Anda di halaman 1dari 33

Nama : Gika Sukma Nurdiana

Kelas : FRD 2019


Nim : 19030224046

Tugas Merangkum Fisika Metematik III

RUANG MATRIK DAN VEKTOR


Bab 8
Pada bab sebelumnya, kita mendefinisikan vektor sebagai objek geometris yang

memiliki besaran dan arah dan yang dapat dianggap sebagai panah tetap di

ruang tiga dimensi yang kita kenal, ruang yang, jika kita perlu , kami

mendefinisikan dengan mengacu pada, katakanlah, bintang tetap. Definisi

geometris dari vektor ini berguna dan penting karena tidak bergantung pada

sistem koordinat mana pun yang kita pilih untuk memberi label titik-titik dalam

ruang.

Dalam sebagian besar aplikasi spesifik, bagaimanapun, perlu pada

tahap tertentu untuk memilih sistem koordinat dan memecah vektor

menjadi vektor komponennya ke arah peningkatan nilai koordinat.

Jadi untuk sistem koordinat Kartesius tertentu (misalnya) vektor


komponen dari vektor a akan menjadi axi, ayj dan azk dan vektor

lengkapnya adalah

a = axi + ayj + azk. (8.1)

sebuah diskusi tentang bagaimana menggunakan properti ini untuk

menyelesaikan sistem persamaan linier. Penerapan matriks untuk

mempelajari osilasi dalam sistem fisik dibahas pada bab 9.

8.1Ruang vektor

Sekumpulan objek (vektor) a, b, c, ... dikatakan membentuk ruang vektor linier

V jika:

(i)himpunan ditutup dengan penjumlahan komutatif dan asosiatif, sehingga

a + b = b + a, (8.2)

(a + b) + c = a + (b + c); (8.3)

(ii) himpunan ditutup dalam perkalian dengan skalar (bilangan

kompleks apa pun) untuk membentuk vektor baru λa, operasinya


bersifat distributif dan asosiatif sehingga

λ(a + b) = λa (8.4)

+ λb,
(λ + µ) a = (8.5)

λa + µa,
λ(µa) = (λµ) (8.6)

a,

dimana λ dan µ adalah skalar sembarang;

(iii) terdapat vektor nol 0 sedemikian sehingga a + 0 = a untuk semua a;

(iv) perkalian dengan satu membuat setiap vektor tidak berubah, yaitu 1 × a =

a;

(v)semua vektor memiliki vektorsesuai negatif yang -a + (-a) = 0.

Selanjutnya dari (8.5) dengan λ = 1 dan µ = -1 bahwa -a adalah

vektor yang sama dengan (-1) × a.

Kita mencatat bahwa jika kita membatasi semua skalar menjadi nyata

maka kita memperoleh ruang vektor nyata (contohnya adalah ruang


tiga dimensi yang kita kenal); jika tidak, secara umum, kita

memperoleh ruang vektor kompleks. Kami mencatat bahwa adalah

umum untuk menggunakan istilah 'ruang vektor' dan 'ruang', daripada

'ruang vektor linier' yang lebih formal.

Rentang satu set vektora, b,..., s didefinisikan sebagai himpunan

semua vektor yang dapat ditulis sebagai jumlah linear dari set asli,

yaitu semua vektor

x = αa + βb + ·· · + Σs (8.7)

yang dihasilkan dari jumlah tak terbatas dari nilai yang mungkin dari

(dalam kompleks umum) skalar α, β, ..., σ. Jika x dalam (8,7) sama

dengan 0 untuk beberapa pilihan α, β, ..., σ (tidak semuanya nol),

yaitu jika

αa + βb + · <br/> <br/> + σs = 0, (8.8)

maka himpunan vektor a, b, ..., s, dikatakan bergantung secara linier.

Dalam himpunan seperti itu setidaknya satu vektor redundan, karena

dapat diekspresikan sebagai jumlah linier dari yang lain. Namun, jika
(8.8) tidak terpenuhi oleh mana pun set koefisien(selain kasus sepele

di mana semua koefisien adalah nol) maka vektor-vektornya tidak

bergantung secara linier, dan tidak ada vektor dalam himpunan

tersebut yang dapat diekspresikan sebagai jumlah linier dari yang lain.

