Anda di halaman 1dari 11

1.

PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ll

Definisi Keperawatan Medikal Bedah


Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu
keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah berbentuk pelayanan Bio-
psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah memeberikan asuhan keperawatan kepada
manusia (sebagai objek utama pengkajian filsafat ilmu keperawatan: ontologis). (Nursalam,
2008: hal 14) . Pengertian keperawatan medikal bedah Menurut (Raymond H. & Simamora,
2009: hal 20) mengandung 3 hal ialah :
1. Mengembangkan diri secara terus-menerus untuk meningkatkan kemampuan professional
dalam medikal bedah dengan cara:
a. Menerapkan konsep-konsep keperawatan dalam melaksanakan kegiatan keperawatan.
b. Melaksanakan kegiatan keperawatan dalam menggunakan pendekatan ilmiah.
c. Berperan sebagai pembaru dalam setiap kegiatan keperawatan pada berbagai tatanan
pelayanan keperawatan.
d. Mengikuti perkembangan IPTEK secara terus-menerus melalui kegiatan yang menunjang.
e. Mengembangkan IPTEK keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan ilmu.
f. Berperan aktif dalam setiap kegiatan ilmiah yang relevan dengan keperawatan.
2. Melaksanakan kegiatan penelitian rangaka pengembangan ilmu keperawatan medikal
bedah dengan cara:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dengan menganlisis, menyintesis informasi yang
relevan dari berbagai sumber dan memerhatikan perspektif lintas budaya.
b. Merencanakan dan melaksanakan penelitian dalam bidang keperawatan keperawatan
medikal bedah.
c. Menerapkan prinsip dan tekhnik penalaran yang tepat dalam berpikir secara logis, kritis,
dan mandiri.
3. Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif, produktif, terbuka untuk menerima
perubahan, dan berorientasi pada masa depan dengan cara:
a. Menggali dan mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk membantu
meneyelesaikan masalah masyarakat yang terkait dengan keperawatan medikal bedah.
b. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan dan mengelola
sumber yang tersedia.
Peran dan fungsi Perawat
Peran dan fungsi perawat khususnya di rumah sakit adalah memberikan pelayanan atau asuhan
keperawatan melalui berbagai proses atau tahapan yang harus dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada pasien. Tahapan yang dilakukan tentunya berdasarkan standar
yang diakui oleh pemerintah maupun profesi perawat (Sumijatun, 2011: hal 1). Salah satu
bagian yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan adalah
pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan komponen
terbesar dari sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi (Kuntoro, 2010: hal 1).
Pelayanan keperawatan merupakan proses kegiatan natural dan berurutan yang dilakukan oleh
perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Pelayanan diberikan karena adanya
keterbatasan atau kelemahan fisik dan mental. Keterbatasan pengetahuan serta kurangnya
kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan keperawatan dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan, pemeliharaan kesehatan dengan penekanan upaya pelayanan
kesehatan sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan sehingga
memungkinkan setiap individu mencapai kemampuan hidup sehat. Tenaga kesehatan yang
paling banyak jumlahnya dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit dan sering
berinteraksi dengan klien adalah perawat (Asmuji, 2012: hal 1)
Lingkup Praktek Keperawatan Medikal Bedah
Menurut Lingkup praktek keperawatan medikal-bedah merupakan bentuk asuhan
keperawatan pada klien dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata
atau terprediksi mengalami gangguan baik karena adanya penyakit, trauma atau kecacatan.
Asuhan keperawatan meliputi perlakuan terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan;
membantu individu dalam meningkatkan dan mempertahankan kondisi sehatnya; melakukan
prevensi, deteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit: mengupayakan pemulihan
sampai klien dapat mencapai kapasitas produktif tertingginya; serta membantu klien
menghadapi kematian secara bermartabat. Praktek keperawatan medikal bedah menggunakan
langkah-langkah ilmiah pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi; dengan
memperhitungkan keterkaitan komponen-komponen bio-psiko-sosial klien dalam merespon
gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit, trauma atau kecacatan. (Nur hidayah, 2014: hal
417- 418).
Lingkup keperawatan medikal bedah menurut, (Nursalam, 2008 61-63)
1. Lingkup masalah penelitian pengembangan konsep dan teori keperawatan masalah
penelitian difokuskan pada kajian teori-teori yang sudah ada dalam upaya meyakinkan
masyarakat bahwa keperawatan adalah suatu ilmu yang berbeda dari ilmu profesi kesehatan
lain serta kesesuaian penerapan ilmu tersebut dalam bidang keperawatan.
2. Lingkup masalah penelitian kebutuhan dasar manusia meliputi identifikasi sebab dan upaya
untuk memenuhi kebutuhan.
3. Lingkup masalah penelitian pendidikan keperawatan
4. Lingkup masalah penelitian manajemen keperawatan
a. Model asuhan keperawatan medikal bedah
b. Peran kinerja perawat
c. Model sistem pencatatan dan pelaporan
5. Lingkup masalah penelitian ilmu keperawatan medikal bedah di fokuskan pada asuhan
keperawtan melalui pendekatan proses keperawatan. Topic masalah didsarkan pada gangguan
sistem tubuh yang umum terjadi pada klien dewasa. Ilmu keperawatan medikal bedah menurut
(Nursalam,2008: hal 67-68) :
a. Sistem kekebalan tubuh
b. Sistem respirasi dan oksigensi
c. Sistem kardiovaskuler
d. Sistem persyarafan.

