Oleh :
GESA MAHENDRA JAYA
NIM. 0510840025
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan
SKRIPSI
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
Oleh :
GESA MAHENDRA JAYA
NIM. 0510840025
Menyetujui, Mengetahui,
Dosen Penguji I Dosen Pembimbing I
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang dengan
rahmat dan hidayah-Nya penulisan laporan skripsi ini selesai dengan lancar.
Laporan ini dapat disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
aspek manajemen, aspek finansial, aspek pemasaran dan aspek sosial ekonomi,
Skripsi tentang Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Air Tawar Pada
Balai Benih Ikan (BBI) diharapkan dapat mengetahui dan mempelajari aspek yang
karena itu diharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca. Penulis
Penulis
i
RINGKASAN
GESA MAHENDRA JAYA. Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Air Tawar Pada Balai
Benih Ikan (BBI) Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Di bawah Bimbingan
Dalam kegiatan budidaya ikan salah satu faktor penghambat yang sangat mendasar
adalah minimnya ketersediaan benih ikan selain itu mutu dan kualitas benih ikan itu sendiri
kurang baik yang dikarenakan salah memilih indukan atau dalam proses pemijahan masih
kurang kurang tepat. Hal inilah yang membuat pemerintah Dinas Kelautan dan Perikanan
mendirikan Balai Benih Ikan agar dapat menghindari faktor penghambat tersebut.
Produksi dari Balai Benih Ikan ini disalurkan kepada para pebudidaya ikan. Balai Benih
Ikan juga melakukan kegiatan pembinaan dan penyuluhan terhadap masyarakat yang belum
mengetahui budidaya ikan. Sehingga dengan adanya kegiatan ini proses pengembangan
budidaya ikan air tawar dapat berjalan dengan lancar dan kebutuhan akan konsumsi ikan air
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa: Aspek
teknis dalam pembenihan ikan di Balai Benih Ikan (BBI). Aspek manajemen yang dilakukan
oleh Balai Benih Ikan (BBI). Aspek finansial usaha pembenihan ikan secara jangka pendek dan
jangka panjang di Balai Benih Ikan (BBI). Aspek pasar yang dilakukan oleh Balai Benih Ikan
(BBI). Aspek sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap kondisi lingkungan sekitar.
Kegiatan penelitian ini dilakukan di Balai Benih Ikan (BBI) Kepanjen, Kabupaten Malang,
Jawa Timur. Obyek penelitian adalah kegiatan usaha pembenihan ikan air tawar yang dilakukan
Kegiatan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana jenis penelitian
ini bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai
ii
populasi atau mengenai bidang tertentu. Kegiatan penelitian ini menggunakan sampel
bertujuan (purposive sample). Sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subyek
bukan berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
tertentu. Sedangkan untuk menganalisa data menggunakan metode deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif.
Kegiatan pembenihan ikan secara teknis meliputi penentuan lokasi usaha, tata letak (lay
out), dan proses produksi (teknik pembenihan) yang terdiri dari persiapan kolam, memilih
indukan, pemijahan dan penetasan, pendederan dan pemanenan. Untuk produksi benih yang
tersebut didapat nilai bobot sebesar 72,475. Dengan demikian penerapan fungsi-fungsi
manajemen pada kegiatan usaha pembenihan ikan air tawar pada Balai Indik Ikan (BBI)
Hasil analisis jangka pendek didapat keuntungan dalam waktu setahun sebesar
Rp.75.859.900,- Untuk membersihkan harta atau pendapatan yang didapat maka perlu
dikeluarkan zakat sebesar 2,5% dari pendapatan yang diperoleh sehingga keuntungan yang
didapat setelah dikurangi zakat adalah Rp73.963.402.5,-. R/C ratio dalam satu tahun produksi
adalah sebesar 1,49. Nilai rentabilitas sebesar 29,1%. Nilai untuk BEP unit ikan nila sebesar
489.754 ekor, ikan gurami sebesar 93.498 ekor, ikan lele sebesar 547.634 ekor. untuk BEP
Hasil analisis jangka panjang dalam kondisi normal diperoleh nilai NPV sebesar
Rp.217.439.147,-; nilai BC Ratio sebesar 3,025; nilai IRR sebesar 62% Payback Periode (PP)
adalah 1.62. Dari hasil tersebut usaha pembenihan dapat dikatan layak. Dari hasil perhitungan
analisis risiko dapat dihubungkan antara nilai koefisien variasi (CV) dengan nilai batas bawah
Dengan melihat hasil diatas, usaha pembenihan ikan air tawar pada BBI Kepanjen dapat
strategi harga, dan strategi lokasi. Usaha pembenihan ikan dikatakan layak untuk dijalankan,
karena jumlah permintaan lebih besar daripada jumlah penawaran. Usaha pembenihan ikan ini
memiliki nilai rata-rata peluang pasar dari tahun 2010 hingga 2024 sebesar 2.188.035.108.57
ekor.
Dari sisi ekonomi, keberadaan Balai Benih Induk (BBI) Kepanjen mampu meningkatkan
income perkapita penduduk. Hal ini terbukti dengan banyaknya konsumen yang membeli benih
ikan air tawar seperti benih ikan nila, gurami, dan lele untuk kegiatan budidaya. Dari hasil
wawancara dengan konsumen, kegiatan budidaya menggunakan benih ikan dari Balai Benih
Induk (BBI) Kepanjen mampu memberikan hasil panen yang lebih banyak sehingga penerimaan
dari hasil penjualan juga meningkat dan dapat menambah pendapatan perkapita penduduk.
v
DAFTAR ISI
RINGKASAN ............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
1.4 Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5
“ Dan Dialah Allah SWT, yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu
dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan) dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan kamu melihat bahtera berlayar
kepada-Nya dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya
ikan di dunia hidup di perairan Indonesia. Menurut data, total jumlah jenis ikan yang
terdapat di perairan Indonesia mencapai 7.000 jenis (spesies). Hampir sekitar 2.000
Ikan air tawar merupakan jenis ikan yang hidup dan menghuni perairan
daratan (inland water), yaitu perairan dengan kadar garam (salinitas) kurang dari 5
per mil (0-5%). Luas perairan daratan Indonesia mencapai 54 juta ha. Angka
tersebut mencangkup perairan umum daratan dengan luas sekitar 13,85 juta ha
(terdiri dari sungai 12 juta ha, danau 1,80 juta ha, dan waduk 0,05 juta ha, rawa
payau dan hutan bakau seluas 39,5 juta ha, dan perairan budidaya seluas 0,65 juta
Dari sekitar 2.000 spesies ikan air tawar yang terdapat di Indonesia,
dibudidayakan tersebut merupakan jenis ikan konsumsi yang memiliki nilai ekonomis
1
merupakan jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi untuk diperdagangkan dan
menggunakan prasarana yang benih baik, seperti di kolam beton atau di kolam air
Jenis-jenis ikan air tawar ekonomis penting yang sudah dikenal dan
daerah di tanah air adalah jenis ikan mas, nila, lele lokal, lele dumbo, patin, gurami,
baung, mola, tawes, belut, banding, nilem, serta grasscarp. Khusus untuk nila, mas,
patin, lele dumbo, dan gurami merupakan jenis ikan ekonomis penting yang sangat
Khusus di Indonesia, pada tahun 1998, tingkat konsumsi ikan per kapita
penduduk baru mencapai 9,25 kg per tahun atau 72,5% dari standar kecukupan
pangan terhadap ikan yang besarnya 26,55 kg per kapita per tahun. Jumlah
penduduk Indonesia akan mencapai sekitar 250 juta jiwa pada tahun 2015. Saat itu
mereka membutuhkan 36,2 garam proteinper kapita per hari. Besarnya kebutuhan
protein yang berasal dari perikanan tersebut setara dengan 42 kg ikan per kapita per
tahun. Dengan demikian, kebutuhan ikan bagi penduduk Indonesia pada tahun 2015
diperkirakan sebesar 10,5 juta ton atau hampir dua kali lipat dari potensi stok ikan
2
laut Indonesia saat ini. Pemenuhan kebutuhan protein hewani tersebut tentu sudah
tidak mungkin lagi dipenuhi dengan ikan hasil tangkapan laut yang menunjukkan
penurunan jumlah dari tahun ke tahun. Untuk itu kebutuhan ikan harus dipasok dari
Dalam kegiatan budidaya ikan salah satu faktor penghambat yang sangat
mendasar adalah minimnya ketersediaan benih ikan selain itu mutu dan kualitas
benih ikan itu sendiri kurang baik yang dikarenakan salah memilih indukan atau
dalam proses pemijahan masih kurang kurang tepat. Hal inilah yang membuat
pemerintah Dinas Kelautan dan Perikanan mendirikan Balai Benih Ikan agar dapat
Pembenihan Ikan Nila Pada Balai Induk Udang Galah Kecamatan Pandaan, Jawa
Timur diperoleh keuntungan dalam satu tahun Rp.37.942.500,-, dari analisis BEP
diperoleh BEP atas dasar unit sebesar 420.400 ekor dan BEP atas dasar sales
usaha pembenihan ikan nila adalah sebesar 103% yang artinya kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode satu tahun adalah tinggi. Dari
sumber daya manusia masih belum dapat terlaksana dengan baik, diantaranya
3
Aspek sosial ekonomi dalam usaha pembenihan ikan nila ini sangat baik
Balai Benih Ikan (BBI) adalah unit pelaksana teknis Dinas Perikanan dan
Kelautan, adapun tugas dan fungsi pokok dari Balai Benih Ikan adalah menyediakan
Produksi dari Balai Benih Ikan ini nantinya akan disalurkan kepada para
Pebudidaya ikan. Balai Benih Ikan juga melakukan kegiatan pembinaan dan
dengan adanya kegiatan ini proses pengembangan budidaya ikan air tawar dapat
berjalan dengan lancar dan kebutuhan akan konsumsi ikan air tawar sekarang dan
oleh peneliti. Masalah merupakan setiap kesulitan yang dihadapi yang mendorong
(BBI) Kepanjen.
4
• Bagaimana aspek manajemen yang dilakukan oleh Balai Benih Ikan (BBI)
• Bagaimana aspek finansiil usaha secara jangka pendek dan jangka panjang
• Bagaimana aspek pasar yang dilakukan oleh Balai Benih Ikan (BBI) agar
lingkungan sekitar.
menganalisis :
• Aspek finansiil usaha pembenihan ikan secara jangka pendek dan jangka
sekitar.
1.4 Kegunaan
usaha pembenihan.
5
2. Pemerintah
budidaya ikan.
3. Pebudidaya Ikan
4. Peneliti
Sebagai bahan informasi dan tambahan ilmu selain yang didapat dari bangku
kuliah dan sebagai pedoman untuk mengadakan kegiatan penelitian lebih lanjut.
Selain itu juga merupakan bentuk aplikasi dari berbagai ilmu yang diperoleh selama
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan (BBI) Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan” diperoleh visi Balai
Berbasis Agribisnis”. Adapun tugas dan fungsi dari Balai Benih Ikan Kabupaten
Sungai Kambat dan meningkatkan pendapatan asli daerah. Hasil pengolahan data
mengenai tugas pokok Balai Benih Ikan Kabupaten Barito Kuala menunjukkan
bahwa masih ada pembudidaya ikan yang membeli benih untuk usaha mereka
bukan di Balai Benih Ikan melainkan di luar daerah, sedangkan untuk pemantauan
pembinaan terhadap Usaha Perikanan Rakyat (UPR) dari pihak Balai Benih Ikan
belum ada kegiatan pembinaan yang dilakukan. Dilihat dari 2 tugas pokok Balai
Benih Ikan Kabupaten Barito Kuala maka dapat disimpulkan bahwa Balai Benih Ikan
Kabupaten Barito Kuala masih belum memiliki peran yang besar bagi sektor
Pembenihan Ikan Pada Tingkat Pebudidaya ikan di Desa Canggu, Kecamatan Pare,
Kabupaten Kediri, Jawa Timur” diperoleh hasil dari aspek sosial ekonomi bahwa
tingkat keramaian, jalur komunikasi. Mengacu pada kondisi ini maka usaha
7
pembenihan ikan pada tingkat petani dinyatakan layak untuk dijalankan. Aspek
finansiil diperoleh hasil dalam kondisi normal Net B/C sebesar 1,84; NPV sebesar
kenaikan biaya 4% pada tahun 2006 – 2009 diperoleh nilai Net B/C sebesar 1,79;
NPV sebesar Rp.10.923.019,- dan IRR sebesar 55,67%. Bila terjadi penurunan
gross benefit sebesar 3% pada tahun 2006 – 2009 diperoleh nilai Net B/C sebesar
1,65; NPV sebesar Rp.8.956.396,- dan IRR sebesar 49,24%. Pada kondisi secara
tahun 2006 – 2009 diperoleh nilai Net B/C sebesar 1,60; NPV sebesar
menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Untuk aspek manajemen
diperoleh nilai bobot dari fungsi-fungsi manajemen sebesar 71,32, hal ini
ditunjukkan untuk meneliti suatu proyek investasi tersebut layak atau tidak. Usulan
proyek tersebut harus dikaji, diselidiki, dan diteliti dari berbagai aspek tertentu
sehingga memenuhi syarat untuk dapat dilaksanakan atau tidak. Analisis kelayakan
8
dapat dibagi menjadi lima tahapan yaitu, persiapan, penelitian, penyusunan data,
Studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek yang
akan dikerjakan di masa mendatang. Penilaian ini tidak lain adalah memberikan
sebaiknya ditunda dulu. Mengingat kondisi di masa yang akan datang penuh ketidak
pastian, maka studi yang dilakukan tentunya meliputi berbagai aspek dan
2001).
Dengan demikian suatu proyek perlu dilakukan analisis, hal ini karena
analisis dapat digunakan sebagai alat perencana dalam mengambil keputusan, baik
untuk pimpinan pelaksanaan proyek, pejabat atau pemberi bantuan kredit dan
lembaga lain yang berhubungan dengan kegiatan tersebut. Analisis juga dapat
proyek tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak
(Pudjosumarto M, 1984).
Demi tercapainya apa yang diharapkan dari proyek usaha, maka sebelum
dianalisis dari segala aspek dalam suatu studi kelayakan, yang pada umumnya
meliputi analisis pasar, analisis teknik, analisis finansiil, dan analisis profitabilitas
9
2.3 Aspek studi kelayakan
Secara umum aspek-aspek yang akan dikaji dalam studi kalayakan meliputi:
aspek teknis, aspek manajemen, aspek financial, aspek pasar, dan aspek sosial
ekonomi.
