OLEH :
ZYULIANA AGUSTIYANI
NIM : PO.71.39.0.15.033
Motto :
1. Fainna ma’al ‘usri yusran, inna a’al ‘usri yusran
2. Jangan pernah menyerah, yakinkan hatimu bahwa kamu
bisa.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Latar Belakang : Tablet kunyah diharapkan dapat memberi residu rasa enak dan
mudah ditelan sehingga diperlukan pengisi yang manis. Pengisi yang digunakan
yaitu manitol dan sorbitol. Kedua pengisi tersebut dapat menutupi rasa pahit dari
zat aktif. Zat aktif yang digunakan yaitu daun stevia dan daun sambiloto yang
mempunyai kandungan steviosida dan andrografolid yang berkhasiat untuk
menurunkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat tablet
kunyah dengan variasi manitol-sorbitol sebagai pengisi.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Daun stevia dan
daun sambiloto dimaserasi menggunakan etanol 70%. Ekstrak yang telah
didapatkan diformulasikan menjadi tablet kunyah dengan variasi manitol-sorbitol
(90%:10%), (80%:20%), dan (70%:30%). Metode yang digunakan yaitu granulasi
basah. Granul yang diperoleh diuji sifat fisiknya yaitu kecepatan alir, sudut diam
dan kompresibilitas. Kemudian diuji sifat fisik tablet meliputi keseragaman bobot,
keseragaman ukuran, kekeraasan, kerapuhan, waktu hancur dan kualitas rasa.
Hasil : Berdasarkan hasil uji sifat fisik granul dari ketiga formula memenuhi
persyaratan. Sedangkan uji sifat fisik tablet memenuhi persyaratan yang ditinjau
dari keseragaman bobot, kerapuhan, dan waktu hancur. Namun, pada
keseragaman ukuran ketiga formulasi tidak memenuhi syarat. Pada uji kekerasan
dan kualitas hanya formula 1 yang tidak memenuhi syarat karena kekerasannya
3,65 kg dan memiliki rasa yang tidak enak.
Kesimpulan : Ekstrak daun stevia dan daun sambiloto dapat diformulasikan
menjadi tablet kunyah yang memenuhi syarat dan stabil secara fisik kecuali
keseragaman ukuran yaitu pada formula 2 dan formula 3 dengan konsentrasi
manitol:sorbitol (80%:20%) dan (70%:30%).
Kata kunci : Daun Stevia, Daun Sambiloto, tablet kunyah, manitol, sorbitol.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala nikmat, rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Formulasi Tablet Kunyah
Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto
(Andrographis folium) dengan Variasi Manitol-Sorbitol sebagai Pengisi”
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dalam rangka menyelesaikan program Pendidikan Diploma III Kesehatan di
Politeknik Kementerian Kesehatan Palembang Jurusan Farmasi.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami
kesulitan terutama disebabkan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan
semua pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan walaupun masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M. Kes. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak dan Ibu dosen pengajar beserta staf dan karyawan tata usaha
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang.
3. Ayah dan ibu beserta semua anggota keluarga yang saya sayangi.
4. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan bantuan beserta
semangat dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................vii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
1. Tujuan Umum..................................................................................4
2. Tujuan Khusus.................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................5
iii
5. Kerapuhan Tablet.............................................................................53
6. Waktu Hancur..................................................................................53
7. Penilaian Rasa..................................................................................54
H. Kerangka Operasional............................................................................55
I. Cara Pengolahan dan Analisis Data.......................................................56
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................72
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................76
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan pada tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi pada penderita diabetes
mellitus di Indonesia yaitu dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,1% pada tahun
2013.
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah penyakit
diabetes mellitus adalah melaksanakan diet sehat dengan kalori seimbang sebagai
dan insulin. Namun, masyarakat saat ini tidak terlalu menyukai pengobatan yang
mengandung bahan kimia obat dan lebih memilih pengobatan herbal dengan
adalah daun stevia dan daun sambiloto. Daun stevia telah digunakan untuk
menurunkan kadar gula darah dengan cara menyeduhnya menggunakan air panas,
1
2
setelah itu airnya langsung dapat di minum. Senyawa yang paling banyak
menurunkan kadar gula darah. Hal ini telah dibuktikan oleh Fatimah (2012)
bahwa ekstrak daun stevia pada dosis 100 mg/kgBB mampu menurunkan kadar
andrografolid yang dapat menurunkan kadar gula darah dengan dosis 3,2 g/kgBB
dimanfaatkan masyarakat dengan cara direbus, setelah itu disaring dan diminum
Kombinasi ekstrak etanol daun sambiloto dan daun stevia lebih efektif
tunggal (Pradini, Pambudi, dan Dinah, 2017). Dimana kombinasi kedua ekstrak
ini dapat menurunkan kadar gula darah sebesar 23% yang mendekati kontrol
ekstrak tersebut, maka peneliti tertarik untuk membuat sediaan dalam bentuk
tablet kunyah. dengan bahan pengisi yang manis sehingga dapat menutupi rasa
Bahan pengisi yang cocok untuk sediaan tablet kunyah yang akan di
konsumsi oleh pasien diabetes mellitus adalah manitol dan sorbitol. Manitol
memberikan rasa enak, manis yang ringan dan rasa lembut sehingga disukai
baik, cukup stabil, dan rendah kalori sehingga aman bagi penderita diabetes
(Rowe, Sheskey, dan Owen, 2006). Kombinasi kedua pengisi ini telah dibuktikan
oleh Uwamaretatyalovi (2010) dapat menghasilkan tablet kunyah yang baik dan
khasiat kombinasi ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
2. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
3. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
4. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
6. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
7. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium) yang stabil secara fisik.
responden.
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
a. Kingdom : Plantae
b. Divisi : Spermatophyta
d. Kelas : Dicotyledonae
e. Ordo : Asterales
f. Family : Compositae
g. Genus : Stevia
6
7
dalam suku Asteraceae (Compositae). Tanaman stevia berasal dari daerah Negara
sebagai bahan pemanis dan obat. Di Indonesia stevia dapat dijumpai di daerah
berbentuk perdu dengan tinggi 60 sampai 90 cm, memiliki cabang yang banyak,
berwarna putih dan berbentuk tabung. Batang kecil ramping dan berbulu keriting,
mempunyai system perakaran halus dekat menembus kedalam tanah (Edi dan
Mardiani, 2015).
(2012), dalam daun stevia mengandung steviosida sebanyak 5 sampai 10% dan
pemanis lain yang jumlahnya sedikit seperti rebaudiosida C-E (1-2%) dan
dulkosida A (0,4-0,7%), serta glikosida kecil termasuk flavonoid glikosida,
Sebagai salah satu tanaman obat, daun stevia memiliki beberapa manfaat
yaitu mengatur kadar gula dalam darah sehingga meringankan penderita diabetes,
pencernaan, pemanis yang aman bagi anak autis, mengatasi hipertensi dan
stevia bermanfaat sebgai obat hipoglikemik dan diabetes karena menjaga pankreas
35,2% kadar gula darah normal setelah 6-8 jam (Bawane, 2012). Menurut
penelitian yang telah dilakukan Fatimah tahun 2012 membuktikan ekstrak daun
stevia berpotensi menurunkan kadar gula darah pada dosis 100 mg/kgBB tikus.
a. Kingdom : Plantae
e. Kelas : Dicotyledonae
g. Ordo : Scrophulariales
h. Family : Acanthaceae
i. Genus : Andrographis
pinggiran sawah, kebun atau hutan, lading, pinggir jalan, tebing, saluran atau
sungai, semak belukar, dibawah tegakan pohon jati atau bambu. Tanaman ini
empat, berkayu, sewaktu muda berbentuk segi empat, setelah tua menjadi bulat,
dan memiliki banyak cabang. Ketinggian batang sambiloto bisa mencapai 90 cm.