Jika, dalam ruang vektor tertentu, terdapat himpunan N vektor bebas

linier, tetapi tidak ada himpunan N + 1 vektor bebas linier, maka

ruang vektor tersebut disebut berdimensi- N. (Dalam bab ini kita akan

membatasi pembahasan kita pada ruang vektor berdimensi terbatas;

ruang berdimensi tak terbatas dibahas dalam bab 17.

Jika x adalah vektor dan A dan B adalah dua operator linier maka

(A + B ) x = A x + B x,

(λA ) x = λ(A x),

(AB ) x = A (B x),

di mana dalam persamaan terakhir kita melihat bahwa aksi dua

operator linier berturut-turut adalahasosiatif.


× Namun, hasil perkalian
dua operator linier umumnya tidak komutatif, sehingga secara umum

AB x = BA x. Dengan cara yang jelas kita mendefinisikan operator nol

(atau nol) dan identitas dengan

O x = 0 dan I x = x,

untuk setiap vektor x dalam ruang vektor kita. Dua operator A dan B sama jika

A x = B x untuk semua vektor x. Akhirnya, jika ada operator A-1 sehingga

AA-1 = A-1 A = I

maka A-1 adalah kebalikan dari A. Beberapa operator linier tidak

memiliki invers dan disebut singular, sedangkan operator yang

memiliki invers disebut non-singular.

Properti perkalian matriks bersifat distributif daripada penjumlahan, yaitu

(A + B)C = AC + BC (8,36)

dan

C(A + B) = CA + CB, (8,37)


mengikuti langsung dari definisinya.

8.4.1 Matriks Nol dan Identitas Matriks

null dan matriks identitas sering dijumpai, dan kami menggunakan

kesempatan ini untuk memperkenalkannya secara singkat,

membiarkan penggunaannya sampai nanti. Null atau nol matriks 0

memiliki semua elemen sama dengan nol, dan begitu sifat-sifatnya

yang

A0 = 0 = 0A,

A + 0 = 0 + A = A.

untuk semua a, pertidaksamaan berikut sering kali ( | ⊇≥ berguna.

(i)Pertidaksamaan Schwarz adalah hasil paling dasar dan

(ii) menyatakan bahwa

| (a|b⊇ | ≤ ≥a≥≥b≥, (8.19) di


mana persamaan berlaku jika a adalah kelipatan skalar dari b,

yaitu jika a = λb. Di sini penting untuk membedakan antara nilai

absolut skalar, λ , dan norma sebuah vektor, a.Ketidaksamaan

Schwarz dapat dibuktikan dengan mempertimbangkan

≥a + λb = (a + λb|a 2+ λb⊇

= (a|a⊇ + λ(a|b⊇ + λ∗(b|a


Jika kita menulis (a|b⊇ sebagai | (a|b⊇ |eiα maka

≥a + λb≥2 = ≥a≥2 + |λ|2≥b≥2 + λ| (a|b⊇ |eiα + λ∗| (a|b⊇ |e-iα.

≥ ≥ ≥ Namuna + λb 2 untuk semua0 λ, maka

kita dapat memilih λ = re-iα dan

mensyaratkan bahwa, untuk semua r,

0 ≤ ≥a + λb≥2 = ≥a≥2 + r2≥b≥2 + 2r| (a|b⊇ |.

Artinya persamaan kuadrat di r dibentuk oleh

menetapkan RHS sama dengan nol harus tidak memiliki

akarini, pada gilirannya, menyiratkan bahwa

4| (a|bnyata.Hal⊇ |2 ≤ 4≥a≥2≥b≥2,

yang, jika diambil akar kuadratnya (semua faktor adalah tentu

positif) dari kedua belah pihak, memberikan ketidaksamaan Schwarz

ini.
KALKULUS VEKTOR

BAB 10

Mari kita pertimbangkan vektor a yang merupakan fungsi

dari variabel skalar u. Maksudnya, dengan setiap nilai u kita

mengasosiasikan vektor a (u). Misalnya, dalam koordinat

Kartesius a (u) = ax(u) i + ay(u) j + az(u) k, di mana ax(u),

ay(u) dan az(u) adalah fungsi skalar dari u dan merupakan

komponen dari vektor a (u) x-, y- dan zmasing-masing ke

arah-. Kita perhatikan bahwa jika a (u) kontinu di beberapa

titik u = u0 maka ini berarti bahwa masing-masing komponen

Kartesius ax(u), ay(u) dan az(u) juga kontinu di sana.