Aspek teknis yaitu aspek yang berhubungan dengan input dan output
dalam suatu kegiatan proyek. Pada hakekatnya aspek ini merupakan aspek
digunakan pada proyek yang bersangkutan juga harus diperhitungkan (Gittinger dan
Adler, 1993).
ekonomis proyek, jenis teknologi yang paling cocok, serta penggunaan mesin dan
peralatan. Disamping itu perlu juga diteliti dan diajukan saran tentang lokasi proyek
dan letak pabrik yang paling menguntungkan ditinjau dari berbagai macam segi. Dari
kesimpulan perihal kapasitas produksi, jenis teknologi, mesin dan peralatan serta
lokasi proyek dan letak pabrik, disusun perkiraan jumlah biaya pengadaan harta
10
1. Persiapan kolam
adalah untuk mematikan bibit penyakit atau hama ikan-ikan kecil yang secara tidak
sengaja masuk ke dalam kolam. Pada saat persiapan pula mesti disediakan ijuk
yang halus sebagai bahan baku pembangun sarang. Selain itu disediakan pula filter
alami seperti Hydrilla verticilata . Tanaman ini berfungsi sebagai penyaring dan
penahan lumpur yang tidak sengaja masuk bersama air dan juga sebagai tempat
2. Memilih induk
pada masalah yang sekalipun sederhana sering kali terasa pelik. Persoalan yang
senantiasa terulang ini tidak lain adalah memilih indukan yang layak untuk
dikawinkan. Memilih indukan jantan dan betina yang sudah layak untuk dikawinkan
memang tidak gampang. Biasanya induk yang sudah layak dikawinkan berumur
kisaran antara 4 hingga 8 tahun. Indukan yang siap dikawinkan harus dalam
keadaan sehat, tidak terserang penyakit, dan juga berukuran besar. Hal ini
dikarenakan sifat-sifat yang dimiliki induk akan menurun pada benih yang dihasilkan
dari perkawinan.
ikan betina. Tujuannya adalah untuk memperoleh benih ikan dalam jumlah banyak
dan bermutu baik sehingga dapat dikembangkan menjadi ikan konsumsi dan
berpengaruh terhadap benih ikan yang dihasilkan, baik mutunya maupun jumlahnya.
11
Misalnya, kurangnya perhatian terhadap kolam, kedalaman air, kualitas air,
kebersiahan, dan perlengkapan yang kurang. Oleh karena itu, pemijahan harus
3. Penetasan
perawatan induknya. Larva yang sudah menetas akan terapung dengan bagian
perut berada di sebelah atas. Sebagian dari larva akan menempel pada ijuk. Pada
tahap awal benih-benih ini akan hidup dari persediaan kuning telur (yolk sack).
Kuning telur yang menempel pada badan benih ini akan diserapselama beberapa
2003).
4. Pendederan
Maksud dari pendederan adalah untuk membesarkan benih yang telah habis
kuning telurnya. Pendederan ini dilakukan dalam kolam yang sudah dipersiapkan,
Waktunya disesuaikan dengan sikon, misalnya kesuburan kolam dan juga jenis
12
2.3.2 Aspek Manajemen
pencapaian tujuan tertentu melalui kerja sama dengan orang lain. Maksud dan
tujuan manajemen usaha adalah untuk meraih sasaran yang telah didefinisikan dan
1. Perencanaan (planing)
Perencanaan adalah penetuan terlebih dahulu apa yang akan kita kerjakan
penentuan lokasi usaha dilihat dari berbagai faktor seperti lokasi bahan baku,
2. Pengorganisasian (Organizing)
wewenagn dan sumber daya diantara anggota organisasi atau orang-orang yang
berkerja pada suatu usaha sehingga mereka dapat mencapai sasaran organisasi.
Pelaksanaan organisasi pada suatu usaha dapat dilihat dari struktur organisasi yang
dibentuk atau bagaimana suatu pimpinan usaha dapat membagi tugas dan tanggung
13
3. Pergerakan (Actuanting)
4. Pengawasan (Controlling)
manajemen yang berupa pengadaan penilaian dan sekaligus bila perlu pengadaan
koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahannya dapat diarahkan dengan maksud
tercapai tujuan yang telah digariskan semula. Cara yang dilakukan dalam
penyimpangan. Jadi dengan pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang
Aspek finansiil ini merupakan aspek utama yang akan menyangkut tentang
dalam suatu proyek. Aspek ini membahas mengenai masalah keuntungan dan
pendapatan yang diperoleh suatu proyek. Hal ini berhubungan dengan persoalan
apakah proyek yang bersangkutan akan sanggup menjamin dana yang dibutuhkan
serta sanggup membayarnya kembali dan apakah proyek tersebut bisa menjamin
14
a. Permodalan
berdagang, melepas uang dan sebagainya; harta benda yang dapat dipergunakan
untuk menghasilkan sesuatu dan menambah kekayaan (Effendi dan Oktariza, 2006).
modal tetap. Modal kerja adalah jumlah keseluruhan dari aktiva lancar atau
kelebihan dari aktiva lancar di atas utang lancar. Modal kerja ini meliputi biaya-biaya
yang digunakan dalam proses produksi yang meliputi biaya tetap dan biaya tidak
tetap. Sedangkan modal tetap adalah modal yang memiliki umur ekonomis lebih dari
satu periode normal operasi perusahaan (1 tahun), dibeli tidak untuk dijual kembali
melainkan untuk operasi dan setiap periode disusutkan. Modal tetap ini dapat
Perbedaan fungsional antara modal kerja dan modal tetap adalah dalam
artian bahwa :
modal tetap relatif permanen dalam jangka waktu tertentu, karena elemen-
3) Modal kerja mengalami proses perputaran dalam jangka waktu yang pendek,
15
b. Biaya Produksi
atau penyediaan jasa. Untuk barang yang berwujud, biaya produksi sering mengacu
secara berturut-turut sebagai biaya manufaktur dan biaya non manufaktur. Biaya
kerja langsung, dan overhead. Hanya tiga elemen biaya ini yang dapat dibebankan
pada produk untuk laporan keuangan eksternal (Hansen dan Mowen, 2000).
Biaya produksi ini dapat dibedakan antara biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa
produksi. Biaya tetap ini meliputi biaya pembuatan kolam, sewa lahan dan biaya
pembuatan saluran air. Sedangkan biaya variabel meruapakan biaya yang habis
dalam satu kali produksi, seperti biaya untuk benur, pupuk, pakan, pemberantasan
hama, upah tenaga kerja, biaya panen dan penjualan (Rahardi dkk, 2003).
c. Penerimaan
didefinisikan sebagai nilai produk total usaha dalam jangka waktu tertentu.
Penerimaan diperoleh dari penjualan produk akhir yang berupa uang (Primyastanto,
pendapatan yang diterima perusahaan yang dihitung dari produk yang dihasilkan
d. Analisis Finansiil
Analisis finansiil adalah analisis yang melihat suatu proyek dari sudut
proyek atau yang menginvestasikan modalnya ke dalam proyek. Oleh karena itu
16
hasil analisis ini disebut dengan “ the private returns “ (Pudjosumarto, 1988). Analisis
finansiil ini digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha dari segi keuangan.
keuangan untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan yang telah dicapai selama
usaha perikanan itu berlangsung. Dengan adanya analisis usaha ini maka
- Melihat efisiensi penggunaan modal atau imbalan atas modal yang dikeluarkan
Secara umum suatu usaha dapat dikatakan berhasil dilihat dari segi finansiil,
pengeluaran
- Dapat menghasilkan balas jasa yang wajar kepada pengusaha itu sendiri
- Tetap produktif pada akhir tahun, seperti halnya pada awal tahun
Revenue Cost Ratio (RC Ratio), keuntungan, Break Event Point (BEP) dan
Rentabilitas.
17
2. Analisis Jangka Panjang
Analisis jangka panjang ini meliputi beberapa parameter yaitu Net Present
Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BC Ratio), Internal Rate of Return (IRR), Payback
Di dalam evaluasi aspek pasar dan pemasaran terdapat lima hal yang diteliti
yaitu kedudukan produk yang direncanakan pada saat ini, komposisi dan
Selain itu tujuan dari penilaian proyek pada aspek ini juga dimaksudkan
untuk melakukan beberapa penilaian dari segi pemasaran produk. Penilaian tersebut
meliputi apakah produk yang akan dihasilkan dapat dipasarkan, berapa harganya,
(Purba, 1997).
pemasaran yang diterapkan dan perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan,
dikuasai oleh suatu perusahaan. Dengan kata lain penguasaan suatu produk
terhadap pasar atau besarnya jumlah produk yang diminta yang dihasilkan oleh
ini biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase (%). Sehingga dapat dikatakan
18
bahwa market share merupakan proporsi kemampuan perusahaan terhadap
Dari hasil perhitungan market share ini dapat diketahui kedudukan perusahaan dan
Market share ini juga bisa digunakan untuk menentukan seberapa besar
sumbangan suatu produk terhadap produk sejenis di pasar. Sehingga akan dapat
sejenis yang ada di pasar. Hasil perhitungan ini dapat digunakan untuk menentukan
peluang pasar produk tersebut melalui besarnya permintaan produk yang diperoleh
dari perhitungan market share dan jumlah penawaran produk yang diperoleh dari
dari segi sosial dan juga perekonimian. Dari segi sosial apakah dengan adanya
proyek tersebut wilayah tersebut menjadi semakin ramai, lalu lintas semakin lancar,
adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan sebagainya. Sedangkan dari segi
19
Teori-Teori Fakta
• Studi Kelayakan adalah suatu kegiatan yang • Analisis Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan pada
mempelajari secara mendalam tentang suatu tingkat Pebudidaya ikan di Desa Canggu Kecamatan
usaha yang akan dijalankan, dalam rangka Pare Kabupaten Kediri Jawa Timur diperoleh hasil
menentukan layak atau tidak usaha tersebut bahwa masalah yang dihadapi dalam usaha
dijalankan (Kasmir dan Jakfar, 2008 ; 4). pembenihan, yaitu: Pebudidaya ikan tidak pernah
• Demi tercapainya apa yang diharapkan dari melakukan analisis finansial yang berkaitan dengan
suatu usaha , maka sebelum kita mengambil kelayakan usaha ; penerapan fungsi-fungsi
keputusan untuk melakukan investasi, terlebih manajemen belum optimal ; rencana kegiatan
dahulu perlu dilakukan analisis dari segala produksi belum berorientasi (Benny Sadi, 2004).
aspek dalam suatu studi kelayakan, yang • Usaha pembenihan ikan lele dumbo di Desa Kedung
pada umumnya meliputianalisis pasar, analisis Gede Kabupaten Mojokerto ditinjau dari aspek
teknis, analisis financial dan analisis finansial belum dapat diketahui sampai sejauh mana
profitabilitas sosial (Dzamin Julkarnain, 1984). tingkat keuntungan yang dicapai dan apakah usaha
• Analisis jangka pendek meliputi analisis ini layak untuk dijalankan. Selain itu beberapa aspek
keuntungan, R/C Ratio, analisis Break Event lain juga yang perlu diperhitungkan adalah aspek
Point dan analisis Rentabilitas (Oktariza, 2006 teknis, aspek manajemen, aspek pasar dan aspek
: 136). sosial ekonomi ( Reddy Dwi, 2009).
• Analisis jangka panjang dilakukan bila proyek • Peranan Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Barito
tersebut berjalan lebih dari 1 tahun. Analisis Kuala Provinsi Kalimantan Selatan Terhadap Usaha
jangka panjang ini meliputi analisis Benefit Budidaya Ikan Di Kolam menunjukkan bahwa masih
Cost Ratio, Net Present value (NPV), Internal ada pembididaya ikan yang membeli benih untuk
Rate of Return (IRR) dan Payback Periods usaha mereka keluar daerah, sedangkan untuk
(PP) (Pudjosumarto, 1988 : 46). pemantau dan pembinaan terhadap usaha perikanan
• Tugas dan fungsi secara khusus dari balai rakyat (UPR) dari pihak Balai Benih Ikan (BBI) belum
benih ikan adalah menyediakan dan ada pelaksanaan kegiatan yang mengarah pada
menyalurkan benih bermutu, pemantauan dan pembinaan (Alpiani, 2007).
pembinaan terhadap usaha pembinaan rakyat, • Analisis Usaha Pembenihan Ikan Nila Pada Balai
menunjang kawasan agrowisata air tawar Induk Udang Galah Pandaan Jawa Timur
disekitar daerah (Alpiani, 2007). didapatkan faktor penghambat dalam usaha
pembenihan ikan nila adalah: pertumbuhan benih
yang tidak seragam sehingga proses pemanenan
tidak dapat dilakukan secara bersamaan, tingkat
Analisis Kelayakan kematian benih relatif cukup tinggi, cuaca yang tidak
Usaha menentu, pembagian jam kerja karyawan yang tidak
BBI Kepanjen merata dan tidak sesuai bidangnya (septe, 2008).
Masalah :
1. Bagaimana aspek teknik dan manajemen usaha pembenihan yang dilakukan pada BBI Kepanjen?
2. Bagaiman aspek pasar usaha pembenihan ikan pada BBI Kepanjen?
3. Bagaimana analisis finansial secara jangka pendek dan jangka panjang dari usaha pembenihan pada BBI
Kepanjen?
4. Apa saja manfaat dan kontribusi sosial ekonomi yang diberikan melalui program pembenihan ikan baik bagi
BBI itu sendiri, pemerintah maupun masyarakat sekitar lokasi ?
Metode :
1. Analisis kelayakan usaha jangka pendek menggunakan analisis keuntungan, R/C Ratio, Break Event Point
dan Rentabilitas
2. Analisis kelayakan usaha jangka panjang menggunakan Benefit Cost Ratio, Net Present Value, Internal Rate
of Return dan Payback Period
3. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dan analisis deskriptif kualitatif
4. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan teknik penelitian studi kasus
5. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode kluster (kelompok)
20
III. METODE PENELITIAN
Malang, Jawa Timur. Obyek penelitian adalah kegiatan usaha pembenihan ikan air
tawar yang dilakukan oleh balai dan perhitungan finansiil dari usaha tersebut.
berdasarkan atas pokok permasalahan yang diteliti. Jenis atau metode penelitian ini
digunakan untuk mendapatkan data dan informasi tentang obyek yang diteliti,
penelitian ini bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan
Gambaran tentang kegiatan pembenihan ikan air tawar yang dilakukan dan peran
BBI dalam menyediakan benih yang berkualitas dan membina masyarakat di wilayah
21
kerja BBI Kepanjen. Selain itu penelitian ini juga menggambarkan bagaimana
baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut. Cakupan studi kasus dapat meliputi
segmen-segmen tertentu saja. Dapat terpusat pada beberapa faktor yang spesifik
dan dapat pula memperhatikan keseluruhan elemen atau peristiwa (Azwar, 2007: 8).
