanya dapat diperlukan untuk berbagai prosedur
intervensi, terapeutik, atau diagnostik medis.

3. Indikasi anestesi epidural

Anestesi epidural biasanya dibutuhkan untuk kondisi berikut ini:

 Pasien yang akan bersalin, termasuk operasi Caesar


 Pasien akan menjalani prosedur tindakan di area perut atau kaki
 Saraf terjepit
 Nyeri dari tulang belakang
 Herniated disc
 Stenosis tulang belakang

Obat steroid juga dapat diberikan dengan suntikan epidural, untuk mengobati rasa sakit di
punggung atau kaki yang disebabkan oleh linu panggul atau cakram yang tergelincir
(prolaps).

4. –
5. –

Anda mungkin juga menyukai