Sambiloto memiliki daun yang kecil berwarna hijau dan berbentuk lanset dengan
tepi rata, pangkal dan ujung runcing. Ukuran daun panjangnya ±5 cm, lebar ±1,5
putihan. Sambiloto memiliki bunga yang tumbuh pada ujung tangkai yang
tersusun dalam sebuah rangkaian tandan. Termasuk bunga majemuk yang tumbuh
di ketiak daun dan di ujung batang, kelopak berbentuk lanset dan berwarna hijau.
beralur. Sewaktu muda berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi warna
cokelat. Sambiloto memiliki biji yang kecil, berbentuk bulat, pada waktu muda
berwarna putih kotor dan setelah tua berubah menjadi warna cokelat (Rukmana
sebagai bahan obat. Disamping itu, daun sabiloto mengandung saponin, flavonoid,
keton, aldehid, mineral, asam kersik, dan damar. Flavonoid diisolasi terbanyak
dari akar.
4. Manfaat Tanaman Sambiloto
sifat melindungi hati (hepatoprotektif), terbukti mampu melindungi hati dari efek
digunakan untuk pengobatan akibat gigitan ular atau serangga, demam, dan
nafas dan untuk memperbaiki fungsi hati. Beberapa klaim khasiat sambiloto
penelitian yang telah dilakukan oleh Paramitha dan Rahamanisa pada tahun 2016
membuktikan bahwa efek ekstrak herba sambiloto dapat menurunkan kadar gula
darah dengan dosis 3,2 g/kgBB mencit. Kombinasi ekstrak etanol daun sambiloto
dan daun stevia lebih efektif dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus
C. Diabetes Mellitus
metabolisme karena produksi dan fungsi hormone insulin tidak berjalan dengan
jarang terlihat jika kita tidak melakukan pemeriksaan. Selain itu juga, penyakit ini
mengalami gejala seperti mudah lapar, sering haus dan buang air kecil, berat
badannya turun drastis, serta kadar gula darah diatas batas normal berdasarkan
pemeriksaan. Tingginya kadar gula darah dalam jangka waktu yang lama dapat
merusak beberapa system tubuh, seperti pembuluh darah jantung, ginjal, mata
Diabetes mellitus dibedakan menjadi dua kategori, yaitu diabetes tipe 1 dan
diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 biasanya dialami sejak anak-anak. Sementara itu,
diabetes tipe 2 kebanyakan dialami orang dewasa. Selain itu, diabetes mellitus
juga sering dialami oleh ibu hamil yang disebut dengan diabetes gestasional.
beta karena reaksi autoimun. System kekebalan tubuh merusak sel-sel beta
pankreas sehingga insulin tidak bisa lagi diproduksi. Inilah yang menyebabkan
5-10% penderita diabetes tipe 1 karena umumnya masih berusia anak-anak atau
remaja. Gejala diabetes yang dialaminya hamper sama dengan orang dewasa.
sangat nakal. Tindakan yang wajib dilakukan oleh penderita diabetes tipe 1 adalah
terapi insulin. Sebab insulin sama sekali tidak dihasilkan pada penderita diabetes
tipe 1.
diabetes tipe 2, umumnya dialami orang dewasa. Penyebab dari diabetes tipe 2
adalah insulin tidak dapat direspons dengan baik oleh sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh
tidak mau menerima glukosa yang dibawa insulin. Inilah yang disebut resistensi
insulin. Resistensi insulin ini yang akhirnya menyebabkan kadar gula darah
meningkat. Efek dari diabetes tipe 2 sama degan diabetes tipe 1. Kadar gula dalam
darah sama-sama meningkat dan sel-sel tubuh kekurangan energy. Kadar gula
darah yang terus-menerus tinggi bisa merusak pembuluh darah dan saraf, dan
sementara waktu pada masa kehamilan, dan biasanya terdeteksi ketika usia
kehamilan sudah diatas 18 minggu. Kadar gula darahnya pun akan kembali
hormone yang menimbulkan resistensi insulin yang normal terjadi pada masa
kehamilan. Keadaan ini akan meningkatkan gula darah dan lemak dalam tubuh
pun lebih banyak yang dipecah. Dampak dari diabetes gestasional ini adalah
persalinan akan lebih sulit, resiko keguguran, kematian ibu akibat persalinan, dan
D. Ekstraksi
1. Definisi Ekstraksi
atau hewan yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam
a. Ekstrak encer
dingin dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30%.
c. Ekstrak kering
akan terbentuk suatu produk yang sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak
Ekstrak cair (Extractum fluidum) adalah sediaan cair simplisia nabati yang
mengandung etanol sebagai pelarut atau pengawet. Jika tidak dinyatakan lain tiap
2. Metode Ekstraksi
a. Maserasi
kali sehari). Setelah itu rendaman diperas dengan kain pemerasan dan sisanya
diperas lagi. Hasil ekstraksi disimpan dalam kondisi dingin selama beberapa hari
lalu cairan dituang dan disaring. Untuk memperoleh hasil ekstraksi yang kental
maka cairan yang telah disaring tersebut diuapkan dengan suhu dan tekanan
b. Perkolasi
(perkolator) yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan
pengekstraksi yang dialirkan secara kontinyu dari atas akan mengalir turun secara
farmakope, ditunggu sampai cairan ekstrak mulai menetes, kemudian jalan keluar
ditutup. Jalan keluar baru dibuka jika bahan pengekstraksi berada 1-2 cm diatas
sehingga setiap satuan waktu jumlah tetesan yang masuk dan keluar sama banyak.
c. Sokletasi
karton, dsb) didalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu.
dengan pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu melalui pipa. Labu
tersebut berisi bahan pelarut yang menguap dan mencapai kedalam pendingin
aliran baik melalui pipa berkondensasi didalamnya, menetes keatas bahan yang
didalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi maksimal secara otomatis
ditarik keatas labu. Dengan demikian zat yang akan diekstraksi tertimbun melalui
Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyinari simplisia dengan
air pada suhu 90ºC selama 15 menit. Campur simplisia dengan derajat halus yang
cocok dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15
menit terhitung mulai suhu 90ºC sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas
melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga
e. Dekok
kamar atau dengan air suhu diatas 90ºC dan dibiarkan 30 menit dibawah
E. Tablet
1. Definisi
Tablet merupakan bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat
aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan
tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan
sifat antikhelat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin
tablet. Definisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid dibuat dengan
mengempa suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa
bahan atau bahan tertentu yang dipilih guna membantu dalam proses pembuatan
a. Rasa obat yang pahit dibuat agar dapat diterima dan bahkan enak dengan
d. Kandungan tablet dapat segera disesuaikan dalam berbagai dosis zat aktif.
e. Sifat tablet yang sangat mendasar adalah mudah dibawa, bentuk kompak,
zat aktif tertentu, seperti sediaan enterik atau pelepasan diperlambat atau
lepas-terkendali.
3. Kerugiaan Sediaan Tablet
padat karena sifat amorf atau karakter berbentuk jonjot (seperti kapas) yang
kepadatannya rendah.
b. Zat aktif dengan pembahasan yang buruk, sifat disolusi yang rendah, tingkat
c. Zat aktif rasa pahit atau aroma yang tidak disenangi atau zat aktif yang peka
memang merupakan bentuk sediaan obat yang sangat praktis dan efisien.
4. Penggolongan Sediaan Tablet
Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelicin
dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan
tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing)
mengisi cetakan tablet serta menjaga agar tablet tidak retak (capping). Cara
membuat granul ada 2 macam yaitu cara basah dan cara kering atau disebut
Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu
dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna.
Setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam almari pengering pada
suhu 40º-50º. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran
yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet
2) Pemadatan
4) Distribusi zat pewarna dan zat aktif yang larut lebih baik / jika ditambahkan
5) Debu berkurang
sulit
mahal
3) Stabilitas menjadi perhatian untuk zat aktif peka lembab atau termolabil
Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat pengikat dan zat
pelican dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar
(slugging), setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak,
akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet
(Anief, 2010).
2) Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.
1989).
