Anda di halaman 1dari 113

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN STEVIA

(Stevia rebaudiana Bert.) DAN DAUN SAMBILOTO


(Andrographis folium) DENGAN VARIASI
MANITOL-SORBITOL
SEBAGAI PENGISI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kesehatan

OLEH :

ZYULIANA AGUSTIYANI
NIM : PO.71.39.0.15.033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN FARMASI
2018
i
BIODATA

Nama : Zyuliana Agustiyani


Tempat Tanggal Lahir : Sumber Agung, 18 Agustus 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Sumber Agung RT 007 RW 003
Kabupaten OKU Timur
Nomor Handphone 085840953257
Anak Ke : 1 (satu)
Jumlah Saudara : 1 (satu)
Nama Orang Tua
Ayah : Maryani
Ibu : Istiyani
Riwayat Pendidikan :
1. TK ABA Tawang Rejo (2002-2003)
2. SD Negeri Sumber Agung (2003-2009)
3. SMP Negeri 1 Belitang Jaya (2009-2012)
4. SMA Negeri 1 Belitang (2012-2015)
5. Poltekkes Kemenkes Palembang (2015-2018)

Motto :
1. Fainna ma’al ‘usri yusran, inna a’al ‘usri yusran
2. Jangan pernah menyerah, yakinkan hatimu bahwa kamu
bisa.
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirabbil’alamin, sebagai ungkapan terimakasih saya persembahkan karya tulis


ilmiah ini untuk :
 Allah SWT yang telah mengabulkan do’a dan memberikan kemudahan disetiap
kesulitan dari awal hingga akhir penelitian ini sehingga karya tulis ilmiah ini
terselesaikan dengan tepat pada waktunya.
 Kedua orangtuaku yang kusayangi mamak dan bapak, kalian terbaik yang tak henti-
hentinya memberikan do’a dan kasih sayang untuk anakmu ini. Terimakasih atas
semua pengorbanan dan dukungan baik secara moril dan materil selama ini.
 Adikku Syifa yang selalu aku marahin, selalu kusuruh-suruh. Maafin mbakmu yang
belum jadi mbak yang baik, tp mbk mau berusaha jadi yang terbaik.
 Ketua Jurusan, Dosen Pembimbing KTI, Pembimbing PKL sekaligus Pembimbing
Akademik, Ibu Dra Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt. M,Kes yang sangat sabar
menghadapi anak bimbingmu yang aneh ini, memberikan arahan dan masukan dalam
penelitian yang tak henti-hentinya mengulang dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini hingga terselesaikan.
 Pembimbing pendamping serta penguji 1 Ibu Dewi Marlina, SF, Apt, M.Kes dan
Penguji 2 Bapak Kusumo Haryadi M.S., Apt. selama sidang proposal dan seminar hasil
telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini. Serta Dosen dan Staff yang banyak memberikan ilmunya selama ini.
 Pak Udin, Pak Ntik, Pak Budi, Kak Lia, Kak Mamik, Kak Ade dan Kak Meta yang
telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan penelitian saya ini.
 Geng Abal-abal ku, Riska, Sela, Dina, Dini, Hesty makasih udah selalu ada disaat
seneng ataupun susah, selalu pulang malam tiap hari walaupun rumah jauh, selalu
bawain bekal untuk makan rame-rame. Maafkan kami ya Dina-Dini yang selalu
ngabisin bekal kalian :v
 Adek-adek mbak, Dessy dan Ane yang udah mau bantuin kk mu ini dalam melakukan
penelitian.
 Temen jauhku Dyah MC dan Arfan yang selalu aku repotin buat nyariin skripsi di
kampus kalian biar bisa jadi referensi Karya Tulis Ilmiah ini.
 Kosan Hits, Wirna, Desi, terutama Kak Hikma yang tak henti-hentinya memberikan
motivasi dan arahan dari awal kuliah sampai mau wisuda.
 Cendana’s Familly terimakasih udah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan
Karya Tulis Ilmiah ini. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Faruq, ridho,
dhea, Pd kalian luar biasa.
 Teman-teman seperjuangan dan seangkatan regular A dan regular B.
 Almamaterku
ABSTRAK

Latar Belakang : Tablet kunyah diharapkan dapat memberi residu rasa enak dan
mudah ditelan sehingga diperlukan pengisi yang manis. Pengisi yang digunakan
yaitu manitol dan sorbitol. Kedua pengisi tersebut dapat menutupi rasa pahit dari
zat aktif. Zat aktif yang digunakan yaitu daun stevia dan daun sambiloto yang
mempunyai kandungan steviosida dan andrografolid yang berkhasiat untuk
menurunkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk membuat tablet
kunyah dengan variasi manitol-sorbitol sebagai pengisi.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Daun stevia dan
daun sambiloto dimaserasi menggunakan etanol 70%. Ekstrak yang telah
didapatkan diformulasikan menjadi tablet kunyah dengan variasi manitol-sorbitol
(90%:10%), (80%:20%), dan (70%:30%). Metode yang digunakan yaitu granulasi
basah. Granul yang diperoleh diuji sifat fisiknya yaitu kecepatan alir, sudut diam
dan kompresibilitas. Kemudian diuji sifat fisik tablet meliputi keseragaman bobot,
keseragaman ukuran, kekeraasan, kerapuhan, waktu hancur dan kualitas rasa.
Hasil : Berdasarkan hasil uji sifat fisik granul dari ketiga formula memenuhi
persyaratan. Sedangkan uji sifat fisik tablet memenuhi persyaratan yang ditinjau
dari keseragaman bobot, kerapuhan, dan waktu hancur. Namun, pada
keseragaman ukuran ketiga formulasi tidak memenuhi syarat. Pada uji kekerasan
dan kualitas hanya formula 1 yang tidak memenuhi syarat karena kekerasannya
3,65 kg dan memiliki rasa yang tidak enak.
Kesimpulan : Ekstrak daun stevia dan daun sambiloto dapat diformulasikan
menjadi tablet kunyah yang memenuhi syarat dan stabil secara fisik kecuali
keseragaman ukuran yaitu pada formula 2 dan formula 3 dengan konsentrasi
manitol:sorbitol (80%:20%) dan (70%:30%).

Kata kunci : Daun Stevia, Daun Sambiloto, tablet kunyah, manitol, sorbitol.
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala nikmat, rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Formulasi Tablet Kunyah
Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto
(Andrographis folium) dengan Variasi Manitol-Sorbitol sebagai Pengisi”
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dalam rangka menyelesaikan program Pendidikan Diploma III Kesehatan di
Politeknik Kementerian Kesehatan Palembang Jurusan Farmasi.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mengalami
kesulitan terutama disebabkan kurangnya pengetahuan. Namun, berkat bimbingan
semua pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan walaupun masih
banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M. Kes. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Bapak dan Ibu dosen pengajar beserta staf dan karyawan tata usaha
Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang.
3. Ayah dan ibu beserta semua anggota keluarga yang saya sayangi.
4. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan bantuan beserta
semangat dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan.

Palembang, Juli 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
BIODATA
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR TABEL...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................vii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...................................................................................4
1. Tujuan Umum..................................................................................4
2. Tujuan Khusus.................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.................................................................................5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bert.)............................................6
1. Klasifikasi Tanaman Stevia.............................................................6
2. Morfologi Tanaman Stevia..............................................................7
3. Kandungan Kimia Tanamana Stevia...............................................7
4. Manfaat Tanaman Stevia.................................................................8
B. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)...................................8
1. Klasifikasi Tanaman Sambiloto.......................................................8
2. Morfologi Tanaman Sambiloto........................................................9
3. Kandungan Kimia Tanaman Sambiloto...........................................10
4. Manfaat Tanaman Sambiloto...........................................................11
C. Diabetes Mellitus...................................................................................11
1. Diabetes Mellitus Tipe 1..................................................................12
2. Diabetes Mellitus Tipe 2..................................................................13
3. Diabetes Melllitus Gestasional........................................................13
D. Ekstraksi.................................................................................................14
1. Definisi Ekstraksi.............................................................................14
2. Metode Ekstraksi.............................................................................15
E. Tablet.....................................................................................................17
1. Definisi.............................................................................................17
2. Keuntungan Sediaan Tablet.............................................................18
3. Kerugian Sediaan Tablet..................................................................19
ii
4. Penggolongan Sediaan Tablet..........................................................20
5. Metode Pembuatan Tablet...............................................................21
F. Tablet Kunyah........................................................................................23
1. Definisi.............................................................................................23
2. Formulasi Tablet Kunyah................................................................24
3. Contoh Formulasi Tablet Kunyah....................................................26
G. Evaluasi Sifat Fisik Granul dan Tablet Kunyah....................................27
1. Granul..............................................................................................27
2. Evaluasi Tablet Kunyah...................................................................30
H. Preformulasi...........................................................................................33
1. Ekstrak Daun Stevia.........................................................................33
2. Ekstrak Daun Sambiloto..................................................................33
3. Aerosil..............................................................................................34
4. Manitol.............................................................................................34
5. Sorbitol.............................................................................................35
6. Povidon............................................................................................36
7. Mg Stearat........................................................................................36
8. Aspartam..........................................................................................37
I. Rangkuman Preformulasi.......................................................................37
J. Kerangka Teori......................................................................................39
K. Hipotesis................................................................................................40

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian.......................................................................................41
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................41
C. Objek Penelitian.....................................................................................41
D. Cara Pengumpulan Data........................................................................42
1. Persiapan Sampel.............................................................................42
2. Ekstraksi...........................................................................................42
3. Pembuatan Ekstrak Kering..............................................................42
4. Formula Tablet.................................................................................44
5. Pembuatan Granul Tablet Kunyah...................................................44
6. Evaluasi Sifat Fisik Granul Tablet Kunyah.....................................45
7. Pembuatan Tablet Kunyah...............................................................46
8. Uji Sifat Fisik Tablet........................................................................47
E. Alat Pengumpulan Data.........................................................................49
1. Alat...................................................................................................49
2. Bahan...............................................................................................50
F. Variabel Penelitian.................................................................................50
1. Variabel Dependent.........................................................................50
2. Variabel Independent.......................................................................50
G. Definisi Operasional..............................................................................51
1. Evaluasi Fisik...................................................................................51
2. Keseragaman Bobot.........................................................................51
3. Keseragaman Ukuran.......................................................................52
4. Kekerasan Tablet.............................................................................52

iii
5. Kerapuhan Tablet.............................................................................53
6. Waktu Hancur..................................................................................53
7. Penilaian Rasa..................................................................................54
H. Kerangka Operasional............................................................................55
I. Cara Pengolahan dan Analisis Data.......................................................56

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil.......................................................................................................57
1. Ekstrak Kental..................................................................................57
2. Hasil Uji Sifat Fisik Granul.............................................................57
3. Hasil Uji Sifat Fisik Tablet..............................................................59
B. Pembahasan............................................................................................62
1. Ekstrak Kental..................................................................................62
2. Pengamatan Sifat Fisik Granul........................................................63
3. Pengamatan Sifat Fisik Tablet.........................................................66

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan............................................................................................70
B. Saran......................................................................................................71

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................72
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................76

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penggolongan Sediaan Tablet................................................................20


2. Formula Tablet Kunyah Asetaminofen..................................................26
3. Formula Tablet Kunyah Ekstrak Kayu Secang......................................26
4. Kecepatan Alir Granul...........................................................................28
5. Sudut Istirahat Granul............................................................................28
6. Indeks Kompresibilitas Granul..............................................................30
7. Penyimpangan Bobot Tablet..................................................................31
8. Formula Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana
Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)...............................44
9. Hasil Uji Kecepatan Alir Granul Ekstrak Daun Stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)............57
10. Hasil Uji Sudut Diam Granul Ekstrak Daun Stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)............58
11. Hasil Uji Kompresibilitas Granul Ekstrak Daun Stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)............58
12. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)
.............................................................................................................. 59
13. Hasil Uji Keseragaman Ukuran Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)
.............................................................................................................. 60
14. Hasil Uji Kekerasan Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)............61
15. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)............61
16. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)............61
17. Hasil Uji Kualitas Rasa Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)............62
18. Rekapitulasi Hasil Uji Sifat Fisik Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)
.............................................................................................................. 62

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bert.)............................................6


2. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)...................................9
3. Daun sambiloto kering...........................................................................91
4. Daun stevia kering.................................................................................91
5. Bahan-bahan pembuatan tablet..............................................................92
6. Ekstrak kering daun stevia dan daun sambiloto.....................................92
7. Proses maserasi daun stevia dan daun sambiloto...................................93
8. Penyaringan hasil maserat.....................................................................93
9. Destilasi vakum ekstrak daun stevia dan daun sambiloto.....................94
10. Alat pengempa tablet manual................................................................94
11. Uji kecepatan alir...................................................................................95
12. Uji kompresibilitas.................................................................................95
13. Penimbangan bobot tablet kunyah.........................................................96
14. Pengukuran ukuran tablet kunyah.........................................................96
15. Uji kerapuhan tablet kunyah..................................................................97
16. Uji kekerasan tablet kunyah...................................................................97
17. Uji waktu hancur....................................................................................98
18. Uji kualitas rasa oleh responden............................................................98
19. Granul tablet kunyah..............................................................................99
20. Tablet kunyah ekstrak daun stevia dan daun sambiloto........................99

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Perhitungan Simplisia Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan


Daun Sambiloto (Andrographis folium)................................................65

2. Perhitungan Dosis Formula Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia


(Stevia rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)
.............................................................................................................. 65
3. Perhitungan Bahan Formula Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia
(Stevia rebaudiana Bert.)dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)
.............................................................................................................. 66
4. Perhitungan Evaluasi Granul Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia
(Stevia rebaudiana Bert.)dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)
.............................................................................................................. 78
5. Perhitungan Evaluasi Tablet Kunyah Ekstrak Daun Stevia
(Stevia rebaudiana Bert.)dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)
.............................................................................................................. 81
6. Kuisioner................................................................................................88
7. Gambar Alat dan Bahan yang digunakan..............................................91
8. Gambar Evaluasi Sifat Fisik Granul Tablet Kunyah.............................95
9. Gambar Evaluasi Sifat Fisik Tablet Kunyah.........................................96
10. Gambar Tablet yang Dihasilkan............................................................99

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan penyakit degeneratif yang mulai menjadi

sorotan utama dalam permasalahan kesehatan di Indonesia. Penyakit ini ditandai

dengan peningkatan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia)

akibat tubuh kekurangan insulin. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian

Kesehatan pada tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi pada penderita diabetes

mellitus di Indonesia yaitu dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi 2,1% pada tahun

2013.

Peningkatan prevalensi penderita diabetes mellitus tersebut menjadi masalah

yang serius di Indonesia, sehingga perlu dilakukan pencegahan dan pengobatan.

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah penyakit

diabetes mellitus adalah melaksanakan diet sehat dengan kalori seimbang sebagai

tindakan pencegahan. Pemerintah dengan program Jaminan Kesehatan Nasional

(JKN) menyediakan pengobatan untuk diabetes mellitus seperti antidiabetic oral

dan insulin. Namun, masyarakat saat ini tidak terlalu menyukai pengobatan yang

mengandung bahan kimia obat dan lebih memilih pengobatan herbal dengan

menggunakan tanaman obat tradisional.

Tanaman yang dapat dijadikan obat tradisional untuk penyakit diabetes

adalah daun stevia dan daun sambiloto. Daun stevia telah digunakan untuk

menurunkan kadar gula darah dengan cara menyeduhnya menggunakan air panas,

1
2

setelah itu airnya langsung dapat di minum. Senyawa yang paling banyak

terkandung dalam daun stevia adalah steviosida yang berkhasiat untuk

menurunkan kadar gula darah. Hal ini telah dibuktikan oleh Fatimah (2012)

bahwa ekstrak daun stevia pada dosis 100 mg/kgBB mampu menurunkan kadar

gula darah tikus. Sedangkan daun sambiloto memiliki kandungan utama

andrografolid yang dapat menurunkan kadar gula darah dengan dosis 3,2 g/kgBB

mencit (Paramitha dan Rahamanisa, 2016). Secara empiris, daun sambiloto

dimanfaatkan masyarakat dengan cara direbus, setelah itu disaring dan diminum

tiga kali sehari sebanyak ¾ gelas.

Kombinasi ekstrak etanol daun sambiloto dan daun stevia lebih efektif

menurunkan kadar glukosa darah pada tikus dibandingkan pemberian secara

tunggal (Pradini, Pambudi, dan Dinah, 2017). Dimana kombinasi kedua ekstrak

ini dapat menurunkan kadar gula darah sebesar 23% yang mendekati kontrol

positifnya, yaitu glibenklamid. Mengingat belum tersedianya kombinasi kedua

ekstrak tersebut, maka peneliti tertarik untuk membuat sediaan dalam bentuk

tablet kunyah. dengan bahan pengisi yang manis sehingga dapat menutupi rasa

pahit dari ekstrak tersebut.