Tujuan dari studi kasus adalah mempelajari secara intensif latar belakang,
status terakhir dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial seperti
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi
atau studi sensus. Jika kita hanya meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian
tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
22
atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang
besar dan jauh. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pengambilan
sampel ini :
yang diabil dari penelitian ini adalah mengenai pembenihan ikan air tawar pada Balai
Benih Ikan Kepanjen. Peneliti mengambil tiga dari limabelas karyawan BBI Kepanjen
yaitu Bapak Suhadi/staf pembenihan ikan nila, Bapak Yanto/staf pembenihan ikan
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada
23
Data primer ini diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dan dicatat
untuk pertama kalinya. Metode pengambilan data primer pada penelitian ini
• Observasi
tentang hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan atau gejala dan
1983).
Dalam hal ini observasi yang dilakukan dalam kegiatan penelitian pada
pasca panen).
• Kontribusi yang diberikan balai terhadap masyarakat sekitar saat panen dan
• Wawancara
24
dengan tanya jawab langsung yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan oleh tiga karyawan Balai Benih
Ikan Kepanjen yang melakukan langsung proses pembenihan ikan yaitu bapak
• Sumber dana yang digunakan dalam usaha dan penerimaan yang diperoleh
• Lama waktu pembenihan ikan air tawar mulai dari awal telur hingga menjadi
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung
diperoleh sendiri oleh peneliti dari subyek penelitiannya. Data sekunder biasanya
berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Azwar, 2007 :
91).
sendiri secara langsung oleh peneliti. Data sekunder ini diperoleh melalui studi
25
Adapun data sekunder yang dikumpulkan dalam kegiatan penelitian ini
meliputi :
• Kondisi umum lokasi penelitian yang meliputi kondisi geografi dan topografi
wilayah
• Beberapa data ekonomi (finansiil) dan data teknis dari kegiatan usaha
• Data statistik ekspor, impor dan produksi perikanan terutama benih ikan
lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Pada penelitian kali ini metode analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Menurut Nazir (1992), Metode
deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu
obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa
pada masa sekarang. Metode deskriptif ada 2 macam yaitu deskriptif kualitatif dan
deskriptif kuantitatif.
26
3.5.1 Deskriptif Kualitatif
Menurut Nazir (1992) deskriptif kualitatif adalah analisis data yang sifatnya
proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika
hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah. Hal ini
bukan berarti bahwa analisis ini tidak menggunakan dukungan data kuantitatif akan
tujuan pertama yaitu mengetahui teknis pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih
Induk (BBI) Kepanjen. Pada analisis ini akan dijelaskan gambaran teknis
pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih Induk (BBI) Kepanjen. Teknis
pembenihan yang digunakan pada Balai Benih Ikan Kepanjen ini merupakan bagian
dari model Setandar Nasional Indonesia (SNI) dimana dalam teknis pembenihan
ikan air tawar dilakukan pembinaan dan pendampingan yang meliputi kegiatan:
3. Proses pemijahan
4. Penetasan telur
5. Pendederan
27
3.5.2 Deskriptif Kuantitatif
diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya deskriptif kuantitatif dilakukan pada
meliputi: metode trend kuadratik, analisis finansiil jangka pendek, analisis finansiil
jangka panjang,
yang digunakan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Metode ini
menggunakan data minimal 2 tahun dan semakin banyak semakin baik. Biasanya
metode ini digunakan untuk produk baru atau rencana ekspansi. Metode ini
permintaan turunan) atau permintaan produk tersebut ditentukan oleh produk lain.
Pada metode trend kuadratik kecenderungan data yang digunakan atau diperoleh
disebabkan karena nilai suatu variabel dalam interval yang panjang polanya berubah
Metode trend kuadratik ini digunakan untuk menganalisis tujuan kedua yaitu
untuk melihat peluang pasar penjualan benih ikan, khususnya ikan gurami dan lele
28
pada saat ini maupun masa yang akan datang dilihat dari jumlah permintaan dan
Y = a + bX + cX2
a = (∑Y – c ∑X2) : n
b = ∑XY : ∑X2
Dimana :
Y = nilai trend
X = parameter fungsi
a = konstanta
b = koefisien parameter
c = koefisien parameter
meliputi data permintaan dan penawaran benih ikan khususnya ikan gurami dan lele
yang diperoleh dari data produksi, ekspor dan impor. Matriks data yang diperlukan
29
Tabel 2. Data Penawaran Benih Ikan Tahun 2002 – 2006
30
Tabel 4. Estimasi Penawaran Benih ikan Tahun 2010 – 2024
karena jumlah permintaan akan suatu produk lebih besar dari jumlah penawaran.
Hal ini menyebabkan semua produk yang telah diproduksi dapat terjual habis di
pasar dan bahkan bila kita menambah produksi, produk tersebut juga akan tetap
laku karena jumlah produk yang diminta konsumen masih lebih banyak dari jumlah
mengetahui kelayakan finansiil secara jangka pendek dari usaha pembenihan pada
Balai Benih Ikan Kepanjen. Analisis finansiil jangka pendek ini meliputi :
31
a. Analisis Revenue Cost Ratio (RC Ratio)
Analisis Revenue Cost Ratio (RC Ratio) merupakan alat analisis untuk
melihat tingkat keuntungan suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang
dipakai dalam kegiatan tersebut. Suatu usaha dikatakan layak bila RC lebih besar
dari 1 (RC>1). Hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai RC maka tingkat
keuntungan suatu usaha akan semakin tinggi (Effendi dan Oktariza, 2006).
TR
RC =
TC
Kriterianya adalah :
b. Analisis Keuntungan
pendapatan bersih adalah besarnya penerimaan total setelah dikurangi biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi, baik biaya tetap maupun biaya tidak tetap.
∏ = TR – TC
TC = VC + FC
32
Keterangan : ∏ : Keuntungan (Rp/tahun)
sebagai nilai produk total usaha dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan total cost
(TC) merupakan pengeluaran total usaha yang didefinisikan sebagai semua nilai
2006).
sebagai berikut :
∏ (EBZ) = TR – TC
Analisis Break Event Point (BEP) adalah suatu teknik analisis untuk
volume kegiatan (Riyanto, 1995). Analisis Break Event Point (BEP) digunakan untuk
mengetahui titik impas perusahaan atau suatu keadaan dimana perusahaan tidak
untung dan tidak rugi. Penghitungan BEP dapat dilakukan dengan dua cara :
33
• Atas dasar unit
FC
BEP =
P −V
Dikarnakan dalam penelitian produk yang dihasilkan lebih dari satu maka digunakan
FC
BEP =
VC
1−
S
3. Besarnya biaya tetap secara totalitas tidk berubah meskipun ada perubahan
volume produksi
34
4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain
bermacam-macam dan tergantung pada laba dan aktiva atau modal mana yang
L
R= X 100 %
M
(Rp/tahun)
(Rp)
rentabilitasnya lebih besar daripada nilai suku bunga bank pada saat usaha itu
dijalankan.
mengetahui kelayakan finansiil secara jangka panjang dari Balai Benih Induk (BBI)
35
a. Analisis Net Present Value (NPV)
46). Penggunaan faktor diskon adalah keharusan dalam dalam analisis Net Present
Value. Faktor diskon ini diperlukan terhadap semua pengeluaran dan penerimaan
(saat pengeluaran serta penerimaannya adalah dalam waktu yang tidak bersaman),
∑ Bt − Ct
i =1
NPV =
(1 + l )
n = Umur ekonomis
Dalam evaluasi suatu proyek tertentu, tanda go dinyatakan oleh nilai NPV
yang sama atau lebih besar dari nol. Artinya suatu proyek dapat dinyatakan
bermanfaat untuk dilaksanakan bila NPV proyek tersebut sama atau lebih besar dari
nol. Jika NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar social
opportunity cost faktor produksi modal. Jika NPV lebih kecil daripada nol, proyek
tidak dapat menghasilkan senilai biaya yang dipergunakan dan oleh sebab itu
dipakai untuk proyek tersebut sebaiknya dialokasikan pada penggunaan lain yang
36
b. Analisis Benefit Cost Ratio (BC Ratio)
Benefit Cost Ratio (BC Ratio) merupakan perbandingan antara benefit dari
tahun-tahun yang bersangkutan yang telah dipresent valuekan dengan biaya yang
Analisis Benefit Cost Ratio (BC Ratio) dapat dirumuskan sebagai berikut :
n
Bt − Ct
∑ (1 − i)
t =1
t
( Bt − Ct > 0)
Net B/C = n
,
Ct − Bt (Ct − Bt < 0)
∑ (1 − i)
t =1
t
n = Umur ekonomis
Adapun kriteria dari Benefit Cost Ratio (BC Ratio) adalah sebagai berikut:
• BC Ratio > 1, maka benefit yang akan diperoleh selama umur teknis-
ekonomis proyek yang bersangkutan lebih besar dari cost dan investment,
ekonomis proyek yang bersangkutan hanya cukup untuk menutupi cost dan
• BC Ratio < 1, maka benefit yang akan diperoleh selama umur teknis-
ekonomis proyek yang bersangkutan tidak cukup untuk menutupi cost dan
37
investment, berarti unfavourable sehingga pembangunan proyek yang
dan cost (pengeluaran) yang telah dipresent valuekan sama dengan nol. Dengan
returns, atau tingkat keuntungan yang dapat dicapainya (Pudjosumarto, 1988 : 49).
NPV '
IRR = i’ + x (i’’- i’)
NPV '− NPV ' '
Kriteria investasi IRR ini memberikan pedoman bahwa proyek akan dipilih
apabila IRR lebih besar daripada tingkat bunga yang disyaratkan sehingga rencana
invesrtasi memenuhi kriteria kelayakan. Tetapi sebaliknya apabila IRR lebih kecil
daripada tingkat bunga yang disyaratkan, maka rencana proyek investasi ditolak
atau rencana proyek investasi tidak memenuhi kriteria kelayakan (Triton, 2005 :
160).
dikeluarkan di dalam investasi suatu proyek. Di dalam hal ini, biasanya yang
38
digunakan pedoman untuk menentukan suatu proyek yang akan dipilih adalah suatu
1988 : 51).
I
PP =
Ab
e. Analisis Sensitivitas
apa yang akan terjadi pada proyek tersebut bila ada sesuatu yang tidak sejalan
economic atau internal financial return suatu proyek terhadap kenaikan biaya
- Untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis proyek jika ada
sesuatu kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau benefit
39
f. Risk Analysis
Menurut Jaya (2008) risiko adalah segala potensi dimana sebuah ancaman
risiko sejalan dengan nilai kerugian atau kerusakan dan estimasi frekuensi
amcaman. Risiko pada dasarnya adalah segala ancaman kejadian yang berdampak
∑ Ei
i =1
E =
n
Dimana: E = R rata-rata
Ei = R pada periode ke i
b. Risiko
Untuk mengukur risiko secara statistik, dipakai ukuran ragam (variance) dan
∑ (Ei − E )
i =1
2
V2 =
(n − 1)
40
Sedangkan simpangan baku merupakan akar dari ragam, atau: V= V 2
Dimana: V2 = ragam
V = simpangan baku
diperoleh atau dengan kata lain merupakan besarnya risiko yang harus ditanggung
ditanggung oleh pemilik usaha. Semakin besar nilai koefisien variasi menunjukkan
bahwa risiko yang harus ditanggung oleh pemilik usaha semakin besar
V
CV =
E
E = rata-rata R
usaha. Apabila nilai L sama dengan atau lebih dari nol, maka pemilik usaha tidak
akan pernah mengalami kerugian. Sebaliknya, apabila nilai L kurang dari nol, maka
dalam satu kali siklus terdapat peluang kerugian yang akan diderita pemilik usaha.
L = E − 2V
41
Dimana: L = batas bawah R
• Apabila nilai CV <_ 0,5 atau L >_ 0, maka pemilik usaha akan selalu
• Apabila nilai CV > 0,5 atau L < 0, maka pemilik usaha mempunyai peluang
menderita kerugian
42
BAB IV
KEADAAN UMUM
Balai Benih Ikan Kepanjen didirikan diatas lahan seluas 3,4 ha dan beralamat
Malang, Propinsi Jawa Timur, yang mempunyai batas lokasi sebagai berikut :
Malang. Letak Balai Benih Ikan Kepanjen di pinggir jalan raya yang
geografis lokasi berada di ketinggian 335 dpl. Daerah ini termasuk dataran rendah
engan suhu 24-27 oC dan curah hujan 70 mm/tahun pada bulan kering dan
Dari hasil uji laboratorium BBI Kepanjen diperoleh hasil kualitas air di daerah
• PH : 8,15 8,45
• Kecerahan : 15 cm 20 cm
43
• Turbiditas : 29 mg/l 149 mg/l
• Konduktifitas : 0,025 %
Darat Kabupaten Malang yang sejak tahun 1957, dalam pengembanganya lembaga
Pebudidaya ikan
Pengembangan Budidaya Air Tawar. Balai Benih Ikan Kepanjen juga merupakan
Unit Dinas Perikanan Dan Kelautan Propinsi Jawa Timur yang melaksanakan fungsi-
fungsi sesuai Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur. Berikut fungsi-fungsi Balai
44
- Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan bahan, sarana, dan
Balai Benih Ikan Kepanjen Malang adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis
Dinas Perikanan Dan Kelautan Jawa Timur yang melaksanakan tugas – tugas dan
merupakan salah satu balai di Jawa Timur yang mampu memberikan kontribusi
cukup besar dalam produksi perikanan. Modal yang digunakan adalah berasal dari
Daerah (APBD), karena Balai Benih Ikan Kepanjen Malang ini adalah instalasi milik
pemerintahan.
