Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI STANDAR KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

DI BIDANG PENGURUSAN KEPABEANAN DALAM PERSPEKTIF ANGKUTAN MULTIMODA

IDENTIFICATION OF COMPETENCY STANDARDS OF HUMAN RESOURCES


IN THE FIELD OF CUSTOMS CLEARANCE IN MULTIMODAL PERSPECTIVE

Zusnita Meyrawati
Puslitbang Manajemen Transportasi Multimoda
Jl. Medan Merdeka Timur No.5 Jakarta Pusat 10110, Indonesia
email: zusnita_meyrawati@dephub.go.id
Diterima: 25 Agustus 2015; Direvisi: 15 September 2015; disetujui: 8 Oktober 2015

ABSTRAK
Dalam kegiatan angkutan multimoda, khususnya untuk ekspor dan impor, pengurusan kepabeanan
merupakan salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan karena barang yang dikirim/diterima
ke/dari luar negeri perlu mendapatkan perizinan kepabeanan. Salah satu permasalahan yang terjadi
saat ini, khususnya terkait dengan pengurusan kepabeanan untuk angkutan multimoda, yaitu
kurangnya SDM yang berkompeten, sehingga perlu dilakukan kajian dalam rangka mengidentifikasi
standar kompetensi SDM di bidang pengurusan kepabeanan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui in-dept interview dengan praktisi (narasumber), dalam
hal ini merupakan praktisi di bidang freight forwarding, khususnya pengurusan jasa kepabeanan.
Sementara untuk menganalisis data hasil in-dept interview dan untuk mengembangkan standar
kompetensi, digunakan model RMCS (Regional Model Competency Standard). Dari hasil pemetaan
dan analisis kegiatan pengurusan kepabeanan, teridentifikasi 5 judul unit standar kompetensi SDM
di bidang pengurusan kepabeanan, yang terdiri dari mengurus persetujuan ekspor, mengurus fiat
ekspor, mengurus persetujuan impor, mengurus administrasi kepabeanan impor, dan mengurus
pengeluaran barang impor.
Kata kunci: standar kompetensi, pengurusan kepabeanan, angkutan multimoda

ABSTRACT
In multimodal transportation activities, especially for export and import, customs clearance is one of
the important things that should be considered for goods that are delivered/received to/from abroad
have to obtain licenses customs. One of the problems that currently occur, particularly related to customs
clearance for multimodal transport, namely the lack of competent human resources, so it needs to be
examined in order to identify competency standards of human resources in the field of customs clearance
in accordance with the needs of the working world. Methods of data collection is done through in-dept
interviews with practitioners, in this case practitioners in the field of freight forwarding, especially
customs clearance. Meanwhile, to analyze data of the in-dept interview and to develop competency
standards, it used RMCS (Regional Model Competency Standards). From the results of the mapping
and analysis of customs clearance activities, identified 5 standard unit title HR competencies in the
field of customs clearance, which consisted of taking care of export agreement, taking care of fiat export,
taking care of import approvals, taking care of import customs administration, and taking care of
imported goods.
Keywords: competency standards, customs clearance, multimodal transport

PENDAHULUAN diandalkan di dalam negeri dan juga ke luar negeri,


Transportasi mempunyai peranan yang sangat vital dimana dengan menggunakan transportasi, dapat
dalam pembangunan di berbagai sektor. Selain sebagai menciptakan suatu barang atau komoditi yang berguna
unsur penunjang, transportasi juga sebagai stimulan menurut waktu dan tempat.
bagi pembangunan itu sendiri. Pelayanan prasarana Dukungan transportasi yang diperlukan dalam
dan sarana transportasi yang memadai akan pembangunan ekonomi, khususnya adalah angkutan
memberikan dampak yang cukup berarti baik secara multimoda yang mampu memberikan layanan secara
lokal, regional, nasional maupun internasional. efektif dan efisien, dengan cara door to door service
Salah satu peran transportasi adalah dalam dan just in time. Sementara itu, untuk mewujudkan
mendukung pertumbuhan sektor ekonomi. angkutan multimoda yang efektif dan efisien perlu
Pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada didukung oleh Sumber Daya Manusia (SDM) yang
tersedianya pengangkutan (transportasi) yang dapat kompeten baik pada tataran regulator, operator,