Bahan pengisi yang cocok untuk sediaan tablet kunyah yang akan di

konsumsi oleh pasien diabetes mellitus adalah manitol dan sorbitol. Manitol

memberikan rasa enak, manis yang ringan dan rasa lembut sehingga disukai

banyak pasien (Ansel, 1989). Sedangkan sorbitol memiliki kompresibilitas yang

baik, cukup stabil, dan rendah kalori sehingga aman bagi penderita diabetes

(Rowe, Sheskey, dan Owen, 2006). Kombinasi kedua pengisi ini telah dibuktikan
oleh Uwamaretatyalovi (2010) dapat menghasilkan tablet kunyah yang baik dan

memenuhi standar persyaratan tablet.

Berpedoman dari penelitian Uwamaretatyalovi (2010) dan mengingat

khasiat kombinasi ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun

sambiloto (Andrographis folium) yang dapat dijadikan obat diabetes, maka

peneliti tertarik untuk memformulasikan kedua ekstrak tersebut dalam bentuk

tablet kunyah dengan memvariasikan manitol-sorbitol sebagai bahan pengisi dan

menguji kestabilan fisiknya.

B. Rumusan Masalah

Beberapa permasalahan yang ada dalam penelitian ini yaitu :

1. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) dapat diformulasikan menjadi tablet kunyah yang

stabil secara fisik?

2. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) dapat diformulasikan menjadi tablet kunyah yang

baik ditinjau dari keseragaman bobot?

3. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) dapat diformulasikan menjadi tablet kunyah yang

baik ditinjau dari keseragaman ukuran?

4. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) dapat diformulasikan menjadi tablet kunyah yang

baik ditinjau dari kekerasan tablet?


5. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) dapat diformulasikan menjadi tablet kunyah yang

baik ditinjau dari kerapuhan tablet?

6. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) dapat diformulasikan menjadi tablet kunyah yang

baik ditinjau dari waktu hancur tablet?

7. Apakah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) dapat diformulasikan menjadi tablet kunyah yang

baik ditinjau dari kualitas rasanya?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk memformulasikan ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan

daun sambiloto (Andrographis folium) menjadi tablet kunyah yang baik

ditinjau dari evaluasinya.

2. Tujuan Khusus

a. Memformulasikan tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana

Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium) yang stabil secara fisik.

b. Mengukur keseragaman bobot tablet kunyah ekstrak daun stevia

(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium).

c. Mengukur keseragaman ukuran tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia

rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium).


d. Mengukur kekerasan tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana

Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium).

e. Mengukur kerapuhan tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana

Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium).

f. Mengukur waktu hancur tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia

rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium).

g. Mengukur penilaian rasa tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia

rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium) oleh

responden.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan informasi kepada industri farmasi mengenai penggunaan

ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) sebagai tablet kunyah yang berkhasiat untuk

menurunkan kadar gula darah.

2. Menambah pengetahuan dan informasi bagi peneliti yang akan melakukan

penelitian lebih lanjut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bert.)

1. Klasifikasi Tanaman Stevia

Klasifikasi tanaman stevia menurut Rukmana (2003) adalah sebagai berikut :

a. Kingdom : Plantae

b. Divisi : Spermatophyta

c. Sub divisi : Angiospermae

d. Kelas : Dicotyledonae

e. Ordo : Asterales

f. Family : Compositae

g. Genus : Stevia

h. Spesies : Stevia rebaudiana Bertoni.

Gambar 1. Tanaman Stevia (Stevia rebaudiana Bert.)


(Sumber : www.google.com)

6
7

2. Morfologi Tanaman Stevia

Tanaman Stevia yang memiliki nama ilmiah Stevia rebaudiana termasuk ke

dalam suku Asteraceae (Compositae). Tanaman stevia berasal dari daerah Negara

Paraguay-Brasil-Argentina di Amerika Selatan dengan nama lokal Caa-he-he,

Caa-enhem atau Kaa-he-e. Di tempat asalnya ini tumbuhan stevia digunakan

untuk tujuan tertentu dan dibudidayakan oleh penduduk yang dimanfaatkan

sebagai bahan pemanis dan obat. Di Indonesia stevia dapat dijumpai di daerah

Ngargoyoso, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah dalam skala terbatas

untuk keperluan pemanis produk jamu dan obat-obatan. Tanaman stevia

berbentuk perdu dengan tinggi 60 sampai 90 cm, memiliki cabang yang banyak,

memiliki daun tunggal, berbentuk lonjong memanjang, bergerigi halus, daun

duduk berhadapan, bunga hermaprodit. Tanaman stevia memiliki mahkota bunga

berwarna putih dan berbentuk tabung. Batang kecil ramping dan berbulu keriting,

mempunyai system perakaran halus dekat menembus kedalam tanah (Edi dan

Mardiani, 2015).

3. Kandungan Kimia Tanaman Stevia

Kandungan kimia yang terkandung dalam daun stevia yaitu Steviosida,

rebaudiosida A, rebaudiosida B, rebaudiosida C, rebaudiosida D, rebaudiosida E,

dulkosida A, dulkosida B (Yodyinguard dan Bunyawong, 1991). Menurut Bawane

(2012), dalam daun stevia mengandung steviosida sebanyak 5 sampai 10% dan

rebaudiana A sebanyak 2 sampai 4% sebagai sumber pemanis disamping sumber

pemanis lain yang jumlahnya sedikit seperti rebaudiosida C-E (1-2%) dan
dulkosida A (0,4-0,7%), serta glikosida kecil termasuk flavonoid glikosida,

kumarin, asam sinamat dan beberapa minyak penting.

4. Manfaat Tanaman Stevia

Sebagai salah satu tanaman obat, daun stevia memiliki beberapa manfaat

yaitu mengatur kadar gula dalam darah sehingga meringankan penderita diabetes,

melangsingkan tubuh karena gula yang dikandung non kalori, menyehatkan

pencernaan, pemanis yang aman bagi anak autis, mengatasi hipertensi dan

mengurangi peradangan (Murtie, 2015). Masyarakat Paraguay mengatakan bahwa

stevia bermanfaat sebgai obat hipoglikemik dan diabetes karena menjaga pankreas

dan mengembalikan fungsi pankreas menjadi normal. Sebagian studi klinis

melaporkan bahwa efek mengkonsumsi ekstrak daun stevia dapat menurunkan

35,2% kadar gula darah normal setelah 6-8 jam (Bawane, 2012). Menurut

penelitian yang telah dilakukan Fatimah tahun 2012 membuktikan ekstrak daun

stevia berpotensi menurunkan kadar gula darah pada dosis 100 mg/kgBB tikus.

B. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)

1. Klasifikasi Tanaman Sambiloto

Klasifikasi tanaman sambiloto menurut Rukmana dan Yudirachman (2016)

adalah sebagai berikut :

a. Kingdom : Plantae

b. Sub kingdom : Tracheobionta

c. Super Divisi : Spermatophyta


d. Divisi : Magnoliophyta

e. Kelas : Dicotyledonae

f. Sub kelas : Asteridae

g. Ordo : Scrophulariales

h. Family : Acanthaceae

i. Genus : Andrographis

j. Spesies : Andrographis paniculata

Gambar 1. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata)


(Sumber : www.google.com)

2. Morfologi Tanaman Sambiloto

Sambiloto tergolong tanaman perdu yang tumbuh diberbagai habitat, seperti

pinggiran sawah, kebun atau hutan, lading, pinggir jalan, tebing, saluran atau

sungai, semak belukar, dibawah tegakan pohon jati atau bambu. Tanaman ini

memiliki akar tunggang berwarna putih kecoklatan. Batangnya berbentuk persegi

empat, berkayu, sewaktu muda berbentuk segi empat, setelah tua menjadi bulat,
dan memiliki banyak cabang. Ketinggian batang sambiloto bisa mencapai 90 cm.

Sambiloto memiliki daun yang kecil berwarna hijau dan berbentuk lanset dengan

tepi rata, pangkal dan ujung runcing. Ukuran daun panjangnya ±5 cm, lebar ±1,5

cm, pertulangan menyirip, panjang tangkai ±3 cm, berwarna hijau keputih-

putihan. Sambiloto memiliki bunga yang tumbuh pada ujung tangkai yang

tersusun dalam sebuah rangkaian tandan. Termasuk bunga majemuk yang tumbuh

di ketiak daun dan di ujung batang, kelopak berbentuk lanset dan berwarna hijau.

Buah sambiloto berbentuk bulat panjang, ujungnya runcing, dan tengahnya

beralur. Sewaktu muda berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi warna

cokelat. Sambiloto memiliki biji yang kecil, berbentuk bulat, pada waktu muda

berwarna putih kotor dan setelah tua berubah menjadi warna cokelat (Rukmana

dan Yudirachman 2016).

3. Kandungan Kimia Tanaman Sambiloto

Kandungan sambiloto yang sudah diketahui yaitu andrographolide, laktone,

flavonoid, asam kersik, aldehid, mineral, dan alkane. Andrographolide berguna

sebagai bahan obat. Disamping itu, daun sabiloto mengandung saponin, flavonoid,

alkaloid dan tanin (Rukmana dan Yudirachman 2016). Menurut Dalimartha

(2008), daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari

deoksiandrografolid, andrografolid, neoandrografolid, 14-deoksi-11,12-

didehidroandrografolid dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane,

keton, aldehid, mineral, asam kersik, dan damar. Flavonoid diisolasi terbanyak

dari akar.
4. Manfaat Tanaman Sambiloto

Masyarakat memanfaatkan bagian tajuk (daun dan batang) tanaman

sambiloto sebagai bahan obat tradisional. Daun sambiloto banyak mengandung

senyawa andrographolide yang mempunyai rasa pahit. Andrographolid memiliki

sifat melindungi hati (hepatoprotektif), terbukti mampu melindungi hati dari efek

negative galaktosamin dan paracetamol. Khasiat ini berhubungan erat dengan

aktivitas enzim-enzim metabolik tertentu. Secara tradisional sambiloto telah

digunakan untuk pengobatan akibat gigitan ular atau serangga, demam, dan

disentri, rematik, tuberculosis, infeksi pencernaan, dll. Sambiloto juga

dimanfaatkan untuk antimikroba atau antibakteri, antihiperglikemik, antisesak

nafas dan untuk memperbaiki fungsi hati. Beberapa klaim khasiat sambiloto

antara lain untuk meningkatkan imunitas, terhadap infeksi kuman, antidiare,

antidemam, antibakteri, gangguan liver, antidiabetes, antipiretik, antihepatosik,

anti malaria dan anti-inflamasi (Rukmana dan Yudirachman 2016). Menurut

penelitian yang telah dilakukan oleh Paramitha dan Rahamanisa pada tahun 2016

membuktikan bahwa efek ekstrak herba sambiloto dapat menurunkan kadar gula

darah dengan dosis 3,2 g/kgBB mencit. Kombinasi ekstrak etanol daun sambiloto

dan daun stevia lebih efektif dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus

dibandingkan pemberian secara tunggal (Pradini, Pambudi, dan Dinah, 2017).

C. Diabetes Mellitus

Kebanyakan orang-orang menyebut diabetes dengan kencing manis atau

penyakit gula. Diabetes mellitus atau DM merupakan penyakit yang ditandai


dengan tingginya kadar gula darah di dalam urine akibat terganggunya

metabolisme karena produksi dan fungsi hormone insulin tidak berjalan dengan

seharusnya. Diabetes termasuk penyakit yang berbahaya karena gejala awalnya

jarang terlihat jika kita tidak melakukan pemeriksaan. Selain itu juga, penyakit ini

juga dapat menyebabkan kelumpuhan dan kematian. Seseorang dikatakan

mengidap diabetes mellitus apabila pernah didiagnosis DM oleh dokter atau

mengalami gejala seperti mudah lapar, sering haus dan buang air kecil, berat

badannya turun drastis, serta kadar gula darah diatas batas normal berdasarkan

pemeriksaan. Tingginya kadar gula darah dalam jangka waktu yang lama dapat

merusak beberapa system tubuh, seperti pembuluh darah jantung, ginjal, mata

yang dapat mengakibatkan kematian (Tim Bumi Medika, 2017)

Diabetes mellitus dibedakan menjadi dua kategori, yaitu diabetes tipe 1 dan

diabetes tipe 2. Diabetes tipe 1 biasanya dialami sejak anak-anak. Sementara itu,

diabetes tipe 2 kebanyakan dialami orang dewasa. Selain itu, diabetes mellitus

juga sering dialami oleh ibu hamil yang disebut dengan diabetes gestasional.

1. Diabetes Mellitus Tipe 1

Diabetes tipe 1 disebabkan oleh terjadinya dekstruksi atau kerusakan sel

beta karena reaksi autoimun. System kekebalan tubuh merusak sel-sel beta

pankreas sehingga insulin tidak bisa lagi diproduksi. Inilah yang menyebabkan

terganggunya metabolisme tubuh sehingga gula darah meningkat. Hanya sekitar

5-10% penderita diabetes tipe 1 karena umumnya masih berusia anak-anak atau

remaja. Gejala diabetes yang dialaminya hamper sama dengan orang dewasa.

Anak yang mengalami diabetes juga sering mengalami hipoglikemia, akibatnya


anak menjadi lebih agresif, lebih peka terhadap rangsangan, mudah sedih dan

sangat nakal. Tindakan yang wajib dilakukan oleh penderita diabetes tipe 1 adalah

terapi insulin. Sebab insulin sama sekali tidak dihasilkan pada penderita diabetes

tipe 1.

2. Diabetes Mellitus Tipe 2

Sekitar 90-95% dari keseluruhan pasien diabetes merupakan pengidap

diabetes tipe 2, umumnya dialami orang dewasa. Penyebab dari diabetes tipe 2

adalah insulin tidak dapat direspons dengan baik oleh sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh

tidak mau menerima glukosa yang dibawa insulin. Inilah yang disebut resistensi

insulin. Resistensi insulin ini yang akhirnya menyebabkan kadar gula darah

meningkat. Efek dari diabetes tipe 2 sama degan diabetes tipe 1. Kadar gula dalam

darah sama-sama meningkat dan sel-sel tubuh kekurangan energy. Kadar gula

darah yang terus-menerus tinggi bisa merusak pembuluh darah dan saraf, dan

sering kali menyebabkan komplikasi seperti jantung, stroke, kebutaan, penyakit

ginjal dan amputasi.

3. Diabetes Mellitus Gestasional

Diabetes mellitus gestasional merupakan naiknya kadar gula darah

sementara waktu pada masa kehamilan, dan biasanya terdeteksi ketika usia

kehamilan sudah diatas 18 minggu. Kadar gula darahnya pun akan kembali

normal setelah melahirkan. Diabetes gestasional disebabkan oleh terbentuknya

hormone yang menimbulkan resistensi insulin yang normal terjadi pada masa

kehamilan. Keadaan ini akan meningkatkan gula darah dan lemak dalam tubuh

pun lebih banyak yang dipecah. Dampak dari diabetes gestasional ini adalah
persalinan akan lebih sulit, resiko keguguran, kematian ibu akibat persalinan, dan

kematian bayi setelah lahir akan lebih besar.

D. Ekstraksi

1. Definisi Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari tumbuh-tumbuhan

atau hewan yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam

bagian tanaman dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Marjoni, 2016).

Menurut Voight (1994), berdasarkan sifatnya ekstrak dapat digolongkan menjadi :

a. Ekstrak encer

Ekstrak encer (Extractum tenue) merupakan sediaan yang memiiki

konsistensi semacam madu yang dapat dituang.

b. Ekstrak kental (Extractum spissum)

Ekstrak kental (Extractum spissum) merupakan sediaan liat dalam keadaan

dingin dan tidak dapat dituang. Kandungan airnya berjumlah sampai 30%.

c. Ekstrak kering

Ekstrak kering (Extractum siccum) memiliki konsistensi kering dan mudah

digosokkan. Melalui penguapan cairan pengekstrasi dan pengeringan, sisanya

akan terbentuk suatu produk yang sebaiknya memiliki kandungan lembab tidak

lebih dari 5%.


d. Ekstrak cair

Ekstrak cair (Extractum fluidum) adalah sediaan cair simplisia nabati yang

mengandung etanol sebagai pelarut atau pengawet. Jika tidak dinyatakan lain tiap

ml ekstrak mengandung bahan aktif dari 1 gram simplisia.