45
BAB V
Menurut Suad Husnan dan Suwarsono (1991) studi kelayakan adalah suatu
analisis yang ditunjukkan untuk meneliti suatu proyek investasi tersebut layak atau
tidak. Usulan proyek tersebut harus dikaji, diselidiki, dan diteliti dari berbagai aspek
tertentu sehingga memenuhi syarat untuk dapat dilaksanakan atau tidak. Untuk
Adapun dalam penelitian kelayakan usaha pembenihan ikan air tawar pada
Balai Benih Ikan Kepanjen ini dilakukan dengan menganalisis aspek teknis, aspek
Aspek teknis atau operasional juga dikenal sebagai aspek produksi. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas
produksi, tata letak, penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk
pemilihan teknologi (Kasmir dan Jakfar, 2003). Pada penelitian ini yang dibahas
pada aspek teknis mencangkup penentuan lokasi usaha, tata letak (lay out), dan
adalah dekat dengan pasar, mudah mendapatkan bahan baku, tersedianya tenaga
kerja, terdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya, kereta api, tersedianya
46
sarana dan prasarana seperti listrik, dan sikap masyarakat (Kasmir dan Jakfar,
2003). Berdasarkan hasil penelitian letak lokasi Balai Benih Ikan Kepanjen tergolong
ramai dan strategis, hal ini dikarenakan letaknya dipinggir jalan raya, berdekatan
Pengadilan Tinggi Negri, dan ± 1km dari pasar kepanjen. Dengan penempatan
lokasi Balai Benih Ikan Kepanjen yang cukup baik ini memudahkan dalam
tersedianya jalan raya dan fasilitas angkutan umum. Sikap masyarakat yang
mendukung terhadap adanya Balai Benih Ikan Kepanjen karna dapat menyerap
tenaga kerja.
lokasi. Disisi lain faktor lahan sangat erat dengan keberhasilan usaha pembenihan
baik dilihat dari sisi habitat dan juga hal-hal lain yang apat mengganggu proses
produksi. Dalam menentukan lokasi Balai Benih Ikan Kepanjen juga tidak terlepas
dari keadaan alam sekitar. Lahan perkolaman memiliki struktur dan tekstur tanah
yang baik yaitu liat berpasir, memiliki suhu normal 24-27 oC cocok untuk usaha
pembenihan ikan air tawar. Sumber air yang digunakan berasal dari sungai yang
Kepanjen, yang disalurkan melalui saluran irigasi. Lokasi lahan usaha bbi terletak
jauh dari daerah industri sehingga kemungkinan tercemar dari limbah-limbah industri
47
Gambar 2 : Saluran Irigrasi Kolam
Penilaian terhadap penentuan lokasi untuk penelitian pada Balai Benih Ikan
Kepanjen mengunakan metode penilaian hasil value yang memiliki lima kriteria yaitu;
48
Tabel 6. Kriteria penilaian terhadap penentuan lokasi Balai Benih Ikan Kepanjen
Dari hasil penelitian yang mengacu kepada denah lokasi didapat nilai bobot
dengan produk, proses, sumber daya manusia, dan lokasi sehingga dapat tercapai
efisiansi operasi (Kasmir dan Jakfar, 2003). Jenis layout pada Balai Benih Ikan
Kepanjen adalah tata letak kantor (office layout), layout posisi kerja, peralatan kerja,
49
tempat yang diperuntukkan untuk perpindahan informasi dan proses produksi sudah
tertata dengan baik, sehingga memberikan ruang gerak yang memadai untuk
lancar, dan memberikan kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja yang lebih
baik. Layout Balai Benih Ikan Kepanjen dapat dilihat pada lampiran 2.
1. Persiapan Kolam
Pengeringan
Pengeringan perlu karena produktifitas kolam yang sudah lama digunakan biasanya
membentuk Lumpur dengan kedalaman 5 cm. dasar kolam harus mampu menahan
air dan tidak porous karena digunakan untuk membuat sarang saat ikan memijah.
Jika sinar matahari bersinar normal biasanya dalam waktu 3 sampai 5 hari kolam
akan kering. Sambil menunggu kolam kering diperbaiki pula pematang yang longsor
bekas sarang belut dan sarang ular. Caranya dengan menambal tanah pada bagian
yang berlubang. Caren (saluran tengah di dasar kolam) yang teratur bentuknya
ataupun benih yang kemudian hari akan dipanen. Selain itu dapat juga memperbaiki
50
saluran inlet dan outlet jika ada yang rusak. Gambar pengeringan kolam dapat dilihat
pada gambar 3.
Tanah dasar merupakan bagian terpenting dari kolam. Struktur tanah yang
baik akan dapat merangsang tumbuhnya pakan alami yang ada dalam kolam,
sehingga perlu dilakukan pengolahan tanah dasar. Pengolahan tanah dasar di Balai
Pembuatan kemalir
memanjang dari tempat masuknya air sampai ke saluran pembuangan air. Hal ini
Balai Benih Ikan Kepanjen Malang, lebar kemalir kolam pembenihan ikan
adalah ±10-20 cm dengan kedalaman 10 cm. salah satu ujung kemalir berfungsi
sebagai pintu pemasukan dan ujung lainnya bermuara ke pintu pembuangan. Pada
lubang pengeluaran air. Kebangan dibuat permanen berupa pasangan tembok yang
51
diplester semen. Kemalir dapat berupa saluran tunggal dikarenakan pada kolam
pemijahan ni hanya memiliki 1 buah pintu pemasukan. Gambar kemalir dapat dilihat
pada gambar 4.
Gambar 4 : Kemalir
Pengapuran
dikatakan sebagai suatu proses tersendiri yang diperlukan pada beberapa kolam
yang memungkinkan terjadinya respon normal dari populasi ikan pada pemupukan
alkalinitas serta membunuh hama dan penyakit. Jenis yang biasanya dipakai adalah
Pemupukan
tumbuh-tumbuhan air maupun biota-biota air yang menjadi makanan alami ikan
52
dapat tumbuh dengan baik, misalnya jenis ganggang, plankton, protozoa, benthos
yang sering digunakan di Balai Benih Ikan Kepanjen Malang adalah pupuk kandang.
Pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara dalam jumlah yang sedikit, tetapi
renik.
2. Memilih Indukan
Induk ikan yang digunakan dalam usaha pembenihan ini diperoleh dengan
cara memproduksi induk sendiri. Harga 1 ekor induk bervariasi sesuai umur dan
berat ikan. Seleksi calon induk berdasarkan pada pertumbuhannya yang cepat, ikan
tampak mempunyai bentuk gambaran luar/fisik terbaik, selain itu bentuk tubuh harus
Untuk mendapatkan benih yang baik dan berkualitas tinggi maka induk yang
digunakan juga harus berkualitas dan bermutu tinggi. Seleksi induk ikan yang akan
dikawinkan di kolam pemijahan mutlak harus dilakukan. Calon induk harus diteliti
dengan ketat agar diperoleh induk yang benar-benar berkualitas. Pedoman dalam
menyeleksi calon induk menjadi induk yaitu memilih ikan-ikan yang sehat dan
Menurut Cahyono (2000), Kriteria calon induk nila yang baik adalah sebagai
berikut :
53
a. Induk ikan dalam keadaan sehat, yakni tidak cacat atau luka dan tidak terserang
penyakit
d. Induk ikan telah matang kelamin. Induk ikan yang telah matang kelamin dapat
Balai Benih Ikan Kepanjen Malang, umur ekonomis induk ikan rata-rata
diatas 1 tahun dengan berat yang beraneka ragam sesuai dengan jenis ikan. Pada
umumnya berat induk ikan betina lebih berat daripada induk ikan jantan. Pada Balai
Benih Ikan Kepanjen Induk yang telah dipijahkan melewati batas umur ekonomis
sudah tidak dipakai lagi, karena mutu dan jumlah telur yang dilahirkan menurun.
Induk jantan dan betina dipelihara di kolam dengan luas 923 m2 dengan
perbandingan 1:3.
ikan betina. Tujuan pemijahan adalah untuk memperoleh benih ikan dalam jumlah
banyak dan bermutu baik sehingga dapat dikembangkan menjadi ikan konsumsi dan
peremajaan induk. Pemijahan ikan yang dilakukan secara intensif dapat mencegah
atau menekan kerusakan telur oleh hama atau penyakit, menjamin penetasan telur,
dan mencegah kematian larva. Penetasan telur yang telah terbuahi harus selalu
diawasi. Cara pemijahan ikan berbeda-beda, tergantung oada jenis ikannya. Namun
ukuran luas kolam pemijahan, kesuburan kolam, kondisi air, perbandingan jumlah
54
induk betina dan jantan, dan peralatan penunjang untuk pembuatan susuh harus
Pada Balai Benih Ikan Kepanjen pemijahan dilakukan secara intensif. Luas
kolam-kolam pemijahan telah disesuaikan dengan jenis ikan, kualitas air yang baik
yang berasal dari sungai yang mengalir di sepanjang Jl.Trunojoyo No.12 Desa
laboratorium perikanan.
4. Pendederan
pendederan. Kegiatan pendederan ini dimulai hingga benih mencapai ukuran 1-5
larva ikan berumur 5-7 hari. Untuk memindahkan larva ikan dari kolam induk ke
kolam pendederan dilakukan pada waktu pagi hari untuk menghindari perbedaan
suhu yang besar dari kolam pemijahan ke kolam pendederan. Pendederan juga
berfungsi untuk melindungi larva ikan dari gangguan hama dan penyakit yang tidak
menguntungkan.
Kolam pendederan dapat berupa tanah atau bak semen. Ukuran kolam
meliputi pengeringan kolam 3-5 hari, pengolahan dasar kolam, pembuatan kemalir
dan memperbaiki saringan. Untuk memenuhi kebutuhan pakan alami, kolam dipupuk
dengan kotoran ayam, kemudian dialiri air dan dibiarkan beberapa saat untuk
55
memberi kesempatan pakan alami untuk tumbuh dan larva ikan ditebarkan ke
kolam. Benih yang ada dikolam pendederan selama 1 bulan panjang badannya bisa
mencapai ukuran 1-5 cm. Pada ukuran ini sudah dapat untuk dijual ke Pebudidaya
5. Pemanenan
pemanenan total dan pemanenan sebagian. Hal ini dilakukan karena pemanenan
kolam dan memasang saringan atau jaring agar benih tidak ikut keluar bersama air.
Pemanenan sebaiknya dilakukan saat pagi hari, sebab pada pagi hari biasanya suhu
air masih rendah dan matahari belum terlalu panas, karena waktu yang kurang tepat
saat panen menyebabkan benih menjadi strees. Jika air sudah mulai surut hingga
tersisa 10 cm, saat itu para pekerja turun ke kolam untuk mengatur sisa air agar
mengalir ke arah pintu pembuangan melalui saluran kemalir yang terdapat di tengah
dasar kolam. Benih akan digiring perlahan ke arah kemalir. Sementara itu di ujung
kemalir (dekat pintu pengeluaran) satu atau dua orang membuat kobakan yang telah
dilengkapi dengan jaring atau seser. Hasil tangkapan dikumpulkan di ember plastik
besar yang telah diisi air, kemudian dibawa ke penampungan berupa kolam yang
Selama pemanenan, air harus selalu mengalir tetapi alirannya kecil dan pintu
keluaran harus terpasang alat penyaring. Tujuannya agar benih tidak stres akibat
56
kekurangan oksigen. Benih-benih yang mencari oksigen akan naik menuju pintu
saringan yang terbuat dari bak plastik yang telah dilubangi sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Ukuran tersebut antara lain 1-3, 3-5, 4-5,. Setelah disortasi benih
ditampung dalam happa atau kolam sementara sesuai ukurannya dan dihitung
sesuai jumlah yang dipesan Pebudidaya ikan. Happa adalah kolam sementara
tempat menampung benih sebelum dijual ke konsumen. Gambar kolam happa dapat
pengeringan dasar kolam. Panen benih dilakukan jika ada pesanan dari konsumen.
Umumnya ukuran benih yang dipanen 1-5 cm. Alat-alat yang dipergunakan dalam
penyeseran benih ikan diberi pakan dedak halus yang disebar di salah satu bagian
pinggir kolam, tujuannya agar benih ikan bergerombol di tepi kolam sehingga
57
memudahkan dilakukan pemanenan. Gambar penyeseran larva ikan dapat dilihat
pada gambar 6.
sehingga mempunyai nilai tambah agar dapat tercapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tanpa manusi yang ada di belakang faktor produksi (seperti uang, mesin, gedung,
bahan baku) tidak dapat beroprasi karena merupakan benda mati, sehingga
kegiatan (proyek) usaha juga akan sukar untuk merealisasikan potensi keuntungan
dan tujuan yang dikehendaki bila tidak dikelola dengan manajemen yang baik
Selain itu tanpa pengelolaan yang baik, benar dan tepat, maka hasil yang
diharapkan tidak akan tercapai, bahkan akan mengalami kerugian dan kegagalan.
Oleh karena itu evaluasi terhadap aspek manajemen tidak boleh diabaikan, kerena
semua model manajemen pada prinsipnya betujuan agar kegiatan usaha yang akan
datang dan sedang dilakukan dapat berjalan secara sistematis, terencana, terarah
58
dan terkoordiniasi dengan baik sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
cara membuat matrik kegiatan yang sudah atau belum dilakukan sesuai fungsi-
kesesuaian 100% masing-masing diberi bobot nolai 30, 20, 30, dan 20, begitu juga
sesuai. Hasil matrik sesuai dengan kondisi aktual dibandingkan dengan landasan
59
Tabel 9. Nilai Kesesuaian Pada Tingkat/ Fungsi-Fungsi Manajemen
Pada penelitian ini juga dari pihak balai sendiri sudah memiliki kegiatan-
Perencanaan adalah penentuan lebih dulu apa yang akan dikerjakan atau
dan terpenting dalam manajemen, karena fungsi yang lain akan dapat dilaksanakan
tata letak (layout) Balai Benih Ikan (BBI), merencanakan penentuan lokasi,
sesuai dengan anggaran yang diterima dari pemerintah pusat. Perencanaan target
produksi benih ini dilakukan setiap tahun karena anggaran yang diterima selalu
berubah-ubah. Namun pihak Balai selalu menargetkan untuk hasil penjualan benih
harus melebihi biaya operasional tahunan. Untuk rencana pemasaran hasil benih,
kecil perikanan. Perencanaan tata letak balai dilakukan agar memberikan ruang
60
gerak yang memadai untuk beraktivitas sesuai dengan tugas masing-masing
karyawan, pemakaian ruang yang efisien, mengurangi biaya produksi, aliran material
keselamatan kerja yang lebih baik. Dalam merencanakan penentuan lokasi, pihak
mendapatkan bahan baku, tempat startegis atau dekat keramaian, jauh dari industri
proses produksi dilakukan dengan beberapa tahap yaitu; persiapan kolam, memilih
penentuan lokasi adalah 80, dan perencanaan proses produksi adalah 80.
bobot nilai 22,5. Untuk perincian penilaian terhadap kegiatan perencanaan dapat
kegiatan perencanaan yang dirancang oleh Balai Benih Ikan Kepanjen meliputi:
61
memiliki struktur organisasi, pembagian kerja sesuai dengan bidangnya, membuat
Jenis struktur organisasi yang digunakan pada Balai Benih Ikan Kepanjen
adalah organisasi lini dan staf. Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang kepala
balai, sedangkan para staf membantu tugas-tugas pimpinan agar berjalan dengan
baik. Pada Balai Benih Ikan Kepanjen sistem kerja para staf terbagi menjadi dua
yaitu staf pembenihan dan staf tata usaha. Adapun kelebihan dari model organisasi
ini adalah adanya pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf, dan pelaksana,
keahlian masing-masing, hal ini dilakukan agar proses produksi berjalan dengan
baik. Pihak balai juga melakukan kerjasama dengan Pebudidaya ikan guna
Jaringan pemasaran antara pihak balai dan Pebudidaya ikan serta pengusaha-
Struktur organisasi Balai Benih Ikan ( BBI ) Kepanjen Malang terdiri atas :
- Kepala
struktur organisasi Balai Benih Ikan Kepanjen Malang mempunyai tugas dan
62
1. Kepala
tangga perkantoran.
a. Memproduksi ikan dan induk guna penyediaan bagi BBI lokal dan
Pebudidaya ikan.
