Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN


PENDIDIKAN (KTSP)
Makalah ini Dibuat Untuk Mmenuhi Tugas Perencanaan Pembelajaran SD/MI
Dosen Pengampu :
Topik, M.Pd.I

OLEH:

DHEA SHINTIA
NIM. 102.2020.073
MUHAMMAD SYAHMIL
NIM. 102.2020.038
NURHARANI
NIM. 102.2020.058
Semester : III
Kelompok : 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANAN
INSTITUT AGAMA ISLAM
SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN SAMBAS
TAHUN AKADEMIK 2021 M/1443 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SAW yang telah memberi anugerah yang tak
ternilai harganya berupa kesehatan dan kekuatan. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang
“Kurikulum Tingkat Satua Pendidikan”, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber.

Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Akhirnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca. Amin !           

Sambas , 28 Otober 2021

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Pengertin Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan................................... 3
B. Landasan dan Prinsip dalam Pengembagan KTSP............................... 3
C. Pengembangan Kurikulm Tingkat Satuan Pendidikan.......................... 6
D. Peluang dan Tantangan Yang Diberikan Oleh KTSP........................... 7
E. Kelebihan dan Kelemahan KTSP............................................................ 9

BAB III PENUTUP........................................................................................... 12

A. Kesimpulan............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan secara historis maupun filosofis telah ikut mewarnai dan
menjadi landasan moral, dan etik dalam proses pembentukan jati diri bangsa.
Pendidikan merupakan variabel yang tidak dapat diabaikan dalam
mentransformasi ilmu pengetahuan, keahlian dan nilai-nilai akhlak. Hal tersebut
sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam
UU No. 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 dinyatakan pada pasal
3 yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar manjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Semua program pendidikan di berbagai jenjang dan jenis pendidikan
dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut. Rancangan program
pendidikan di setiap jenjang dan jenis pendidikan disebut dengan istilah
kurikulum. Kurikulum adalah niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk
rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.
Dengan adanya kurikulum, pembelajaran dapat lebih disesuaikan dengan
kondisi di setiap daerah bersangkutan, tetapi dalam prakteknya sebagian besar
guru masih belum memahami tentang pembelajaran dengan penggunaan
kurikulum KTSP. Oleh karena itu, sebagai calon guru, paling tidak harus
mengetahui konsep dasar tentang KTSP.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan?
2. Apa saja landasan dalam pengembangan KTSP?
3. Bagaimana pengembangan KTSP?
4. Apa peluang dan tantangan yang diberikan oleh KTSP?
5. Apa saja kelebihan dan kelemahan KTSP

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
2. Untuk mengetahui landasan dalam pengembangan KTSP.
3. Mengetahui tentang pengembangan KTSP
4. Mengetahui peluang dan tantangan dalam KTSP sebagai upaya
mempercepat pembangunan bangsa.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan KTSP

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Menurut Khaeruddin Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan.1
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
dengan memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi  serta kompetensi
dasar  yang dikembangkan  oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).2
Dalam sumber lain disebutkan bahwa KTSP adalah suatu ide tentang
pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan
pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan.3
Ditegaskan lagi Menurut Tim Pustaka Yustisia KTSP adalah  kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing  satuan
Pendidikan.
Dari beberapa pengertian diatas, bahwa pengertian Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan berdasarkan standar kompetensi serta
kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP

B. Landasan dan Prinsip dalam Pengembangan KTSP

KTSP dilandasi oleh UU dan peraturan pemerintah sebagai berikut :

1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas


1 Khaeruddin, dkk., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) konsep dan
implementasinya di Madrasah, (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), hal. 79.
2 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran (teori dan praktek kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan “KTSP”). (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), hal. 128.
3 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Sebuah Panduan Praktis),
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 21.
3
2. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar Isi
4. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan
5. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas
No. 22 dan No. 23.4