2. Metode Ekstraksi

a. Maserasi

Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling sederhana. Bahan simplisia

dihaluskan sesuai dengan syarat farmakope umumnya dipotong-potong atau

berupa serbuk kasar yang disatukan dengan bahan pengekstraksi. Selanjutnya

rendaman tersebut disimpan terlindung dari cahaya langsung dan dikocok

kembali. Waktu lamanya maserasi berbeda-beda, masing – masing farmakope

mencantumkan 4-10 hari. Kira-kira 5 hari menurut pengalaman yang telah

memadai. Selama perendaman dilakukan pengocokan rendaman (kira – kira tiga

kali sehari). Setelah itu rendaman diperas dengan kain pemerasan dan sisanya

diperas lagi. Hasil ekstraksi disimpan dalam kondisi dingin selama beberapa hari

lalu cairan dituang dan disaring. Untuk memperoleh hasil ekstraksi yang kental

maka cairan yang telah disaring tersebut diuapkan dengan suhu dan tekanan

tertentu (Voight, 1994).

b. Perkolasi

Perkolasi dilakukan dalam wadah berbentuk silindris atau kerucut

(perkolator) yang memiliki jalan masuk dan keluar yang sesuai. Bahan
pengekstraksi yang dialirkan secara kontinyu dari atas akan mengalir turun secara

lambat melintasi simplisia yang umumnya berupa bentuk kasar. Setelah

memasukkan bahan pengekstraksi sesuai dengan cara yang diuraikan dalam

farmakope, ditunggu sampai cairan ekstrak mulai menetes, kemudian jalan keluar

ditutup. Jalan keluar baru dibuka jika bahan pengekstraksi berada 1-2 cm diatas

lapisan simplisia. Selama jangka waktu tersebut terjadi pembengkakan lanjut,

sehingga setiap satuan waktu jumlah tetesan yang masuk dan keluar sama banyak.

Setelah berakhirnya perkolasi, simplisia diperas dan cairan yang diperoleh

dimasukkan dalam perkolat sampai menunjukan kandungan atau jumlah yang

diingikan. Pada pembuatan ekstrak cair dilakukan penyimpanan selama beberapa

hari, lalu cairan dituang dan disaring (Voight, 1994).

c. Sokletasi

Bahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam sebuah kantung (kertas,

karton, dsb) didalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu.

Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan diantara labu penyulingan

dengan pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu melalui pipa. Labu

tersebut berisi bahan pelarut yang menguap dan mencapai kedalam pendingin

aliran baik melalui pipa berkondensasi didalamnya, menetes keatas bahan yang

diekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi. Larutan berkumpul

didalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi maksimal secara otomatis

ditarik keatas labu. Dengan demikian zat yang akan diekstraksi tertimbun melalui

penguap kontinyu dari bahan pelarut yang murni (Voight, 1994).


d. Infusa

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyinari simplisia dengan

air pada suhu 90ºC selama 15 menit. Campur simplisia dengan derajat halus yang

cocok dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15

menit terhitung mulai suhu 90ºC sambil sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas

melalui kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga

diperoleh volume infuse yang dikehendaki. Infuse simplisia yang mengandung

minyak atsiri, diserkai setelah dingin (Voight, 1994).

e. Dekok

Jamu dengan kehalusan yang ditentukan dicampurkan dengan air bersuhu

kamar atau dengan air suhu diatas 90ºC dan dibiarkan 30 menit dibawah

pengadukan berulang dalam penangas air. Dalam perbedaannya terhadap infus,

maka rebusan disari panas-panas (Voight, 1994).

E. Tablet

1. Definisi

Tablet merupakan bentuk sediaan solid yang mengandung satu atau lebih zat

aktif dengan atau tanpa berbagai eksipien (yang meningkatkan mutu sediaan

tablet, kelancaran sifat aliran bebas, sifat kohesivitas, kecepatan disintegrasi, dan

sifat antikhelat) dan dibuat dengan mengempa campuran serbuk dalam mesin

tablet. Definisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid dibuat dengan

mengempa suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa
bahan atau bahan tertentu yang dipilih guna membantu dalam proses pembuatan

dan untuk menciptakan sifat-sifat sediaan tablet yang dikehendaki (Siregar,2010).

2. Keuntungan Sediaan Tablet

Beberapa keuntungan tablet menurut siregar (2010), yaitu:

a. Rasa obat yang pahit dibuat agar dapat diterima dan bahkan enak dengan

menutup keseluruhan tablet dengan suatu salut pelindung yang cocok.

b. Kemudahan pemberian dosis yang akurat.

c. Tablet tidak mengandung alkohol.

d. Kandungan tablet dapat segera disesuaikan dalam berbagai dosis zat aktif.

e. Sifat tablet yang sangat mendasar adalah mudah dibawa, bentuk kompak,

stabilitas yang memadai, ekonomis dibandingkan dengan bentuk sediaan

lain, segera tersedia, mudah diberikan, memastikan kesan psikologis yang

baik bagi penerimaan hampir semua pasien sedunia.

f. Harga pada umumnya relatif cukup murah dibandingkan dengan semua

bentuk sediaa oral.

g. Pengemasan dan pengiriman sediaan tablet paling mudah dan murah.

h. Pemberian identitas pada permukaan sediaan tablet kemungkinan paling

sederhana dan paling mudah.

i. Sediaan tablet paing mudah ditelan.

j. Sediaan tablet dapat diformulasikan untuk memberi kemungkinan pelepasan

zat aktif tertentu, seperti sediaan enterik atau pelepasan diperlambat atau

lepas-terkendali.
3. Kerugiaan Sediaan Tablet

Selain keuntungan tablet yang besar, terdapat beberapa keterbatasan sediaan

tablet (Siregar, 2010) adalah sebagai berikut:

a. Beberapa zat aktif menahan atau menolak pengempaan menjadi kompak

padat karena sifat amorf atau karakter berbentuk jonjot (seperti kapas) yang

kepadatannya rendah.

b. Zat aktif dengan pembahasan yang buruk, sifat disolusi yang rendah, tingkat

dosis yang besar, atau kombinasi sifat-sifat tersebut mungkin sulit

diformulasi yang memberikan ketersediaan hayati zat aktif yang memadai.

c. Zat aktif rasa pahit atau aroma yang tidak disenangi atau zat aktif yang peka

terhadap oksigen atau lembab dipersyaratkan dienkapsulasi sebelum

dikempa atau mungkin disalut.

d. Kenyamanan dikaitkan dengan penggunaan tablet karena sediaan tablet

memang merupakan bentuk sediaan obat yang sangat praktis dan efisien.
4. Penggolongan Sediaan Tablet

Berdasarkan metode pembuatan dan tujuan penggunaannya (Siregar,2010):

Tabel 1. Pengolongan Sediaan Tablet


Kelompok / Golongan Jenis Tablet
Tablet oral yang dihantarkan ke Tablet kempa (tablet kempa standar)
dalam saluran cerna Tablet multikempa
Tablet berlapis
Tablet salut kempa
Tablet kerja cepat
Tablet kerja diperpanjang
Tablet salut enterik
Tablet salut gula
Tablet salut coklat
Tablet salut film
Tablet kunyah
Tablet yang dilarutkan terlebih dulu Tablet bukal
dalam air lalu diminum Tablet sublingual
Tablet hisap
Tablet yang diberikan dengan rute Tablet bukal
lain Tablet sublingual
Tablet hisap
Tablet untuk komponen sediaan Tablet dispensing
racikan obat resep Tablet triturate
Tablet untuk diinjeksikan setelah Tablet hipodemik
dilarutkan dalam pembawa
Tablet untuk dihantarkan ke rongga Tablet vaginal
tubuh lainnya Tablet rectal
Tablet yang ditanam Tablet implantasi
Tablet untuk menegakkan diagnosis Tablet diagnosis
5. Metode Pembuatan Tablet

Dalam pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain, kecuali zat pelicin

dibuat granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan

tablet dengan baik, maka dibuat granul agar mudah mengalir (free flowing)

mengisi cetakan tablet serta menjaga agar tablet tidak retak (capping). Cara

membuat granul ada 2 macam yaitu cara basah dan cara kering atau disebut

slugging atau precompressio (Anief, 2010).

a. Pembuatan granul dengan cara basah

Zat berkhasiat, zat pengisi dan zat penghancur dicampur baik-baik, lalu

dibasahi dengan larutan bahan pengikat, bila perlu ditambah bahan pewarna.

Setelah itu diayak menjadi granul, dan dikeringkan dalam almari pengering pada

suhu 40º-50º. Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran

yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet

dengan mesin tablet (Anief, 2010).

Keuntungan metode granulasi basah (Siregar, 2010), yaitu :

1) Sifat-sifat mengalir lebih baik

2) Pemadatan

3) Karakteristik pengempan diperbaiki

4) Distribusi zat pewarna dan zat aktif yang larut lebih baik / jika ditambahkan

dalam larutan pengikat

5) Debu berkurang

6) Pencegahan pemisahan campuran serbuk

7) Permukaan hidrofobik menjadi lebih hidrofilik


Kekurangan metode granulasi basah (Siregar, 2010), yaitu:

1) Tahapan multiproses lebih rumit dan membuat validasi dan pengendalian

sulit

2) Waktu, ruangan, dan peralatan yang digunakan memerlukan biaya yang

mahal

3) Stabilitas menjadi perhatian untuk zat aktif peka lembab atau termolabil

4) Kehilangan bahan selama berbagai tahapan proses

b. Pembuatan granul dengan cara kering

Zat berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat pengikat dan zat

pelican dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar

(slugging), setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak,

akhirnya dikempa cetak menjadi tablet yang dikehendaki dengan mesin tablet

(Anief, 2010).

Kelebihan metode granulasi kering, yaitu :

1) Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin

pengaduk berat dan pengeringan yang memakan waktu.

2) Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab.

3) Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat (Ansel,

1989).

Kekurangan metode granulasi kering, yaitu :

1) Memerlukan mesin tablet yang khusus untuk membuat slug.

2) Tidak dapat mendistribusikan zat warna yang seragam


3) Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya

kontaminasi silang (Ansel, 1989).

F. Tablet Kunyah

1. Definisi

Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, memberikan residu dengan

rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan, dan tidak meninggalkan rasa pahit

atau tidak enak. Tablet kunyah dibuat dengan cara dikempa, umumnya

menggunakan manitol, sorbitol atau sukrosa sebagai bahan pengikat dan bahan

pengisi. Tablet kunyah mengandung pewarna dan bahan pengaroma untuk

meningkatkan penampilan dan cita rasa (Siregar, 2010).

Keuntungan tablet kunyah jika dibandingkan dengan bentuk sediaan padat

oral lainnya meliputi ketersediaan hayati yang lebih baik, melewati proses

disintegrasi dan dapat menghasilkan peningkatan disolusi, kenyamanan pasien

dengan meniadakan kebutuhan air minum untuk menelan, dapat digunakan sebgai

pengganti bentuk sediaan cair jika diperlukan permulaan kerja obat (onset) yang

cepat, meningkatkan penerimaan pasien (terutama anak-anak) karena cita rasa

yang menyenangkan dan memiliki keunikan produk dari sudut pandang

pemasaran (Siregar, 2010).

Selain itu, tentu saja terdapat keterbatasan penggunaan tablet kunyah, antara

lain rasa zat aktif yang buruk dan zat aktif yang mempunyai tingkat konsentrasi

dosis yang yang sangat tinggi memberikan kendala yang signifikan untuk diatasi
oleh formulator. Pertimbangan formulasi utama yang penting untuk tablet kunyah

ialah rasa sediaan tersebut (Siregar, 2010).

2. Formulasi Tablet Kunyah

Apabila memungkinkan, tahap pertama dalam formulasi suatu tablet kunyah

adalah memperoleh profil zat aktif yang lengkap. Hal ini biasanya dapat

menghasilkan formulasi yang paling efisien dari suatu produk yang stabil dan

bermutu. Produk yang diinginkan hendaknya mencegah atau meminimalkan

rangsangan ujung pengecap (perasa pada lidah), mengandung penambah rasa dan

pemanis yang cocok, serta mencapai raba mulut dan ketermampatan yang baik

(Siregar, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi formulasi menurut Siregar (2010), yaitu:

a. Cita Rasa dan Penambah Rasa

Secara fisiologis, cita rasa adalah suatu respons sensorik yang dihasilkan

dari rangsangan kimia pada ujung pengecap pada lidah. Ada empat tipe cita rasa

dasar, yaitu asin, asam, manis, atau pahit. Istilah penambah rasa (flavor) pada

umumnya dihubungkan dengan perasaan atau sensasi gabungan tertentu dari cita

rasa dan aroma (penciuman). Sebagai contoh, gula mempunyai rasa manis tetapi

tidak mempunyai aroma, sedangkan madu mempunyai rasa manis dan suatu

aroma khas. Kombinasi dari dua karakteristik tersebut dikenal sebagai penambah

rasa.
b. Aroma

Bau yang menyenangkan pada umumnya disebut aroma. Sebagai contoh,

suatu tablet kunyah beraroma jeruk yang diformulasi dengan baik hendaknya

memiliki karakteristik rasa manis dan asam serta aroma jeruk segar.

c. Raba Mulut dan Mampu Kunyah

Mampu kunyah dan raba mulut dari suatu bentuk sediaan merupakan

keadaan sediaan yang mudah dikunyah tanpa tenaga mengunyah dan tanpa ada

rasa getah, lengket, rasa kapur atau berpasir, yang tak diinginkan dan masih

dirangkai dengan sensai yang menyenangkan (biasanya rasa dingin) dalam mulut.

Sifat-sifat ini diberikan dengan penggunaan eksipien yang memiliki karakteristik

raba mulut dan kunyah yang baik, misalnya manitol, campuran manitol dengan

sorbitol, fruktosa, dan sukrosa baik sebagai campuran kembar atau lipat ganda.

Istilah raba mulut dikaitkan dengan jenis sensasi (perasaan) atau sentuhan

yang dihasilkan suatu tablet dalam mulut pada waktu dikunyah. Hal ini bukan

merupakan rangsangan kimia saraf hidung atau ujung pengecap. Agar formulasi

berhasil, efek menyeluruh dalam mulut berperan penting.

d. Pasca Efek (Efek Kemudian)

Pasca efek dari banyak senyawa yang paling umum adalah rasa-ikutan.

Sebagai contoh, beberapa garam besi meninggalkan rasa-ikutan “karat”, dan

sakarin dalam jumlah besar cenderung meninggalkan sisa rasa pahit. Pasca efek

lain biasanya adalah sensasi kebas pada sebagian dari permukaan lidah dan mulut.
Antihistamin yang pahit seperti piribenzamin hidroklorida dan prometasin

hidroklorida adalah contoh khas dari golongan zat aktif seperti ini.

3. Contoh Formulasi Tablet Kunyah

Tabel 2. Formula Tablet Kunyah Asetaminofen (Granulasi Basah)


Ingredien Kuantitas per tablet
Manitol FI IV 720,0 mg
Aspartam 6,0 mg
Asetaminofen (granul kasar) 120,0 mg
Larutan pengikat 21,6 mg
Minyak permen 0,5 mg
Syloid 244 0,5 mg
Banana, permaseal F-4932 2,0 mg
Anise, permaseal F-28.37 2,0 mg
Natrium klorida (serbuk) 6,0 mg
Magnesium stearat 27,5 mg

Jumlah 905,0 mg
Sumber : Siregar, 2010

Tabel 3. Formulasi Tablet Kunyah Ekstrak Kayu Secang


Formula (mg)
Ekstrak kayu secang 224
Aerosil 11,20
Talk 4,50
Mg Stearat 0,50
Aspartam 5
PVP 2,25
Manitol 178,36
Laktosa 76,44
Berat total 502,25
Sumber : Rahayu, 2012
G. Evaluasi Sifat Fisik Granul dan Tablet Kunyah

1. Granul

Granul adalah partikel-partikel yang berukuran kecil. Umumnya granul

dibuat dengan melembabkan serbuk atau campuran serbuk dan digiling lalu

melewatkannya pada celah ayakan, dengan ukuran lubang ayakan sesuai dengan

granul yang diinginkan (Voight, 1994).

Granul yang baik memenuhi syarat, dalam bentuk dan warna yang sedapat

mungkin teratur, sedapat mungkin memiliki distribusi butiran yang sempit dan

mengandung bagian yang berbentuk serbuk lebih dari 10%, memiliki daya hancur

yang baik, menunjukkan kekompakan mekanis yang memuaskan, tidak terlampau

kering dan larut baik di dalam air (Voight, 1994). ). Pembuatan granul dalam

formulasi tablet bertujuan agar campuran serbuk dapat mengalir bebas dan merata

dari hopper ke dalam cetakan (ruang die) (Ansel, 1989).