63
f. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemimpin.
yaitu struktur organisasi adalah 80, kerjasama antar pebudidaya ikan adalah 70,
membuat jaringan pemasaran 65, pembagian kerja sesuai dengan bidang adalah
dengan bobot nilai 15. Struktur keorganisasian dapat dilihat pada lampiran 3 dan
tabel 11.
Jakfar, 2008). Sedangkan menurut Mimit P (2003) pergerakan adalah suatu tindakan
untuk merangsang orang agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan apa
dirancang oleh Balai Benih Ikan Kepanjen meliputi: peningkatan disiplin kerja,
Kegiatan peningkatan disiplin kerja yang dilakukan oleh Balai Benih Ikan
Kepanjen adalah:
64
2. Wajib menggunakan seragam PSH/KORPRI dan pakaian lapang serta
6. Vakasi
pada waktu apel atau pertemuan rutin bulanan. Sedangkan untuk pemberian
motivasi dilakukan oleh pimpinan dengan cara face to face atau dalam pembicaraan
peningkatan disiplin kerja adalah 85, peningkatan kesejahtraan pegawai adalah 75,
peningkatan kualitas SDM adalah 65, pemberian motivasi adalah 60. Pembobotan
termasuk katagori ”sesuai” pada tingkat kesesuaian 71,25% dengan bobot nilai
21,375. Untuk perincian penilaian terhadap kegiatan pergerakan dapat dilihat pada
tabel 11.
65
5.3.4 Pengawasan (Controlling)
apakah telah sesuai dengan rencana (Kashmir dan Jakfar, 2008). Pengawasan
adalah fungsi manajemen yang terakhir yang sering disebut dengan pengendalian
yaitu suatu fungsi manajemen berupa penilaian (seleksi) atau kontrol terhadap
sesuatu yang sedang berjalan maupun yang telah dilaksanakan sesuai standart
dirancang oleh BBI meliputi: Kontrol terhadap pakan, seleksi hasil panen, monitiring
Pakan diberikan sebagai makanan tambahan untuk induk dan benih. Pakan
pokok yang harus ada adalah pakan alami. Pemupukan kolam yang telah dilakukan
bertujuan untuk merangsang tumbuhnya pakan alami. Pakan alami adalah pakan
yang berasal dari jenis fitoplankton dan zooplankton. Namun indukan masih
memerlukan pakan tambahan agar dapat bertahan hidup dan melakukan proses
pemijahan. Pakan tambahan yang diberikan adalah pellet yang mengandung protein
kira-kira 3 % dari berat badan ikan dengan pemberian 2 kali sehari sekitar pukul 7-8
pagi dan 4 sore, sedangkan untuk benih dapat memakan organisme renin seperti
cacing sutra (tubifex), siput air yang lunak dan jentik-jentik berbagai serangga air.
Selain itu juga dapat diberi pakan tambahan berupa pellet yang mempunyai
saringan yang terbuat dari bak plastik yang telah dilubangi sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Ukuran tersebut antara lain 1-3, 3-5, 4-5,. Setelah disortasi benih
66
ditampung dalam happa atau kolam sementara sesuai ukurannya dan dihitung
Selama ini usaha pembenihan ikan Balai Benih Ikan Kepanjen Malang
menggunakan metil blue. Sedangkan jenis hama yang mengganggu adalah siput.
Hama adalah organisme pengganggu yang ada di sekitar ikan yang dapat
hama ini dengan cara manual yaitu dengan mengambil siput dari kolam kemudian
dikumpulkan dan dihancurkan. Pada umunya kematian benih ikan disebabkan oleh
kontrol pakan adalah 65, sleksi pemilihan indukan adalah 65, sleksi hasil panen
adalah 70, monitoring pertumbuhan adalah 75, dan pengendalian hama dan
kesesuaian 68% dengan bobot nilai 13,6. Untuk perincian penilaian terhadap
67
Tabel 10. Kriteria penilaian terhadap kinerja Balai Benih Ikan Kepanjen
68
Tabel 11. Penerapan Fungsi-fungsi Manajemen Pada Usaha Pembenihan Ikan
71,25
4 Pengawasan a.Kontrol Pakan (20%) 65 13
b.Sleksi pemilihan 65 13
induk(20%) 70 14
c.sleksi hasil panen (20%) 75 15
d.Monitoring pertumbuhan
perkembangan(20%) 65 13
e.Pengendalian hama dan
penyakit (20%)
68
Sumber: hasil penelitian (2009)
69
Berdasarkan hasil perhitungan dengan analis deskriptif kualitatif diperoleh
pada kegiatan usaha pembenihan ikan air tawar pada Balai Indik Ikan (BBI)
5.4.1 Permodalan
atau uang yang bersama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan
barang-barang baru. Lebih lanjut dijelaskan oleh Bambang Rianto (2001), modal
pasif (modal menurut asalnya) dapat dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan
modal asing. Modal sendiri adalah modal yang asalanya dari pemilik
tidak menentu lamanya. Sedangkan modal asing adalah modal yang berasal dari
luar yang sifatnya sementara bekerja dalam perusahaan yang bersangkutan, modal
tersebut merupakan hutang yang pada waktu tertentu harus dibayar kembali.
Modal yang digunakan pada Balai Benih Ikan Kepanjen adalah berasal dari
70
Daerah (APBD) dari Dinas Kelautan Dan Perikanan Jawa Timur. Hal ini karena
Balai Benih Ikan Kepanjen Malang ini adalah instalasi milik pemerintahan.
Modal dibagi menjadi dua yaitu modal tetap dan modal kerja. modal tetap
(fixed capital asset) adalah modal yang tidak habis dalam satu kali proses produksi
atau berangsur angsur habis turut serta dalam proses produksi. Modal kerja adalah
keseluruhan aktiva lancar, yang akan habis dipakai satu kali produksi (Riyanto
1995).
penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relative
panjang dalam berbagai bidang usaha (Kasmir dan Jakfar, 2008). Pada usaha
pembenihan ikan air tawar Balai Benih Ikan Kepanjen memiliki investasi awal
Balai Benih Ikan Kepanjen untuk investasi awal sebesar Rp.107.356.000,-. Untuk
sebelum priode proyek usaha berakhir, karena umur teknisnya habis. Agar kegiatan
usaha tersebut tetap berjalan lancar diperlukan biaya penambahan investasi sesuai
dengan umur teknis dari jenis investasi. Nilai penambahan investasi ini didasarkan
pada asumsi bahwa kenaikan harga barang setiap tahun sebesar 5%. Pada Balai
Benih Ikan Kepanjen penambahan investasi dimulai pada tahun ke lima. Biaya
Dalam usaha ini ada beberapa peralatan yang pada akhir periode analisis
umur teknisnya masih belum habis yaitu kolam dan peralatan transportasi. Untuk
menghitung nilai sisa dari masing-masing investasi dengan cara membagi sisa umur
71
teknis dengan umur teknis dikalikan dengan harga investasi. Dari hasil perhitungan
diperoleh nilai sisa sebagai manfaat usaha pada akhir periode analisis sebesar
Modal kerja diartikan sebagai biaya produksi. Biaya produksi dibagi menjadi
dua yaitu biaya tetap (fix cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap
merupakan biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi.
Sedangkan biaya variabel meruapakan biaya yang habis dalam satu kali produks.
Pada penelitian di Balai Benih Ikan Kepanjen biaya tetap meliputi: tenaga kerja/gaji
insentif, biaya perawatan, penyusutan, dan pajak. Jumlah biaya tetap pada Balai
Benih Ikan Kepanjen adalah Rp.58.102.600,-. Sedangkan biaya tidak tetap meliputi:
biaya pakan, biaya bahan dan obat-obatan, bensin, solar, listrik, telepon. Jumlah
biaya tidak tetap pada Balai Benih Ikan Kepanjen sebesar Rp.95.425.000,-. Rincian
biaya tetap dan biaya tidak tetap dapat dilihat pada lampiran 5.
5.4.3 Penerimaan
penjualan dengan harga jual per unit. Secara umum saat usaha dapat dikatakan
berhasil dilihat dari segi finansiil, apabila usaha tersebut memenuhi keadaan sebagai
berikut:
pengeluaran
• Dari hasil penerimaan yang diperoleh dapat membiayai besarnya modal yang
digunakan
72
• Telah menghasilkan balas jasa pengelolaan yang wajar kepada pengusaha
itu sendiri
Produksi yang dimaksud dalam usaha pembenihan ikan air tawar pada Benih
Ikan (BBI) Kepanjen adalah berupa benih ikan nila, benih ikan gurami, dan benih
ikan lele dengan ukuran 1 cm hingga 5 cm. Harga jual untuk tiap masing-masing
ikan berbeda dikarenakan jumlah produksinya berbeda pula semakin sedikit jumlah
benih yang diproduksi semakin mahal harga benih yang akan dijual. Untuk benih
ikan nila dipatok dengan harga Rp90,- benih ikan gurami Rp150,- dan benih ikan lele
Rp75,-. Total produksi benih pertahun mencapai 2.480.250 ekor dengan hasil
pada lampiran 6.
1. Keuntungan
setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi baik
Total penerimaan yang diperoleh Balai Benih Ikan Kepanjen Malang selama
dikeluarkan adalah meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap sebesar
dikeluarkan maka didapatkan keuntungan usaha yang diperoleh selama satu tahun
73
didapat maka perlu dikeluarkan zakat sebesar 2,5% dari pendapatan yang diperoleh
2. R/C Ratio
diperoleh R/C ratio dalam satu tahun produksi adalah sebesar 1,49 yang artinya
ikan nila sudah memberikan keuntungan karena hasil produksi yang diperoleh lebih
besar dari total biaya yang dikeluarkan. Perhitungan R/C Ratio dapat dilihat di
lampiran 7.
3. Rentabilitas
pembenihan ikan di Balai Benih Ikan (BBI) sebesar 49.1% per tahun. Nilai
rentabilitas ini lebih besar dari suku bunga pinjaman bank saat ini yang besarnya
sekitar 15 % per tahun dan di atas suku bunga deposito yang besarnya sekitar 4 %
per tahun, sehingga usaha ini masih layak untuk dijalankan. Berdasarkan hasil
bunga dan pokok pinjaman bila melakukan pinjaman di bank dengan besarnya nilai
suku bunga pinjaman di bank sekitar 15 % per tahun. Selain itu bila dibandingkan
dengan suku bunga simpanan deposito di bank yang hanya berkisar 4 % per tahun
rentabilitas hasil dari perhitungan rentabilitas ini masih kurang baik/sangat rendah,
74
karena nilainya masih dibawah 50%. Perhitungan rentabilitas dapat dilihat di
lampiran 8.
Analisis Break Event Point (BEP) adalah suatu teknik analisis untuk
Balai Benih Ikan Kepanjen diperoleh nilai untuk BEP unit ikan nila sebesar 489.754
ekor, ikan gurami sebesar 93.498 ekor, ikan lele sebesar 547.634 ekor. untuk BEP
sales sebesar Rp.100.176.896.6,-. Usaha pembenihan ikan nila ini bisa dikatakan
cukup menguntungkan karena hasil produksinya sebesar 1.091.250 ekor jauh lebih
besar dari produksi pada titik impas yaitu sebesar 489.754 ekor, ikan gurami dapat
jauh lebih besar dari produksi pada titik impas yaitu sebesar 93.498 ekor, ikan lele
1.029.000 ekor jauh lebih besar dari produksi pada titik impas yaitu sebesar 547.634
ekor. Besarnya total penerimaan yaitu sebesar Rp. 229.387.500,- jauh lebih besar
Analisis Net Present Value (NPV) digunakan untuk menghitung nilai semua
manfaat proyek di masa yang akan datang dengan nilai saat ini. Dalam penelitian ini
75
nilai NPV dihitung dengan cara mendiskonfaktorkan selisih antara penerimaan dan
Dari hasil analisis usaha pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih Ikan
diperoleh pada usaha ini bernilai positif (NPV>0), sehingga usaha pembenihan ikan
air tawar ini dapat dikatakan layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Berdasarkan
nilai NPV tersebut usaha ini juga akan memberikan manfaat yang menguntungkan
terutama di masa yang akan datang. Data tentang nilai NPV dapat dilihat pada
lampiran 10.
sehingga akan diketahui dengan cepat seberapa besar manfaat dari usaha tersebut.
yang telah didiskonfaktorkan dengan total biaya yang digunakan untuk memperoleh
keuntungan tersebut.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan pada usaha pembenihan ikan air tawar
pada Balai Benih Ikan Kepanjen ini di ketahui nilai BC Ratio sebesar 3,025. Dari
hasil nilai BC Ratio usaha tersebut nilainya lebih dari 1 (BC Ratio>1), ini berarti
bahwa usaha pembenihan ikan layak untuk dijalankan dan dikembangkan. Dari nilai
BC Ratio diatas 1 akan mendapat manfaat selama umur teknis usaha lebih besar
dilaksanakan. Data tentang nilai BC ratio dapat dilihat pada lampiran 10.
76
c. Internal Rate of Return (IRR)
tingkat bunga yang menggambarkan bahwa antara penerimaan dan biaya yang
Hasil perhitungan nilai IRR pada usaha pembenihan ikan air tawar pada
Balai Benih Ikan Kepanjen diperoleh sebesar 62% . Dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa nilai IRR usaha ini lebih besar dari nilai suku bunga bank yang
berlaku saat ini sebesar 15% (IRR>15%). Ini menunjukkan bahwa usaha
pembenihan ikan air tawar ini layak untuk diteruskan dan dikembangkan. Nilai IRR
Payback Periode (PP) merupakan waktu atau periode yang diperlukan untuk
dalam investasi suatu usaha. Melalui analisis ini kita akan mengetahui seberapa
cepat investasi yang telah digunakan pada suatu kegiatan usaha akan kembali.