F. Tablet Kunyah
1. Definisi
rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan, dan tidak meninggalkan rasa pahit
atau tidak enak. Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya
menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan
oral lainnya meliputi ketersediaan hayati yang lebih baik, melewati proses
dengan meniadakan kebutuhan air minum untuk menelan, dapat digunakan sebgai
pengganti bentuk sediaan cair jika diperlukan permulaan kerja obat (onset) yang
Selain itu, tentu saja terdapat keterbatasan penggunaan tablet kunyah, antara
lain rasa zat aktif yang buruk dan zat aktif yang mempunyai tingkat konsentrasi
dosis yang yang sangat tinggi memberikan kendala yang signifikan untuk diatasi
oleh formulator. Pertimbangan formulasi utama yang penting untuk tablet kunyah
adalah memperoleh profil zat aktif yang lengkap. Hal ini biasanya dapat
menghasilkan formulasi yang paling efisien dari suatu produk yang stabil dan
rangsangan ujung pengecap (perasa pada lidah), mengandung penambah rasa dan
pemanis yang cocok, serta mencapai raba mulut dan ketermampatan yang baik
(Siregar, 2010).
Secara fisiologis, cita rasa adalah suatu respons sensorik yang dihasilkan
dari rangsangan kimia pada ujung pengecap pada lidah. Ada empat tipe cita rasa
dasar, yaitu asin, asam, manis, atau pahit. Istilah penambah rasa (flavor) pada
umumnya dihubungkan dengan perasaan atau sensasi gabungan tertentu dari cita
rasa dan aroma (penciuman). Sebagai contoh, gula mempunyai rasa manis tetapi
tidak mempunyai aroma, sedangkan madu mempunyai rasa manis dan suatu
aroma khas. Kombinasi dari dua karakteristik tersebut dikenal sebagai penambah
rasa.
b. Aroma
suatu tablet kunyah beraroma jeruk yang diformulasi dengan baik hendaknya
memiliki karakteristik rasa manis dan asam serta aroma jeruk segar.
Mampu kunyah dan raba mulut dari suatu bentuk sediaan merupakan
keadaan sediaan yang mudah dikunyah tanpa tenaga mengunyah dan tanpa ada
rasa getah, lengket, rasa kapur atau berpasir, yang tak diinginkan dan masih
dirangkai dengan sensai yang menyenangkan (biasanya rasa dingin) dalam mulut.
raba mulut dan kunyah yang baik, misalnya manitol, campuran manitol dengan
sorbitol, fruktosa, dan sukrosa baik sebagai campuran kembar atau lipat ganda.
Istilah raba mulut dikaitkan dengan jenis sensasi (perasaan) atau sentuhan
yang dihasilkan suatu tablet dalam mulut pada waktu dikunyah. Hal ini bukan
merupakan rangsangan kimia saraf hidung atau ujung pengecap. Agar formulasi
Pasca efek dari banyak senyawa yang paling umum adalah rasa-ikutan.
sakarin dalam jumlah besar cenderung meninggalkan sisa rasa pahit. Pasca efek
lain biasanya adalah sensasi kebas pada sebagian dari permukaan lidah dan mulut.
Antihistamin yang pahit seperti piribenzamin hidroklorida dan prometasin
hidroklorida adalah contoh khas dari golongan zat aktif seperti ini.
Jumlah 905,0 mg
Sumber : Siregar, 2010
1. Granul
dibuat dengan melembabkan serbuk atau campuran serbuk dan digiling lalu
melewatkannya pada celah ayakan, dengan ukuran lubang ayakan sesuai dengan
Granul yang baik memenuhi syarat, dalam bentuk dan warna yang sedapat
mungkin teratur, sedapat mungkin memiliki distribusi butiran yang sempit dan
mengandung bagian yang berbentuk serbuk lebih dari 10%, memiliki daya hancur
kering dan larut baik di dalam air (Voight, 1994). ). Pembuatan granul dalam
formulasi tablet bertujuan agar campuran serbuk dapat mengalir bebas dan merata
a. Kecepatan Alir
granul atau serbuk pada suatu alat. Semakin kecil ukuran partikel granul akan
akan mengalir dalam bentuk gumpalan (Voight, 1989). Kecepatan alir diperoleh
dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah tertentu granul untuk mengalir
corong yang diisi dengan granul lalu dicatat waktu alir yang dibutuhkan granul
b. Sudut Diam
Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk
dituang dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk
ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30º
biasanya menunjukkan bahwa dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau
sama dengan 40º biasanya daya mengalirnya kurang baik (Lachman, 1994)
Tan α = ℎ
𝑟
volumenya setekah diberi tekanan atau perlakuan lainnya (pressure of tress), atau
sifat fisik untuk membentuk massa yang stabil dan kompak bila diberi tekanan.
corong. Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi lagi
mendapatkan kerapatan bulk ρb. Dari kerapatan bulk kemdian dapat diperoleh
Dimana:
𝜌𝑢 = BJ sebelum dimampatkan
ρb = BJ setelah dimampatkan
a. Penampilan Fisik
adanya keretakan, sumbing, dan karakteristik lain yang tidak dikehendaki. Jika
tablet diberi warna, perlu diperiksa adanya bercak-bercak, dan bukti lain dari
distribusi warna yang tidak seragam, kecuali dilakukan dengan sengaja. Kaca
2010).
b. Keseragaman Bobot
Menurut Depkes RI (1979), ditimbang 20 tablet ditimbang satu per satu dan
dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih
dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat
digunakan 10 tablet dan tidak 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar
c. Keseragaman Ukuran
proses. Ketebalan tablet harus terkontrol sampai perbedaan kurang lebih 5% dari
nilai standar (Lachman, 1994). Tablet diukur dengan memakai jangka lengkung
selama proses produksi supaya yakin ketebalannya sudah selesai. Tekanan yang
diberikan bukan saja mempengaruhi ketebalan tetapi juga kekerasan tablet. Maka
tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
d. Kekerasan
tidak terlalu keras sehingga menimbulkan kesulitan yang tidak semestinya pada
waktu dikunyah (Siregar, 2010). Alat yang digunakan untuk menguji kekerasan
tablet adalah Hardness tester Erweka. Caranya adalah satu buah tablet diletakkan
tegak lurus pada alat, kemudian dilihat pada tekanan berapa tablet tersebut pecah
e. Kerapuhan
tablet konvensional, sedangkan untuk tablet kunyah (karena kekerasan tablet yang
ditimbang dengan akurat. Tablet dirotasi dalam suatu friabilator Roche sebnayak
f. Waktu Hancur
Tablet diletakkan pada pipa terbuka dalam keranjang dengan memakai alat
mesin, keranjang dinaik turunkan dalam cairan pencelup dengan frekuensi 39-32
kali turun naik permenit. Untuk tablet yang tidak bersalut tablet bukal dan tablet
H. Preformulasi
etanol 70%. Setelah itu hasil maserat didestilasi vakum untuk memperoleh ekstrak
setengah kali jumlah ekstrak kental. Sehingga jumlah zat aktif dari daun stevia
yang diperlukan sebesar 210 mg per tablet, ditambahkan eksipien yang sesuai
proses ekstraksi yang dimulai dari proses maserasi dimana daun sambiloto
dilarutkan dalam pelarut etanol 70%. Setelah didapat hasil maserat maka
ekstrak kental. Sehingga jumlah zat aktif dari daun sambiloto yang diperlukan
sebesar 14,28 mg per tablet, ditambahkan eksipien yang sesuai hingga diperoleh
makanan. Ukuran partikelnya yang kecil dan luas permukaan spesifik yang besar
serbuk kering dalam sejumlah proses seperti tableting dan pengisian kapsul.
Aerosil juga digunakan sebagai penghancur tablet dan sebagai zat pendispersi
adsorben untuk cairan dalam serbuk. Dalam sebuah tablet aerosil digunakan
dengan konsentrasi 0,5-2%. Aerosil banyak digunakan secara oral dan topikal
produk farmasi dan dianggap tidak beracun dan non irritant (Rowe, Sheskey dan
Quinn, 2009)
4. Manitol
Manitol stabil dalam keadaan kering dan larutan berair. Manitol dapat digunakan
dalam pembuatan tablet kempa langsung, dimana bentuk granul dan tersedia
sebagai bahan tambahan dalam pembuatan formulasi tablet kunyah karena panas
larutannya negative, manis, dan rasanya enak dimulut dengan konsentrasi 10-90%
Manitol merupakan pengisi yang baik untuk tablet jika rasa merupakan
salah satu faktor penting, seperti dalam tablet kunyah. Manitol dikehendaki
membuat tablet sekeras tablet yang mengandung sorbitol, tetapi kurang peka
peka lembab. Manitol mengambil lembab kurang dari 1,0% pada lembab relatif
sebesar 90%. Manitol mempunyai sifat aliran yang buruk sehingga memerlukan
konsentrasi lubrikan lebih besar (3 sampai 6 kali lebih besar) dan konsentrasi
glidan yang lebih tinggi untuk pengempaan yang memuaskan (Siregar, 2010).