Evaluasi fisik granul dibagi atas :

a. Kecepatan Alir

Kecepatan alir yaitu waktu yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah

granul atau serbuk pada suatu alat. Semakin kecil ukuran partikel granul akan

memperbesar gaya kohesinya sehingga akan menyulitkan aliran karena granul

akan mengalir dalam bentuk gumpalan (Voight, 1989). Kecepatan alir diperoleh

dari waktu dalam detik yang diperlukan sejumlah tertentu granul untuk mengalir

melewati alat penguji (corong). Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan

corong yang diisi dengan granul lalu dicatat waktu alir yang dibutuhkan granul

untuk mengalir keluar corong, dapat ditulis perbandingan : v = 𝑚


𝑡
Dimana v adalah kecepatan alir, m adalah massa granul dan t adalah waktu

yang dibutuhkan granul untuk mengalir keluar (Aulton, 2002).

Tabel 4. Kecepatan Alir Granul


Laju Alir (g/s) Sifat Aliran
>10 Sangat Baik
4-10 Baik
1,6-4 Sukar
<1,6 Sangat Sukar
Sumber : (Aulton, 2002)

b. Sudut Diam

Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel

bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk

dituang dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk

ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30º

biasanya menunjukkan bahwa dapat mengalir bebas, bila sudut lebih besar atau

sama dengan 40º biasanya daya mengalirnya kurang baik (Lachman, 1994)

Tan α = ℎ
𝑟

Dimana: h = tinggi tumpukan granul

r = jari-jari yang dibentuk oleh lingkaran granul

Tabel 5. Sudut Istirahat Granul


Sudut Istirahat Sifat Aliran
<20 Sangat Baik
20-30 Baik
30-40 Cukup
>40 Sangat Sukar
Sumber : (Aulton, 2002)
c. Kompresibilitas

Kompresibilitas adalah kemampuan serbuk untuk berkurang atau menurun

volumenya setekah diberi tekanan atau perlakuan lainnya (pressure of tress), atau

sifat fisik untuk membentuk massa yang stabil dan kompak bila diberi tekanan.

Sejumlah berat tertentu ditambahkan hati-hati kedalam silinder dengan bantuan

corong. Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi lagi

pengurangan volume. Volume ini kemudian dimasukkan ke persamaan untuk

mendapatkan kerapatan bulk ρb. Dari kerapatan bulk kemdian dapat diperoleh

persen kompresibilitas (%C), seperti dijelaskan dibawah ini: (Lachman, 1994).

𝑊2−𝑊1 dan ρb = 𝑊2−𝑊1


ρu = 𝑉𝑜 𝑉1

sehingga didapatkan kompresibilitas:


𝜌𝑏 − 𝜌𝑢
C= 𝑥 100%
𝜌𝑏

Dimana:

𝜌𝑢 = BJ sebelum dimampatkan

ρb = BJ setelah dimampatkan

w1 = Berat gelas ukur kosong

w2 = Berat gelas ukur berisi granul 100 ml

v0 = Volume granul sebelum dimampatkan

v1 = Volume granul sesudah dimampatkan


Table 6. Indeks Kompresibilitas Granul
Indeks Kompresibilitas (%) Sifat Alir
5-15 Istimewa
12-16 Baik
18-21 Sedang
23-35 Kurang Baik
35-38 Sangat Buruk
> 40 Sangat Sangat Buruk
Sumber : (Aulton, 2002)

2. Evaluasi Tablet Kunyah

a. Penampilan Fisik

Salah satu prosedur pengendalian mutu adalah pemeriksaan kehalusan, tidak

adanya keretakan, sumbing, dan karakteristik lain yang tidak dikehendaki. Jika

tablet diberi warna, perlu diperiksa adanya bercak-bercak, dan bukti lain dari

distribusi warna yang tidak seragam, kecuali dilakukan dengan sengaja. Kaca

pembesar dapat digunakan untuk pemeriksaan sampel secara visual (Siregar,

2010).

b. Keseragaman Bobot

Menurut Depkes RI (1979), ditimbang 20 tablet ditimbang satu per satu dan

dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih

dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang

ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh 1 tablet pun yang bobotnya

menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom B. Jika perlu dapat
digunakan 10 tablet dan tidak 1 tablet pun yang bobotnya menyimpang lebih besar

dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B.

Tabel 7. Penyimpangan Bobot Tablet


Penyimpangan Bobot Rata-Rata
Bobor Rata-Rata
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
26 mg – 150 mg 10 % 20 %
151 mg – 300 mg 7,5 % 15 %
> 300 mg 5% 10
Sumber : (Depkes RI, 1979)

c. Keseragaman Ukuran

Ukuran dan bentuk tablet dapat dituliskan, dipantau, dan dikontrol.

Ketebalan tablet adalah satu-satunya variabel dimensi yang berhubungan dengan

proses. Ketebalan tablet harus terkontrol sampai perbedaan kurang lebih 5% dari

nilai standar (Lachman, 1994). Tablet diukur dengan memakai jangka lengkung

selama proses produksi supaya yakin ketebalannya sudah selesai. Tekanan yang

diberikan bukan saja mempengaruhi ketebalan tetapi juga kekerasan tablet. Maka

berbeda-bedanya ketebalan tablet lebih dipengaruhi oleh tekanan yang diberikan

(Ansel, 1989). Depkes RI (1979) menyebutkan kecuali dinyatakan lain, diameter

tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet.

d. Kekerasan

Uji kekerasan tablet dilakukan untuk mengetahui kekuatan tablet. Tablet

hendaknya cukup keras agar tahan terhadap pengemasandan pengiriman, tetapi

tidak terlalu keras sehingga menimbulkan kesulitan yang tidak semestinya pada
waktu dikunyah (Siregar, 2010). Alat yang digunakan untuk menguji kekerasan

tablet adalah Hardness tester Erweka. Caranya adalah satu buah tablet diletakkan

tegak lurus pada alat, kemudian dilihat pada tekanan berapa tablet tersebut pecah

(Banker dan Anderson, 1994).

e. Kerapuhan

Uji kerapuhan (friabilitas) memberi petunjuk tentang kemampuan tablet

mencegah sumbing dan goresan pada penanganan selama pengemasan dan

pengiriman. Biasanya dikehendaki nilai friabilitas sebesar 1% atau kurang untuk

tablet konvensional, sedangkan untuk tablet kunyah (karena kekerasan tablet yang

lebih rendah), nilai friabilitasnya sampai 4% dapat diterima. Uji friabilitas

dilakukan menggunakan friabilator Roche atau modifikasinya.

Dalam pengujian ini paling sedikit 20 tablet yang berbobot sedikitnya 6 g

ditimbang dengan akurat. Tablet dirotasi dalam suatu friabilator Roche sebnayak

100 putaran, dibersihkan debunya, lalu ditimbang kembali. Persentase friabilitas

ditetapkan dari kehilangan bobot (Siregar, 2010).

f. Waktu Hancur

Tablet diletakkan pada pipa terbuka dalam keranjang dengan memakai alat

mesin, keranjang dinaik turunkan dalam cairan pencelup dengan frekuensi 39-32

kali turun naik permenit. Untuk tablet yang tidak bersalut tablet bukal dan tablet

sublingual, menggunakan air yang dijaga pada temperatur 37 derajat Celsius


(Ansel, 1989). Tablet yang baik mempunyai waktu hancur kurang dari 15 menit

(Depkes RI, 1979).

H. Preformulasi

1. Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bert.)

Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) diperoleh dari serangkaian

proses ekstraksi yang mana dilakukan maserasi dengan menggunakan pelarut

etanol 70%. Setelah itu hasil maserat didestilasi vakum untuk memperoleh ekstrak

kental. Ekstrak kental tersebut diformulasikan dengan penambahan aerosil

setengah kali jumlah ekstrak kental. Sehingga jumlah zat aktif dari daun stevia

yang diperlukan sebesar 210 mg per tablet, ditambahkan eksipien yang sesuai

hingga diperoleh bobot per tablet sebesar 600 mg.

2. Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis folium)

Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis folium) diperoleh dari serangkaian

proses ekstraksi yang dimulai dari proses maserasi dimana daun sambiloto

dilarutkan dalam pelarut etanol 70%. Setelah didapat hasil maserat maka

dilakukan proses destilasi vakum untuk mendapatkan ekstrak kental. Ekstrak

kental tersebut diformulasikan dengan penambahan aerosil setengah kali jumlah

ekstrak kental. Sehingga jumlah zat aktif dari daun sambiloto yang diperlukan

sebesar 14,28 mg per tablet, ditambahkan eksipien yang sesuai hingga diperoleh

bobot per tablet sebesar 600 mg.


3. Aerosil

Aerosil banyak digunakan dalam obat-obatan, kosmetik, dan produk

makanan. Ukuran partikelnya yang kecil dan luas permukaan spesifik yang besar

memberikan karakteristik aliran yang diinginkan untuk memperbaiki sifat aliran

serbuk kering dalam sejumlah proses seperti tableting dan pengisian kapsul.

Aerosil juga digunakan sebagai penghancur tablet dan sebagai zat pendispersi

adsorben untuk cairan dalam serbuk. Dalam sebuah tablet aerosil digunakan

dengan konsentrasi 0,5-2%. Aerosil banyak digunakan secara oral dan topikal

produk farmasi dan dianggap tidak beracun dan non irritant (Rowe, Sheskey dan

Quinn, 2009)

4. Manitol

Manitol banyak digunakan dalam formulasi farmasi dan produk makanan.

Manitol stabil dalam keadaan kering dan larutan berair. Manitol dapat digunakan

dalam pembuatan tablet kempa langsung, dimana bentuk granul dan tersedia

penyemprot kering atau dalam granulasi basah. Granulasi yang mengandung

manitol memiliki keuntungan mudah dikeringkan. Manitol biasa digunakan

sebagai bahan tambahan dalam pembuatan formulasi tablet kunyah karena panas

larutannya negative, manis, dan rasanya enak dimulut dengan konsentrasi 10-90%

(Rowe, Sheskey dan Quinn, 2009).

Manitol merupakan pengisi yang baik untuk tablet jika rasa merupakan

salah satu faktor penting, seperti dalam tablet kunyah. Manitol dikehendaki

sebagai pengisi dalam tablet kunyah sebab mempunyai rasa menyenangkan,


sedikit manis, halus, dingin, dan raba mulut yang menyenangkan. Manitol tidak

membuat tablet sekeras tablet yang mengandung sorbitol, tetapi kurang peka

terhadap lembab. Manitol menunjukkan secara kimia kompatibel dengan senyawa

peka lembab. Manitol mengambil lembab kurang dari 1,0% pada lembab relatif

sebesar 90%. Manitol mempunyai sifat aliran yang buruk sehingga memerlukan

konsentrasi lubrikan lebih besar (3 sampai 6 kali lebih besar) dan konsentrasi

glidan yang lebih tinggi untuk pengempaan yang memuaskan (Siregar, 2010).

5. Sorbitol

Sorbitol banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi

farmasi. Sorbitol digunakan sebagai pengencer dalam formulasi tablet dalam

granulasi basah maupun kempa langsung. Hal ini berarti digunakan dalam tablet

kunyah karena rasanya yang menyenangkan, rasa manis, dan memberikan sensasi

dingin. Sorbitol sebagai pengikat dan pengisi dalam tablet memiliki konsentrasi

25-90%. Sorbitol secara kimiawi bersifat relative inert dan kompatibel dengan

kebanyakan eksipien. Hal ini stabil di udara dengan tidak adanya katalisator dan

dingin, encer asam dan alkali. Sorbitol tidak membusuk disuhu tinggi dengan

adanya amina (Rowe, Sheskey dan Quinn, 2009).

Sorbitol merupakan isomer optik manitol, tetapi keduannya sangat berbeda.

Sorbitol bersifat lebih higroskopis pada kelembapan diatas 65% dan lebih larut

dalam air daripada manitol. Sorbitol terdiri dari sejumlah bentuk Kristal

polimorfisa dan juga bentuk amorf. Sorbitol digunakan secara luas sebagai

eksipien tunggal dalam permen “bebas gula” dan sebagai pembawa dalam bentuk
tablet kunyah. Bentuk polimorfisa yang kurang stabil (α dan β) menjadi bentuk

yang stabil (γ). Hal ini menyebabkan partikel-pertikel mengendap dan ditunjukkan

oleh adanya lembab. Sehingga dalam pembuatan tablet kunyah dikombinasikan

dengan manitol yang bersifat kurang peka terhadap lembab (Siregar, 2010).

6. Povidon

Meskipun povidon digunakan dalam berbagai formulasi, penggunaan utama

dalam bentuk sediaan padat dengan konsentrasi 0,5-5%. Dalam tablet, larutan

povidon digunakan sebagai pengikat dalam proses granulasi basah. Povidon juga

ditambahkan ke campuran bubuk dan granulasi dengan penambahan air, alkohol,

atau larutan hidroalkoholik. Povidon digunakan sebagai pelarut secara oral dan

formulasi parenteral, dan telah terbukti meningkatkan pelepasan obat-obatan yang

tidak terlarut dari bentuk sediaan padat (Rowe, Sheskey dan Quinn, 2009).

7. Magnesium Stearat

Magnesium stearat adalah serbuk sangat halus, putih terang, dipercepat atau

giling, bubuk teraba dari bulk density yang rendah, memiliki bau samar asam

stearat dan rasa yang khas. Magnesium stearat digunakan sebagai pelicin dalam

kapsul dan tablet pembuatan pada konsentrasi antara 0,25% dan 5,0% b / b.

Kompatibel terhadap asam kuat, alkali dan garam besi. Magnesium stearate tidak

dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin dan

garam alkaloid (Rowe, Sheskey and Quinn, 2009).


8. Aspartam

Asapartam merupakan pemanis buatan yang paling banyak digunakan

dewasa ini. Sifat manis relative aspartame kira-kira sebesar 200 dan rasa

manisnya dapat bertahan lebih lama daripada pemanis alami. Aspartame

meningkatkan dan memperbesar efek penambah rasa sitrun. Kestabilan aspartam

kering dikatakan baik pada suhu kamar dan kelembapan relative 50%, sedangkan

dalam larutan paling stabil pada pH 4. Tingkat penggunaan aspartam dalam tablet

kunyah adalah 3 sampai 8 mg per tablet (Siregar, 2010).

I. Rangkuman Preformulasi

Formula yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada formula

penelitian Uwamaretatyalovi (2010) yang membuat formulasi tablet kunyah

ekstrak daun sirih (Piper betle L.) . Dari formula tersebut, tablet yang dihasilkan

mempunyai sifat fisik tablet yang baik ditinjau dari uji evaluasi granul dan tablet.

Maka dari itu, peneliti akan membuat tiga formula tablet kunyah dari ekstrak daun

stevia dan daun sambiloto sebagai zat aktif dengan metode granulasi basah yang

mengacu pada formula tersebut.

Zat aktif ekstrak daun stevia memiliki dosis sebesar 840 mg dan daun

sambiloto memiliki dosis 57,12 mg per tabletnya yang berkhasiat untuk

menurunkan kadar gula darah. Kedua ekstrak dikeringkan menggunakan aerosil

dengan perbandingan 2:1 yaitu 315 mg untuk daun stevia dan 21,42 mg untuk

daun sambiloto. Dalam pembuatan sediaan tablet kunyah ditambahkan beberapa

eksipien seperti pengikat, pelincir dan pemanis. Pada formula ini, komponen
penting yang divariasikan adalah manitol dan sorbitol yang berperan sebagai

pengisi. Hal ini disebabkan karena kombinasi tersebut dapat memberikan

karakteristik raba mulut dan mampu kunyah yang baik. Kombinasi penggunaan

manitol dan sorbitol pada formula satu (90%:10%), formula dua (80%:20%), dan

formula tiga (70%:30%). Dengan meningkatkan konsentrasi sorbitol dapat

mengingkatkan waktu alir granul sehingga kekerasan tablet meningkat, sedangkan

kerapuhan menjadi berkurang. Sebagai pengikat, peneliti akan menggunakan

povidon dengan konsentrasi yang sama pada setiap formula yaitu sebesar 1%.

Pada formula ini, pelincir yang digunakan adalah mg stearat sebesar 2,5% per

tablet. Mg stearat berfungsi sebagai antiadheran dan lubrikan yang dapat

mengurangi gesekan antara dinding tablet dengan dinding die pada saat tablet

ditekan luar. Sebagai pemanis, akan menggunakan aspartam. Aspartam ini

digunakan pada konsentrasi yang rendah karena tingkat kemanisannya 180-220

kali tingkat kemanisan sukrosa. Pada formula ini, aspartam yang digunakan

sebesar 5 mg per tablet. Konsentrrasi ini telah disetarakan dengan dosis

penggunaaan aspartam per hari sehingga tidak menimbulkan efek yag tidak

diinginkan.

