BAB 6 INTERFERENSI
Gambar 6.1 Skema percobaan interferensi dua celah oleh Young dan pola garis
gelap-terang yang terjadi pada layar. Gelombang yang keluar pada celah S1 dan
S2 bersifat koheren karena berasal dari satu sumber So . (Sumber: Serway, 2012).
Gambar 6.2 (a) dan (b) Gelombang koheren dari celah S1 dan S2 membentuk
interferensi konstruktif pada layar, (c) interferensi destruktif pada layar (sumber:
Cutnell, 2012).
Gambar 6.3 (a) sinar-sinar dari celah S1 dan S2 membuat sudut terhadap
horizontal berak lurus ke layar pada titik yang sama. (b) Perbedaan lintasan dua
sinar l = d sin . (c) sudut adalah sudut garis terang kedua (m = 2) terhadap
sisi terang pusat (m = 0) (Sumber: Cutnell, 2012).
Interferensi destruktif yang terjadi pada terang pertama pada Gambar 6.2
memiliki selisih lintasan sebesar ½ atau kelipatan (m + ½) sehingga
dapat ditulis
l = d sin = (m + ½) ; (m = 0, 1, 2, 3, ...) (6.3)
interferensi destruktif
Berdasarkan Gambar 6.3c layar yang berada jauh dari celah sehingga
sin tan x /L dengan demikian persamaam (6.2) dan (6.3) dapat
ditulis
; (m = 0, 1, 2, 3, ...) interferensi konstruktif (6.4)
Contoh 6.1
Cahayamerah ( = 664 nm dalam vakuum) digunakan dalam percobaan
Young dengan celah yang dipisahkan sejauh d = 1,20×10 -4 m. layar
diletakkan sejauh L = 2,75 m dari celah. Tentukan jarak x pada layar antara
pusat terang dan terang ketiga serta jarak antara terang pusat dengan
gelap kedua.
Solusi
140
= 0,0457 m
x = 0,0228 m
(6.9)
(6.10)
(6.12)
Diambil A = t+ dan B = t
A+B=2 t+ dan A B=
141
(6.13)
Indikasi hasil ini bahwa medan listrik pada titik P memiliki frekuensi
sama sebagai cahaya pada celah tetapi amplitudonya memiliki faktor 2 cos
( / 2). Ini terjadi jika = 0, 2 , 4 , ..., medannya menjadi 2Eo untuk kondisi
interferensi maksimum. Untuk = , 3 , 5 , ..., terjadi interferensi
destruktif.
Terakhir, intensitas cahaya gelombang di titik P sebanding kuadrat
resultan besar medan listriknya dan ditulis
(6.14)
(6.15)
(6.16)
Contoh 6.2
Dua celah terpisah sejauh 0,180 mm. Sebuah pola interferensi terbentuk
di layar pada jarak 80,0 cm dengan cahaya berpanjang gelombang 656,3
nm. Hitunglah fraksi intensitas maksimum pada jarak y = 0,600 cm dari
pusat terang.
Solusi
Data: d = 0,180 mm; L = 80,0 cm; = 656,3 nm; y = 0,600 cm
= 0,996
142
Gambar 6.4 Cahaya merambat dalam medium optic dengan indeks refreaksi n1
mendatangi medium kedua yang indeks refraksinya n2. (a) cahaya ditransmisikan
tanpa perubahan fasa untuk n1 < n2. (b) cahaya ditransmisikan tanpa perubahan
fasa untuk n1 > n2. (c) cahaya direfleksikan pada perubahan fasa 180o untuk n1 <
n2. (d) cahaya direfleksikan tanpa perubahan fasa untuk n1 > n2.
143
2t = m (m = 0, 1, 2, ...) (6.17)
Refleksi konstruktif dari film tipis, tidak ada pergeseran fasa relatif.
2t = (m + ½) (m = 0, 1, 2, ...) (6.18)
Refleksi destruktif dari film tipis, tidak ada pergeseran fasa relatif.
2t = (m + ½) (m = 0, 1, 2, ...) (6.19)
Refleksi konstruktif dari film tipis, ada pergeseran fasa relatif setengah
siklus.
2t = m (m = 0, 1, 2, ...) (6.20)
Refleksi destruktif dari film tipis, ada pergeseran fasa relatif setengah
siklus.
Persamaan (m
2t = (m + ½) Konstruktif Destruktif
2t = m Destruktif Konstruktif
(a) (b)
Gambar 6.5 (a) Proses terjadinya interferensi konstruktif dan destruktif bergantung
pada indeks refraksi lapisan dan (b) sebuah film tipis dari minyak yang berada di
atas air (Sumber: Serway, 2012)
Contoh 6.3
Tujuan: menyelidiki efek interferensi destruktif dalam film tipis jika ada dua
pembalikan fasa.