5. Sorbitol
granulasi basah maupun kempa langsung. Hal ini berarti digunakan dalam tablet
kunyah karena rasanya yang menyenangkan, rasa manis, dan memberikan sensasi
dingin. Sorbitol sebagai pengikat dan pengisi dalam tablet memiliki konsentrasi
25-90%. Sorbitol secara kimiawi bersifat relative inert dan kompatibel dengan
kebanyakan eksipien. Hal ini stabil di udara dengan tidak adanya katalisator dan
dingin, encer asam dan alkali. Sorbitol tidak membusuk disuhu tinggi dengan
Sorbitol bersifat lebih higroskopis pada kelembapan diatas 65% dan lebih larut
dalam air daripada manitol. Sorbitol terdiri dari sejumlah bentuk Kristal
polimorfisa dan juga bentuk amorf. Sorbitol digunakan secara luas sebagai
eksipien tunggal dalam permen “bebas gula” dan sebagai pembawa dalam bentuk
tablet kunyah. Bentuk polimorfisa yang kurang stabil (α dan β) menjadi bentuk
yang stabil (γ). Hal ini menyebabkan partikel-pertikel mengendap dan ditunjukkan
dengan manitol yang bersifat kurang peka terhadap lembab (Siregar, 2010).
6. Povidon
dalam bentuk sediaan padat dengan konsentrasi 0,5-5%. Dalam tablet, larutan
povidon digunakan sebagai pengikat dalam proses granulasi basah. Povidon juga
atau larutan hidroalkoholik. Povidon digunakan sebagai pelarut secara oral dan
tidak terlarut dari bentuk sediaan padat (Rowe, Sheskey dan Quinn, 2009).
7. Magnesium Stearat
Magnesium stearat adalah serbuk sangat halus, putih terang, dipercepat atau
giling, bubuk teraba dari bulk density yang rendah, memiliki bau samar asam
stearat dan rasa yang khas. Magnesium stearat digunakan sebagai pelicin dalam
kapsul dan tablet pembuatan pada konsentrasi antara 0,25% dan 5,0% b / b.
Kompatibel terhadap asam kuat, alkali dan garam besi. Magnesium stearate tidak
dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin dan
dewasa ini. Sifat manis relative aspartame kira-kira sebesar 200 dan rasa
kering dikatakan baik pada suhu kamar dan kelembapan relative 50%, sedangkan
dalam larutan paling stabil pada pH 4. Tingkat penggunaan aspartam dalam tablet
I. Rangkuman Preformulasi
ekstrak daun sirih (Piper betle L.) . Dari formula tersebut, tablet yang dihasilkan
mempunyai sifat fisik tablet yang baik ditinjau dari uji evaluasi granul dan tablet.
Maka dari itu, peneliti akan membuat tiga formula tablet kunyah dari ekstrak daun
stevia dan daun sambiloto sebagai zat aktif dengan metode granulasi basah yang
Zat aktif ekstrak daun stevia memiliki dosis sebesar 840 mg dan daun
dengan perbandingan 2:1 yaitu 315 mg untuk daun stevia dan 21,42 mg untuk
eksipien seperti pengikat, pelincir dan pemanis. Pada formula ini, komponen
penting yang divariasikan adalah manitol dan sorbitol yang berperan sebagai
karakteristik raba mulut dan mampu kunyah yang baik. Kombinasi penggunaan
manitol dan sorbitol pada formula satu (90%:10%), formula dua (80%:20%), dan
povidon dengan konsentrasi yang sama pada setiap formula yaitu sebesar 1%.
Pada formula ini, pelincir yang digunakan adalah mg stearat sebesar 2,5% per
mengurangi gesekan antara dinding tablet dengan dinding die pada saat tablet
kali tingkat kemanisan sukrosa. Pada formula ini, aspartam yang digunakan
penggunaaan aspartam per hari sehingga tidak menimbulkan efek yag tidak
diinginkan.
pengisi yang akan memberikan pengaruh secara signifikan jika ditinjau dari segi
evaluasinya.
J. Kerangka Teori
Menurunkan kadar gula darah
Maserasi Maserasi
Pengering Pengering
Sediaan Stabil
K. Hipotesis
Hi : Kombinasi ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
beberapa formula tablet yang mengandung kombinasi ekstrak daun stevia (Stevia
C. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah ekstrak daun stevia dan daun sambiloto yang
diperoleh dari proses ekstraksi. Daun stevia diperoleh dari Kabupaten Sukoharjo-
hari, tinggi tanaman mencapai 40-60 cm, dan menjelang stadium berbunga
(Rukmana, 2003). Sedangkan daun sambiloto diperoleh dari halaman rumah ibu
hijau tua, panjang daun 2-8 cm dan lebar 1-3 cm (Prapanza dan Marianto, 2003).
41
42
1. Persiapan Sampel
kering terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada benda asing yang masih
2. Ekstraksi
b. Isi botol maserasi dengan etanol 70% sampai semua simplisia terendam dan
c. Tutup dan diamkan selama 5 hari ditempat yang terlindung dari cahaya dan
Pembuatan ekstrak kering daun stevia dan daun sambiloto adalah sebagai
berikut:
a. Ekstrak kental daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
d. Setelah itu, bentuk masa menjadi pipih dan dikeringkan pada lemari
e. Setelah dikeringkan lalu digerus kembali dan diayak dengan ayakan no.120
4. Formula Tablet
Formula tablet pada penelitian ini mengacu pada formulasi tablet kunyah
ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dengan variasi pengisi manitol-sorbitol
(Uwamaretatyalovi, 2010) dan formulasi tablet kunyah serbuk jahe merah (Yetti
manitol dan sorbitol berpengaruh terhadap sifat fisik granul dan tablet kunyah
kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
dengan variasi pengisi manitol dan sorbitol pada formula satu (90%:10%),
formula dua (80%:20%) dan formula tiga (70%:30%). Tablet yang dibuat dengan
b. Masukkan ekstrak kering daun stevia dan daun sambiloto kedalam lumpang
sampai homogen.
e. Basahi dengan aquadest hingga massa dapat dikepal, ayakk dengan ayakan
12 mesh
h. Lakukan uji sifat fisik granul yang meliputi kecepatan alir, sudut diam dan
kompresibilitas.
6. Evaluasi Sifat Fisik Granul Tablet Kunyah
Evaluasi granul tablet kunyah meliputi kecepatan alir, sudut diam, dan
a. Kecepatan Alir
b. Sudut Diam
1) Tumpukan granul yang telah dialirkan saat pemeriksaan kecepatan alir tadi
tan α = ℎ
𝑟
Keterangan :
3) Gelas ukur yang berisi granul dihentakkan sebanyak 500 kali ketukan.
𝑊2−𝑊1
ρu = 𝑉𝑜
dan ρb = 𝑊2−𝑊1
𝑉1
𝜌𝑏 − 𝜌𝑢
C= 𝑥 100%
𝜌𝑏
Keterangan:
𝜌𝑢 = BJ sebelum dimampatkan
ρb = BJ setelah dimampatkan
Setelah dlakukan uji sifat fisik granulnya, maka granul siap dicetak dengan
600 mg.
c. Kemudian dilakukan uji sifat fisik tablet yang meliputi keseragaman bobot,
a. Keseragaman Bobot
Kriteria yang baik didapat jika dari dari 20 tablet tidak ada satu tablet yang
menyimpang beratnya dari rata-rata lebih dari 10% dan 2 tablet tidak lebih
dari 5%.
b. Keseragaman Ukuran
2) Kemudian diukur ketebalan dan diameter satu per satu tablet dengan
3) Hitung rata-rata diameter dan tebal tablet dari hasil pengukuran tersebut.