Pada penelitian ini, peneliti akan memformulasikan ekstrak daun stevia

(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium) menjadi

tablet kunyah dengan membandingkan variasi manitol dan sorbitol sebagai

pengisi yang akan memberikan pengaruh secara signifikan jika ditinjau dari segi

evaluasinya.
J. Kerangka Teori
Menurunkan kadar gula darah

Daun Stevia Daun


( Stevia rebaudiana Sambiloto
Bert.)
Menstimulasi sekresi insulin
Menghambat
melalui aksi glukoneogenesis
langsung (Subroto,
dan2006) (Andrographis
alfa glukodiase diusus (Zhang X.F et al, 2000)
folium)

Maserasi Maserasi

Ekstrak Kental daun Stevia Steviosida Andrografolid


Ekstrak Kental
(Subroto, 2006) (Zhang X.F et al,
daun
2000)
sambiloto

Pengering Pengering

Ekstrak Kering daun stevia Ekstrak Kering daun sambiloto

Formulasi Tablet Kunyah

Pelincir Pengisi Pengikat Pemanis

Mg Stearat Manitol -Sorbitol Povidon Aspartam

Dapat mengurangi Campuran manitol Membentuk Memiliki manis


gesekan antara dengan sorbitol aglomerat dari relative sebesar 200
dinding tablet memiliki bahan aktif, dan dapat bertahan
dengan dinding die karakteristik raba pengisi dan lebih lama daripada
pada saat tablet mulut dan mampu eksipien lain pemanis alami
ditekan luar kunyah yang baik (Agoes, 2013) (SIregar, 2010)
(Lachman, 1994) (Siregar, 2010)

Pencampuran granul Evaluasi granul

Dicetak menjadi Evaluasi tablet kunyah


tablet kunyah

Sediaan Stabil
K. Hipotesis

Hi : Kombinasi ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) dapat diformulasikan menjadi sediaan tablet kunyah

dengan variasi manitol-sorbitol yang stabil ditinjau dari uji evaluasinya.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan dengan

beberapa formula tablet yang mengandung kombinasi ekstrak daun stevia (Stevia

rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium) dengan variasi

pengisi manitol dan sorbitol menggunakan granulasi basah.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi,

Laboratorium Farmasetika dan Laboratorium Fisika di Jurusan Farmasi Poltekkes

Kemenkes Palembang pada bulan Februari-Juli 2018.

C. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah ekstrak daun stevia dan daun sambiloto yang

diperoleh dari proses ekstraksi. Daun stevia diperoleh dari Kabupaten Sukoharjo-

Bendosari, Jawa Tengah dengan karakteristik berdaun rimbun, berumur 40-60

hari, tinggi tanaman mencapai 40-60 cm, dan menjelang stadium berbunga

(Rukmana, 2003). Sedangkan daun sambiloto diperoleh dari halaman rumah ibu

“X” di daerah Belitang Kabupaten OKU Timur dengan karakteristik berwarna

hijau tua, panjang daun 2-8 cm dan lebar 1-3 cm (Prapanza dan Marianto, 2003).

41
42

D. Cara Pengumpulan Data

1. Persiapan Sampel

Sebelum dilakukan perajangan, daun stevia dan daun sambiloto disortasi

kering terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada benda asing yang masih

tertinggal selama proses pengeringan. Selanjutnya simplisia dirajang untuk

memperkecil ukuran partikelnya.

2. Ekstraksi

a. Daun stevia dan daun sambiloto kering ditimbang masing-masing sebanyak

300 g kemudian dimasukkan kedalam botol maserasi.

b. Isi botol maserasi dengan etanol 70% sampai semua simplisia terendam dan

ada selapis etanol diatasnya.

c. Tutup dan diamkan selama 5 hari ditempat yang terlindung dari cahaya dan

dikocok 3 kali sehari.

d. Setelah 5 hari kemudian disaring. Filtrat yang didapatkan diendapkan

selama 2 hari ditempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya.

e. Ulangi sampai semua sampel tersari sempurna.

f. Kemudian maseratnya didestilasi vakum sehingga diperoleh ekstrak kental.

3. Pembuatan Ekstrak Kering

Pembuatan ekstrak kering daun stevia dan daun sambiloto adalah sebagai

berikut:
a. Ekstrak kental daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) hasil ekstraksi yang telah dipekatkan dengan destilasi

vakum dicairkan kembali dengan sedikit sedikit aquadest.

b. Gerus dalam mortir yang telah disterilkan.

c. Tambahkan aerosil dengan perbandingan 2:1 bobot ekstrak kental.

d. Setelah itu, bentuk masa menjadi pipih dan dikeringkan pada lemari

pengering bersuhu 40ºC selama 24 jam.

e. Setelah dikeringkan lalu digerus kembali dan diayak dengan ayakan no.120

sampai berukuran sama.

f. Dimasukkan dalam formula.

4. Formula Tablet

Formula tablet pada penelitian ini mengacu pada formulasi tablet kunyah

ekstrak daun sirih (Piper betle L.) dengan variasi pengisi manitol-sorbitol

(Uwamaretatyalovi, 2010) dan formulasi tablet kunyah serbuk jahe merah (Yetti

dkk, 2015). Dalam penelitian tersebut diketahui bahwa perubahan komposisi

manitol dan sorbitol berpengaruh terhadap sifat fisik granul dan tablet kunyah

yang dihasilkan. Formula tersebut lalu diaplikasikan untuk pembuatan tablet

kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) yang berkhasiat untuk menurunkan kadar gula darah

dengan variasi pengisi manitol dan sorbitol pada formula satu (90%:10%),

formula dua (80%:20%) dan formula tiga (70%:30%). Tablet yang dibuat dengan

600 mg sebanyak 200 tablet setiap formulanya.


Tabel 8. Formula Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana
Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium).
Bahan FI FII FIII Keterangan
Ekstrak + aerosil (2:1) 340 mg 340 mg 340 mg Zat aktif
Manitol 190 mg 170 mg 150 mg Pengisi
Sorbitol 25 mg 45 mg 65 mg Pengisi
Povidon 30 mg 30 mg 30 mg Pengikat
Mg Stearat 15 mg 15 mg 15 mg Pelincir
Aspartam 6 mg 6 mg 6 mg Pemanis
(Berdasarkan penelitian Uwamaretatyalovi (2010) dan Yetti dkk (2015))

5. Pembuatan Granul Tablet Kunyah

Dilakukan dengan metode granulasi basah dengan cara sebagai berikut:

a. Timbang semua bahan terlebih dahulu.

b. Masukkan ekstrak kering daun stevia dan daun sambiloto kedalam lumpang

gerus sampai homogen.

c. Tambahkan manitol, sorbitol, dan aspartam sedikit demi sedikit, gerus

sampai homogen.

d. Lalu tambahkan povidon dan gerus homogen.

e. Basahi dengan aquadest hingga massa dapat dikepal, ayakk dengan ayakan

12 mesh

f. Keringkan dalam lemari pengering selama 24 jam.

g. Ayak kembali dengan ayakan 16 mesh.

h. Lakukan uji sifat fisik granul yang meliputi kecepatan alir, sudut diam dan

kompresibilitas.
6. Evaluasi Sifat Fisik Granul Tablet Kunyah

Evaluasi granul tablet kunyah meliputi kecepatan alir, sudut diam, dan

kompresibilitas granul. Evaluasi ini dilakukan sebelum granul dibuat menjadi

tablet. Pengamatan yang dilakukan antara lain:

a. Kecepatan Alir

Diukur menggunakan stopwatch. Cara mengukurnya yaitu:

1) Ditimbang 100 gram granul.

2) Kemudian dimasukkan dalam corong yang bagian bawahnya ditutup.

3) Penutup corong dibuka dan granul dibiarkan keluar sampai habis.

4) Hitung kecepatan alir granul

b. Sudut Diam

Diukur dengan menggunakan mistar. Caranya adalah sebagai berikut:

1) Tumpukan granul yang telah dialirkan saat pemeriksaan kecepatan alir tadi

dihitung tinggi dan diameternya.

2) Hitung sudut diam.

tan α = ℎ
𝑟

Keterangan :

Tan α = sudut diam

h = tinggi tumpukan granul

r = jari-jari yang dibentuk oleh lingkaran granul


c. Kompresibilitas

Diukur dengan beaker gelas kemudian dihitung perbandingan antara selisih

kerapatan mampat dengan kerapatan nyata dibagi kerapatan mampat dalam

persen. Cara mengukur kompresibitas granul adalah sebagai berikut:

1) Ditimbang gelas ukur 25 ml kosong (W1).

2) Lalu diisi granul sampai volume 25 ml (Vo), lalu timbang (W2).

3) Gelas ukur yang berisi granul dihentakkan sebanyak 500 kali ketukan.

4) Volume granul di dalam gelas ukur dibaca (V1).

𝑊2−𝑊1
ρu = 𝑉𝑜
dan ρb = 𝑊2−𝑊1
𝑉1

𝜌𝑏 − 𝜌𝑢
C= 𝑥 100%
𝜌𝑏

Keterangan:

𝜌𝑢 = BJ sebelum dimampatkan

ρb = BJ setelah dimampatkan

w1 = Berat gelas ukur kosong

w2 = Berat gelas ukur berisi granul 100 ml

v0 = Volume granul sebelum dimampatkan

v1 = Volume granul sesudah dimampatkan

7. Pembuatan Tablet Kunyah

Setelah dlakukan uji sifat fisik granulnya, maka granul siap dicetak dengan

cara sebagai berikut:

a. Granul yang telah dievaluasi kemudian ditambahkan bahan pelicir yaitu mg

stearat, gerus homogen.


b. Cetak granul menjadi tablet dengan mesin pencetak tablet, bobot tiap tablet

600 mg.

c. Kemudian dilakukan uji sifat fisik tablet yang meliputi keseragaman bobot,

keseragaman ukuran, kekerasan, dan kerapuhan.

8. Uji Sifat Fisik Tablet

a. Keseragaman Bobot

1) Diukur dengan analytical balance.

2) Timbang 20 tablet bebas debu, hitung bobot rata-rata.

3) Timbang bobot tablet satu per satu.

4) Catat masing-masing bobot, lalu hitung penyimpangan bobot setip tablet.

Kriteria yang baik didapat jika dari dari 20 tablet tidak ada satu tablet yang

menyimpang beratnya dari rata-rata lebih dari 10% dan 2 tablet tidak lebih

dari 5%.

b. Keseragaman Ukuran

1) Ambil 20 tablet secara acak.

2) Kemudian diukur ketebalan dan diameter satu per satu tablet dengan

menggunakan alat jangka sorong.

3) Hitung rata-rata diameter dan tebal tablet dari hasil pengukuran tersebut.

4) Tablet dikategorikan baik jika diameternya tidak lebih dari 3x dan tidak

kurang dari 1 1/3 x tebal tablet.


c. Kekerasan

1) Diukur dengan alat hardness tester.

2) Siapkan 10 tablet lalu letakkan tegak lurus pada alat, putar ujung alat hingga

tablet pecah.

3) Kemudian lihat pada tekanan berapa tablet tersebut pecah. Tablet kunyah

yang baik kekerasannya berkisar 4-7 kg/cm2.

d. Kerapuhan

1) Ambil 20 tablet lalu bebasdebukan kemudian ditimbang (w1)

2) Bersihkan alat friabilator, masukkan tablet.

3) Atur alat dengan kecepatan 25 rpm dengan waktu selama 4 menit.

4) Tekan tombol start, biarkan alat berputar sampai 100 putaran.

5) Keluarkan seluruh tablet, lalu timbang kembali (w2)

6) Hitung % friabilitas tablet.


𝑤1−𝑤2
% friabilitas =
𝑤1 𝑥 100%

7) Nilai friabilitas tablet kunyah yang memenuhi syarat yaitu ≤ 4% (Siregar,

2010).

e. Waktu Hancur

1) Diukur dengan alat desintegration tester dan stopwatch.

2) Siapkan 6 tablet lalu masukkan tablet kedalam pipa dalam keranjang.

3) Masukkan cakram satu per satu kedalam pipa tersebut.

4) Atur suhu sebesar 37ºC lalu tekan tombol start bersamaan dengan

stopwatch, keranjang akan bergerak naik turun dalam cairan pencelup

dengan frekuensi 39-32 kali turun naik permenit.


5) Amati tablet yang telah hancur dalam air dan catat waktunya.

6) Tablet dikategorikan baik jika waktu hancurnya kurang dari 15 menit.

f. Penilaian Rasa Tablet

Uji tanggapan rasa dilakukan dengan teknik sampling acak dan diukur

berdasarkan jawaban atas kuisioner yang diberikan kepada responden. Caranya

adalah sebagai berikut:

1) Responden diminta untuk memberikan tanggapan tentang rasa tablet kunyah

ekstrak daun stevia dan daun sambiloto dengan mengisi angket yang

disediakan.

2) Setiap responden berkesempatan sama untuk merasakan sampel dari

formula tablet kunyah ekstrak daun stevia dan daun sambiloto.

3) Tanggapan rasa dikategorikan menjadi enak dan tidak enak.

4) Data yang diperoleh dari responden diolah dan disajikan dalam bentuk tabel.

E. Alat Pengumpulan Data

1. Alat

a. Alat-alat untuk proses pembuatan ekstrak daun stevia dan daun sambiloto,

yaitu: bejana bewarna gelap, kertas saring, corong gelas, dan seperangkat

alat destilasi vakum.

b. Alat-alat untuk proses pembuatan tablet, yaitu: timbangan biasa, timbangan

Analytical Balance, kertas perkamen, mortir dan stamper, ayakan, sudip,

lemari pengering, dan mesin pencetak tablet Single Punch.


c. Alat-alat untuk evaluasi tablet, yaitu: Timbangan analitik atau analytical

balance A and D SR 200, jangka sorong Tricle brand, Friability Apparatus,

hardness tester, disintegration tester, dan kuisioner.

2. Bahan

a. Bahan untuk membuat ekstrak daun stevia dan daun sambiloto yaitu daun

stevia (Stevia rebaudiana Bert.), daun sambiloto (Andrographis folium), dan

etanol 70%.

b. Bahan untuk formula tabet kunyah, yaitu: ekstrak kering daun stevia (Stevia

rebaudiana Bert.), daun sambiloto (Andrographis folium), aerosil, manitol,

sorbitol, povidon, mg stearat, dan aspartam.

F. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependent : kestabilan fisik tablet kunyah ekstrak daun stevia

(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium).

2. Variabel Independent : Keseragaman bobot, keseragaman ukuran,

kekerasan, kerapuhan, waktu hancur, dan variasi

pengisi dari formulasi tablet kunyah yaitu manitol

dan sorbitol.
G. Definisi Operasional

1. Evaluasi Fisik

a. Definisi : karakteristik fisik tablet kunyah ekstrak daun stevia dan

daun sambiloto yang telah diuji kompresibilitas granul,

keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan,

kerapuhan, dan kualitas rasaa yang sudah memenuhi

persyaratan.

b. Alat ukur : Rekapitulasi hasil persyaratan pengujian evaluasi fisik.

c. Cara ukur : Self assessment

d. Hasil ukur : Stabil jika suatu formula memenuhi syarat uji fisik,

keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan,

kerapuhan dan waktu hancur tablet. Tidak stabil jika suatu

formula tidak memnuhi salah satu persyaratan uji fisik

tersebut.

2. Keseragaman Bobot

a. Definisi : Banyaknya penyimpangan bobot tiap tablet kunyah

ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun

sambiloto (Andrographis folium) terhadap bobot rata-rata

dari sejumlah tablet yang masih diperbolehkan.

b. Alat Ukur : Timbangan analitik

c. Cara Ukur : Membandingkan hasil pengukuran dengan standar

Farmakope Indonesia Edisi III (1979).

d. Hasil Ukur : Memenuhi syarat jika penyimpangan bobot 2 tablet


kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan

daun sambiloto (Andrographis folium) tidak lebih dari 5%

dan tidak satu pun tablet lebih dari 10% (Depkes, 1979).

3. Keseragaman Ukuran

a. Definisi : Kesamaan ukuran dari 20 tablet kunyah ekstrak daun

stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) meliputi diameter dan tebal tablet.

b. Alat ukur : Jangka sorong

a. Cara ukur : Jika 20 tablet diukur, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali

dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet

c. Hasil Ukur : Memenuhi syarat jika tebal tablet tidak lebih dari tiga kali

dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet

(Depkes RI, 1979).

4. Kekerasan Tablet

a. Definisi : Ketahanan tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia

rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis

folium) dalam melawan tekanan mekanik dari alat ukur.

b. Alat ukur : Hardness tester

c. Cara ukur : Membandingkan hasil pengukuran dengan standar

kekerasan tablet yang baik.

d. Hasil Ukur : Kekerasan untuk tablet kunyah berkisar 4-7 kg (Agoes,

2006)
5. Kerapuhan Tablet

a. Definisi : Ketahanan tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia

rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis

folium) dalam melawan pengikisan dan goncangan dari

alat.

b. Alat Ukur : Roche friabilator tester

c. Cara Ukur : Membandingkan hasil pengukuran dengan standar

kerapuhan tablet.

d. Hasil Ukur : Memenuhi syarat jika kerapuhan tablet ≤ 4% (Siregar,

2010).