dalam istilah i dan j. Dari angka 10,2, kita melihat bahwa

eρ = Cos φ i + sin

φ j, eφ = - sin φ i

+ cos φ j.
Karena i dan j adalah vektor konstan, kita menemukan bahwa turunan

dari vektor basis

eˆρ dan eˆφ sehubungan dengan t diberikan oleh

deˆρ
= - sin φ dφ i + cos φ dφ j = φ˙ e, (10.2)
φ
d d d
t t t
deφ dφ
=- cos φ i- sin φ dφ j = -φ˙ e, (10.3)
ρ
d d d
t t t

Dalamkomposit, setiap vektor atau skalar yang terlibat

mungkin merupakan fungsi dari beberapa variabel skalar u,

seperti yang telah kita lihat. Turunan dari ekspresi tersebut

mudah ditemukan dengan menggunakan definisi (10.1) dan

aturan kalkulus diferensial biasa. Mereka dapat diringkas

sebagai berikut, di mana kita mengasumsikan bahwa a dan b

adalah fungsi vektor yang dapat dibedakan dari skalar u dan

bahwa φ adalah fungsi skalar yang dapat dibedakan dari u

Laju perubahan momentum sudut diberikan oleh

dL d
dt = dt (r × mv).

Menggunakan (10.6) kita

mendapatkan
dL dr d

dt = dt × mv + r × dt (mv)

= v × mv + r × dt (mv)

= 0 + r × F = T,

dimana pada baris terakhir kita menggunakan Newton hukum kedua,

yaitu F = d(mv)/ dt. J

Jika vektor a adalah fungsi dari variabel skalar s yang

merupakan fungsi dari u, sehingga s = s(u), maka aturan

rantai (lihat sub-bagian 2.1.3) memberikan

d ds da du ds

=
Turunan dari ekspresi vektor yang lebih rumit dapat ditemukan dengan

penerapan berulang dari persamaan di atas.

Satu hasil berguna selanjutnya dapat diturunkan dengan mempertimbangkan

turunan

d da

du (a · a) = 2a · du ;

karena a · a = a2, di mana a = |a|, kita melihat bahwa

da

a · du = 0 jika a konstan. (10.8)

Dengan kata lain, jika sebuah vektor a (u) memiliki besaran konstan karena

u variasimaka ia tegak lurus terhadap vektor da/ du.

Sebagai catatan terakhir tentangvektor, kita juga dapat mendefinisikan

diferensial vektor, dengan cara yang mirip dengan skalar dalam kalkulus

diferensial biasa. Dalam definisi turunan vektor (10.1), kami menggunakan

pengertian perubahan kecil ∆a dalam vektor a (u) yang dihasilkan dari

perubahan kecilu dalam argumennya. Dalam batas ∆u 0, perubahan dalam

a menjadi sangat kecil, dan kita menyatakannya dengan diferensial da. Dari

(10.1) kita melihat bahwa diferensial diberikan oleh diferensial sebuah


vektor juga vektor. Sebagai contoh, perubahan sangat kecil pada vektor

posisi sebuah partikel dalam waktu yang sangat singkat dt adalah

Dalam Navigasi, vektor berpengaruh besar terhadap keberadaan suatu lokasi

ditinjau dari tempat yang bergerak (kendaraan atau lainnya). Teknologi ini

disebut Global Positioning System atau GPS. Dimana sistem ini

memberitahukan lokasi di permukaan bumi walaupun tempatnya bergerak.

Sehingga, suatu kendaraan dapat tahu keberadaannya dan dimana lokasi

tujuannya. Karena itu vektor sangat berperan penting dalam Navigasi contohnya

vector yang digunakan untuk Sistem Navigasi Pesawat Terbang. Semua pesawat

terbang dilengkapi dengan sistem navigasi agar pesawat tidak tersesat dalam

melakukan penerbangan. Panel- panel instrument navigasi pada kokpit pesawat

memberikan berbagai informasi untuk sistem navigasi mulai dari informasi

tentang arah dan ketinggian pesawat. Pengecekan terhadap


instrument sistem navigasi harus seteliti dan seketat mungkin. Sebagai contoh

kejadian yang menimpa pesawat Adam Air pada bulan pebruari 2006 sewaktu

menjalani penerbangan dari bandara Soekarno Hatta menuju bandara Hasanudin

di Makasar. Ketidaktelitian pihak otoritas penerbangan yang mengijinkan

pesawat Adam Air terbang dengan sistem navigasi yang tidak berfungsi

menyebabkan Pesawat Adam Air berputar-putar di udara tanpa tahu arah selama

tiga jam, sebelum mendarat darurat di bandara El Tari Nusa Tenggara Timur.