Advertisement

Report this ad

Komponen keperawatan medikal bedah


Ada 5 objek utama dalam ilmu keperawatan: manusia, individu (yang mendapatkan asuhan
keperawatan) keperawatan, konsep sakit, aplikasi tindakan keperawatan. Menurut (Nursalam,
2008: hal 16)
1. Manusia
Penerima asuhan keperawatan adalah manusia, individu, kelommpok, komunitas, atau social.
Masing-masing diperlakukan oleh perawat sebagai sistem adaptasi yang holistic dan terbuka.
(Nursalam, 2008: hal 16)
2. Keperawatan
Bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan dasar yang diberikan kepada
individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, dan social agar dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal. (Nursalam, 2008: hal 20)
3. Konsep sehat-sakit
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep
sehat yang positif
a. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
b. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
c. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah. (Webster’s New Collegiate
Dictionary).Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu
kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan tubuh, dari
fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan. (Nursalam, 2008: hal 21)
4. Konsep lingkungan
Lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan eksternal, yang
mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan prilaku seseorang dan kelompok.
Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu
dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman, sedangkan lingkungan internal adalah keadaan
proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan emosional, kepribadian)
dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari dalam tubuh individu.
(Nursalam, 2008: hal 21)
5. Aplikasi pada asuhan keperawatan: Proses keperawatan, menurut (Nursalam, 2008: hal 21)
a. Pengakajian
b. Perumusan diagnosis keperawatan
c. Intervensi keperawatan
d. Pelaksanaan
e. evaluasi
2.5 Tren dan Issu keperawatan medikal bedah
Menurut, (Nursalam,2008: hal 28-32)
1. Tren KMB
a. Peluang riset keperawatan di masa depan
Tentang riset keperawatan yang di laksnakan oleh perawat, khususnya dosen keperawatan
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hampir 90 % perawat di daerah jawa tidak
melaksanakan riset dalam perannya. Merekamenyadari dan menerima bahwa riset adalah
bagian dari perannya tetapi juga ada pertanyaan “whether researche is a nurse primary
responsibility pr not, all nurses should also involve in nursing research?”
b. Lokasi tempat bekerja
Menariknya dari 4 hambatan yang penulis tanyakan (biaya, waktu, keahlian, dan
kebijaksanaan), jawaban responden sangat bervariasi dan adanya suatu korelasi yang kuat
antarvariabel. Misalnya mereka yang bekerja di Jakarta mengatakan bahwa anggaran untuk
riset dapat di peroleh dengan mudah, sebaliknya yang bekerja di luar Jakarta mengalami
kesulitan. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan (keahlian) perawat yang bekerja di Jakarta
lebih baik karena mereka rata-rata memiliki pendidikan D3 dan S1 kesehatan masyarakat,
sehingga proposal yang ditulis lebih bias diterima oleh pemberi dana. Di samping itu juga
karena faktor kesempatan dan informasi yang cepat bagi perawat Jakarta. (Nursalam, 2008: hal
28)
c. Keahlian perawat dalam riset
Perawat yang bekerja di luar Jakarta sebagian besar mereka berbasis pendidikan D3
keperawatan hampir 95% mengalami masalah tentang keterampilan atau keahlian penulisan
proposal/pelaksanaan penelitian. Keadaan ini diperparah dengan tidak adanya suatu lembaga
yang yang menangani riet keperawatan dalam organisasi pelayanan kesehatan. (Nursalam,
2008: hal 28)
d. Waktu pelaksaan yang terbatas
Perawat pendidik mempunyai tugas yang sangat besar dalam pembelajaran di kelas dan di
klinik serta kegiatan-kegiatan non pembelajaran, misalnya administrasi, oleh karena itu waktu
perawat habis untuk kegiatan tersebut. (Nursalam, 2008: hal 28)
e. Topik riset keperawatan yang tidak sesuai
Berdasarkan hasil kajian penulis, banyak perawat yang belum memahami tentang lingkup riset
keperawatan. Topik-topik yang dipilih lebih bersifat kesehatan secara umum, sehingga hasil
yang di dapatkan kurang memberikan kontribusi yang bermakna untuk diapliksikan dalam
praktik keperawatan. (Nursalam, 2008: hal 29)