Hasil perhitungan Payback Periode pada usaha pembenihan ikan air tawar
pada Balai Benih Ikan Kepanjen ini adalah 1.62. Hal ini berarti waktu yang
investasi usaha pembenihan ikan air tawar ini adalah selama 1 tahun 6 bulan.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa Payback Periode pada usaha ini
investasi yang dikeluarkan cukup singkat. Semakin kecil nilai Payback Periode yang
77
di dapat, maka tingkat pengembalian biaya investasi akan semakin cepat dan usaha
tersebut semakin baik untuk di kembangkan. Data tentang nilai PP dapat dilihat
e. Analisis Sensitivitas
dengan analisis usaha/proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar
perhitungan biaya atau benefit. Analisis ini dilakukan dengan mengasumsikan suatu
perubahan kondisi pada biaya ataupun benefit suatu usaha/proyek. Suatu usaha
dapat dikatakan layak dan dapat dikembangkan dengan baik jika nilai NPV pada
usaha tersebut nilainya lebih dari nol (NPV>0), nilai Net BC lebih dari satu (Net
BC>1), nilai IRR lebih dari IRR estimate (lebih dari tingkat suku bunga yang dipakai),
Pada usaha pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih Ikan Kepanjen ini
secara normal memenuhi kriteria persyaratan sebagai usaha yang baik, tetapi jika
terjadi fluktuasi kenaikan atau penurunan benefit pada tingkatan tertentu bisa
dikatakan tidak layak. Besarnya persentase kenaikan biaya atau penurunan benefit
Semakin besar persentase yang di asumsikan, maka akan dapat diketahui seberapa
jauh usaha tersebut bisa mendapatkan manfaat sampai pada tingkat persentase
persentase tertentu akan tidak memberikan manfaat dari usaha tersebut, sehingga
78
• Kenaikan Biaya
inflasi yang lebih tinggi, mengingat adanya kondisi ekonomi di negara Indonesia
yang tidak menentu, sehingga biaya produksi juga ikut naik. Dengan adanya asumsi
tersebut akan dapat menggambarkan apa yang akan terjadi terhadap kedua usaha
tersebut terhadap kenaikan biaya tidak tetap, perawatan alat dan bangunan serta
Pada kondisi normal, usaha pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih Ikan
dan IRR sebesar 62%. Jika terjadi kenaikan biaya sampai sebesar 20%, usaha ini
masih layak untuk dijalankan karena pada kenaikan biaya sebesar itu diperoleh nilai
NPV sebesar Rp.37.892.607.86,-; Net BC sebesar 1.35 dan IRR sebesar 26%.
Sedangkan jika ada kenaikan biaya sampai sebesar 25%, diperoleh nilai
NPV sebesar Rp.6.994.027.01,-; Net BC sebesar 0.93 dan IRR sebesar 13%. Dari
analisis Sensitifitas dengan kenaikan biaya sebesar 25%, dengan hasil tersebut
maka usaha pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih Ikan (BBI) ini tidak dapat
dilanjutkan atau tidak layak. Namun mengingat peran dari BBI Kepanjen adalah
ikan maka secara fungsional kegiatan Balai BenihIkan (BBI) Kepanjen tetep perlu
dilanjutkan. Data analisis sensitivitas dengan asumsi biaya naik sebesar 20% dan
• Penurunan Benefit
79
Adapun dasar asumsi ini yaitu terjadinya penurunan penerimaan/benefit
karena adanya kerusakan produk, penanganan produk yang kurang tepat, mutu
bahan baku, dan bahan pelengkap yang kurang bagus sehingga dapat menurunkan
Analisis Sensitifitas yang dilakukan pada usaha pembenihan ikan air tawar
pada Balai Benih Ikan Kepanjen dengan menurunkan benefit sampai sebesar 15%
didapat nilai NPV sebesar Rp.16,242,106.10,-; Net BC sebesar 1.15 dan IRR
sebesar 20%. Hasil ini menunjukkan bahwa usaha pembenihan ikan ini masih layak
untuk dijalankan dan masih dapat memberikan manfaat yang cukup. Sedangkan bila
terjadi penurunan benefit sampai sebesar 18%, maka diperoleh nilai NPV sebesar
Rp.23,997,302.16,-; Net BC sebesar 0.77 dan IRR sebesar 5%. Penurunan benefit
sampai sebesar 18% ini akan memberi manfaat yang buruk karena nilai jangka
pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih Ikan Kepanjen ini tidak layak dilanjutkan
jika terjadi penurunan benefit sebesar 18% dari benefit normal. Namun mengingat
peran dari BBI Kepanjen adalah menyediakan dan menyalurkan benih bermutu dan
belum mengetahui budidaya ikan maka secara fungsional kegiatan Balai BenihIkan
(BBI) Kepanjen tetep perlu dilanjutkan. Data analisis sensitivitas dengan asumsi
benefit turun sebesar 15% dan 18% dapat dilihat pada lampiran 13 dan lampiran 14.
tawar pada Balai Benih Ikan Kepanjen dilakukan asumsi bahwa biaya naik sebesar
80
5% yang bersamaan dengan penurunan benefit sebesar 10% maka diperoleh nilai
1.35 dan IRR sebesar 26%. Kenaikan biaya sebesar 5% dan penurunan benefit
sebesar 10% pada usaha pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih Ikan
Kepanjen ini masih bisa memberi manfaat yang cukup besar bagi pihak balai.
sehingga usaha pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih Ikan Kepanjen ini
masih bisa dikatakan layak dan dapat dikembangkan. Data analisis sensitivitas
dengan asumsi biaya naik sebesar 5% dan benefit turun sebesar 10% dapat dilihat
Asumsi yang berikutnya yaitu kenaikan biaya sebesar 15% dan diikuti
(24,525,845.94),-; Net BC sebesar 0.77; IRR sebesar 4%. Keadaan kenaikan biaya
bagi pihak balai, karena nilai Net BC kurang dari satu sehingga usaha pembenihan
ikan air tawar pada Balai Benih Ikan Kepanjen, pada keadaan ini tidak layak untuk
dijalankan. Namun mengingat peran dari BBI Kepanjen adalah menyediakan dan
secara fungsional kegiatan Balai BenihIkan (BBI) Kepanjen tetep perlu dilanjutkan.
Data analisis sensitivitas dengan asumsi biaya naik sebesar 15% dan benefit turun
81
f. Analisis Risiko
Analisis risiko ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana usaha yang
dilakukan akan mengalami risiko kerugian. Analisis risiko ini hanya merupakan
dugaan atau prediksi terhadap kejadian-kejadian yang akan terjadi di masa yang
akan datang. Hasil perhitungan analisis risiko pada analisis kelayakan usaha
pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih Ikan Kepanjen dapat dilihat pada
lampiran 21. Analisis risiko analisis kelayakan usaha pembenihan ikan air tawar
Tabel 20. Analisis Risiko Usaha Pembenihan Ikan Air Tawar Pada BBI
Kepanjen.
Keterangan :
82
Berdasarkan tabel 20 di atas untuk usaha pembenihan ikan air tawar
diperoleh nilai rata-rata rentabilitas sebesar 9,7%, dengan fluktuasi nilai rentabilitas
sebesar 13,71% dan risiko yang harus ditanggung sebesar 0,47. Hal ini
menyebabkan batas bawah nilai rentabilitas adalah 1,68% sehingga dalam 1 tahun
usaha pembenihan ikan air tawar pada BBI Kepanjen harus berani menerima
Dari hasil perhitungan analisis risiko dapat dihubungkan antara nilai koefisien
Dengan melihat hasil diatas, usaha pembenihan ikan air tawar pada BBI
yang terjadi di pasar. Pengusaha yang ingin maju harus tanggap akan hal ini.
Menurut Rahardi (1993), pasar adalah suatu kondisi di mana pembeli dan
penjual dapat berhubungan. Dengan demikian, pasar dapat berarti secara nyata
atau abstrak, dalam artian bahwa pasar sebagai tempat bertemu penjual dan
Menurut Kasmir dan Jakfar (2008) pemasaran adalah suatu upaya untuk
83
barang maupun jasa kepada konsumen. Penciptaan produk tentu daja didasarkan
Sedangkan tujuan dari kegiatan pemasaran suatu produk atau jasa secara
• Memaksimumkan konsumsi
pemasaran, persaingan yang ada dalam usaha pembenihan ikan dan strategi
pemasaran.
Sasaran pemasaran produk untuk usaha pembenihan ikan air tawar pada
disini meliputi para pembudidaya ikan yang melakukan usaha budidaya dan warga
setempat ataupun dari luar daerah yang memerlukan benih ikan untuk dijadikan
Persaingan merupakan hal yang wajar dalam dunia usaha, begitu pula pada
usaha pembenihan ikan air tawar. Untuk usaha pembenihan ikan air tawar oleh Balai
Benih Ikan Kepanjen pesaing relatif kecil, hal ini dikarenakan sangat sedikit warga
84
Pada Balai Benih Ikan Kepanjen melakukan berbagai strategi pemasaran
diantaranya adalah:
pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi
Strategi produk yang diterapkan pada usaha pembenihan ikan air tawar pada
Balai Benih Ikan Kepanjen adalah benih yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik,
tingkat kemtian yang relatife kecil dikarenakan proses produksi secara intensif dan
dilakukan pengawasan secara rutin, dimulai dari proses pemilihan induk sampai
proses pemijahan.
Harga adalah salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix.
merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan.
Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal pada produk yang ditawarkan
dan berakibat tidak lakunya produk dipasaran ( Kashmir dan Jakfar, 2004).
Strategi harga yang dilakukan pada usaha pembenihan ikan pada Balai
Benih Ikan Kepanjen adalah dengan menetapkan harga benih lebih tinggi dari harga
benih di pasaran, hal ini dikarenakan mengingat kualitas benih yang dihasilkan
cukup baik sehingga harga yang diberikan relatif di atas harga pada umumnya.
Untuk benih ikan nila dijual dengan harga Rp.90/ekor, ikan gurami Rp.150/ekor dan
ikan lele Rp.75/ekor dengan ukuran 1cm hingga 5cm. Berdasarkan observasi, harga
85
benih dipasaran untuk benih ikan nila sekitar Rp.75/ekor, ikan gurami Rp.125/ekor
Menurut Jakfar dan Kashmir (2004) penetuan lokasi dan distribusi berserta
sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting, hal ini disebabkan agar
konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang
atau jasa. Demikian pula sarana dan prasarana harus memberikan rasa nyaman dan
aman kepada konsumen. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi
Lokasi usaha pembenihan ikan air tawar Balai Benih Ikan Kepanjen adalah
Propinsi Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitian letak lokasi BBI Kepanjaen
tergolong ramai dan strategis, hal ini dikarenakan letaknya dipinggir jalan raya yang
menghubungkan antara pasar Kepanjen, pusat kota dan desa-desa sekitar dan
tersedianya fasilitas umum seperti angkutan umum, listrik dan telepon. Dengan
penempatan lokasi BBI Kepanjen yang cukup strategis ini memudahkan dalam
86
Distribusi pada usaha pembenihan ikan air tawar Balai Benih Ikan Kepanjen
lewat kontak tatap muka atau memesan melalui telepon. Untuk saluran distribusi
Pengertian pasar dalam ilmu ekonomi tidak harus dikaitkan dengan satu
tempat yang dinamakan pasar dalam pengertian sehari-hari. Pasar dalam ilmu
penawaran. Kurva permintaan mewakili apa saja yang dikehendaki oleh konsumen
Transaksi pasar akan terjadi apabila pihak produsen dan konsumen telah mencapai
suatu kesepakatan mengenai tingkat harga dan jumlah volume barang yang
memperoleh hasil yang dapat memberikan manfaat baik secara social ekonomi
adalah produk yang dihasilkan tersebut laku dipasaran dengan harga yang sesuai,
dalam arti komoditi yang dihasilkan mempunyai prospek dan peluang pasar yang
cukup baik. Berdasarkan hal diatas, dalam penelitian ini peluang pasar dianalisis
87
untuk mengetahui permintaan dan penawaran yang ada, guna mengetahui estimasi
analisis yang digunakan adalah metode trend kuadratik. Metode ini digunakan untuk
a. Permintaan
diperlukan adalah data permintaan ikan selama 5 stahun terakhir. Untuk lebih
1 2002 210.944.576
2 2003 213.749.956
3 2004 216.623.972
4 2005 219.727.322
5 2006 222.865.962
Dari data diatas dapat diperoleh data permintaan benih ikan dari tahun 2002
hingga 2006. Untuk data permintaan benih dapat dilihat pada tabel 4 dan untuk
88
Tabel 14. Data permintaan benih ikan Nasional pada tahun 2002 – 2006
1 2002 1.808.096.366
2 2003 1.832.142.480
3 2004 1.856.776.903
4 2005 1.883.377.046
5 2006 1.910.279.674
Sumber: DKP dan BPS.co.id (2007), dikonversi menjadi data benih nasional
ikan mulai tahun 2010 – 2024 dengan menggunakan metode analisis trend
berikut:
Sehingga dari perhitungan didapatkan estimasi permintaan benih ikan nasional dari
89
Tabel 15: Estimasi Permintaan Benih Ikan Nasional
90
b. Penawaran
produksi benih ikan nasional selama 5 tahun terakhir. Maksud penggunaan data ini
adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi benih ikan terhadap penawaran
Dari data diatas dapat diperoleh data penawaran benih ikan dari tahun 2002
hingga 2006. Untuk data permintaan benih dapat dilihat pada tabel 7 dan untuk
Tabel 17. Data Penawaran Benih Ikan Nasional pada tahun 2002 – 2006
91
Setelah dihitung menggunakan metode analisis trend kuadratik, diperoleh
Untuk perhitungan persamaan hasil penawaran dapat dilihat pada lampiran 21.