6. Waktu Hancur

b. Definisi : Menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang

ditetapkan pada masing-masing tablet kunyah ekstrak

daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium).

c. Alat Ukur : Disintegration tester.

d. Cara Ukur : Membandingkan hasil pengukuran dengan standar waktu

hancur tablet umum/biasa.

e. Hasil Ukur : Memenuhi syarat jika waktu hancur tablet 15 menit. Tidak

memenuhi syarat jika waktu hancur lebih dari 15 menit

(Depkes, 1979).
7. Penilaian Rasa

a. Definisi : Uji tanggapan kualitas tablet kunyah daun stevia (Stevia

rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis

folium) menurut 30 orang responden yang telah

mengunyah tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia

rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis

folium).

b. Alat ukur : Kuisioner

c. Cara ukur : Menghitung jumlah jawaban responden yang

menyatakan tidak enak (skor 0) dan enak (skor 1).

d. Hasil ukur : Memenuhi syarat jika sediaan enak (≥50%) dan tidak

memenuhi syarat jika sediaan tidak enak (Wardhana, 2007).


H. Kerangka Operasional

Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bert.)


dan daun sambiloto (Andrographis
folium)

Maserasi dengan etanol 70% Destilasi vakum

Zat pengering Ekstrak kental

Zat Pelincir
Ekstrak kering Zat Pengisi

Formulasi Tablet Granul Tablet Kunyah Zat Pengikat


Kunyah

Evaluasi Granul Zat Pemanis

Kecepatan Alir Sudut Diam Kompresibilitas

Evaluasi Tablet Kunyah

Keseragaman bobot
Keseragaman ukuran Kekerasan Kerapuhan Waktu Hancur Tanggapan rasa

Stabil Tidak Stabil


Enak Tidak Enak
I. Cara Pengolahan dan Analisis Data

Data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan dan pengukuran

terhadap evaluasi fisik granul yang meliputi: kecepatan alir, sudut diam,

kompresibilitas, dan evaluasi fisik tablet yang meliputi:keseragaman bobot,

keseragaman ukuran, kekerasan, dan kerapuhan. Sedangkan uji tanggap rasa akan

dinilai oleh 30 responden kemudian hasilnya akan diakumulasi dan dibuat dalam

bentuk tabel.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Ekstrak Kental

Dalam penelitian ini, digunakan daun sambiloto yang berwarna hijau tua

dan daun stevia yang berwarna hijau muda lalu dirajang halus sehingga

mendapatkan simplisia kering sebanyak 150 gram untuk daun sambiloto dan

1.500 gram daun stevia. Selanjutnya kedua simplisia dimaserasi dengan pelarut

etanol 70% selama 5 hari. Maserat yang diperoleh dienaptuangkan selama 2 hari,

setelah itu didestilai vakum dan diperoleh ekstrak kental sebanyak 28,22 gram

untuk ekstrak sambiloto dan 283,3366 gram untuk ekstrak stevia. Rendemen yang

diperoleh dari ekstrak daun sambiloto adalah 9,40 % dan ekstrak daun stevia yaitu

9,44 %.

2. Hasil Uji Sifat Fisik Granul Ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana

Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)

Sebelum dicetak menjadi tablet, granul yang dibuat dilakukan pengujian

sifat fisiknya meliputi kecepatan alir, sudut diam dan kompresibilitas. Berikut

hasil yang diperoleh :

Tabel 9. Hasil Uji Kecepatan Alir Granul Tablet Kunyah Ekstrak daun
stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Sifat Fisik Granul Formula
I II III
Kecepatan Alir (g/s) 7,76 7,08 5,95
Keterangan MS (Baik) MS (Baik) MS (Baik)

57
58

Keterangan : Memenuhi syarat granul yang baik karena kecepatan alir masuk
dalam
kolom <10 g/s.
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat

Tabel 10. Hasil Uji Sudut Diam Granul Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Sifat Fisik Formula
Granul I II III
Tinggi (cm) 2,86 2,96 3,13
Jari-jari (cm) 9,45 8,98 8,05
Tan α 0,3026 0,3296 0,3888
Sudut diam (º) 16,8358 18,2422 21,2460
Keterangan MS (Sangat Baik) MS (Sangat Baik) MS (Baik)
Keterangan : Memenuhi syarat granul yang sangat baik karena sudut diam
<20º dan baik karena dalam kolom 20-30º
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat

Tabel 11. Hasil Uji Kompresibilitas Granul Tablet Kunyah Ekstrak daun
stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Sifat Fisik Formula
Granul I II III
BJ Nyata 0,6957 0,6843 0,6834
BJ Mampat 0,7247 0,7249 0,8136
Kompresibilitas (%) 4,0 5,6 16,0
Keterangan MS (Istimewa) MS (Istimewa) MS (Baik)
Keterangan : Memenuhi syarat granul istimewa karena kompresibilitas <15 % dan
baik 12 - 16 %.
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
3. Hasil Uji Sifat Fisik Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia (Stevia

rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)

Setelah granul dicetak menjadi tablet, maka dilakukan uji sifat fisik tablet

yang meliputi : keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan,

waktu hancur dan kualitas rasa. Berikut hasil yang diperoleh:

Tabel 12. Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
No FI FII FIII
Bobot (g) % Bobot (g) % Bobot (g) %
1 608,10 0,84 599,80 0,86 605,20 0,04
2 607,80 0,79 604,40 0,10 605,00 0,07
3 607,30 0,71 604,80 0,03 607,00 0,25
4 599,00 0,66 605,40 0,06 608,00 0,42
5 599,40 0,59 605,10 0,01 606,60 0,18
6 601,50 0,24 599,70 0,88 602,70 0,45
7 601,00 0,33 600,00 0,83 603,00 0,40
8 599,20 0,63 608,60 0,59 603,20 0,37
9 603,40 0,06 607,90 0,47 600,70 0,78
10 601,10 0,31 608,10 0,50 606,70 0,20
11 608,40 0,89 601,90 0,51 609,80 0,71
12 599,10 0,64 602,20 0,46 605,40 0,00
13 599,30 0,61 608,00 0,49 608,30 0,47
14 599,70 0,54 607,80 0,45 598,50 1,14
15 607,70 0,77 608,10 0,50 607,20 0,28
16 608,40 0,89 608,20 0,52 606,70 0,20
17 601,70 0,21 607,50 0,40 609,20 0,61
18 603,00 0,00 605,00 0,00 608,10 0,43
19 602,80 0,03 601,60 0,56 601,90 0,58
20 602,00 0,16 606,50 0,24 605,80 0,05
∑ 12.059,90 9,90 12.100,60 8,40 12.109,00 7,63
X 603,00 0,50 605,03 0,44 605,45 0,40
Ket MS MS MS MS MS MS
Keterangan : Memenuhi syarat tablet karena keseragaman ukuran tidak ada
satu tablet yang >5 %
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 13. Hasil Uji Keseragaman Ukuran Tablet Kunyah Ekstrak daun
stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
No FI FII FIII
d t d/t d t d/t d t d/t
1 1,27 0,37 3,43 1,27 0,39 3,25 1,27 0,34 3,73
2 1,27 0,34 3,73 1,27 0,40 3,17 1,27 0,36 3,52
3 1,27 0,37 3,43 1,27 0,36 3,52 1,27 0,36 3,52
4 1,27 0,34 3,73 1,27 0,39 3,25 1,27 0,39 3,25
5 1,27 0,40 3,17 1,27 0,35 3,62 1,27 0,37 3,43
6 1,27 0,40 3,17 1,27 0,40 3,17 1,27 0,36 3,52
7 1,27 0,42 3,02 1,27 0,35 3,62 1,27 0,36 3,52
8 1,27 0,37 3,43 1,27 0,36 3,52 1,27 0,36 3,52
9 1,27 0,35 3,62 1,27 0,36 3,52 1,27 0,36 3,52
10 1,27 0,37 3,43 1,27 0,35 3,62 1,27 0,38 3,34
11 1,27 0,39 3,25 1,27 0,39 3,25 1,27 0,36 3,52
12 1,27 0,36 3,52 1,27 0,36 3,52 1,27 0,38 3,34
13 1,27 0,36 3,52 1,27 0,35 3,62 1,27 0,40 3,17
14 1,27 0,38 3,34 1,27 0,36 3,52 1,27 0,39 3,25
15 1,27 0,37 3,43 1,27 0,36 3,52 1,27 0,36 3,52
16 1,27 0,37 3,43 1,27 0,37 3,43 1,27 0,38 3,34
17 1,27 0,37 3,43 1,27 0,34 3,73 1,27 0,36 3,52
18 1,27 0,37 3,43 1,27 0,37 3,43 1,27 0,38 3,34
19 1,27 0,38 3,34 1,27 0,39 3,25 1,27 0,38 3,34
20 1,27 0,39 3,25 1,27 0,40 3,17 1,27 0,37 3,43
∑ 25,40 7,47 3,40 25,40 7,40 3,43 25,40 7,40 3,43
X 1,27 0,37 1,27 0,37 1,27 0,37
Ket TMS TMS TMS
Keterangan : Memenuhi syarat jika diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet.
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat
Tabel 14. Hasil Uji Kekerasan Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
No FI (kg) FII (kg) FIII (kg)
1 3,00 4,00 4,00
2 3,00 3,00 4,00
3 3,00 4,00 4,00
4 4,00 5,00 4,00
5 4,00 7,00 4,00
6 3,00 4,00 4,00
7 4,00 4,00 5,00
8 4,50 3,00 4,00
9 4,00 3,00 4,00
10 4,00 3,00 5,00
∑ 36,50 40,00 42,00
X 3,65 4,00 4,20
Ket TMS MS MS
Keterangan : Memenuhi syarat jika kekerasan tablet antara 4-7 kg
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat

Tabel 15. Hasil Uji Kerapuhan Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia (Stevia
rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Kerapuhan FI FII FIII
W1 (mg) 11.930 12.030 12.080
W2 (mg) 11.850 11.960 12.050
Kerapuhan (%) 0,6705 0,5818 0,2483
Ket MS MS MS
Keterangan : Memenuhi syarat jika kerapuhan tidak lebih dari 4%
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi Syarat

Tabel 16. Hasil Uji Waktu Hancur Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Waktu Hancur FI FII FIII
1 6,06 menit 12,25 menit 15,36 menit
2 5,40 menit 11,09 menit 14,59 menit
3 5,32 menit 10,58 menit 13,42 menit
X 5,59 menit 11,30 menit 14,45 menit
Ket MS MS MS
Keterangan : Memenuhi Syarat jika waktu hancur tidak lebih dari 15 menit
MS : Memenuhi Syarat TMS : Tidak Memenuhi
Syarat
Tabel 17. Hasil Uji Tanggap Rasa Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Formula Tanggapan Rasa Total
Enak Tidak Enak
I 46,67 % 53,33 % 100 %
II 100 % 0% 100 %
III 93,33 % 6,67 % 100 %

Tabel 18. Rekapitulasi Hasil Sifat Fisik Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia
(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)
Uji Evaluasi Formulasi Tablet Kunyah
FI Ket FII Ket FIII Ket
Kecepatan Alir (g/s) 7,76 MS 7,08 MS 5,95 MS
Sudut Diam (º) 16,83 MS 18,24 MS 21,24 MS
Kompresibilitas (%) 4,00 MS 5,60 MS 16,0 MS
Keseragaman bobot (mg) 0,50 MS 0,44 MS 0,40 MS
Keseragaman Ukuran (cm) 3,40 TMS 3,43 TMS 3,43 TMS
Kekerasan (kg) 3,65 TMS 4,00 MS 4,20 MS
Kerapuhan (%) 0,67 MS 0,58 MS 0,24 MS
Waktu hancur (menit) 5,59 MS 11,30 MS 14,45 MS
Kualitas rasa 46,67 TMS 100 MS 93,3 MS
Jumlah MS 6 MS 8 MS 8
TMS 3 TMS 1 TMS 1

B. PEMBAHASAN

1. Ekstrak Kental

Penelitian ini dilakukan dengan metode maserasi, sesuai dengan penelitian

Pradini, Pambudi, dan Dinah (2017) dimana senyawa steviosida dari daun stevia

dan andrografolid dari daun sambiloto dapat tertarik dengan baik. Dari 1.500 gram

simplisia kering daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan 150 gram simplisia

kering daun sambiloto (Andrographis folium) dilarutkan dengan etanol 70%

selama 5 hari. Setelah itu, disaring dan dienaptuangkan selama 2 hari. Maserat

yang diperoleh kemudian didestilasi vakum dan diperoleh ekstrak kental sebanyak

283,3366 gram untuk ekstrak stevia dan 28,22 gram untuk ekstrak sambiloto.
Rendemen yang diperoleh dari ekstrak daun stevia yaitu 9,44 % dan ekstrak daun

sambiloto adalah 9,40 %. Rendemen yang didapatkan ini tidak berbeda jauh

dengan penelitian Pradini, Pambudi dan Dinah (2017) dimana rendemen masing-

masing kedua ekstrak tersebut sama, yaitu sebesar 9,76%. Hal ini disebabkan

adanya maserat yang tumpah pada saat penyaringan sehingga hasil rendemen

lebih kecil dibandingkan penelitian sebelumnya.

2. Pengamatan Sifat Fisik Granul Ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana

Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)

a. Kecepatan Alir

Pemeriksaan kecepatan alir granul bertujuan untuk mengetahui waktu yang

dibutuhkan granul untuk mengalir pada sat akan dicetak. Granul yang baik akan

mempunyai sifat alir yang baik maka pengisian pada ruang cetak menjadi konstan

(Parrot, 1970). Hasil pengamatan kecepatan alir granul pada tabel 9 menunjukkan

bahwa kecepatan alir granul pada formula I, II, dan III secara berturut-turut adalah

7,76 g/s, 7,08 g/s, dan 5,95 g/s. Dari hasil kecepatan alir granul ini menunjukkan

sifat granul yang baik karena berada dalam standar ketetapan Aulton (2002) yaitu

dalam kolom 4-10 g/s. Kecepatan alir yang paling baik terdapat pada formula I

karena kecepatan alir granulnya tinggi sehingga membuat granul mudah mengalir.

Kecepatan alir granul dipengaruhi oleh ukuran partikel, kekerasan permukaan dan

kelembaban. Ukuran partikel granul makin kecil akan memperbesar daya

kohesinya, sehingga granul akan menggumpal dan menghambat kecepatan alirnya

(Lachman, 1994). Aliran granul juga dipengaruhi oleh sorbitol yang digunakan
dalam formula ini, dimana sorbitol bersifat higroskopis. sehingga kelembaban

menjadi meningkat. Semakin tinggi konsentrasi sorbitol, semakin kecil kecepatan

alir granulnya. Sama halnya penelitian Rukmini (2010), memperoleh hasil

kecepatan alir yang semakin lama dengan meningkatnya konsentrasi sorbitol. Hal

ini berarti meningkatnya konsentrasi sorbitol menyebabkan gaya tarik-menarik

antar partikel semakin kuat sehingga granul sulit untuk mengalir.

b. Sudut Diam

Sudut diam merupakan salah satu parameter baik tidaknya sifat alir suatu

granul. Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan 30º biasanya menunujukkan

bahwa granul dapat mengalir bebas, bila sudutnya lebih besar atau sama dengan

40º biasanya daya mengalirnya kurang baik (Lachman, 1994).

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan sudut diam yaitu formula I

(16,8458º), formula II (18,2422º) dan formula III (21,2460º). Menurut Aulton

(2002), sudut diam <20º menunjukkan granul yang sangat baik. Dari hasil yang

diperoleh, formula I dan formula II memiliki sudut diam yang sangat baik,

sedangkan formula III masuk dalam kategori baik. Pada hasil sudut diam ini

terjadi peningkatan yang dikarenakan meningkatnya konsentrasi sorbitol. Hal ini

dikarenakan sifat sorbitol yang higroskopis menyebabkan massa granul menjadi

lembab sehingga memperlama waktu alir dan sudut diam semakin tinggi. Hasil ini

juga didukung oleh penelitian Rukmini (2010) yang menunujukkan hasil bahwa

semakin tinggi konsentrasi sorbitol, maka semakin semakin tinggi sudut diamnya,

yang menyebabkan sifat alirnya semakin buruk.


c. Kompresibilitas

Uji kompresibilitas digunakan untuk mengetahui baik tidaknya sifat alir

suatu granul. Semakin kecil indeks kompresibilitas, maka semakin baik sifat

alirnya. Dari hasil pengamatan sudut diam diperoleh nilai kompresibilitas yaitu

pada formula I (4,0%), formula II (5,6 %), dan formula III (16,0 %). Menurut

Aulton (2002), nilai kompresibilitas antara 5-15 % dinyatakan istimewa,

sedangkan <16 % bersifat baik. Dari hasil yang diperoleh, nilai kompresibilitas

paling tinggi pada formula III dan paling rendah pada formula I. Hal ini berarti

formula I mempunyai sifat granul yang paling baik. Kenaikan konsentrasi sorbitol

menyebabkan granul menjadi lembab sehingga pemampatan granul lebih sedikit

dan penurunan granul semakin rendah. Hasil ini juga didukung oleh penelitian

Rukmini (2010) yang menunjukkan hasil bahwa meningkatnya konsentrasi

sorbitol, nilai kompresibilitasnya semakin tinggi. Akan tetapi, pada penelitian ini

granul masih bersifat baik sehingga dapat dikempa menjadi tablet.