144
2t = (m + ½) SiO t = 95,2 nm
Gambar 6.7 (a) Kombinasi sinar-sinar yang direfleksikan dari plat kaca dan
permukaan lengkung lensa memberikan pola interferensi yang dikenal sebagai
cincin Newton. (b) Sebuah foto cincin Newton (Sumber: Serway, 2012)
(6.5)
Karena
Dapat diperkirakan
untuk (6.21)
(6.7)
(6.22)
Untuk cahaya yang keluar dari permukaan lengkung lensa ke udara tidak
berubah fase, sedangkan cahaya yang direfleksikan pada permukaan plat
akan berubah fase. Di sini cahaya mengalami interferensi destruktif. Untuk
mendapatkan interferensi konstruktif maka cahaya yang direfleksikan
adalah
2t = (m + ½) ; (m atau (6.23)
(m + ½) = (6.24)
atau ; (m (6.25)
Contoh 6.4
Sebuah lensa plan konveks dengan radius R = 3,0 m diletakkan pada plat
kaca. Sebuah sumber cahaya dan diamati secara normal seperti Gambar
6.7(a). Radius cahaya terang cincin Newton ke 50 jauhnya 9,8 mm.
Berapakah Panjang gelombang cahaya yang dihasilkan sumber?
Solusi
Data: R = 3,0 m; m = 49; x = 9,8 mm;
(m + ½) = = 650 nm
6.3 Rangkuman
Jika cahaya sefase keluar dari dua celah, maka interferensi konstruktif
dan destruktif akan terjadi pada layar yang berada sejauh L dari celah.
Interferensi konstruktif terjadi di layar jika terdapat selisih panjang
gelombang sebesar kelipatan m dan interferensi destruktif terjadi jika
destruktif
Intensitas pada interferensi celah dua yang dihasilkan di layar adalah
atau
untuk konstruktif
6.4 Soal-Soal
1. Dalam percobaan celah ganda, jarak antara celah adalah 5,0 nm dan
celah berada 1,0 m di depan layar. Dua pola interferensi dapat dilihat
pada layar, yang satu diakibatkan cahaya dengan panjang gelombang
480 nm, dan yang lainnya akibat cahaya dengan panjang gelombang
600 nm. Berapa jauh rumbai cerah tingkat ketiga (m = 3) dari kedua
pola interferensi tersebut terpisah di layar?
2. Sebuah serpihan mika (n = 1,58) dipakai untuk menutupi satu celah
dari susunan interferensi celah ganda. Titik pusat pada layar pandang
sekarang dipakai oleh sebelumnya rumbai sisi terang ketujuh (m = 7).
148
Tujuan
Menentukan panjang gelombang cahaya pada radius tertentu dari cincin
Newton yang terbentuk.
Teori
Ketika lensa plan konveks bagian cembungnya diletakkan di atas kaca
plan parallel, film tipis udara terbentuk ruang antara permukaan cembung
lensa dengan kaca plan parallel. Ketebalan film tipis sangat kecil pada titik
kontak dan secara bertahap meningkat dari pusat ke arah luar. Jika cahaya
monokhromatik dari atas secara tegak lurus ke arah lensa akan terbentuk
pola lingkaran gelap terang. Jika digunakan cahaya putih maka pola
lingkarannya berwarna warni. Cincin Newton merupakan pola lain dari
; (m .
Gambar 6.10
Prosedur
Percobaan cincin Newton diatur seperti ditunjukkan pada Gambar 6.10.
Lampu tekanan tinggi uap air raksa dengan kondensor ganda (panjang
fokus 60mm) terpasang, dudukan lensa dengan filter interferensi,
peralatan cincin Newton, dudukan lensa dengan lensa panjang fokus
50mm dan layar transparan sekitar 40cm dari lensa semuanya siap di
bangku optik.
1. Pada awal percobaan, jalur sinar diatur, pertama tanpa filter warna,
sampai cincin lingkaran dapat diamati di layar.
2. Filter kuning dimasukkan ke dalam pegangan lensa dan ruangan
digelapkan.
3. Dengan memutar tiga sekrup penyetel pada peralatan cincin Newton
dimana lensa plan-cembung diatur pada kaca plan paralel sehingga
pusat terang cincin berada di titik tengah dalam skala milimeter
diproyeksikan di layar. Saat membuat penyesuaian ini, pastikan
bahwa lensa dan pelat kaca saling menyentuh. Ini dicapai ketika tidak
ada lagi cincin yang muncul dari pusat cincin saat sekrup penyetelan
dikencangkan.
4. Ukur diameter Dm cincin terang pada ordinal yang sesuai.
5. Catat ukuran Dm dan radius R (= Dm/ 2) dari cincin dalam tabel.
152
6. Ulangi langkah 2, 4 dan 5 untuk filter warna biru pada ordinal yang
sesuai.