4) Tablet dikategorikan baik jika diameternya tidak lebih dari 3x dan tidak
2) Siapkan 10 tablet lalu letakkan tegak lurus pada alat, putar ujung alat hingga
tablet pecah.
3) Kemudian lihat pada tekanan berapa tablet tersebut pecah. Tablet kunyah
d. Kerapuhan
2010).
e. Waktu Hancur
4) Atur suhu sebesar 37ºC lalu tekan tombol start bersamaan dengan
Uji tanggapan rasa dilakukan dengan teknik sampling acak dan diukur
ekstrak daun stevia dan daun sambiloto dengan mengisi angket yang
disediakan.
4) Data yang diperoleh dari responden diolah dan disajikan dalam bentuk tabel.
1. Alat
a. Alat-alat untuk proses pembuatan ekstrak daun stevia dan daun sambiloto,
yaitu: bejana bewarna gelap, kertas saring, corong gelas, dan seperangkat
2. Bahan
a. Bahan untuk membuat ekstrak daun stevia dan daun sambiloto yaitu daun
etanol 70%.
b. Bahan untuk formula tabet kunyah, yaitu: ekstrak kering daun stevia (Stevia
F. Variabel Penelitian
(Andrographis folium).
dan sorbitol.
G. Definisi Operasional
1. Evaluasi Fisik
persyaratan.
d. Hasil ukur : Stabil jika suatu formula memenuhi syarat uji fisik,
tersebut.
2. Keseragaman Bobot
dan tidak satu pun tablet lebih dari 10% (Depkes, 1979).
3. Keseragaman Ukuran
a. Cara ukur : Jika 20 tablet diukur, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali
c. Hasil Ukur : Memenuhi syarat jika tebal tablet tidak lebih dari tiga kali
4. Kekerasan Tablet
2006)
5. Kerapuhan Tablet
alat.
kerapuhan tablet.
2010).
6. Waktu Hancur
(Andrographis folium).
e. Hasil Ukur : Memenuhi syarat jika waktu hancur tablet 15 menit. Tidak
(Depkes, 1979).
7. Penilaian Rasa
folium).
d. Hasil ukur : Memenuhi syarat jika sediaan enak (≥50%) dan tidak
Zat Pelincir
Ekstrak kering Zat Pengisi
Keseragaman bobot
Keseragaman ukuran Kekerasan Kerapuhan Waktu Hancur Tanggapan rasa
terhadap evaluasi fisik granul yang meliputi: kecepatan alir, sudut diam,
keseragaman ukuran, kekerasan, dan kerapuhan. Sedangkan uji tanggap rasa akan
dinilai oleh 30 responden kemudian hasilnya akan diakumulasi dan dibuat dalam
bentuk tabel.
BAB IV
A. HASIL
1. Ekstrak Kental
Dalam penelitian ini, digunakan daun sambiloto yang berwarna hijau tua
dan daun stevia yang berwarna hijau muda lalu dirajang halus sehingga
mendapatkan simplisia kering sebanyak 150 gram untuk daun sambiloto dan
1.500 gram daun stevia. Selanjutnya kedua simplisia dimaserasi dengan pelarut
etanol 70% selama 5 hari. Maserat yang diperoleh dienaptuangkan selama 2 hari,
setelah itu didestilai vakum dan diperoleh ekstrak kental sebanyak 28,22 gram
untuk ekstrak sambiloto dan 283,3366 gram untuk ekstrak stevia. Rendemen yang
diperoleh dari ekstrak daun sambiloto adalah 9,40 % dan ekstrak daun stevia yaitu
9,44 %.
2. Hasil Uji Sifat Fisik Granul Ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana
sifat fisiknya meliputi kecepatan alir, sudut diam dan kompresibilitas. Berikut
Tabel 9. Hasil Uji Kecepatan Alir Granul Tablet Kunyah Ekstrak daun
stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Sifat Fisik Granul Formula
I II III
Kecepatan Alir (g/s) 7,76 7,08 5,95
Keterangan MS (Baik) MS (Baik) MS (Baik)
57
58
Keterangan : Memenuhi syarat granul yang baik karena kecepatan alir masuk
dalam
kolom <10 g/s.
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 10. Hasil Uji Sudut Diam Granul Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Sifat Fisik Formula
Granul I II III
Tinggi (cm) 2,86 2,96 3,13
Jari-jari (cm) 9,45 8,98 8,05
Tan α 0,3026 0,3296 0,3888
Sudut diam (º) 16,8358 18,2422 21,2460
Keterangan MS (Sangat Baik) MS (Sangat Baik) MS (Baik)
Keterangan : Memenuhi syarat granul yang sangat baik karena sudut diam
<20º dan baik karena dalam kolom 20-30º
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 11. Hasil Uji Kompresibilitas Granul Tablet Kunyah Ekstrak daun
stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Sifat Fisik Formula
Granul I II III
BJ Nyata 0,6957 0,6843 0,6834
BJ Mampat 0,7247 0,7249 0,8136
Kompresibilitas (%) 4,0 5,6 16,0
Keterangan MS (Istimewa) MS (Istimewa) MS (Baik)
Keterangan : Memenuhi syarat granul istimewa karena kompresibilitas <15 % dan
baik 12 - 16 %.
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
3. Hasil Uji Sifat Fisik Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia (Stevia
Setelah granul dicetak menjadi tablet, maka dilakukan uji sifat fisik tablet
Tabel 12. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
No FI FII FIII
Bobot (g) % Bobot (g) % Bobot (g) %
1 608,10 0,84 599,80 0,86 605,20 0,04
2 607,80 0,79 604,40 0,10 605,00 0,07
3 607,30 0,71 604,80 0,03 607,00 0,25
4 599,00 0,66 605,40 0,06 608,00 0,42
5 599,40 0,59 605,10 0,01 606,60 0,18
6 601,50 0,24 599,70 0,88 602,70 0,45
7 601,00 0,33 600,00 0,83 603,00 0,40
8 599,20 0,63 608,60 0,59 603,20 0,37
9 603,40 0,06 607,90 0,47 600,70 0,78
10 601,10 0,31 608,10 0,50 606,70 0,20
11 608,40 0,89 601,90 0,51 609,80 0,71
12 599,10 0,64 602,20 0,46 605,40 0,00
13 599,30 0,61 608,00 0,49 608,30 0,47
14 599,70 0,54 607,80 0,45 598,50 1,14
15 607,70 0,77 608,10 0,50 607,20 0,28
16 608,40 0,89 608,20 0,52 606,70 0,20
17 601,70 0,21 607,50 0,40 609,20 0,61
18 603,00 0,00 605,00 0,00 608,10 0,43
19 602,80 0,03 601,60 0,56 601,90 0,58
20 602,00 0,16 606,50 0,24 605,80 0,05
∑ 12.059,90 9,90 12.100,60 8,40 12.109,00 7,63
X 603,00 0,50 605,03 0,44 605,45 0,40
Ket MS MS MS MS MS MS
Keterangan : Memenuhi syarat tablet karena keseragaman ukuran tidak ada
satu tablet yang >5 %
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 13. Hasil Uji Keseragaman Ukuran Tablet Kunyah Ekstrak daun
stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
No FI FII FIII
d t d/t d t d/t d t d/t
1 1,27 0,37 3,43 1,27 0,39 3,25 1,27 0,34 3,73
2 1,27 0,34 3,73 1,27 0,40 3,17 1,27 0,36 3,52
3 1,27 0,37 3,43 1,27 0,36 3,52 1,27 0,36 3,52
4 1,27 0,34 3,73 1,27 0,39 3,25 1,27 0,39 3,25
5 1,27 0,40 3,17 1,27 0,35 3,62 1,27 0,37 3,43
6 1,27 0,40 3,17 1,27 0,40 3,17 1,27 0,36 3,52
7 1,27 0,42 3,02 1,27 0,35 3,62 1,27 0,36 3,52
8 1,27 0,37 3,43 1,27 0,36 3,52 1,27 0,36 3,52
9 1,27 0,35 3,62 1,27 0,36 3,52 1,27 0,36 3,52
10 1,27 0,37 3,43 1,27 0,35 3,62 1,27 0,38 3,34
11 1,27 0,39 3,25 1,27 0,39 3,25 1,27 0,36 3,52
12 1,27 0,36 3,52 1,27 0,36 3,52 1,27 0,38 3,34
13 1,27 0,36 3,52 1,27 0,35 3,62 1,27 0,40 3,17
14 1,27 0,38 3,34 1,27 0,36 3,52 1,27 0,39 3,25