3. Pengamatan Sifat Fisik Granul Ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana

Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)

a. Keseragaman Bobot

Keseragaman bobot tablet dilihat dari banyaknya penyimpangan yang

diperoleh dari rata-rata seluruh tablet dari sejumlah tablet yang ditimbang satu per

satu. Dari hasil pengamatan yang diperoleh, menunjukkan semua formula

memenuhi persyaratan keseragaman tablet yaitu tidak boleh lebih dari 2 tablet

yang menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak
boleh 1 tabletpun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga

dalam kolom B (Depkes RI, 1979). Keseragaman bobot merupakan parameter

yang sangat penting dalam kualitas tablet yang dihasilkan. Keseragaman bobot

dipengaruhi oleh pengisian granul pada die. Ketika sejumlah bahan dimasukkan

ke dalam die, kemudian ditekan akan menentukan keseragaman bobot yang

dihasilkan. Karena itu, setiap hal yang dapat mengubab proses pengisian lubang

kempa dapat merubah bobot tablet dan menimbulkan variasi bobot (Siregar,

2010).

b. Keseragaman Ukuran

Dari hasil pengamatan yang diperoleh, keseragaman ukuran tablet pada

masing-masing formula yaitu formula I (3,40), formula II (3,43), dan formula III

(3,43). Hal ini menunjukkan semua formula tidak memenuhi syarat yang

ditentukan oleh Farmakope Indonesia Edisi III dimana keseragaman ukuran yang

baik jika diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali

tebal tablet. Salah satu faktor yang mempengaruhi keseragaman ukuran terutama

tebal tablet adalah tekanan pada saat pengempaan. Tekanan yang tidak konstan

selama pencetakan tablet menyebabkan tablet memiliki kepadatan yang berbeda-

beda sehingga mempengaruhi tebal tablet, sedangkan diameter tablet umumnya

konstan (Lachman, 2012). Pada penelitian ini, diameter tablet yang dihasilkan

terlalu besar sehingga ukuran tablet yang dihasilkan kurang tebal. Adanya ukuran

tablet yang tidak memenuhi persyaratan ini dikarenakan alat pencetak tablet

dalam perbaikan sehingga dalam pengempaan tablet menggunakan alat manual.


Dimana alat manual ini tidak seperti alat pengempa tablet single punch yang bisa

diatur untuk bobot tablet yang akan dicetak.

c. Kekerasan

Uji kekerasan tablet dilakukan untuk mengetahui kekuatan tablet yang

menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanik seperti

guncangan dan terjadinya keretakan tablet selama pengemasan, pengangkutan dan

pendistribusian (Ansel, 1989). Kekerasan tablet yang baik adalah 4-7 kg (Agoes,

2006). Data yag diperoleh dari hasil pengamatan uji kekerasan yaitu pada formula

I (3,65), formula II (4,00) dan formula III (4,20). Hasil ini membuktikan bahwa

formula I tidak memenuhi persyaratan karena kurang dari 4 kg. Sedangkan

formula II dan formula III mempunyai kekerasan yang baik. Hal ini menunjukkan

bahwa sifat manitol yang tidak membuat tablet sekeras tablet yang mengandung

banyak sorbitol sehingga pada formula tablet I mempunyai kekerasan yang kurang

sedangkan pada formula III mempunyai kekerasan yang baik. Hal ini sesuai

dengan penelitian Uamaretatyalovi (2010) yang mana semakin meningktanya

konsentrasi sorbitol maka semakin tinggi kekerasan tablet.

d. Kerapuhan

Uji kerapuhan digunakan untuk mengetahui kemampuan tablet mencegah

sumbing dan goresan pada penanganan selama pengemasan dan pengiriman. Data

yang diperoleh dari hasil pengamatan kerapuhan yaitu formula I (0,6705).

Formula II (0,5818) dan formula III (0,2483). Ketiga formula tersebut memenuhi
syarat karena nilai kerapuhan kurang dari 4% (Siregar, 2010). Hasil ini juga

didukung penelitian Uwamaretatyalovi (2010) yang mana semakin tinggi

konsentrasi sorbitol akan menurunkan kerapuhan tablet. Kerapuhan tablet paling

rendah dimiliki oleh formula dengan konsentrasi sorbitol paling tinggi dan

kerapuhan paling tinggi dimiliki oleh formula dengan konsentrasi sorbitol paling

rendah. Hal ini disebabkan sorbitol yang bersifat higroskopis dan memperkuat

ikatan antar partikelnya sehingga dapat menahan pengikisan dan juga fines yang

dihasilkan sedikit.

e. Waktu Hancur

Uji waktu hancur digunakan untuk mengetahui komponen obat dapat larut

dan hancur melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh. Data yang diperoleh dari

hasil pengamatan yaitu pada formula I memiliki waktu hancur selama 5,59 menit,

formula II selama 11,30 menit, dan formula III selama 14,45 menit. Tablet yang

baik mempunyai waktu hancur kurang dari 15 menit (Depkes RI, 1979). Dari hasil

yang diperoleh, ketiga formula memenuhi persyaratan karena kurang dari 15

menit. Waktu hancur tercepat terdapat pada formula I sedangkan waktu hancur

yang lama pada formula III. Hal ini disebabkan sifat manitol yang mudah larut

dalam air, sehingga banyaknya konsentrasi manitol akan menyebabkan waktu

hancur tablet semakin cepat. Selain itu, tekanan pada saat pengempaan tablet akan

mempengaruhi waktu hancur tablet, dimana tablet yang keras akan memperlama

waktu hancur. Hasil ini juga didukung penelitian Purba, Rafika, dan Andhi (2014)

dimana konsentrasi manitol paling tinggi memiliki waktu hancur paling cepat. Hal
ini sebanding dengan kekerasan dan kerapuhan tablet, yang mana tablet formula

III memiliki kekerasan paling tinggi, kerapuhan paling rendah sehingga waktu

hancur paling lama.

f. Kualitas Rasa

Uji tanggapan kualitas rasa dilakukan pada 30 orang responden yang telah

mengunyah tablet untuk menilai rasa tablet yang telah dibuat lalu mengisi

kuisioner tanggapan rasa. Uji kualitas rasa dibagi menjadi dua, yaitu enak dan

tidak enak. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, formula I menunjukkan

rasa yang tidak enak, sedangkan formula II dan formula III memiliki rasa yang

enak. Hal ini menunujukkan bahwa variasi konsentrasi sorbitol paling paling kecil

memiliki raba mulut kurang baik, sedangkan variasi konsentrasi manitol paling

banyak memiliki raba mulut yang baik.

Berdasarkan hasil rekapitulasi pada tabel 18 mengenai hasil uji sifat fisik

tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) dengan variasi pengisi manitol dan sorbitol menunujukkan

hasil bahwa formula I dengan konsentrasi manitol 90% dan sorbitol 10%, formula

II dengan konsentrasi manitol 80% dan sorbitol 20%, formula III dengan

konsentrasi manitol 70% dan sorbitol 30% stabil secara fisik, kecuali

keseragaman ukuran.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap formulasi tablet

kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto

(Andrographis folium) dengan variasi manitol dan sorbitol sebagai pengisi maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun

sambiloto (Andrographis folium) dengan variasi manitol-sorbitol (90:10,

80:20, 70:30) sebagai pengisi memenuhi persyaratan fisik tablet kecuali

keseragaman ukuran yaitu pada formula II dan formula III.

2. Keseragaman bobot tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana

Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium) telah memenuhi

persyaratan.

3. Keseragaman ukuran tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana

Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium) tidak memenuhi

persyaratan pada ketiga formula.

4. Kekerasan tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan

daun sambiloto (Andrographis folium) telah memenuhi persyaratan pada

formula II dan formula III.

5. Kerapuhan tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan

daun sambiloto (Andrographis folium) telah memenuhi persyaratan pada

ketiga formula.

70
71

6. Waktu hancur tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.)

dan daun sambiloto (Andrographis folium) telah memenuhi persyaratan

pada ketiga formula.

7. Kualitas rasa tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.)

dan daun sambiloto (Andrographis folium) memiliki rasa yang enak pada

formula II dan formula II dan tidak enak pada formula I.

B. SARAN

Dari penelitian tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.)

dan daun sambiloto (Andrographis folium) dapat disarankan bahwa:

1. Membuat bobot tablet menjadi lebih besar agar mencapai tebal tablet pada

keseragaman ukuran dengan menambahkan bahan pengisi.

2. Dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tablet tablet kunyah ekstrak

daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis

folium) dengan penambahan bahan penghancur agar mempercepat waktu

hancur tablet.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, G. 2006. Pengembangan Sediaan Farmasi. ITB. Bandung. Hal 191-195

Agoes, 2013. Pengembangan Sediaan Farmasi (SFI-1) Edisi revisi dan


perluasan. Penerbit ITB, Bandung. Hal 206-207

Anief, M., 2010. Ilmu Meracik Obat. Teori dan Praktik. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta. Hal 211-216

Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi IV. Diterjemahkan
oleh : Ibrahim, F. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hal 249-283

Aulton, M., 2002. Pharmaceutical Practice of Dosage Form Design. Curcill


Livingstone, Edirberd, London. Hal 134-208

Banker, G.S. dan N.R. Anderson. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi
III. Dalam: Lachman, L., H.A. Lieberman, and J.L. Kanig (editor).
Terjemahan oleh: Siti Suyatmi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Bawane, 2012. An Overview on Stevia: A Natural Calorie Free Sweetener.


International Journal of Advantages in Pharmacy, Biology and
Chemistry. IJAPBC-vol. 1 (3): 2277-4688

Departemen Kesehatan, 1979. Farmakope Indonesia edisi III Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Hal 6-8

Departemen Kesehatan, 1995. Farmakope Indonesia edisi IV Departemen


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Hal 4-6

Dalimartha, Setiawan, 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Wisma


Hijau, Yogyakarta. Hal 121.

Edi, B., D. Mardiani., 2015. Panduan Budidaya Stevia sebagai Penghasil Gula
Rendah Kalori. Koperasi Nukita, Bandung. Hal 5-7

Fatimah, S., 2012. Perbedaan Efek Ekstrak Etanol Stevia (Stevia rebaudiana
Bert.) Dibandingkan Madu Terhadap Perubahan Kadar Glukosa Darah
Tikus Wistar Model Diabetik. Skripsi, Jurusan Farmasi UNS.

72
73

Kementrian Kesehatan RI, 2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar


(Riskesdas) Nasional 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, Jakarta. Hal 87-89.

Lachman, L., H.A. Lieberman dan J.L. Kanig, 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri Edisi Kedua. Terjemahan oleh : Siti Suyatmi. Universitas
Indonesia Press, Jakarta.

Marjoni, R., 2016. Dasar-dasar Fitokimia. Trans Info Media, Jakarta Timur. Hal
15.

Murtie, Afin, 2015. Infused Ice Cubes. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Hal 75.

Paramitha, Mulya D., Rahmanisa, S., 2016. Ekstra etanol herba sambiloto
(Andrographis paniculata) sebagai antidiabetik terhadap mencit wistar
terinduksi aloksan. Majority. 5(5) : 76-78.

Parrott, E.L., 1970. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics.


Thirth Ed. Mineapolis: Burgess Publishing Company.

Pradini, S.A., P.R. Pambudi dan F.A. Dinah., 2017. Uji Efek Antidiabetik
Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan
Daun Sambiloto (Andrographis folium) Pada Tikus Jantan Galur Wistar
yang Diinduksi Aloksan. Indonesian Journal On Medical Science. 4(2) :
177-181.

Purba, P.O, R. Sari, A. Fahrurroji., 2014. Formulasi Sediaan Tablet Kunyah


Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) dengan
Variasi Pengisi Manitol-Sukrosa Menggunakan Metode Granulasi Basah.
Skripsi, Jurusan Farmasi Universitas Tanjungpura Pontianak.

Prapanza, I., L.A. Marianto, 2003. Khasiat dan Manfaat Sambiloto : Raja Pahit
Penakhluk Aneka Penyakit. Agromedia, Jakarta. Hal 6.

Rahayu, F., 2012. Formulasi Tablet Kunyah Ekstrak Etanol Kayu Secang
(caesalpinia sappan L.) dengan Variasi Konsentrasi Bahan Pengikat
Polivinilpirolidon Secara Granulasi Basah. Karya Tulis Ilmiah, Jurusan
Farmasi UNS, hal. 40.

Rowe, R.C., P.J. Sheskey dan S.C. Owen, 2006, Sorbitol, In: Rowe, R. C.,
Shesky, P. J., and Owen, S. C. (eds.), Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Fifth Edition, 743, Pharmaceutical Press, UK.
Rowe, R.C., P.J. Sheskey dan M.E. Quinn., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Six Edition. America Pharmaceutical Press. Washington DC.

Rukmana, H. R., 2003. Budi Daya Stevia, Bahan Pembuatan Pemanis Alami.
Kanisius, Yogyakarta.

Rukmana, H. R. dan H.H. Yudirachman, 2016. Budi Daya dan Pascapanen


Tanaman Obat Unggulan. Lily Publisher, Yogyakarta. Hal 371-394.

Rukmini, Feni Aditya. 2010. Formulasi Tablet Kunyah Ekstrak Biji Jinten Hitam
(Nigella sativa) sebagai Anti Inflamasi dengan Kombinasi Bahan Pengisi
Sorbitol-Laktosa. Skripsi, Jurusan Farmasi UMS.

Siregar, Charles. J. P., 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet: Dasar-dasar


Praktis, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.

Subroto, 2006. Ramuan Herbal untuk Diabetes Melitus. Penebar Swadaya,


Yogyakarta.

Tim Bumi Medika, 2017. Berdamai dengan Diabetes. Bumi Medika, Jakarta. Hal
4-11.

Uwamaretatyalovi, A., 2010. Formulasi Tablet Kunyah Ekstrak Daun Sirih (Piper
betle L.) dengan Kombinasi Bahan Pengisi Manitol-Sorbitol. Skripsi,
Jurusan Farmasi UII.

Voight, R., 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi Kelima. Terjemahan
oleh : Soendani Noerono Soewandhi. Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.

Wardhana, Y. W., 2007. Formulasi Tablet Kunyah Serbuk Jahe Kuning (Zingiber
gramineum BI). Karya Tulis Ilmiah, Fakultas Farmasi Universitas
Padjajaran. Hal 12.

Yeti, O.K., Handayani, Surban, 2015. Formulasi Tablet Kunyah serbuk Jahe
Merah (Zingiber officinale Rosc). Cerata Journal Of Pharmacy Science.
Hal 18-26.

Yodyinguard, V. dan S. Bunyawong, 1991. Effect of Stevioside on Growth and


reproduction. Human Reproduction 6. Hal 158-165.
Zhang, X. F. dan B.K. Tan, 2000. Anti-diabetic property of ethanolic extract of
Andrographis paniculata in streptozotocin-diabetic rats. Acta Pharmacol
Sin, 21, 1157-64.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Perhitungan Rendemen Ekstrak Daun Stevia (Stevia rebaudiana

Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)

Rendemen ekstrak daun stevia dan daun sambiloto yang didapatkan yaitu:

Rendemen daun stevia = 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑥 100 %

283,33
= 3.000 𝑥 100 %

= 9,44 %

Rendemen Daun Sambiloto = 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑛𝑡𝑎𝑙


𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑥 100 %

= 28,22 𝑥 100 %
300

= 9,40 %

Lampiran 2. Perhitungan Dosis Formula Tablet Kunyah Ekstrak Daun

Stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan Daun Sambiloto (Andrographis folium).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pradini, Pambudi, dan Dinah

(2017), penggunaan daun stevia dan daun sambiloto yang dapat menurunkan

kadar gula darah pada dosis 75 mg/KgBB ekstrak daun stevia dan 5,1 mg/KgBB

ekstrak daun sambiloto (80,1 mg/KgBB = 80,1 mg/200 grBB). Dengan

menggunakan dosis tersebut, peneliti akan membuat sediaan yang dikonversikan

ke manusia dengan pengali 56 yang merupakan kolom konversi berat badan tikus

76
77

jantan (200 g) ke berat badan manusia (70 kg), dan diperoleh perhitungan

dosis sebagai berikut:

80,1 mg/KgBB x 200 gr x 56 = 897,12 mg untuk dosis manusia 1 hari.