Sehingga dari perhitungan didapatkan estimasi penawaran benih ikan nasional dari
1 2010 7.314.371.43
2 2011 7.790.342.86
3 2012 8.316.171.43
4 2013 8.891.857.14
5 2014 9.517.400.00
6 2015 10.19.800.00
7 2016 10.918.057.14
8 2017 11.693.171.43
9 2018 12.518.142.86
10 2019 13.392.971.43
11 2020 14.317.657.14
12 2021 15.292.200.00
13 2022 16.316.600.00
14 2023 17.390.857.14
15 2024 18,514.971.43
92
Gambar 9: grafik estimasi penawaran benih ikan Nasional
c. Peluang pasar
seseorang produsen, nelayan atau pihak lain untuk menjual hasil perikanan dengan
memperoleh keuntungan.
bahwa nilai estimasi permintaan ikan lebih besar dari pada estimasi penawaran ikan.
terhadap estimasi permintaan, maka diperoleh peluang pasar pada tahun 2010 –
2024 adalah:
93
Tabel 19. Peluang Pasar untuk Benih Ikan Nasional dari tahun 2010 hingga 2024
Gambar 10: Grafik estimasi peluang pasar untuk benih ikan Nasional
94
5.6 Aspek Sosial Ekonomi
usaha tersebut terhadap keadaan masyarakat setempat baik dari segi sosial dan
ekomomi. Dari sisi ekonomi apakah keberadaan proyek atau usaha tersebut dapat
Indonesia. Dari sisi sosial apakah keberadaan proyek atau usaha dapat diterima di
daerah tersebut yang dapat menjadikan semakin ramai, lalu lintas semakin lancar,
sambutan yang baik dari masyarakat sekitar maupun masyarakat luar karena
mudah mendapatkan benih ikan air tawar apabila mereka membutuhkanya untuk
Dari sisi ekonomi, keberadaan Balai Benih Induk (BBI) Kepanjen mampu
konsumen yang membeli benih ikan air tawar seperti benih ikan nila, gurami, dan
lele untuk kegiatan budidaya. Dari hasil wawancara dengan konsumen, kegiatan
budidaya menggunakan benih ikan dari Balai Benih Induk (BBI) Kepanjen mampu
memberikan hasil panen yang lebih banyak sehingga penerimaan dari hasil
95
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian pada usaha pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih
a. Aspek Teknis
Kecamatan Kepanjen. Tata letak Balai Benih Ikan (BBI) adalah tata letak kantor
(office layout). Dalam hal proses produksi terbagi mencadi 5 tahap yaitu: persiapan
b. Aspek manajemen
diperoleh nilai bobot 72,475 sehingga usaha tersebut ditinjau dari aspek manajemen
c. Aspek Finansial
Dari aspek finansial dapat diketahui pada analisis jangka pendek diperoleh
2,5% adalah Rp73.963.402.5,- dimana nilainya lebih besar dari nol yang berarti
usaha ini menguntungkan. Sedangkan nilai R/C ratio adalah 1.49; rentabilitas
sebesar 29,1%; BEP sales sebesar Rp.100.176.896.6,- dan BEP unit untuk benih
nila adalah 489.754 ekor, benih gurami 93.498 ekor dan benih lele 547.634 ekor.
96
Pada analisis jangka panjang diperoleh nilai NPV sebesar Rp 217.439.147.37,-; Net
d. Aspek Pasar
Pada usaha pembenihan ikan air tawar di Balai Benih ikan (BBI) Kepanjen
strategi lokasi.
Pada usaha pembenihan ikan air tawar di Balai Benih ikan (BBI) Kepanjen
Dari sisi ekonomi, keberadaan Balai Benih Induk (BBI) Kepanjen mampu
5.2 Saran
Dari kesimpulan pada usaha pembenihan ikan air tawar pada Balai Benih
a. Dari hasil aspek teknis sudah baik tetapi masih diperlukan pembelajaran lebih
b. Dari hasil penilaian aspek manajemen sudah baik dari berbagai kriteria aspek
manajemen tetapi dalam kriteria pengawasan masih kurang baik. Oleh karena itu
c. Dari hasil analisis finansial disarankan kepada pihak balai untuk terus
keuntungan yang lebih besar dengan cara meningkatkan produksi benih. Untuk
97
analisa sensitifitas walaupun pada kondisi-kondisi tertentu usaha dinyatakan
tidak layak, mengingat peran dari BBI Kepanjen adalah menyediakan dan
maka secara fungsional kegiatan Balai BenihIkan (BBI) Kepanjen tetep perlu
dilanjutkan.
d. Dari pembahasan tentang aspek pasar sudah baik dalam hal strategi pemasaran
dan peluang pasar, tetapi dalam menentukan harga benih ikan masih diatas
harga pasaran. Dalam hal ini diupayakan agar pihak balai menyesuaikan harga
e. Bagi masyarakat sekitar, hal ini merupakan informasi tentang adanya peluang
tenaga kerja.
f. Untuk mengatasi resiko yang terjadi, disarankan agar pihak BBI Kepanjen
98
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal.2001. Analisis Usaha Budidaya Ikan Koi Sistem Kemitraan dan
Bukan Kemitraan serta Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang
Berpengaruh Terhadap Pengambilan Keputusan Pemilihan Sistem
Usaha di DesaJabung Kecamatan Talun Kabupaten Blitar. Universitas
Brawijaya Malang.
Alpiani. 2007. Peranan Balai Benih Ikan (BBI) Kabupaten Kuala Provinsi
Kalimantan Selatan Terhadap Usaha Budidaya Ikan Kolam.
Universitas Brawijaya. Malang
Gaspersz, Prof. Dr. Vincent, D. Sc, CIQA, CFPIM. 2002. Pedoman Penyusunan
Rencana Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Gittinger, J. Price dan Hans A. Adler. 1993. Evaluasi Proyek. PT. Rineka Cipta.
Jakarta.
100
Husnan, Suad dan Suwarsono Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. UPP
AMP YKPN. Yogyakarta.
Ichsan, Prof. DR. H. Moch, Drs. H. Kusnadi HMA, MSi, Drs. M. Syaifi, MSi. 2003.
Studi Kelayakan Proyek Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang.
Kasmir, S. E., MM. dan Jakfar, S. E., MM. 2008. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana.
Jakarta.
Sadi, Benny. 2004. Analisa Kelayakan Usaha Pembenihan Ikan Pada Tingkat
Petani Ikan Di Desa Canggu Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Jawa
Timur. Universitas Brawijaya. Malang.
Septe. 2008. Analisa Pembenihan Ikan Nila Pada Balai Induk Udang Galah
Pandaan Jawa Timur. Universitas Brawijaya. Malang.
Triton PB. S.Si. 2005. Manajemen Investasi Proyek Analisis dan Strategi. Tugu.
Yogyakarta.
101
Lampiran 17
Dari data permintaan ikan diatas diolah menjadi data permintaan benih dengan rumus sebagai
berikut:
Dengan asumsi tingkat bertahan hidup ikan (SR) adalah 70% dan tiap satu kg berisi 6 ekor ikan
b= = 25.560.118.29
c= = 548.482
118
d= = 1.857.037.530
No
1 2010 Y = a + b X + c X2 2,030,143,592.82 6 1,857,037,530 25,560,118 548,482
2 2011 Y = a + b X + c X2 2,062,833,977.63 7 1,857,037,530 25,560,118 548,482
3 2012 Y = a + b X + c X2 2,096,621,326.53 8 1,857,037,530 25,560,118 548,482
4 2013 Y = a + b X + c X2 2,131,505,639.51 9 1,857,037,530 25,560,118 548,482
5 2014 Y = a + b X + c X2 2,167,486,916.57 10 1,857,037,530 25,560,118 548,482
6 2015 Y = a + b X + c X2 2,204,565,157.71 11 1,857,037,530 25,560,118 548,482
7 2016 Y = a + b X + c X2 2,242,740,362.94 12 1,857,037,530 25,560,118 548,482
8 2017 Y = a + b X + c X9 2,282,012,532.24 13 1,857,037,530 25,560,118 548,482
9 2018 Y = a + b X + c X2 2,322,381,665.63 14 1,857,037,530 25,560,118 548,482
10 2019 Y = a + b X + c X2 2,363,847,763.10 15 1,857,037,530 25,560,118 548,482
11 2020 Y = a + b X + c X2 2,406,410,824.65 16 1,857,037,530 25,560,118 548,482
12 2021 Y = a + b X + c X2 2,450,070,850.29 17 1,857,037,530 25,560,118 548,482
13 2022 Y = a + b X + c X2 2,494,827,840.00 18 1,857,037,530 25,560,118 548,482
14 2023 Y = a + b X + c X2 2,540,681,793.80 19 1,857,037,530 25,560,118 548,482
15 2024 Y = a + b X + c X2 2,587,632,711.67 20 1,857,037,530 25,560,118 548,482
119
Lampiran 18
Dari data penawaran ikan diatas diolah menjadi data penawaran benih dengan rumus sebagai
berikut:
Dengan asumsi tingkat bertahan hidup ikan (SR) adalah 70% dan tiap satu kg berisi 6 ekor ikan
b= = 1.302.000
c= = 213.673
120
d= = 47.190.367
Perhitungan
No Tahun estimasi PENAWARAN X a b c
permintaan
1 2010 Y = a + b X + cX² 62,694,612.24 6 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
2 2011 Y = a + b X + cX² 66,774,367.35 7 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
3 2012 Y = a + b X + cX² 71,281,469.39 8 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
4 2013 Y = a + b X + cX² 76,215,918.37 9 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
5 2014 Y = a + b X + cX² 81,577,714.29 10 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
6 2015 Y = a + b X + cX² 87,366,857.14 11 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
7 2016 Y = a + b X + cX² 93,583,346.94 12 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
8 2017 Y = a + b X + cX² 100,227,183.67 13 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
9 2018 Y = a + b X + cX² 107,298,367.35 14 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
10 2019 Y = a + b X + cX² 114,796,897.96 15 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
11 2020 Y = a + b X + cX² 122,722,775.51 16 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
12 2021 Y = a + b X + cX² 131,076,000.00 17 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
13 2022 Y = a + b X + cX² 139,856,571.43 18 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
14 2023 Y = a + b X + cX² 149,064,489.80 19 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
15 2024 Y = a + b X + cX² 158,699,755.10 20 47,190,367 1,302,000.0000 213,673
121
Lampiran 19
Dari data permintaan dan penawaran benih ikan dapat diperoleh data peluang pasar benih ikan
dengan cara data permintaan dikurangi data penawaran benih ikan.
122
Lampiran 3
KEPALA BBI
KEPANJEN
104
Lampiran 4
Investasi Dan Penyusutan Usaha Pembenihan Balai Benih Ikan (BBI) Kepanjen Tahun 2009
Umur Teknis Harga Satuan Penyusutan
Investasi Jumlah Nilai (Rp)
(tahun) (Rp) (Rp)
1. Kolam:
• Induk 6 10 2.000.000 12.000.000 1.200.000
• Pembenihan 3 10 2.000.000 6.000.000 600.000
• Penampungan 2 10 1.000.000 2.000.000 200.000
2. Induk:
• Nila 1.577 3 8.000 12.616.000 4.205.333
• Gurami 120 3 90.000 10.800.000 3.600.000
• Lele 184 3 35.000 6.440.000 2.146.667
3. Perlengkapan Kantor:
• Meja kerja 10 5 100.000 1.000.000 200.000
• Kursi kerja 18 5 50.000 900.000 180.000
• Kursi tamu 1 5 1.000.000 1.000.000 200.000
• Mesin tik 1 5 500.000 500.000 100.000
• Komputer 2 5 2.500.000 5.000.000 1.000.000
• Printer 1 5 500.000 500.000 100.000
• Almari buku 2 5 500.000 1.000.000 200.000
1 5 100.000 100.000 20.000
• Telepon
4. Perlengkapan Kolam:
• Diesel/pompa air 1 5 7.000.000 7.000.000 1.400.000
• Bak plastik 10 5 100.000 1.000.000 200.000
• Serok/seser 5 5 50.000 250.000 50.000
• Mesin potong 1 5 1.500.000 1.500.000 300.000
rumput
• Cangkul 5 5 50.000 250.000 50.000
5. Perlengkapan Laboratorium:
• Almari kaca 1 5 500.000 500.000 100.000
• Aquarium 10 5 50.000 500.000 100.000
• Heater 10 5 50.000 500.000 100.000
• Corong penetasan 5 5 100.000 500.000 100.000
• Mikroskop listrik 1 5 2.500.000 2.500.000 500.000
• Do meter 1 5 2.500.000 2.500.000 500.000
• Ph meter 1 5 2.500.000 2.500.000 500.000
2 5 1.500.000 3.000.000 600.000
• Tabung oksigen
6. Perlengkapan Transportasi:
• Motor 2 10 12.500.000 25.000.000 2.500.000
total 107.356.000 20.952.000
• Total modal investasi untuk usaha pembenihan ikan air tawar sebesar Rp.107.356.000.
• Total penyusutan modal investasi per tahun sebesar Rp.20.952.000 yang diperoleh dari
pembagian antara nilai investasi dan umur teknis dari masing-masing criteria investasi.
105
Lampiran 5
Biaya Tetap Usaha Pembenihan Balai Benih Ikan (BBI) Kepanjen Tahun 2009
Keterangan:
• Tenaga kerja ada 3 orang, setiap orang mendapat upah sebesar Rp.705.972,- per bulan
• Keseluruhan jumlah tenaga kerja di BBI adalah 15 orang yang terdiri dari 12 orang
Sehingga yang dihitung dalam analisis 3 orang saja yang langsung terlibat dalam
pembenihan.
Tabel Biaya Tidak Tetap Usaha Pembenihan Balai Benih Ikan (BBI) Kepanjen Tahun 2009
= Rp.58.102.600 + Rp.95.425.000
= Rp.153.527.600,-
106
Lampiran 6
Penerimaan Usaha Pembenihan Balai Benih Ikan (BBI) Kepanjen Tahun 2009
Jumlah Harga
Jumlah Tingkat Jumlah Jumlah benih
Jenis induk per
No. penetasan kematian kematian yang dijual Nilai (Rp)
ikan betina benih
benih (ekor) (%) (ekor) (ekor)
(ekor) (Rp)
1.