2. Issu Keperawatan Medikal Bedah


Issu Keperawatan Medikal Bedah, menurut (Nursalam, 2011: hal 25)
a. Antithetical terhadap perkembangan ilmu keperawatan
Karena rendahnya dasar pendidikan profesi dan belum dilaksanakannya pendidikan
keperawatan secara professional, maka perawat lebih cendrung untuk melaksanakan perannya
secara rutin dan menunggu perintah dari dokter. Mereka cendrung untuk menolak terhadap
perubahan ataupun sesuatu yang baru dalam melaksanakan perannya secara professional.
b. Rendahnya rasa percaya diri /harga diri (Low self-confidenceself)
Banyak perawat yang tidak melihat dirinya sebagai sumber informasi dari klien. Perasaan
rendah diri/kurang percaya diri tersebut timbul karena rendahnya penguasaan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi yang kurang memadai serta sistem pelayanan Indonesia yang
menempatkan perawat sebagai warga negara kelas dua. Stigma inilah yang membuat perawat
dipandang tidak cukup memiliki kemampuan yang memadai dan kewenangan dalam
pengambilan kepeutusan di bidang pelayanan kesehatan.
c. Kurangnya pemahaman dan sikap untuk melaksanakan riset keperawatan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, lebih dari 90% perawat tidak
melaksanakan perannya dalam melaksanakan riset. Hal ini lebih disebabkan oleh:
pengetahuan/keterampilan riset yang sangat kurang, keterbatasan waktu, tidak adanya
anggaran karena kebijakan yang kurang mendukung pelaksanaan riset. Baru pada tahun 2000-
an, pusdiknakes memberikan kesempatan kepada para perawat untuk melaksanakan riset,
itupun hasilnya memberi masih dipertanyakan karena banyak hasil yang ada lebih lebih
mengarah pada riset kesehatan secara umum. Riset tentang keperawatan hampir belum
tersentuh. Faktor lain yang sebenarnya sangat memperihatinkan adalah tugas ahir yang
diberikan kepada mahasiswa keperawatan bukan langkah-langkah riset secara ilmiah, tetapi
lebih menekankan pada laporan kasus per kasus.
d. Pendidikan keperawatan hanya difokuskan pada pelayanan kesehatan yang sempit
Pembinaan keperawatan dirasakan kurang memenuhi sasaran dalam memenuhi tuntutan
perkembangan zaman. Pendidikan keperawatan dianggap sebagai suatu objek untuk
kepentingan tertentu dan tidak dikelola secara professional. Kurikulum yang diterapkan lebih
mengarahkan perawat tentang how to work and apply, bukan how to think and do criticall.
e. Rendahnya standar gaji bagi perawat
Gaji perawat, khususnya yang bekerja di instansi pemerintah dirasakan sangat rendah bila
dibandingkan dengan negara lain, baik Asia ataupun Amerika. Keadaan ini berdampak terhadap
kinerja perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang professional.
f. Sangat minimnya perawat yang menduduki pimpinan di institusi kesehatan
Masalah ini sangat krusial bagi pengembangan profesi keperawatan, karena sistem sangat
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang baik. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
perkembangan keperawatan di Indonesia, karena dampaknya semua kebijakan yang ada
biasanya kurang berpihak terhadap kebutuhan keperawatan.