15 1,27 0,37 3,43 1,27 0,36 3,52 1,27 0,36 3,52
16 1,27 0,37 3,43 1,27 0,37 3,43 1,27 0,38 3,34
17 1,27 0,37 3,43 1,27 0,34 3,73 1,27 0,36 3,52
18 1,27 0,37 3,43 1,27 0,37 3,43 1,27 0,38 3,34
19 1,27 0,38 3,34 1,27 0,39 3,25 1,27 0,38 3,34
20 1,27 0,39 3,25 1,27 0,40 3,17 1,27 0,37 3,43
∑ 25,40 7,47 3,40 25,40 7,40 3,43 25,40 7,40 3,43
X 1,27 0,37 1,27 0,37 1,27 0,37
Ket TMS TMS TMS
Keterangan : Memenuhi syarat jika diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 14. Hasil Uji Kekerasan Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
No FI (kg) FII (kg) FIII (kg)
1 3,00 4,00 4,00
2 3,00 3,00 4,00
3 3,00 4,00 4,00
4 4,00 5,00 4,00
5 4,00 7,00 4,00
6 3,00 4,00 4,00
7 4,00 4,00 5,00
8 4,50 3,00 4,00
9 4,00 3,00 4,00
10 4,00 3,00 5,00
∑ 36,50 40,00 42,00
X 3,65 4,00 4,20
Ket TMS MS MS
Keterangan : Memenuhi syarat jika kekerasan tablet antara 4-7 kg
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 15. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Kerapuhan FI FII FIII
W1 (mg) 11.930 12.030 12.080
W2 (mg) 11.850 11.960 12.050
Kerapuhan (%) 0,6705 0,5818 0,2483
Ket MS MS MS
Keterangan : Memenuhi syarat jika kerapuhan tidak lebih dari 4%
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 16. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Waktu Hancur FI FII FIII
1 6,06 menit 12,25 menit 15,36 menit
2 5,40 menit 11,09 menit 14,59 menit
3 5,32 menit 10,58 menit 13,42 menit
X 5,59 menit 11,30 menit 14,45 menit
Ket MS MS MS
Keterangan : Memenuhi Syarat jika waktu hancur tidak lebih dari 15 menit
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi
Syarat
Tabel 17. Hasil Uji Tanggap Rasa Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Formula Tanggapan Rasa Total
Enak Tidak Enak
I 46,67 % 53,33 % 100 %
II 100 % 0% 100 %
III 93,33 % 6,67 % 100 %
Tabel 18. Rekapitulasi Hasil Sifat Fisik Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Evaluasi Formulasi Tablet Kunyah
FI Ket FII Ket FIII Ket
Kecepatan Alir (g/s) 7,76 MS 7,08 MS 5,95 MS
Sudut Diam (º) 16,83 MS 18,24 MS 21,24 MS
Kompresibilitas (%) 4,00 MS 5,60 MS 16,0 MS
Keseragaman bobot (mg) 0,50 MS 0,44 MS 0,40 MS
Keseragaman Ukuran (cm) 3,40 TMS 3,43 TMS 3,43 TMS
Kekerasan (kg) 3,65 TMS 4,00 MS 4,20 MS
Kerapuhan (%) 0,67 MS 0,58 MS 0,24 MS
Waktu hancur (menit) 5,59 MS 11,30 MS 14,45 MS
Kualitas rasa 46,67 TMS 100 MS 93,3 MS
Jumlah MS 6 MS 8 MS 8
TMS 3 TMS 1 TMS 1
B. PEMBAHASAN
1. Ekstrak Kental
Pradini, Pambudi, dan Dinah (2017) dimana senyawa steviosida dari daun stevia
dan andrografolid dari daun sambiloto dapat tertarik dengan baik. Dari 1.500 gram
simplisia kering daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan 150 gram simplisia
selama 5 hari. Setelah itu, disaring dan dienaptuangkan selama 2 hari. Maserat
yang diperoleh kemudian didestilasi vakum dan diperoleh ekstrak kental sebanyak
283,3366 gram untuk ekstrak stevia dan 28,22 gram untuk ekstrak sambiloto.
Rendemen yang diperoleh dari ekstrak daun stevia yaitu 9,44 % dan ekstrak daun
sambiloto adalah 9,40 %. Rendemen yang didapatkan ini tidak berbeda jauh
dengan penelitian Pradini, Pambudi dan Dinah (2017) dimana rendemen masing-
masing kedua ekstrak tersebut sama, yaitu sebesar 9,76%. Hal ini disebabkan
adanya maserat yang tumpah pada saat penyaringan sehingga hasil rendemen
a. Kecepatan Alir
dibutuhkan granul untuk mengalir pada sat akan dicetak. Granul yang baik akan
mempunyai sifat alir yang baik maka pengisian pada ruang cetak menjadi konstan
(Parrot, 1970). Hasil pengamatan kecepatan alir granul pada tabel 9 menunjukkan
bahwa kecepatan alir granul pada formula I, II, dan III secara berturut-turut adalah
7,76 g/s, 7,08 g/s, dan 5,95 g/s. Dari hasil kecepatan alir granul ini menunjukkan
sifat granul yang baik karena berada dalam standar ketetapan Aulton (2002) yaitu
dalam kolom 4-10 g/s. Kecepatan alir yang paling baik terdapat pada formula I
karena kecepatan alir granulnya tinggi sehingga membuat granul mudah mengalir.
Kecepatan alir granul dipengaruhi oleh ukuran partikel, kekerasan permukaan dan
(Lachman, 1994). Aliran granul juga dipengaruhi oleh sorbitol yang digunakan
dalam formula ini, dimana sorbitol bersifat higroskopis. sehingga kelembaban
kecepatan alir yang semakin lama dengan meningkatnya konsentrasi sorbitol. Hal
b. Sudut Diam
Sudut diam merupakan salah satu parameter baik tidaknya sifat alir suatu
granul. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30º biasanya menunujukkan
bahwa granul dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan sudut diam yaitu formula I
(2002), sudut diam <20º menunjukkan granul yang sangat baik. Dari hasil yang
diperoleh, formula I dan formula II memiliki sudut diam yang sangat baik,
sedangkan formula III masuk dalam kategori baik. Pada hasil sudut diam ini
lembab sehingga memperlama waktu alir dan sudut diam semakin tinggi. Hasil ini
juga didukung oleh penelitian Rukmini (2010) yang menunujukkan hasil bahwa
semakin tinggi konsentrasi sorbitol, maka semakin semakin tinggi sudut diamnya,
suatu granul. Semakin kecil indeks kompresibilitas, maka semakin baik sifat
alirnya. Dari hasil pengamatan sudut diam diperoleh nilai kompresibilitas yaitu
pada formula I (4,0%), formula II (5,6 %), dan formula III (16,0 %). Menurut
sedangkan <16 % bersifat baik. Dari hasil yang diperoleh, nilai kompresibilitas
paling tinggi pada formula III dan paling rendah pada formula I. Hal ini berarti
formula I mempunyai sifat granul yang paling baik. Kenaikan konsentrasi sorbitol
dan penurunan granul semakin rendah. Hasil ini juga didukung oleh penelitian
sorbitol, nilai kompresibilitasnya semakin tinggi. Akan tetapi, pada penelitian ini
a. Keseragaman Bobot
diperoleh dari rata-rata seluruh tablet dari sejumlah tablet yang ditimbang satu per
memenuhi persyaratan keseragaman tablet yaitu tidak boleh lebih dari 2 tablet
yang menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak
boleh 1 tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga
yang sangat penting dalam kualitas tablet yang dihasilkan. Keseragaman bobot
dipengaruhi oleh pengisian granul pada die. Ketika sejumlah bahan dimasukkan
dihasilkan. Karena itu, setiap hal yang dapat mengubab proses pengisian lubang
kempa dapat merubah bobot tablet dan menimbulkan variasi bobot (Siregar,
2010).