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar


dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan
berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)
serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP)5, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan


lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi
sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan,
serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial, ekonomi, dan jender. Kurikulum
4 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung. Remaja Rosdakarya.
2007).
5 Wardani, I G.A.K. Materi Pokok Perspektif Pendidikan SD, (Tangerang Selatan:
Penerbit Universitas Terbuka, 2014), h. 8.25 – 8.26.
4
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal,
danpengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh
karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan memperhatikan
pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spiritual, keterampilan
berpikir (thingking skill), kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan
keterampilan vokasional.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian kurikulum dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
g. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
h. Seimbang antar kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
i. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,
nasional, dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
5
berbangsa dan bernegara. Kepentingan global, nasional, dan lokal harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan perkembangan era
globalisasi dengan tetap berpegang pada motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

C. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dapat


dilakukan melalui pengembangan komponen-komponen kurikulum, di antaranya:

1. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Visi, dan Misi Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan harus berorientasi


ke depan, dikembangkan bersama oleh seluruh warga sekolah, merupakan
perpaduan antara langkah strategis dan sesuatu yang dicita-citakan, dinyatakan
dalam kalimat yang padat bermakna, dapat dijabarkan ke dalam tujuan dan
indikator keberhasilannya, berbasis nilai, dan membumi (kontekstual).

Penyusunan visi dalam KTSP melalui tiga tahap yaitu; tahap 1: hasil
belajar siswa, dengan merumuskan apa yang harus dicapai siswa berkaitan
dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap setelah mereka menamatkan
sekolah. Tahap 2: suasana pembelajaran, dirumuskan dengan
mempertimbangkan suasana pembelajaran seperti apa yg dikehendaki untuk
mencapai hasil belajar itu, dan tahap 3: suasana sekolah, dimana sekolah
ditempatkan sebagai lembaga/organisasi pembelajaran  dengan merumuskan
seperti apa yang diinginkan untuk mewujudkan hasil belajar bagi siswa.

Setiap tahapan dirumuskan dalam kalimat, kemudian dipindai setiap


rumusan/kalimat untuk mendapatkan kata kunci, rumusan visi dari kata kunci
tersebut secara singkat padat bermakna (kurang lebih tidak lebih dari 25 kata),
berdasarkan Visi ini, bisa ditentukan missinya dimana missi dapat diartikan
sebagai sejumlah langkah strategis untuk menuju dan mencapai sasaran dari
visi yang telah dirumuskan.

6
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia , serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut,
tu juan penyelenggaraan pendidikan adalah sangat luhur yaitu meletakkan
landasan yang kuat bagi peserta didik untuk menjadi manusia yang memiliki
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri. Oleh karena itu, proses pendidikan yang dilakukan harus dapat
mewujudkan karakter peserta didik yang lebih baik dan bermartabat.6

2. Struktur dan Muatan KTSP

Struktur dan Muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan


menengah seperti tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran,
yaitu; kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok
mata pelajaranjasmani, oleh raga dan kesehatan.Keluasan dan kedalaman pada
setiap kelompok mata pelajaran sebagai beban belajar bagi setiap pesera didik
pada satuan pendidikan.

Mata pelajaran, muatan lokal, kegiatan pengembangan diri, pengaturan


beban belajar, kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan, pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.

Kalender Pendidikan, untuk setiap satuan pendidikan dapat menyusun


kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender
pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

D. Peluang Dan Tantangan Yang Diberikan Oleh KTSP

KTSP memberikan peluang munculnya diversifikasi sekolah, sebab


kurikulum yang dikembangkan dalam KTSP sebagaimana yang telah

6 Sabar Budi Raharjo, “Pendidikan Karakter Sebagai Upaya Menciptakan Akhlak


Mulia”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 16, No 3, (2010), hal. 232.
7
diungkapkan di atas, hanya berisikan standar kompetensi/kompetensi dasar yang
merupakan standar nasional; sedangkan pengembangan selanjutnya sangat
ditentukan oleh kebutuhan/karakteristik sekolah atau masyarakat yang berada di
sekitar sekolah. Peluang ini dapat diterjemahkan sebagai tantangan bagi pihak
sekolah (penyelenggara pendidikan) dalam rangka mempercepat pembangunan
bangsa. Apakah sekolah sebagai penyelenggara pendidikan akan jalan ditempat,
“menunggu perintah dari  atas” sebagaimana yang selama ini dikondisikan, atau
pihak sekolah mengadopsi peluang itu dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan bangsanya. Diversifikasi ini memungkinkan dikembangkannya sistem
persekolahan yang berdaya saing tinggi, sebab pihak sekolah diberi kewenangan
penuh untuk mengembangkan kurikulumnya sebaik dan semaju mungkin tetapi
juga melihat pada kebutuhan dan kemampuan pihak penyelenggara pendidikan
(sekolah). Dengan adanya kemungkinan diverisifikasi ini maka penyelenggara
pendidikan tidak lagi harus seragam, sehingga diharapkan percepatan
pembangunan bangsa dapat dicapai