2.

1 PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Oleh : Ns. Riki Ristanto, M.Kep

2 Tujuan Pembelajaran : Mengetahui secara umum gambaran keperawatan medikal bedah


meliputi: Fenomena Konsep keperawatan Ruang lingkup Issue & trend’s Profesionalisme KMB
Konsep holistik

3 Fenomena : Yang menjadi obyek keperawatan medikal bedah yaitu penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia akibat adanya perubahan/gangguan struktur atau
fungsi organ. Medikal bedah adalah kasus penyakit dalam dan bedah dan diasumsikan pada
orang dewasa

4 Perubahan/Gangguan struktur atau fungsi organ


Penyakit Dalam Dan Bedah

5 Pelayanan yang diberikan karena :


Kelemahan fisik dan respon psikososial Keterbatasan pengetahuan Kurang kemauan
melaksanakan kegiatan sehari-hari
6 Tujuan Asuhan Keperawatan :
Mencapai integritas fungsi sistem tubuh yang optimal Pemenuhan kebutuhan dasar Membantu
meningkatkan produktivitas Membantu dalam menghadapi kematian

7 Fungsi sistem tubuh yang optimal Pemenuhan kebutuhan dasar


Membantu meningkatkan produktivitas Membantu dalam menghadapi kematian

8 Ruang Lingkup : Mempertahankan dan mengembalikan pola normal berbagai fungsi


Mengatasi nyeri/ketidaknyamanan Mengatasi masalah emosional ex: berduka, cemas Memberi
pengetahuan Meningkatkan kemampuan merawat diri Meningkatkan kemampuan dalam
pengambilan keputusan Memberi asuhan menjelang kematian Memodifikasi lingkungan untuk
mempercepat penyembuhan

9 Issue & Trend’s KMB Issue = Kejadian


Transisi menuju professional Nursing Care Humanistic & Altruistic Scientific Problem Solving
Method Nursing Process

11 Con’t Trend’s = Kecenderungan mendatang Profesional nursing service


Berkembang ke arah perawatan secara tim Penggunaan teknologi canggih berkembang konsep
spesialistik & sub spesialistik seperti perawatan paliatif, perawatan HIV/AIDS dll

13 Profesionalisme KMB Pengetahuan & Ketrampilan KLinik:


Pendekatan ilmiah dalam pemecahan masalah Ketrampilan profesional menuju kualitas asuhan
Tuntutan masyarakat saat ini, tindakan yang accountable (tanggung jawab)

14 Penerapan Standar Prkatek:


Standar of Care (Standar Praktek Profesional) Standar of Professional Performance: (Quality of
Care, Performance Appraisal, Education, Collegiality, Ethics, Collaboration, Research)

15 Konsep Holistik Dalam KMB


Keperawatan Holistik: Upaya pemulihan (promotif) yang bersifat menyeluruh Meliputi setiap
dimensi tahapan tindakan pemulihan dalam upaya pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia

16 Bio-Psiko-Sosio-Spiritual & kultural


Bio: kondisi fisik-biologis klien Psiko: sejahtera & mampu beraktualisasi diri Sosio: mampu
menjalankan peran dan tanggung jawab sosial Spiritual: keyakinan & kepercayaan, religi dalam
kehidupannya Kultural: sesuai dengan budaya dimana ia berada

3.
1 ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
Created by: Hermayanti, S. Kep, Ners Tahun 2015

2 Kelenjar Penghasil Hormon

3 Pendahuluan -Sistem endokrin berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan
fungsi tubuh. -Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis
tubuh -Sistem endokrin bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf

4 Struktur Kelenjar Terdapat dua tipe kelenjar yaitu endokrin dan eksokrin -Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, organ internal
(lapisan traktus intestinal) -Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah

5 Yang termasuk kelenjar endokrin adalah :


hipotalamus hipofisis anterior dan posterior tiroid paratiroid pulau Langerhans anak
ginjal,kortex dan medula gonad (ovarium dan testis) sel APUD di lambung,usus,dan pankreas

6 Fungsi hormon secara umum :


Membedakan sistem saraf pusat dan sistem reproduktif pada janin yang sedang berkembang
Menstimulasi urutan perkembangan Mengkoordinasi sistem reproduksi Memelihara lingkungan
internal optimal Melakukan respon korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat

7 KLASIFIKASI Terbagi menjadi hormon yang larut dalam lemak dan air
-Hormon yang larut dalam air : insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH),dan
gastrin  polipeptida dan katekolamin (dopamin, noreprine, epineprin) -Hormon yang larut
dalam lemak termasuk steroid (estrogen, progesteron, testoteron, glukokortikoid, aldosteron)
dan tironin (tiroksin)

8 KARAKTERISTIK HORMON Sekresi diurnal : pola yang naik turun dlm periode 24 jam , contoh:
Kortisol (meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari) Sekresi hormonal pulsatif dan
siklik naik, turun sepanjang waktu tertentu, contoh: Estrogen Sekresi variabel dan tergantung
pada kadar substrat lainnya, contoh: paratiroid

9 Regulasi / Pengaturan Dua kelenjar yang utama adalah hipotalamus dan hipofisis, aktivitas
hormon dikontrol oleh hipotalamus yang menghubungkan sistem persarafan dan endokrin 
mensekresi hormon releasing dan inhibiting

10 Sistem umpan balik Peningkatan sekresi ACTH (Adreno Cortico Tropic Hormon) 
merangsang peningkatan kortisol dan korteks adrenal  menyebabkan penurunan pelepasan
ACTH yang lebih baik
11 Hipotalamus

12 Sekresi hormon ke dalam darah oleh sistem neuron

13 Struktur dan fungsi hipotalamus


Hipotalamus terletak di batang otak (dienchepalon). Hipotalamus sebagai bagian sistem
endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise Hormon-hormon
hipotalamus antara lain : 1. ACRH : Adreno Cortico Releasing Hormon ACIH : Adrenocortico
Inhibiting Hormon 2. TRH : Tyroid Releasing Hormon TIH : Tyroid Inhibiting Hormon 3. GnRH :
Gonadotropin Releasing Hormon Gn IH : Gonadotropin Inhibiting Hormon

14 4. PTRH : Paratyroid ReleasingHormon PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon 5. PRH : Prolaktin


Releasing Hormon PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon 6. GRH : Growth Releasing Hormon GIH :
Growth Inhibiting Hormon 7. MRH : Melanosit Releasing Hormon MIH : Melanosit Inhibiting
Hormon

15 HIPOFISE - Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii, berbentuk
oval dengan diameter kira-kira 1 cm, dibagi menjadi lobus anterior dan posterior - Hipofise
dijuluki master of gland karena kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol
aktivitas kelenjar endokrin lain

16 Kelenjar tiroid

17 Struktur dan fungsi kelenjar tiroid


- Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid, di samping
kiri dan kanan trakea - Berat pada orng dewasa 18 gram , ada dua lobus kanan dan kiri
dipisahkan oleh isthmus - Masing-masing lobus : ketebalan 2 cm, lebar 2,5 cm, dan panjang 4
cm, terdapat folikel dan para folikuler, mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior
dan inferior, dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik

18 Kelenjar tiroid menghasilkan 3 jenis hormon :


1. T3 : Tri iodotironin 2. T4 : Tetra iodotironin 3. Tirokalsitonin Bahan-bahan untuk
pembentukan hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman

19 Yodium T4 T3 Sel kelenjar Sel felikel membentuk tiroglobulin


Ion Yodium (Yodida) ATP Sel kelenjar ATP-ase Sel felikel membentuk tiroglobulin DIT + MIT
(Mono Iodo Tironin) DIT + DIT (Di Iodo Tironin) T4 T3