Kesalahan akibat tidak berfungsinya system navigasi adalah kesalahan yang

fatal dalam dunia penerbangan. Sanksi yang diberikan adalah dicabutnya ijin

operasi bagi maskapai

penerbangan yang melanggar.

Vektor menyatakan arah dan besar suatu besaran. Jurusan tiga angka, Analisi

ruang, Navigasi penerbangan dan pelayaran selalu menggunakan vektor untuk

keperluan itu. Peralatan navigasi membutuhkan perhitungan vektoris yang

sudah dikalibrasikan dengan alat ukur sehingga menghasilkan keluaran manual

atau digital. Keluaran itu dapat dibaca pada pada alat ukur yang menera besar

dan arah secara bersamaan, sehingga bermanfaat bagi orang yang

memantaunya.Pernahkah Kamu naik pesawat terbang? Antara penumpang dan

pilot dan copilot di ruang kemudi dipisah dengan sekat. Tujuannya agar pilot

dapat berkonsentrasi mengemudikan pesawat. Pernahkah Kamu bayangkan

pesawat terbang di malam hari? Bagaimana pilot mengemudikan pesawat

terbang di malam hari. Dengan sistem vektor yang dikalibrasikan dengan


komputer navigasi pesawat pilot dapat memantau arah tujuan

pendaratan pesawat. Jadi tidak pernah sebuah pesawat nyasar ke lain tempat.

1. Dalam sains komputer vektor digunakan untuk pembuatan gravis. Grafis adalah

gambar yang tersusun dari koordinat-koordinat. Dengan demikian sumber

gambar yang muncul pada layar monitor komputer terdiri atas titik-titik yang

mempunyai nilai koordinat. Layar Monitor berfungsi sebgai sumbu koordinat x

dan y. Grafis vektor adalah objek gambar yang dibentuk melalui kombinasi

titik-titik dan garis dengan menggunakan rumusan matematika tertentu. Contoh

software yang menggunakan vektor adalah CorelDRAW dan Adobe Illustrator.

Dalam software komputer seperti AutoCAD, Google SketchUp dll, terdapat

penghitungan vektor yang terkomputerisasi. Program tersebut berfungsi sebagai

penggambar rancangan bangunan 3D sebelum membangun bangunan

sebenarnya. Dalam progeam tersebut terdapat

tiga sumbu, sumbu X, sumbu Y dan sumbu Tegak (3 dimensional)

2. Vektor Dalam Geometri

Dalam geometri, sebuah sistem koordinat adalah suatu sistem yang

menggunakan satu atau lebih angka, atau koordinat, untuk menentukan posisi

titik atau elemen geometris. Urutan koordinat sangat signifikan dan mereka

kadang-kadang diidentifikasi oleh posisi mereka dalam suatu tuple, seperti

dalam 'x-koordinat'. Dalam matematika dasar koordinat yang


dianggap bilangan real, tetapi dalam aplikasi yang lebih maju koordinat dapat

diambil untuk bilangan kompleks atau unsur-unsur dari sistem yang lebih

abstrak seperti ring komutatif. Penggunaan sistem koordinat memungkinkan

masalah dalam geometri untuk diterjemahkan

ke dalam masalah tentang angka dan sebaliknya, ini adalah dasar dari geometri

analitik.

3. Vektor Dalam Topologi

Topologi (dari bahasa Yunani τόπος, "tempat", dan λόγος, "ilmu") merupakan

cabang matematika yang bersangkutan dengan tata ruang yang tidak berubah

dalam deformasi dwikontinu (yaitu ruang yang dapat ditekuk, dilipat, disusut,

direntangkan, dan dipilin tetapi tidak diperkenankan untuk dipotong, dirobek,

ditusuk atau dilekatkan). Dalam penerapannya pada fisika, ruang vektor

topologi (juga disebut ruang topologi linier) merupakan salah satu struktur dasar

diselidiki dalam analisis fungsional. Seperti namanya ruang memadukan

struktur topologi (struktur yang seragam dan harus tepat) dengan konsep aljabar

dari ruang

vektor.

Unsur-unsur ruang vektor topologi biasanya fungsi atau operator linear yang

bekerja pada ruang vektor topologi, dan topologi sering didefinisikan sehingga

untuk menangkap gagasan tertentu konvergensi urutan fungsi.