b. Keseragaman Ukuran
masing-masing formula yaitu formula I (3,40), formula II (3,43), dan formula III
(3,43). Hal ini menunjukkan semua formula tidak memenuhi syarat yang
ditentukan oleh Farmakope Indonesia Edisi III dimana keseragaman ukuran yang
baik jika diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali
tebal tablet. Salah satu faktor yang mempengaruhi keseragaman ukuran terutama
tebal tablet adalah tekanan pada saat pengempaan. Tekanan yang tidak konstan
konstan (Lachman, 2012). Pada penelitian ini, diameter tablet yang dihasilkan
terlalu besar sehingga ukuran tablet yang dihasilkan kurang tebal. Adanya ukuran
tablet yang tidak memenuhi persyaratan ini dikarenakan alat pencetak tablet
c. Kekerasan
pendistribusian (Ansel, 1989). Kekerasan tablet yang baik adalah 4-7 kg (Agoes,
2006). Data yag diperoleh dari hasil pengamatan uji kekerasan yaitu pada formula
I (3,65), formula II (4,00) dan formula III (4,20). Hasil ini membuktikan bahwa
formula II dan formula III mempunyai kekerasan yang baik. Hal ini menunjukkan
bahwa sifat manitol yang tidak membuat tablet sekeras tablet yang mengandung
banyak sorbitol sehingga pada formula tablet I mempunyai kekerasan yang kurang
sedangkan pada formula III mempunyai kekerasan yang baik. Hal ini sesuai
d. Kerapuhan
sumbing dan goresan pada penanganan selama pengemasan dan pengiriman. Data
Formula II (0,5818) dan formula III (0,2483). Ketiga formula tersebut memenuhi
syarat karena nilai kerapuhan kurang dari 4% (Siregar, 2010). Hasil ini juga
rendah dimiliki oleh formula dengan konsentrasi sorbitol paling tinggi dan
kerapuhan paling tinggi dimiliki oleh formula dengan konsentrasi sorbitol paling
rendah. Hal ini disebabkan sorbitol yang bersifat higroskopis dan memperkuat
ikatan antar partikelnya sehingga dapat menahan pengikisan dan juga fines yang
dihasilkan sedikit.
e. Waktu Hancur
Uji waktu hancur digunakan untuk mengetahui komponen obat dapat larut
dan hancur melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh. Data yang diperoleh dari
hasil pengamatan yaitu pada formula I memiliki waktu hancur selama 5,59 menit,
formula II selama 11,30 menit, dan formula III selama 14,45 menit. Tablet yang
baik mempunyai waktu hancur kurang dari 15 menit (Depkes RI, 1979). Dari hasil
menit. Waktu hancur tercepat terdapat pada formula I sedangkan waktu hancur
yang lama pada formula III. Hal ini disebabkan sifat manitol yang mudah larut
hancur tablet semakin cepat. Selain itu, tekanan pada saat pengempaan tablet akan
mempengaruhi waktu hancur tablet, dimana tablet yang keras akan memperlama
waktu hancur. Hasil ini juga didukung penelitian Purba, Rafika, dan Andhi (2014)
dimana konsentrasi manitol paling tinggi memiliki waktu hancur paling cepat. Hal
ini sebanding dengan kekerasan dan kerapuhan tablet, yang mana tablet formula
III memiliki kekerasan paling tinggi, kerapuhan paling rendah sehingga waktu
f. Kualitas Rasa
Uji tanggapan kualitas rasa dilakukan pada 30 orang responden yang telah
mengunyah tablet untuk menilai rasa tablet yang telah dibuat lalu mengisi
kuisioner tanggapan rasa. Uji kualitas rasa dibagi menjadi dua, yaitu enak dan
tidak enak. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, formula I menunjukkan
rasa yang tidak enak, sedangkan formula II dan formula III memiliki rasa yang
enak. Hal ini menunujukkan bahwa variasi konsentrasi sorbitol paling paling kecil
memiliki raba mulut kurang baik, sedangkan variasi konsentrasi manitol paling
Berdasarkan hasil rekapitulasi pada tabel 18 mengenai hasil uji sifat fisik
tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
hasil bahwa formula I dengan konsentrasi manitol 90% dan sorbitol 10%, formula
II dengan konsentrasi manitol 80% dan sorbitol 20%, formula III dengan
konsentrasi manitol 70% dan sorbitol 30% stabil secara fisik, kecuali
keseragaman ukuran.
BAB V
A. Kesimpulan
kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto
(Andrographis folium) dengan variasi manitol dan sorbitol sebagai pengisi maka
1. Tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun
persyaratan.
4. Kekerasan tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan
5. Kerapuhan tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan
ketiga formula.
70
71
6. Waktu hancur tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.)
7. Kualitas rasa tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.)
dan daun sambiloto (Andrographis folium) memiliki rasa yang enak pada
B. SARAN
Dari penelitian tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.)
1. Membuat bobot tablet menjadi lebih besar agar mencapai tebal tablet pada
hancur tablet.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 2010. Ilmu Meracik Obat. Teori dan Praktik. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta. Hal 211-216
Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi IV. Diterjemahkan
oleh : Ibrahim, F. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hal 249-283
Banker, G.S. dan N.R. Anderson. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi
III. Dalam: Lachman, L., H.A. Lieberman, and J.L. Kanig (editor).
Terjemahan oleh: Siti Suyatmi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Edi, B., D. Mardiani., 2015. Panduan Budidaya Stevia sebagai Penghasil Gula
Rendah Kalori. Koperasi Nukita, Bandung. Hal 5-7
Fatimah, S., 2012. Perbedaan Efek Ekstrak Etanol Stevia (Stevia rebaudiana
Bert.) Dibandingkan Madu Terhadap Perubahan Kadar Glukosa Darah
Tikus Wistar Model Diabetik. Skripsi, Jurusan Farmasi UNS.
72
73
Lachman, L., H.A. Lieberman dan J.L. Kanig, 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri Edisi Kedua. Terjemahan oleh : Siti Suyatmi. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.
Marjoni, R., 2016. Dasar-dasar Fitokimia. Trans Info Media, Jakarta Timur. Hal
15.
Murtie, Afin, 2015. Infused Ice Cubes. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Hal 75.
Paramitha, Mulya D., Rahmanisa, S., 2016. Ekstra etanol herba sambiloto
(Andrographis paniculata) sebagai antidiabetik terhadap mencit wistar
terinduksi aloksan. Majority. 5(5) : 76-78.
Pradini, S.A., P.R. Pambudi dan F.A. Dinah., 2017. Uji Efek Antidiabetik
Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan
Daun Sambiloto (Andrographis folium) Pada Tikus Jantan Galur Wistar
yang Diinduksi Aloksan. Indonesian Journal On Medical Science. 4(2) :
177-181.
Prapanza, I., L.A. Marianto, 2003. Khasiat dan Manfaat Sambiloto : Raja Pahit
Penakhluk Aneka Penyakit. Agromedia, Jakarta. Hal 6.
Rahayu, F., 2012. Formulasi Tablet Kunyah Ekstrak Etanol Kayu Secang
(caesalpinia sappan L.) dengan Variasi Konsentrasi Bahan Pengikat
Polivinilpirolidon Secara Granulasi Basah. Karya Tulis Ilmiah, Jurusan
Farmasi UNS, hal. 40.
Rowe, R.C., P.J. Sheskey dan S.C. Owen, 2006, Sorbitol, In: Rowe, R. C.,
Shesky, P. J., and Owen, S. C. (eds.), Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Fifth Edition, 743, Pharmaceutical Press, UK.
Rowe, R.C., P.J. Sheskey dan M.E. Quinn., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Six Edition. America Pharmaceutical Press. Washington DC.
Rukmana, H. R., 2003. Budi Daya Stevia, Bahan Pembuatan Pemanis Alami.
Kanisius, Yogyakarta.
Rukmini, Feni Aditya. 2010. Formulasi Tablet Kunyah Ekstrak Biji Jinten Hitam
(Nigella sativa) sebagai Anti Inflamasi dengan Kombinasi Bahan Pengisi
Sorbitol-Laktosa. Skripsi, Jurusan Farmasi UMS.