Karena keterbatasan alat, maka dosis tersebut dibagi menjadi 2 tablet untuk

2 kali pemakaian. Maka dosis ekstrak daun stevia dan daun sambiloto dalam satu

tablet yaitu
:
897,12
= 224,28 mg
4

Dosis tersebut lalu ditambahkan zat pengering aerosil dengan perbandingan

2:1, maka jumlah ekstrak kering daun stevia dan sambiloto yang dimasukkan

dalam formula yaitu:

Aerosil = 224,28 x 1 = 112,14 mg


2

Ekstrak + aerosil = 224,28 + 112,14 = 336,42 mg ~ 340 mg

Lampiran 3. Perhitungan Bahan Formula Tablet Kunyah Ekstrak Daun

Stevia (Stevia rebaudiana Bert.)dan Daun Sambiloto (Andrographis folium)

Formula tablet kunyah ekstrak daun stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan

daun sambiloto (Andrographis folium) dengan variasi manitol 190 mg, 170 mg,

150 mg dan sorbitol 25 mg, 45 mg, 65 mg yang akan dibuat tiga formulasi dengan

membandingkan pengisi yang akan mempengaruhi uji sifat fisik tablet. Masing-

masing formula akan dibuat sebanyak 200 tablet.

a. Ekstrak + aerosil = 350 mg x 200 = 70.000 mg

Untuk 3 formula = 3 x 70.000 mg = 210.000 mg


b. Manitol

Formula I = 190 mg x 200 = 38.000 mg

Formula II = 170 mg x 200 = 34.000 mg

Formula III = 150 mg x 200 = 30.000 mg

c. Sorbitol

Formula I = 25 mg x 200 = 5.000 mg

Formula II = 45 mg x 200 = 9.000 mg

Formula III = 65 mg x 200 = 13.000 mg

d. Povidon = 30 mg x 200 = 6.000 mg

Untuk 3 formula = 3 x 6.000 mg = 18.000 mg

e. Mg stearat = 15 mg x 200 = 3.000 mg

Untuk 3 formula = 3 x 3.000 mg = 9.000 mg

f. Aspartam = 6 mg x 200 = 1.200 mg

Untuk 3 formula = 3 x 1.200 mg = 3.600 mg

Lampiran 4. Perhitungan Evaluasi Granul Tablet Kunyah Ekstrak daun

stevia (Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)

Formula 1

1. Kecepatan Alir

m : 50 gram t2 : 6,42 detik

t1 : 5,39 detik t3 : 7,51 detik

5,39 + 6,42 +7,51


X= 3 = 6,44 detik
𝑚 = 7,76 g/s
V=
50 =
𝑣 6,44

2. Sudut diam

h : 2,86 cm

d : 18,90 cm → r : 9,45 cm

tan α = 2,86
𝑟 = 9,45 = 0,3026 = 16,8358º

3. Kompresibilitas

Vo : 25 ml W1 : 33,2930 g

V1 : 24 ml W2 : 50,6869 g

𝑊2−𝑊1 50,6869−33,2930
ρu =
𝑉0
= 25
= 0,6957 g/ml

𝑊2−𝑊1 50,6869−33,2930
ρb = = 0,7247 g/ml
𝑉1 24
=

𝜌𝑏−
𝜌𝑢
C = x 100 %
𝜌𝑏
0,7247−0,6957
= x 100 % = 4 %
0,7247

Formula 2

1. Kecepatan Alir

m : 50 gram t2 : 7,65 detik

t1 : 6,40 detik t3 : 7,13 detik

6,40+7,65+7,13
X=
3
= 7,06 detik

𝑚 = 7,08 g/s
V=
50 =
𝑣 7,06

2. Sudut diam

h : 2,96 cm
d : 17,96 cm → r : 8,98 cm

tan α = 2,96
𝑟 = 8,98 = 0,3296 = 18,2422º

3. Kompresibilitas

Vo : 25 ml W1 : 33,2980 g

V1 : 23,6 ml W2 : 50,4067 g

𝑊2−𝑊1 50,4067−33,2980
ρu = 𝑉0 = 25 = 0,6843 g/ml

𝑊2−𝑊1 50,4067−33,2980
ρb = 𝑉1 = 23,6 = 0,7249 g/ml
𝜌𝑏− 𝜌𝑢
C = x 100 %
𝜌𝑏

0,7249−0,6843
= 0,7249 x 100 %= 5,6 %

Formula 3

1. Kecepatan Alir

m : 50 gram t2 : 7,19 detik

t1 : 8,62 detik t3 : 9,36 detik

8,62+ 7,19 +9,36


X= 3 = 8,39 detik

𝑚 50
V=
𝑣
= 8,39 = 5,95 g/s

2. Sudut Diam

h : 3,13 cm

d : 16,1 cm → r : 8,05 cm

tan α = 3,13
𝑟 = 8,05 = 0,3888 = 21,2460º
3. Kompresibilitas

Vo : 25 ml W1 : 33,2900 g

V1 : 21 ml W2 : 50,3760 g

𝑊2−𝑊1 50,3760−33,2900
ρu = 𝑉0 = 25 = 0,6834 g/ml

𝑊2−𝑊1 50,3760−33,2900
ρb = 𝑉1 = 21 = 0,8136 g/ml
𝜌𝑏− 𝜌𝑢
C = x 100 %
𝜌𝑏

0,8136−0,6834
= 0,8136 x 100 %= 16 %

Lampiran 5. Perhitungan Evaluasi Tablet Kunyah Ekstrak daun stevia

(Stevia rebaudiana Bert.) dan daun sambiloto (Andrographis folium)

Formula 1.

1. Keseragaman Bobot

Bobot 20 tablet : 12.059,90 mg

Bobot rata-rata : 603,00 mg


No Bobot Perhitungan Penyimpangan
1 608,10 − 603,00 0,84
𝑥 100 %
608,10 603,00
2 607,80 − 603,00 0,79
𝑥 100 %
607,80 603,00
3 611,00 − 607,96 0,71
𝑥 100 %
607,30 607,96
4 610,70 − 607,96 0,66
𝑥 100 %
599,00 607,96
5 607,96 − 587,60 0,59
𝑥 100 %
599,40 607,96
6 624,00 − 607,96 0,24
𝑥 100 %
601,50 607,96
7 626,10 − 607,96 0,33
𝑥 100 %
601,00 607,96
8 607,96 − 596,40 0,63
𝑥 100 %
599,20 607,96
9 617,40 − 607,96 0,06
𝑥 100 %
603,40 607,96
10 607,96 − 590,10 0,31
𝑥 100 %
601,10 607,96
11 634,50 − 607,96 0,89
𝑥 100 %
608,40 607,96
12 625,90 − 607,96 0,64
𝑥 100 %
599,10 607,96
13 631,50 − 607,96 0,61
𝑥 100 %
599,30 607,96
14 619,20 − 607,96 0,54
𝑥 100 %
599,70 607,96
15 607,96 − 578,30 0,77
𝑥 100 %
607,70 607,96
16 613,40 − 607,96 0,89
𝑥 100 %
608,40 607,96
17 607,96 − 581,20 0,21
𝑥 100 %
601,70 607,96
18 615,90 − 607,96 0,00
𝑥 100 %
603,00 607,96
19 607,96 − 602,40 0,03
𝑥 100 %
602,80 607,96
20 607,96 − 607,70 0,16
𝑥 100 %
602,00 607,96

2. Keseragaman Ukuran

Diameter rata-rata tablet = 1,27 cm

Tebal rata-rata tablet = 0,37 cm

Range tebal tablet =


1
1 𝑥 0,37 = 0,493 𝑐𝑚 3 𝑥 0,37 = 1,110 𝑐𝑚
3
Jadi, range diameter tablet yang memenuhi persayaratan pada formula 1
adalah 0,493 cm – 1,110 cm.

3. Kekerasan
∑ = 3 + 3 + 3 + 4 + 4 + 3 + 4 + 4,5 + 4 + 4 = 36,5 kg
𝐾𝑒𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛 10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 36,5
X= 10 = 10 = 3,65 𝑘𝑔

4. Kerapuhan Tablet
W1 = 11.930 mg
W2 = 11.850 mg
%Kerapuhan = 𝑊1−𝑊2 𝑥 100 %
𝑊1

11.930−11.890
= 11.930 𝑥 100 %
= 0,6705 %

5. Waktu Hancur
Waktu hancur tablet formula 1 selama :
t1 : 6,06 menit
t2 : 5,40 menit
t3 : 5,32 menit
6,06+5,40+5,32
X: 3 = 5,59 menit

6. Kualitas Rasa
Dari 30 responden, yang menyatakan tablet kunyah enak sebanyak 14 orang
dan tidak enak 16 orang.
Rasa enak : 14 𝑥 100 % = 46,67 %
30

Rasa tidak Enak : 16 𝑥 100 % = 53,33 %


30
Formula 2
1. Keseragaman Bobot

Bobot 20 tablet : 12.100,60 mg

Bobot rata-rata : 605,03 mg

No Bobot Perhitungan Penyimpangan


1 605,03 − 599,80
599,80 605,03
𝑥 100 % 0,86
2 605,03 − 604,40
𝑥 100 % 0,10
604,40 605,03
3 605,03 − 604,80
𝑥 100 % 0,03
604,80 605,03
4 605,40 − 605,03
𝑥 100 % 0,06
605,40 605,03
5 605,10 − 605,03
𝑥 100 % 0,01
605,10 605,03
6 605,03 − 599,70
𝑥 100 % 0,88
599,70 605,03
7 605,03 − 600,00
𝑥 100 % 0,83
600,00 605,03
8 608,60 − 605,03
𝑥 100 % 0,59
608,60 605,03
9 607,90 − 605,03
𝑥 100 % 0,47
607,90 605,03
10 608,10 − 605,03
𝑥 100 % 0,50
608,10 605,03
11 605,03 − 601,90
𝑥 100 % 0,51
601,90 605,03
12 605,03 − 602,20
𝑥 100 % 0,46
602,20 605,03
13 608,00 − 605,03
𝑥 100 % 0,49
608,00 605,03
14 607,80 − 605,03
𝑥 100 % 0,45
607,80 605,03
15 608,10 − 605,03
𝑥 100 % 0,50
608,10 605,03
16 608,20 − 605,03
𝑥 100 % 0,52
608,20 605,03
17 607,50 − 605,03
𝑥 100 % 0,40
607,50 605,03
18 605,03 − 605,00
𝑥 100 % 0,00
605,00 605,03
19 605,03 − 601,60
𝑥 100 % 0,56
601,60 605,03
20 605,03 − 606,50
𝑥 100 % 0,24
606,50 605,03

2. Keseragaman Ukuran

Diameter rata-rata tablet = 1,27 cm


Tebal rata-rata tablet = 0,37 cm

Range tebal tablet =


1
1 𝑥 0,37 = 0,493 𝑐𝑚 3 𝑥 0,37 = 1,110 𝑐𝑚
3

Jadi, range diameter tablet yang memenuhi persayaratan pada formula 1


adalah 0,493 cm – 1,110 cm.

3. Kekerasan
∑ = 4 + 3 + 4 + 5 + 7 + 4 + 4 + 3 + 3 + 3 = 40 kg
𝐾𝑒𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛 10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 40
X= 10 = 10= 4,0 𝑘𝑔

4. Kerapuhan Tablet
W1 = 12.030 mg
W2 = 11.960 mg
%Kerapuhan = 𝑊1−𝑊2 𝑥 100 %
𝑊1

12.030−11.960
= 12.030 𝑥 100 %
= 0,5818 %

5. Waktu Hancur
Waktu hancur tablet kunyah formula 2 selama:
t1 : 12,25 menit
t2 : 11,09 menit
t3 : 10,58 menit
12,25 +11,09 +10,58
X: 3 = 11,30 menit

6. Kualitas Rasa
Dari 30 responden, semua menyatakan tablet kunyah mempunyai rasa enak.
Rasa enak : 30 𝑥 100 % = 100 %
30

Rasa tidak Enak : 0


30 𝑥 100 % = 0 %
Formula 3
1. Keseragaman bobot
Bobot 20 tablet : 12.109,00
Bobot rata-rata : 605,45
No Bobot Perhitungan Penyimpangan
1 605,45 − 605,20
𝑥 100 %
605,20 605,45 0,04
2 605,45 − 605,00
𝑥 100 %
605,00 605,45 0,07
3 607,00 − 605,45
𝑥 100 %
607,00 605,45 0,25
4 608,00 − 605,45
𝑥 100 %
608,00 605,45 0,42
5 606,60 − 605,45
𝑥 100 %
606,60 605,45 0,18
6 605,45 − 602,70
𝑥 100 %
602,70 605,45 0,45
7 605,45 − 603,00
𝑥 100 %
603,00 605,45 0,40
8 605,45 − 603,20
𝑥 100 %
603,20 605,45 0,37
9 605,45 − 600,70
𝑥 100 %
600,70 605,45 0,78
10 606,70 − 605,45
𝑥 100 %
606,70 605,45 0,20
11 609,80 − 605,45
𝑥 100 %
609,80 605,45 0,71
12 605,45 − 605,40
𝑥 100 %
605,40 605,45 0,00
13 608,30 − 605,45
𝑥 100 %
608,30 605,45 0,47
14 605,45 − 598,50
𝑥 100 %
598,50 605,45 1,14
15 607,20 − 605,45
𝑥 100 %
607,20 605,45 0,28
16 606,70 − 605,45
𝑥 100 %
606,70 605,45 0,20
17 609,20 − 605,45
𝑥 100 %
609,20 605,45 0,61
18 608,10 − 605,45
𝑥 100 %
608,10 605,45 0,43
19 605,45 − 601,90
𝑥 100 %
601,90 605,45 0,58
20 605,80 − 605,45
𝑥 100 %
605,80 605,45 0,05

2. Keseragaman Ukuran
Diameter rata-rata tablet = 1,27 cm
Tebal rata-rata tablet = 0,37 cm
Range tebal tablet =
1
1 𝑥 0,37 = 0,493 𝑐𝑚 3 𝑥 0,37 = 1,110 𝑐𝑚
3

Jadi, range diameter tablet yang memenuhi persayaratan pada formula 1


adalah 0,493 cm – 1,110 cm.

3. Kekerasan
∑ = 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 4 + 5 + 4 + 4 + 5 = 42 kg
𝐾𝑒𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑛 10 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 42
X= 10 = 10= 4,2 𝑘𝑔

4. Kerapuhan Tablet
W1 = 12.080 mg
W2 = 12.050 mg
%Kerapuhan = 𝑊1−𝑊2 𝑥 100 %
𝑊1

12.080−12.050
= 12.080 𝑥 100 %
= 0,2483 %

5. Waktu Hancur
Waktu hancur tablet kunyah formula 3 selama :
t1 : 15,36 menit
t2 : 14,59 menit
t3 : 13,42 menit
15,36 + 14,59 +13,42
X: 3 = 14,45 menit

6. Kualitas Rasa
Dari 30 responden, yang menyatakan tablet kunyah memiliki rasa yang enak
sebanyak 28 orang dan tidak enak 2 orang.
Rasa enak : 28 𝑥 100 % = 93,33 %
30

Rasa tidak Enak : 2


30 𝑥 100 % = 6,67 %
lampiran 6. Kuisioner
Lampiran 7. Gambar alat dan bahan yang digunakan

Gambar 3. Daun Sambiloto kering

Gambar 4. Daun Stevia kering


Gambar 5. Bahan-bahan pembuatan tablet

Gambar 6. Ekstrak kering daun stevia dan daun sambiloto


Gambar 7. Proses maserasi daun stevia dan daun sambiloto

Gambar 8. Penyaringan Hasil Maserat


Gambar 9. Destilasi vakum ekstrak daun stevia dan daun sambiloto

Gambar 10. Alat Pengempa Tablet Single Punch


Lampiran 8. Gambar evaluasi sifat fisik granul tablet kunyah

Gambar 11. Uji Kecepatan Alir

Gambar 12. Uji Kompresibilitas


Lampiran 9. Gambar evaluasi sifat fisik tablet kunyah

Gambar 13. Penimbangan bobot tablet kunyah

Gambar 14. Pengukuran Ukuran tablet kunyah


Gambar 15. Uji Kerapuhan tablet kunyah

Gambar 16. Uji Kekerasan Tablet Kunyah


Gambar 17. Uji waktu hancur

Gambar 18. Uji Kualitas rasa oleh responden


Lampiran 10. Gambar tablet kunyah yang dihasilkan

Gambar 19. Granul tablet kunyah

Gambar 20. Tablet kunyah ekstrak daun stevia dan daun sambiloto
100

Anda mungkin juga menyukai