Partisipasi masyarakat yakni peran komite sekolah memberi masukan dan


saran tentang keunggulan lokal, menjadi poin berikutnya dalam peluang yang
terkandung di KTSP. Keterlibatan pihak masyarakat, yang selama ini dipandang
hanya sebagai “user” pasif, memunculkan tantangan yang lebih bermakna, sebab
masuknya peran/partisipasi masyarakat akan melibatkan pemikiran-pemikiran
baru tentang perlunya peningkatan kualitas yang berasal dari pihak pengguna.
Masyarakat dapat mengikutsertakan dirinya untuk pengembangan dan kemajuan
sekolah dengan mengedepankan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh
masyarakat sekitar. Artinya pengembangan pendidikan berasal dari kebutuhan
wilayah sekitar (lokal) dan membawa warna keunggulan lokal, sehingga produk
pendidikan tidak lagi menjadi suatu alieansi sebab kemajuan pendidikan daerah
tersebut sangat ditentukan oleh pengembangan keunggulan lokalnya.

Peluang lain yang diberikan melalui KTSP adalah bahwa kurikulum


berbasis sekolah. Hal ini mengindikasi selain kurikulum akan dikembangkan
sesuai kebutuhan dan kemampuan pihak sekolah, juga tidak kalah pentingnya

8
adalah bahwa kurikulum harus dikembangkan oleh guru. Dalam hal ini guru
bukan hanya sebagai pelaksana kurikulum, melainkan juga sebagai pengembang
kurikulum di kelasnya. Konsekuensinya, guru dituntut untuk siap sebagai
pengembang kurikulum, sehingga tidak lagi terdengar bahwa pengembangan
perencanaan pembelajaran hanyalah merupakan “pekerjaan administratif belaka”.
Konsekuensi lanjutan adalah perlunya pembinaan berkelanjutan yang intensif bagi
pihak guru sebagai pengembang kurikulum di tingkat sekolah.7

Profesionalisasi menjadi suatu kebutuhan, dan guru harus terus


meningkatkan dirinya untuk mempercepat pembangunan bangsa. Di tangan
gurulah terletak maju atau mundurnya pendidikan kita.

E. Kelebihan dan Kelemahan KTSP


1. Kelebihan KTSP
a. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu bentuk kegagalan
pelaksanaan kurikulum di masa lalu adalah adanya penyeragaman
kurikulum di seluruh Indonesia, tidak melihat kepada situasi riil di
lapangan, dan kurang menghargai potensi keunggulan lokal.
b. Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah
untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan
program-program pendidikan.
c. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan
dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi
kebutuhan siswa. Sekolah dapat menitikberatkan pada mata pelajaran
tertentu yang dianggap paling dibutuhkan siswanya. Sebagai contoh
daerah kawasan wisata dapat mengembangkan kepariwisataan dan bahasa
inggris, sebagai keterampilan hidup.
d. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat. Karena
menurut ahli beban belajar yang berat dapat mempengaruhi perkembangan
jiwa anak.
7 E. Mulwoso, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), ha. 145.
9
e. KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus
untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
f. Guru sebagai pengajar, pembimbing, pelatih dan pengembang kurikulum.
g. Kurikulum sangat humanis, yaitu memberikan kesempatan kepada guru
untuk mengembangkan isi/konten kurikulum sesuai dengan kondisi
sekolah, kemampuan siswa dan kondisi daerahnya masing-masing.
h. Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada
pemahaman, kemampuan atau kompetensi terutama di sekolah yang
berkaitan dengan pekerjaan masyarakat sekitar.
i. Standar kompetensi yang memperhatikan kemampuan individu, baik
kemampuan, kecakapan belajar, maupun konteks social budaya.
j. Berbasis kompetensi sehingga peserta didik berada dalam proses
perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian, sebagai
pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan
belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan.
k. Pengembangan kurikulum di laksanakan secara desentralisasi (pada satuan
tingkat pendidikan) sehingga pemerintah dan masyarakat bersama-sama
menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
l. Satuan pendidikan diberikan keleluasaan untyuk menyususn dan
mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat
mengakomodasikan potensi sekolah kebutuhan dan kemampuan peserta
didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.
m. Guru sebagai fasilitator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk
memberikan kemudahan belajar siswa.
n. Mengembangkan ranah pengetahuan, sikap, dan ketrampilan berdasarkan
pemahaman yang akan membentuk kompetensi individual.
o. Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjadinya kerjasama antar
sekolah, masyarakat, dan dunia kerja yang membentuk kompetensi peserta
didik.
p. Evaluasi berbasis kelas yang menekankan pada proses dan hasil belajar.
q. Berpusat pada siswa.
10
r. Menggunakan berbagai sumber belajar.
s. kegiatan pembelajaran lebih bervariasi, dinamis dan menyenangkan