Tim Bumi Medika, 2017. Berdamai dengan Diabetes. Bumi Medika, Jakarta. Hal
4-11.
Uwamaretatyalovi, A., 2010. Formulasi Tablet Kunyah Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L.) dengan Kombinasi Bahan Pengisi Manitol-Sorbitol. Skripsi,
Jurusan Farmasi UII.
Voight, R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi Kelima. Terjemahan
oleh : Soendani Noerono Soewandhi. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
Wardhana, Y. W., 2007. Formulasi Tablet Kunyah Serbuk Jahe Kuning (Zingiber
gramineum BI). Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Farmasi Universitas
Padjajaran. Hal 12.
Yeti, O.K., Handayani, Surban, 2015. Formulasi Tablet Kunyah serbuk Jahe
Merah (Zingiber officinale Rosc). Cerata Journal Of Pharmacy Science.
Hal 18-26.
Rendemen ekstrak daun stevia dan daun sambiloto yang didapatkan yaitu:
283,33
= 3.000 𝑥 100 %
= 9,44 %
= 28,22 𝑥 100 %
300
= 9,40 %
(2017), penggunaan daun stevia dan daun sambiloto yang dapat menurunkan
kadar gula darah pada dosis 75 mg/KgBB ekstrak daun stevia dan 5,1 mg/KgBB
ke manusia dengan pengali 56 yang merupakan kolom konversi berat badan tikus
76
77
jantan (200 g) ke berat badan manusia (70 kg), dan diperoleh perhitungan
Karena keterbatasan alat, maka dosis tersebut dibagi menjadi 2 tablet untuk
2 kali pemakaian. Maka dosis ekstrak daun stevia dan daun sambiloto dalam satu
tablet yaitu
:
897,12
= 224,28 mg
4
2:1, maka jumlah ekstrak kering daun stevia dan sambiloto yang dimasukkan
Formula tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan
daun sambiloto (Andrographis folium) dengan variasi manitol 190 mg, 170 mg,
150 mg dan sorbitol 25 mg, 45 mg, 65 mg yang akan dibuat tiga formulasi dengan
membandingkan pengisi yang akan mempengaruhi uji sifat fisik tablet. Masing-
c. Sorbitol
Formula 1
1. Kecepatan Alir
2. Sudut diam
h : 2,86 cm
d : 18,90 cm → r : 9,45 cm
ℎ
tan α = 2,86
𝑟 = 9,45 = 0,3026 = 16,8358º
3. Kompresibilitas
Vo : 25 ml W1 : 33,2930 g
V1 : 24 ml W2 : 50,6869 g
𝑊2−𝑊1 50,6869−33,2930
ρu =
𝑉0
= 25
= 0,6957 g/ml
𝑊2−𝑊1 50,6869−33,2930
ρb = = 0,7247 g/ml
𝑉1 24
=
𝜌𝑏−
𝜌𝑢
C = x 100 %
𝜌𝑏
0,7247−0,6957
= x 100 % = 4 %
0,7247
Formula 2
1. Kecepatan Alir
6,40+7,65+7,13
X=
3
= 7,06 detik
𝑚 = 7,08 g/s
V=
50 =
𝑣 7,06
2. Sudut diam
h : 2,96 cm
d : 17,96 cm → r : 8,98 cm
ℎ
tan α = 2,96
𝑟 = 8,98 = 0,3296 = 18,2422º
3. Kompresibilitas
Vo : 25 ml W1 : 33,2980 g
V1 : 23,6 ml W2 : 50,4067 g
𝑊2−𝑊1 50,4067−33,2980
ρu = 𝑉0 = 25 = 0,6843 g/ml
𝑊2−𝑊1 50,4067−33,2980
ρb = 𝑉1 = 23,6 = 0,7249 g/ml
𝜌𝑏− 𝜌𝑢
C = x 100 %
𝜌𝑏
0,7249−0,6843
= 0,7249 x 100 %= 5,6 %
Formula 3
1. Kecepatan Alir
𝑚 50
V=
𝑣
= 8,39 = 5,95 g/s
2. Sudut Diam
h : 3,13 cm
d : 16,1 cm → r : 8,05 cm
ℎ
tan α = 3,13
𝑟 = 8,05 = 0,3888 = 21,2460º
3. Kompresibilitas
Vo : 25 ml W1 : 33,2900 g
V1 : 21 ml W2 : 50,3760 g
𝑊2−𝑊1 50,3760−33,2900
ρu = 𝑉0 = 25 = 0,6834 g/ml
𝑊2−𝑊1 50,3760−33,2900
ρb = 𝑉1 = 21 = 0,8136 g/ml
𝜌𝑏− 𝜌𝑢
C = x 100 %
𝜌𝑏
0,8136−0,6834
= 0,8136 x 100 %= 16 %
Formula 1.
1. Keseragaman Bobot
2. Keseragaman Ukuran
3. Kekerasan
∑ = 3 + 3 + 3 + 4 + 4 + 3 + 4 + 4,5 + 4 + 4 = 36,5 kg
𝐾𝑒𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛 10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 36,5
X= 10 = 10 = 3,65 𝑘𝑔
4. Kerapuhan Tablet
W1 = 11.930 mg
W2 = 11.850 mg
%Kerapuhan = 𝑊1−𝑊2 𝑥 100 %
𝑊1
11.930−11.890
= 11.930 𝑥 100 %
= 0,6705 %
5. Waktu Hancur
Waktu hancur tablet formula 1 selama :
t1 : 6,06 menit
t2 : 5,40 menit
t3 : 5,32 menit
6,06+5,40+5,32
X: 3 = 5,59 menit
6. Kualitas Rasa
Dari 30 responden, yang menyatakan tablet kunyah enak sebanyak 14 orang
dan tidak enak 16 orang.
Rasa enak : 14 𝑥 100 % = 46,67 %
30
2. Keseragaman Ukuran
3. Kekerasan
∑ = 4 + 3 + 4 + 5 + 7 + 4 + 4 + 3 + 3 + 3 = 40 kg
𝐾𝑒𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛 10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 40
X= 10 = 10= 4,0 𝑘𝑔
4. Kerapuhan Tablet
W1 = 12.030 mg
W2 = 11.960 mg
%Kerapuhan = 𝑊1−𝑊2 𝑥 100 %
𝑊1
12.030−11.960
= 12.030 𝑥 100 %
= 0,5818 %
5. Waktu Hancur
Waktu hancur tablet kunyah formula 2 selama:
t1 : 12,25 menit
t2 : 11,09 menit
t3 : 10,58 menit
12,25 +11,09 +10,58
X: 3 = 11,30 menit
6. Kualitas Rasa
Dari 30 responden, semua menyatakan tablet kunyah mempunyai rasa enak.
Rasa enak : 30 𝑥 100 % = 100 %
30
2. Keseragaman Ukuran
Diameter rata-rata tablet = 1,27 cm
Tebal rata-rata tablet = 0,37 cm
Range tebal tablet =
1
1 𝑥 0,37 = 0,493 𝑐𝑚 3 𝑥 0,37 = 1,110 𝑐𝑚
3
3. Kekerasan
∑ = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 5 + 4 + 4 + 5 = 42 kg
𝐾𝑒𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛 10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 42
X= 10 = 10= 4,2 𝑘𝑔
4. Kerapuhan Tablet
W1 = 12.080 mg
W2 = 12.050 mg
%Kerapuhan = 𝑊1−𝑊2 𝑥 100 %
𝑊1
12.080−12.050
= 12.080 𝑥 100 %
= 0,2483 %
5. Waktu Hancur
Waktu hancur tablet kunyah formula 3 selama :
t1 : 15,36 menit
t2 : 14,59 menit
t3 : 13,42 menit
15,36 + 14,59 +13,42
X: 3 = 14,45 menit
6. Kualitas Rasa
Dari 30 responden, yang menyatakan tablet kunyah memiliki rasa yang enak
sebanyak 28 orang dan tidak enak 2 orang.
Rasa enak : 28 𝑥 100 % = 93,33 %
30
Gambar 20. Tablet kunyah ekstrak daun stevia dan daun sambiloto
100