Identifikasi Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang Pengurusan Kepabeanan Dalam Perspektif Angkutan Multimoda -
Zusnita Meyrawati | 199
maupun pengguna jasa. kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan atau
Dalam kegiatan angkutan multimoda, khususnya melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
untuk ekspor dan impor, pengurusan kepabeanan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
merupakan salah satu hal penting yang harus menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai
dipertimbangkan karena barang yang dikirim/diterima dengan kinerja yang ditetapkan. Pengertian tersebut
ke/dari luar negeri perlu mendapatkan perizinan didukung oleh beberapa pendapat dan definisi
kepabeanan. Dalam hal pengurusan pemberitahuan mengenai kompetensi.
pabean tidak harus dilakukan sendiri, importir atau A competency refers to an individual’s
eksportir dapat memberikan kuasanya kepada freight demonstrated knowledge, skills or abilities (KSA’s)
forwarder atau PPJK (Perusahaan Pengurusan Jasa perform to a specific standard. Competencies are
Kepabeanan). observable, behavioral acts that require a
Sementara itu, keberadaan SDM merupakan combination of KSAs to execute. They are
prasyarat utama dalam membentuk kemampuan dan demonstrated in a job context and as such, are
kehandalan dalam memberikan layanan jasa influenced by an organization’s culture and work
pengurusaan kepabeanan dalam berbagai aspek baik environment. In other words, competencies consist
operasional, teknis, finansial, maupun administrasi. of a combination of knowledge, skill and abilities
Oleh karenanya, dalam menangani rangkaian kegiatan that are necessary in order to perform a major task
yang berkaitan dengan tahapan pengurusan or function in the work setting (JGN Consulting
kepabeanan dibutuhkan SDM yang kompeten. Salah Denver, USA).
satu permasalahan yang terjadi saat ini, khususnya Competency comprises knowledge and skills and
terkait dengan pengurusan kepabeanan untuk angkutan the consistent application of that knowledge and skills
multimoda, yaitu kurangnya SDM yang berkompeten. to the standard of performance required in employment
Selama ini belum ada patokan/standar mengenai (Competency Standards Body Canberra).
kompetensi yang harus dimiliki oleh SDM tersebut, Competency is combination of knowledge, skills
sementara untuk mengembangkan keahlian dan and abilities to perform them in the job context which
keterampilan SDM dibutuhkan suatu standar. Untuk are expected by related industries (National
menjawab permasalahan tersebut, maka dilakukan Vocational Qualification UK).
kajian dalam rangka mengidentifikasi standar Sedangkan menurut Kepmenakertrans No:
kompetensi SDM di bidang pengurusan kepabeanan KEP.227/MEN/2003 tentang Tata Cara Penetapan
sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. SKKNI, kompetensi kerja adalah kemampuan kerja
setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
TINJAUAN PUSTAKA keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan
Identifikasi standar kompetensi SDM standar yang ditetapkan. Penilaian standar kompetensi
menggunakan perspektif angkutan multimoda memiliki tingkat level yaitu level 1, 2, dan 3. Pada
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2011 level 1 diharapkan mampu melaksanakan tugas/
tentang Angkutan Multimoda. Angkutan multimoda pekerjaan yang bersifat rutin atau predikabel berdasar
didefinisikan sebagai: “Angkutan multimoda adalah pada Standard Operating Procedure (SOP) serta di
angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit bawah pengawasan atasan. Berikutnya yaitu level 2
2 (dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 dimana pada level ini yang bersangkutan mampu
(satu) kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda melaksanakan tugas atau pekerjaan rutin serta
dari satu tempat diterimanya barang oleh Badan pekerjaan lain yang memerlukan tanggung jawab dan
Usaha Angkutan Multimoda ke suatu tempat yang otonomi. Selanjutnya pada level 3, pada level ini yang
ditentukan untuk penyerahan barang kepada bersangkutan mampu melakukan tugas atau pekerjaan
penerima barang angkutan multimoda.” yang menuntut kemampuan analisa dan evaluasi
Sedangkan dalam Pasal 1 United Nations dengan berbagai konteks serta mampu memberikan
Convention on International Multimodal Transport bimbingan dan supervisi pada bawahannya.
of Goods mendefinisikan angkutan multimoda Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menentukan
internasional sebagai: “The carriage of goods by at level kompetensi, diantaranya: tingkat kesulitan yang
least two different modes of transport on the basis of harus dilakukan untuk mencapai unit dimaksud,
a multimodal transport contract from a place in one tanggung jawab yang akan diembannya, tingkat IPTEK
country at which the goods are taken in charge by yang terkandung di dalamnya, dan penggunaan kata
the Multimodal Transport Operator (the MTO) to a kerja yang terkait dengan Level Taxonomi Bloom.
place designated for delivery situated in a different Pada awalnya, pengembangan konsep standar
country.” kompetensi didasarkan pada teori psikologi belajar yang
Kompetensi sendiri dapat diartikan sebagai dikembangkan oleh Benjamin S. Bloom dan timnya