PERKALIAN VEKTOR

Aug 14

Posted by NICO MATEMATIKA


Image via Wikipedia

Perkalian vektor adalah operasi perkalian dengan dua operand (obyek yang

dikalikan) berupa vektor. Terdapat tiga macam perkalian vektor, yaitu perkalian

titik (dot product), perkalian silang (cross product) dan perkalian langsung

(direct product).

Perkalian titik

Perkalian titik dua buah vektor akan menghasilkan sebuah skalar. Jenis

perkalian ini bersifat komutatif.

Untuk vektor satuan terdapat hubungan-hubungan yang khusus dalam operasi

perkalian titik, yang merupakan sifat-sifat yang digunakan dalam perkalian titik,

yaitu
dan

Atau dapat pula dituliskan dengan menggunakan notasi delta Kronecker ,

yaitu

Perkalian silang

Hasil suatu perkalian silang dua buah vektor adalah juga sebuah vektor.

Perkalian silang bersifat tidak komutatif.


Untuk vektor-vektor satuan terdapat pula hubungan yang mendasari

operasi perkalian silang, yaitu

dan

Perkalian langsung
Hasil perkalian langsung dua buah vektor adalah sebuah tensor atau

matriks. Perkalian ini tidak bersifat komutatif.

Perkalian langsung dua buah vektor satuan tidak memiliki hubungan

yang khusus.

INTEGRAL GARIS, PERMUKAAN, DAN VOLUME


BAB 11

Pada bab sebelumnya kita menemukan bidang skalar dan

vektor yang terus berubah-ubah dan membahas tindakan

berbagai operator yang berbeda pada bidang tersebut. Selain


operasi-operasi yang berbeda ini, sering kali muncul

kebutuhan untuk mempertimbangkan integrasi kuantitas

bidang di sepanjang garis, di atas permukaan, dan di seluruh

volume. Secara umum integral dapat berupa skalar atau

vektor, tetapi evaluasi integral tersebut melibatkan reduksi

menjadi satu atau lebih integral skalar, yang kemudian

dievaluasi. Dalam kasus integral permukaan dan volume, hal

ini memerlukan evaluasi integral ganda dan tripel (lihat bab

6).

Pada bagian ini kita membahas garis atau integraljalur, di

mana beberapa kuantitas yang terkait dengan bidang

diintegrasikan antara dua titik tertentu dalam ruang, A dan B,

sepanjang kurva C yang menghubungkan keduanya. Secara

umum, kita mungkin menemukan integral garis

Integral Garis SkalarDalam 1 dimensi kita menghubungkan

hasil kerja yang dilakukan oleh sebuah gaya yang bergerak

dari suatu lokasi ke lokasi yang lain, yang ditunjukkan sebagai

𝑾 = 𝑭 𝑑𝒙 , dimana F merupakan gaya , W merupakan usaha

yang dilakukan atau jumlah energi yang digunakan, dan x


adalah jarak tempuh dari arah gaya.Pada dimensi tiga, sebuah

obyek dapat bergerak sepanjang sebuah jalur dan posisi dari

obyek akan bervariasi yang masing-masing r = (x(t), y(t), z(t))

dimana t merupakan parameter yang digunakan untuk

mendeskripsikan jalur yang diambil.Usaha yang dilakukan

pada arah manapun ditunjukkan oleh komponen-komponen

gaya dimana arah tersebut dikalikan dengan arah berubah,

sehingga didapat:dimana C merupakan jalur pergerakan obyek

dan r mendeskripsikan posisi vektronya.Untuk menghitung

nilai ini kita perlukan untuk dapat mengintegrasikan bidang

sepanjang sebuah jalur, dimana jalur tersebut dideskripsikan

dalam bentuk sebuah posisi vektor r = (x(t), y(t), z(t).

Integral Garis Saklar

Digunakan dan hubungan simbolik untuk memberikan dan

dimana t1 dan t2 merupakan nilai dari parameter pada titik

awal dan akhir dari kurva C.

Pada sub-bagian 11.1.1 kami mempertimbangkan (antara lain)

evaluasi integral garis yang jalur C- nya tertutup dan seluruhnya

terletak pada bidang- xy. Karena jalur ditutup, jalur tersebut akan
melingkupi wilayah R pesawat. Kami sekarang membahas

bagaimana mengekspresikan integral garis di sekitar loop sebagai

integral ganda di atas wilayahtertutup R.