20 Fungsi hormon tiroid Mengatur laju metabolisme tubuh


Pertumbuhan testis  saraf dan tulang Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
Menambah kekuatan kontraksi otot dan irama jantung Merangsang pembentukan sel darah
merah Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan  sebagai kompensasi tubuh terhadap
kebutuhan O2 akibat metabolisme Antagonis insulin

21 Struktur dan fungsi kelenjar paratiroid


- Kelenjar paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid 
berjumlah 4 buah - Kelenjar ini terdiri dari : chief cells dan oxyphill cells - Kelenjar ini
mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau parathormon (PTH)

22 Struktur dan fungsi kelenjar pankreas


Pankreas terletak di retroperitonial rongga abdomen bagian atas dan terbentang horizontal dari
cincin duodenal ke lien Panjang sekitar 10 – 20 cm dan lebar 2,5-5 cm Mendapat asupan darah
dari arteri mesentrika superior dan splenikus Berfungsi sebagai organ endokrin dan eksokrin
Berfungsi sebagai organ endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau langerhans yang
terdiri dari 3 jenis sel: sel α menghasilkan glukagon sel  menghasilkan insulin sel 
menghasilkan somatostatin

23 Dalam meningkatkan kadar gula dalam darah, glukagon merangsang glikogenolisis


(pemecahan glikogen menjadi glukosa) dan meningkatkan transportasi asam amino dari otot
serta meningkatkan glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari yang bukan karbohidrat).
Dalam metabolisme lemak, glukagon meningkatkan lipolisis (pemecahan lemak)

24 - meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa


Efek anabolik dari hormon insulin sbb: Efek pada hepar : - meningkatkan sintesa dan
penyimpanan glukosa - menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis -
meningkatkan sintesa trigleserida dari asam lemak bebas di hepar Efek pada otot -
meningkatkan sintesis protein - meningkatkan transportasi asam amino - meningkatkan
glikogenesis

25 Efek pada jaringan lemak


- meningkatkan sintesa trigliserida dari asam lemak bebas - meningkatkan penyimpanan
trigliserida - menurunkan lipolisis

26 KELENJAR ADRENAL Struktur dan fungsi kelenjar adrenal


- terletak di kutub atas kedua ginjal (kelenjar suprarenal, kelenjar anak ginjal/menempel pada
ginjal) - terdiri dari dua lapis : bagian korteks dan medula

27 Korteks adrenal mensintesa 3 hormon :


- mineralokortikoid (aldosteron) - glukokortikoid - androgen Mineralokortikoid (aldosteron),
berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan
ekskresi kalium  membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung
28 Bila defisiensi mineralokortikoid  penyakit Adisons mengarah pada hipotensi, hiperkalemia,
penurunan curah jantung, syok, bila kelebihan mengakibatkan hipertensi dan hipokalemi
Glukokortikoid (kortisol), berfungsi dalam metabolisme glukosa (glukosaneogenesis) yang
meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme protein, keseimbangan cairan dan elektrolit,
inflamasi dan imunitas dan terhadap stresor

29 Hormon seks (androgen dan estrogen)


- kelebihan hormon seks oleh kelenjar adrenal dapat menimbulkan gejala klinis - kelebihan
pelepasan androgen  virilisme - kelebihan pelepasan estrogen  ginekomastia dan retensi
natrium dan air Struktur dan fungsi kelenjar gonad - terbentuk pada minggu-minggu pertama
gestasi dan tampak jelas pada minggu pertama. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa pre
pubertas dgn meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH)

30 Testis Dua buah testis ada dalam skrotum.


Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ endokrin dan reproduksi Menghasilkan
hormon testoteron dan estradiol di bawah pengaruh LH Efek testosteron pada fetus
merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria Pada masa pubertas akan
merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder : perkembangan bentuk tubuh,
distribusi rambut tubuh, pembesaran laring, penebalan pita suara, pertumbuhan dan
perkembangan alat genetalia

31 Ovarium - Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan reproduksi. Sebagai organ
endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sebagai organ reproduksi,
ovarium menghasilkan sel telur (ovum), yang setiap bulannya pada masa ovulasi siap untuk
dibuahi sperma. - Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks
sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan
laktasi

Anda mungkin juga menyukai