Nila 1.125 1.125.000 3 33.750 1.091.250 90 98.212.500
2. Gurami 90 450.000 20 90.000 360.000 150 54.000.000
3. Lele 98 1.479.000 30 441.000 1.029.000 75 77.175.000
Total 229.387.500
• Jumlah benih yang dijual samadengan jumlah penetasan dikurangi jumlah kematian
107
Lampiran 7
Keuntungan = TR – TC
π = Rp.229.387.500 – Rp.153.527.600
= Rp 75.859.900
= 0,025 x Rp 75.859.900
= Rp 1.896.497.5
EAZ = EBZ – Z
= Rp75.859.900,− Rp1.896.497.5
= Rp73.963.402.5
2. Perhitungan RC Ratio
TR
RC Ratio =
TC
Rp.229.387 .500
=
Rp.153.527 .600
108
Lampiran 8
3. Perhitungan Rentabilitas
Modal = modal tetap/investasi + modal kerja/biaya tetap dan biaya tidak tetap
= Rp.153.527.600
Laba
Rentabilitas = 100%
Modal
Rp 75.859.900
= 100%
Rp.153.527.600
= 49.4 %
FC
BEP =
VC
1−
S
Rp.58.102. 600
=
Rp.95.425. 000
1−
Rp.229.387 .500
= Rp.100.176.896.6
1091250
Rp.100.176 .896.6
= 2480250
Rp90
= 489.753.7 ekor
109
∑ penjualanp roduk BEPsales
Ikan gurami =
∑ totalpenju alan
h arg asatuan
360000
Rp.100.176 .896.6
= 2480250
Rp150
= 93.498.4 ekor
1029000
Rp.100.176 .896.6
= 2480250
Rp 75
= 547.633.7 ekor
110
Lampiran 9
26 Induk nila 1577 8000 12616000 3 630800 14508400 16400800 18293200 20185600 22078000
27 induk gurami 120 90000 10800000 3 540000 12420000 14040000 15660000 17280000 18900000
29 Induk lele 184 35000 6440000 3 322000 7406000 8372000 9338000 10304000 11270000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0.15 DF(15%) 1 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735 0.432327596 0.37593704 0.326901774 0.284262412 0.247184706 0.214943223 0.18690715 0.162527957 0.141328658 0.122894485
1 Inflow (Benefit)
Hasil Penjualan 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500
Gross Benefit(A) 0 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 263137500
PVGB 199467391.3 173449905.5 150826004.8 131153047.6 114046128.4 99170546.41 86235257.75 74987180.65 65206244.04 56701081.78 49305288.5 42874163.91 37281881.66 32419027.53 32338147.6
2 Outflow(Cost)
Biaya Operasional 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600
Gross Cost (B) 107356000 153527600 153527600 187862000 153527600 194152600 192340400 153527600 153527600 196818800 269777600 153527600 201297200 153527600 153527600 262650600
PVGC 107356000 133502260.9 116088922.5 123522314.5 87779903.59 96528155.82 83154062.73 57716711.49 50188444.77 55948186.82 66684896.77 32999717.12 37623885.99 24952527.12 21697849.67 32278310.28
Net Benefit (A-B) -107356000 75859900 75859900 41525500 75859900 35234900 37047100 75859900 75859900 32568700 -40390100 75859900 28090300 75859900 75859900 486900
PV Net Benefit -107356000 65965130.43 57360982.99 27303690.31 43373144.04 17517972.55 16016483.68 28518546.25 24798735.87 9258057.219 -9983814.999 16305571.38 5250277.921 12329354.54 10721177.86 59837.32485
3 NPV Rp 217.439.147.37
4 Net BC 3.025402841
5 IRR 62%
6 PP 1.627465894
111
Lampiran 11
Analisis NPV, Net B/C, IRR dan PP (Kondisi kenaikan biaya layak 20%)
No. Uraian TAHUN KE
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0.15 DF(15%) 1 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735 0.432327596 0.37593704 0.326901774 0.284262412 0.247184706 0.214943223 0.18690715 0.162527957 0.141328658 0.122894485
1 Inflow (Benefit)
Hasil Penjualan 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500
Gross Benefit(A) 0 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 263137500
PVGB 199467391.3 173449905.5 150826004.8 131153047.6 114046128.4 99170546.41 86235257.75 74987180.65 65206244.04 56701081.78 49305288.5 42874163.91 37281881.66 32419027.53 32338147.6
2 Outflow(Cost)
Penambahan
Investasi 0 0 34334400 0 40625000 38812800 0 0 43291200 116250000 0 47769600 0 0 109123000
Biaya
Operasional 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120 184233120
Gross Cost (B) 107356000 184233120 184233120 218567520 184233120 224858120 223045920 184233120 184233120 227524320 300483120 184233120 232002720 184233120 184233120 293356120
PVGC 107356000 160202713 139306707 143711692.3 105335884.3 111794226 96428906.37 69260053.79 60226133.73 64676612 74274831.71 39599660.54 43362967.23 29943032.55 26037419.61 36051849.35
Net Benefit (A-B) -107356000 45154380 45154380 10819980 45154380 4529380 6341580 45154380 45154380 1863180 -71095620 45154380 -2615220 45154380 45154380 -30218620
- -
PV Net Benefit -107356000 39264678.26 34143198.49 7114312.485 25817163.32 2251902.361 2741640.036 16975203.96 14761046.92 529632.0409 17573749.94 9705627.957 -488803.317 7338849.117 6381607.928 3713701.749
3 NPV Rp 37.892.607.86
4 Net BC 1.352962181
5 IRR 26%
6 PP 2.734162223
112
Lampiran 12
Analisis NPV, Net B/C, IRR dan PP (Kondisi kenaikan biaya tidak layak 25%)
No. Uraian TAHUN KE
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0.15 DF(15%) 1 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735 0.432327596 0.37593704 0.326901774 0.284262412 0.247184706 0.214943223 0.18690715 0.162527957 0.141328658 0.122894485
1 Inflow (Benefit)
Hasil Penjualan 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500
Gross Benefit(A) 0 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 229387500 263137500
PVGB 199467391.3 173449905.5 150826004.8 131153047.6 114046128.4 99170546.41 86235257.75 74987180.65 65206244.04 56701081.78 49305288.5 42874163.91 37281881.66 32419027.53 32338147.6
2 Outflow(Cost)
Penambahan
Investasi 0 0 34334400 0 40625000 38812800 0 0 43291200 116250000 0 47769600 0 0 109123000
Biaya
Operasional 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500 191909500
Gross Cost (B) 107356000 191909500 191909500 226243900 191909500 232534500 230722300 191909500 191909500 235200700 308159500 191909500 239679100 191909500 191909500 301032500
PVGC 107356000 166877826.1 145111153.1 148759036.7 109724879.5 115610743.6 99747617.28 72145889.36 62735555.97 66858718.3 76172315.45 41249646.4 44797737.54 31190658.9 27122312.09 36995234.12
Net Benefit (A-B) -107356000 37478000 37478000 3143600 37478000 -3147000 -1334800 37478000 37478000 -5813200 -78772000 37478000 -10291600 37478000 37478000 -37895000
- -
PV Net Benefit -107356000 32589565.22 28338752.36 2066968.028 21428168.14 -1564615.19 -577070.875 14089368.38 12251624.68 -1652474.25 19471233.67 8055642.101 -1923573.63 6091222.761 5296715.444 4657086.517
3 NPV Rp 6.994.027.01
4 Net BC 0.934852016
5 IRR 13%
6 PP 3.294183254
113
Lampiran 13
Analisis NPV, Net B/C, IRR dan PP (Kondisi penurunan benefit layak 15%)
No. Uraian TAHUN KE
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0.15 DF(15%) 1 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735 0.432327596 0.37593704 0.326901774 0.284262412 0.247184706 0.214943223 0.18690715 0.162527957 0.141328658 0.122894485
1 Inflow (Benefit)
Hasil Penjualan 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375
Gross Benefit(A) 0 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 194979375 228729375
PVGB 169547282.6 147432419.7 128202104.1 111480090.5 96939209.11 84294964.45 73299969.08 63739103.55 55425307.44 48195919.51 41909495.23 36443039.33 31689599.41 27556173.4 28109578.79
2 Outflow(Cost)
Penambahan
Investasi 0 0 34334400 0 40625000 38812800 0 0 43291200 116250000 0 47769600 0 0 109123000
Biaya
Operasional 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600
Gross Cost (B) 107356000 153527600 153527600 187862000 153527600 194152600 192340400 153527600 153527600 196818800 269777600 153527600 201297200 153527600 153527600 262650600
PVGC 107356000 133502260.9 116088922.5 123522314.5 87779903.59 96528155.82 83154062.73 57716711.49 50188444.77 55948186.82 66684896.77 32999717.12 37623885.99 24952527.12 21697849.67 32278310.28
Net Benefit (A-B) -107356000 41451775 41451775 7117375 41451775 826775 2638975 41451775 41451775 -1839425 -74798225 41451775 -6317825 41451775 41451775 -33921225
- -
PV Net Benefit -107356000 36045021.74 31343497.16 4679789.595 23700186.89 411053.2953 1140901.717 15583257.59 13550658.78 -522879.387 18488977.27 8909778.106 -1180846.67 6737072.292 5858323.732 4168731.484
3 NPV Rp 16.242.106.10
4 Net BC 1.15129202
5 IRR 20%
6 PP 2.97838633
114
Lampiran 14
Analisis NPV, Net B/C, IRR dan PP (Kondisi penurunan benefit tidak layak 18%)
No. Uraian TAHUN KE
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0.15 DF(15%) 1 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735 0.432327596 0.37593704 0.326901774 0.284262412 0.247184706 0.214943223 0.18690715 0.162527957 0.141328658 0.122894485
1 Inflow (Benefit)
Hasil Penjualan 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750
Gross Benefit(A) 0 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 188097750 221847750
PVGB 163563260.9 142228922.5 123677323.9 107545499.1 93517825.26 81319848.05 70712911.35 61489488.13 53469120.11 46494887.06 40430336.57 35156814.41 30571142.96 26583602.58 27263865.03
2 Outflow(Cost)
Penambahan
Investasi 0 0 34334400 0 40625000 38812800 0 0 43291200 116250000 0 47769600 0 0 109123000
Biaya
Operasional 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600 153527600
Gross Cost (B) 107356000 153527600 153527600 187862000 153527600 194152600 192340400 153527600 153527600 196818800 269777600 153527600 201297200 153527600 153527600 262650600
PVGC 107356000 133502260.9 116088922.5 123522314.5 87779903.59 96528155.82 83154062.73 57716711.49 50188444.77 55948186.82 66684896.77 32999717.12 37623885.99 24952527.12 21697849.67 32278310.28
Net Benefit (A-B) -107356000 34570150 34570150 235750 34570150 -6054850 -4242650 34570150 34570150 -8721050 -81679850 34570150 -13199450 34570150 34570150 -40802850
-
PV Net Benefit -107356000 30061000 26140000 155009.4518 19765595.46 -3010330.56 -1834214.67 12996199.86 11301043.36 -2479066.71 -20190009.72 7430619.451 -2467071.58 5618615.842 4885752.906 5014445.246
3 NPV Rp 23.997.302.16.
4 Net BC 0.776469856
5 IRR 5%
6 PP 3.571271747
115
Lampiran 15
Analisis NPV, Net B/C, IRR dan PP (kondisi kenaikan biaya 5% dan penurunan benefit 10% layak)
No. Uraian TAHUN KE
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0.15 DF(15%) 1 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735 0.432327596 0.37593704 0.326901774 0.284262412 0.247184706 0.214943223 0.18690715 0.162527957 0.141328658 0.122894485
1 Inflow (Benefit)
Hasil Penjualan 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750
Gross Benefit(A) 0 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 206448750 240198750
PVGB 179520652.2 156104914.9 135743404.3 118037742.9 102641515.5 89253491.77 77611731.97 67488462.58 58685619.64 51030973.6 44374759.65 38586747.52 33553693.5 29177124.78 29519101.73
2 Outflow(Cost)
Penambahan
Investasi 0 0 34334400 0 40625000 38812800 0 0 43291200 116250000 0 47769600 0 0 109123000
Biaya
Operasional 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980 161203980
Gross Cost (B) 107356000 161203980 161203980 195538380 161203980 201828980 200016780 161203980 161203980 204495180 277453980 161203980 208973580 161203980 161203980 270326980
PVGC 107356000 140177373.9 121893368.6 128569658.9 92168898.77 100344673.4 86472773.64 60602547.07 52697867.01 58130293.12 68582380.51 34649702.98 39058656.3 26200153.48 22782742.16 33221695.04
Net Benefit (A-B) -107356000 45244770 45244770 10910370 45244770 4619770 6431970 45244770 45244770 1953570 -71005230 45244770 -2524830 45244770 45244770 -30128230
-
PV Net Benefit -107356000 39343278.26 34211546.31 7173745.377 25868844.09 2296842.166 2780718.127 17009184.91 14790595.57 555326.5203 -17551406.91 9725056.675 -471908.78 7353540.019 6394382.625 3702593.316
3 NPV Rp 38.421.151.65
4 Net BC 1.357885462
5 IRR 26%
6 PP 2.728699914
116
Lampiran 16
Analisis NPV, Net B/C, IRR dan PP (Kondisi kenaikan biaya 15% dan penurunan benefit 8% tidak layak)
No. Uraian TAHUN KE
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0.15 DF(15%) 1 0.869565217 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735 0.432327596 0.37593704 0.326901774 0.284262412 0.247184706 0.214943223 0.18690715 0.162527957 0.141328658 0.122894485
1 Inflow (Benefit)
Hasil Penjualan 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500
Gross Benefit(A) 0 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 211036500 244786500
PVGB 183510000 159573913 138759924.4 120660803.8 104922438.1 91236902.69 79336437.13 68988206.2 59989744.52 52164995.23 45360865.42 39444230.8 34299331.13 29825505.33 30082910.9
2 Outflow(Cost)
Penambahan
Investasi 0 0 34334400 0 40625000 38812800 0 0 43291200 116250000 0 47769600 0 0 109123000
Biaya
Operasional 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740 176556740
Gross Cost (B) 107356000 176556740 176556740 210891140 176556740 217181740 215369540 176556740 176556740 219847940 292806740 176556740 224326340 176556740 176556740 285679740
PVGC 107356000 153527600 133502260.9 138664347.8 100946889.1 107977708.5 93110195.46 66374218.21 57716711.49 62494505.71 72377347.98 37949674.69 41928196.92 28695406.19 24952527.12 35108464.58
Net Benefit (A-B) -107356000 34479760 34479760 145360 34479760 -6145240 -4333040 34479760 34479760 -8811440 -81770240 34479760 -13289840 34479760 34479760 -40893240
- -
PV Net Benefit -107356000 29982400 26071652.17 95576.55955 19713914.69 -3055270.36 -1873292.77 12962218.91 11271494.71 -2504761.19 20212352.74 7411190.733 -2483966.12 5603924.94 4872978.208 5025553.678
3 NPV Rp 24.525.845.94
4 Net BC 0.771546575
5 IRR 4%
6 PP 3.580633972
117
Lampiran 20
∑ Ei
i =1
E =
n
29,1
E =
3
E = 9,7
n 2
∑ (Ei − E )
i =1
V2 =
(n − 1)
(29,1 − 9,7) 2
V2 =
(3 − 1)
376,36
V2 =
(2)
V2 = 188,18
V = V2
V = 188,18
V = 13,71
d. Koefisien variasi (CV)
V
CV =
E
13,71
CV =
29,1
CV = 0,47
L = E − 2V
L = 29,1 − ( 2 x13,71)
L = 1,68
• Apabila nilai CV ≤ 0,5 atau L ≥ 0, maka pemilik usaha akan selalu terhindar dari risiko
kerugian.
• Apabila nilai CV ≥ 0,5 atau L ≤ 0, maka pemilik usaha mempunyai peluang menderita
kerugian.