Misalkan fungsi P (x, y), Q(x, y) dan turunan parsial mereka

bernilai tunggal, terbatas dan kontinu di dalam dan pada batas C

dari beberapa daerahterhubung sederhana R yang dalam bidang xy.

Teorema Green dalam sebuah bidang kemudian menyatakan

,
(P dx + Q dy) = ∫∫ ∂Q - ∂P dy dx, (11,4)
∂x ∂
C R y

dan berkaitan garis terpisahkan sekitar C ke terpisahkan ganda atas

tertutup wilayah R.Teorema ini dapat dibuktikan secara langsung

dengan cara berikut. Perhatikan daerahterhubung sederhana R yang

pada Gambar 11.3, dan misalkan y = y1(x) dan y = y2(x) masing-

masing menjadi persamaan dari kurva STU dan SVU .

Misal S suatu permukaan yang dinyatakan dengan persamaan z = f( x,y )


dan D merupakan proyeksi S pada bidang XOY. Bila diberikan lapangan
vektor F( x,y,z ) = f( x,y,z ) i + g( x,y,z ) j + h ( x,y,z ) k dan vektor n
merupakan vektor normal dari S. Maka integral dari lapangan vektor F atas
permukaan S dinyatakan dengan :
 F  n dA   F n dA
S D
Untuk S permukaan tertutup, dinotasikan  F  n dA . Bentuk integral
dengan : tersebut
S
disebut Integral Permukaan.
Vektor posisi ( posisi suatu titik, misal ( x,y,z ) yang terletak pada
permukaan S yang dinyatakan sebagai besaran vektor ) dari S, dinyatakan
dengan :
r ( x,y ) = x i + y j + z k = x i + y j + f ( x,y ) k
Normal n dari permukaan S diberikan,
i j k
r

r
n  fx   fx i  fy j  k
x y
 1 fy

0
0 1
yang mempunyai arah ke atas, sedangkan normal yang mempunyai arah ke
bawah diberikan,
i j k
r

r
n  0 1  fx i  f y j  k
y
fy

x 1 0
fx

Oleh karena itu, integral permukaan dengan vektor normal n mempunyai


arah ke atas dapat dituliskan :
 F  n dA    f x, y, zi  gx, y,z j  h x, y, zk   f x i
 f y j  k dA

S D
    f f x  g f y  h dA

D
Bentuk dA = dx dy atau dA = dy dx.

Contoh 8
Hitun  bila F( x,y,z ) = 18z i - 12 j + 3y k dan S merupakan bagian dari
g F n
dA
S
bidang 2x + 3y + 6z = 12 yang terletak di oktan pertama.

Jawab :
Dari 2x + 3y + 6z = 12 didapatkan z = f ( x,y ) = 2 - 1/3 x - ½ y dan vektor
posisi dari sembarang titik pada permukaan S, r ( x,y ) = x i + y j + z k
= x i + y j + ( 2 - 1/3 x

r r 1 1
y ) k. Normal bidang, n    i jk.
x y 3 2
 12 
2x 
Proyeksi dari S pada bidang XOY, D  x, y 0  x  6, 0  y 
atau
 
 12  3y   3 
D x, y 0  x  ,0  y 4
 
 2
Jadi 
 1 
6 (122 x )3  1  

 F  n dA      18z      12     3y dy dx
   
S 0 0
 3 2 
1   1
 6 (122 x)3   1     1 
    18  x y   12   3y dy dx
2      
 3 2 3 2 
0 0
6 (122 x)3

   6  2x dy dx  24
Seringkali dijumpai bentuk permukaan S bermuka dua ( mempunyai dua muka /
sisi), secara fisis kita dapat menghitung besarnya garis gaya ( fluks ) dari gaya / lapangan
vektor F( x,y,z ) = f( x,y,z ) i + g( x,y,z ) j + h ( x,y,z ) k yang menembus permukaan S
menggunakan integral permukaan.
Misal S merupakan permukaan yang mempunyai dua sisi yang dinyatakan dengan
z = f ( x,y ). Maka besar garis gaya ( fluks ) dari gaya F( x,y,z ) = f( x,y,z ) i + g( x,y,z ) j
+ h ( x,y,z ) k menembus permukaan S dinyatakan oleh :
fluks F   F  n dA     f f x  g f y  h dA
S D

Anda mungkin juga menyukai