2. Kelemahan KTSP
a. Kurangnnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada. Minimnya kualitas guru dan
sekolah.
b. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP .
c. Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif
baik kosepnya, penyusunannya,maupun prakteknya di lapangan
d. Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran
akan berdampak berkurangnya pendapatan guru. Sulit untuk memenuhi
kewajiban mengajar 24 jam, sebagai syarat sertifikasi guru
untukmendapatkan tunjangan profesi.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang
diletakan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran yakni sekolah
dan satuan pendidikan. KTSP merupakan paradigma baru pengembangan
kurikulum, yang memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan,
dan pelibatan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar
mengajar di sekolah.
KTSP dilandasi oleh UU dan peraturan pemerintah sebagai berikut :
1. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
2. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar Isi
4. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang standar kompetensi kelulusan
5. Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Permendiknas
No. 22 dan No. 23

Tujuan diterapkannya KTSP adalah :


1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.

Komponen-komponen KTSP terdiri dari sebagai berikut : 


12
1. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
3. Kalender Pendidikan

Aspek-aspek inovatif yang terkandung dalam KTSP di antaranya


diterapkannya pendidikan kecakapan hidup; dikembangkannya keunggulan
lokal sesuai karakteristik, kebutuhan, dan tuntutan setempat; kurikulum
berbasis sekolah, dalam pengertian meskipun kerangka dasar dan struktur
kurikulum dikembangkan secara sentralistik, tetapi pengembangan
perencanaan pembelajaran (silabus & RPP) dan kegiatan belajar mengajar
dikembangkan secara desentralistik; dan disertakannya peran serta
masyarakat. 
Dalam pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
dapat dilakukan melalui pengembangan komponen-komponen kurikulum, di
antaranya:
1. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
2. Struktur dan Muatan KTSP

KTSP memiliki kelebihan dan kelemahan sebagaimana yang telah


diungkapkan di atas dan juga KTSP memberikan peluang munculnya
diversifikasi sekolah, sebab kurikulum yang dikembangkan dalam KTSP
sebagaimana yang telah diungkapkan di atas, hanya berisikan standar
kompetensi/kompetensi dasar yang merupakan standar nasional; sedangkan
pengembangan selanjutnya sangat ditentukan oleh kebutuhan/karakteristik
sekolah atau masyarakat yang berada di sekitar sekolah.

B. Saran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) memiliki
kelebihan dan kelemahan sebagaimana diungkapkan diatas , dalam
kelemahan KTSP tersebut , semua pihak harus bisa mengatasi nya secara
professional dimana nantinya akan membawa dampak yang baik.

13
C.

14
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulwoso, Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya), ha. 145.
Khaeruddin, dkk. 2007.  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) konsep
dan implementasinya di Madrasah. Jogjakarta: Pilar Media.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan
Kontekstual. Cet. 1. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran (teori dan praktek
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan “KTSP”). Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Tim Pustaka Yustisia. 2008. Panduan Lengkap KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan). Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

15

Anda mungkin juga menyukai