200 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 04/Desember/2015 | 199 - 208
(Taksonomi Bloom’s Theory), maka dalam terkandung dalam setiap unit-unit kompetensi (Key
merumuskan standar kompetensi prinsip-prinsip teori Competencies, William Hall & Mark C. Werner), yaitu
tersebut akan selalu dipergunakan. Teori Taksonomi mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan
Bloom terbagi atas tiga tipe belajar yaitu kognitif, informasi; mengkomunikasikan ide dan informasi;
psikomotorik, dan afektif (pengetahuan, keterampilan, merencanakan dan mengatur kegiatan; bekerja sama
dan sikap) yang dalam penyusunan standar kompetensi dengan orang lain dan kelompok; menggunakan ide
ketiga tipe ini terintegrasi dalam kriteria unjuk kerja. dan teknik matematika; memecahkan persoalan/
Setiap tipe belajar tersebut memiliki karasteristik dan masalah; dan menggunakan teknologi.
tingkat pencapaian didasarkan atas tingkat kesulitan Untuk proses pengembangan RCMS sendiri,
yang dihadapinya. meliputi hal-hal seperti identifikasi bidang
Aspek kognitif (pengetahuan/knowledge) pekerjaannya, identifikasi kemampuan-kemampuan
mencakup pengembangan kemampuan intelektual dan yang dirumuskan ke dalam unit-unit kompetensi yang
pengetahuan yang terdiri atas enam katagori utama, terstruktur, pemaketan unit-unit kompetensi
yang tersusun dari yang sederhana hingga yang (packaging), dan penjenjangan kompetensi sesuai
kompleks berdasar pada tingkat kesulitan yang KKN (Kerangka Kualifikasi Nasional) (aligning).
ditanganinya, yaitu: tahu, komprehensif, aplikasi, Penyusunan standar dengan mengikuti prosedur
analisis, sintesis, dan evaluasi. Dalam hal ini aspek dan mekanisme yang benar akan menghasilkan standar
yang sederhana harus dikuasai terlebih dahulu sebelum kompetensi yang fleksibel tetapi tetap terukur dan
meningkat ke tingkat kesulitan yang berikutnya. terinci tetapi tetap terbuka terhadap penyesuaian. Selain
Aspek psikomotorik (keterampilan/skill) itu, standar kompetensi ini juga mampu menjadi alat
mencakup kemampuan dalam mengkoordinasikan ukur yang realiable untuk mengukur kompetensi
gerakan fisik dan menggunakan motoris. Untuk personil dan dapat menjadi acuan yang valid untuk
memperoleh kemampuan tersebut memerlukan penyusunan program pendidikan dan pelatihan serta
pelatihan dan pembiasaan serta pengukuran yang kurikulum.
mencakup tentang kecepatan, jarak, prosedur dan Untuk unit kompetensi yang merupakan penyusun
teknik pelaksanaan. Dalam aspek psikomotorik ini suatu standar kompetensi bidang keahlian tertentu
terdapat lima taksonomi, yaitu: imitasi, manipulasi, yang berupa fungsi kerja atau tugas mencakup
persisi, artikulasi, dan naturalisasi. “knowledge, skill and attitude”, unit kompetensi ini
Aspek afektif (etika atau sikap/attitude) terdiri dari kode unit, judul unit, uraian unit, sub
mencakup hal yang berkaitan dengan emosi seperti kompetensi, kriteria unjuk kerja, persyaratan/kondisi
perasaan, apresiasi, antusiasme, motivasi, dan sikap. unjuk kerja, dan acuan penelitian.
Aspek afektif terbagi atas lima katagori utama: Kode unit merupakan kodefikasi untuk setiap unit
menerima, merespon (memberi tanggapan), menilai, kompetensi yang merupakan kesepakatan antara
mengorganisasi, dan internalisasi nilai. pengembang dan pengguna standar, yang bertujuan
Selain beberapa hal di atas, yang perlu dipahami untuk memudahkan dalam identifikasi dan
disini adalah mengenai pengertian jasa pengurusan administrasi. Kode unit ini berupa angka dan huruf
kepabeanan. Merujuk pada definisi dari Bea dan Cukai, yang telah disepakati sebelumnya.
jasa pengurusan kepabeanan adalah kegiatan Judul memberikan penjelasan umum tentang
pengurusan pemenuhan kewajiban pabean untuk dan pekerjaan yang harus dilakukan di tempat kerja atau
atas kuasa importir atau eksportir. Pengurusan menjelaskan suatu pekerjaan yang akan dilakukan.
pemberitahuan pabean atas barang impor atau ekspor Judul ditulis dengan mengarah pada hasil yang ingin
dilakukan oleh pengangkut, importir atau eksportir. dicapai dan harus ditulis singkat, jelas dan
Dalam hal pengurusan pemberitahuan pabean tidak menggunakan kata kerja aktif.
dilakukan sendiri, importir atau eksportir dapat Uraian unit merupakan penjelasan singkat dari
memberikan kuasanya kepada PPJK. PPJK inilah yang judul unit yang menerangkan secara singkat tentang
perlu memiliki standar kompetensi sehingga dapat kompetensi yang dimaksud dan kemungkinan
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. hubungan dengan kompetensi yang lain (bila ada).
Dalam penyusunan standar kompetensi, Sub kompetensi merupakan beberapa sub-tugas
digunakan Model RMCS (Regional Model atau pekerjaan yang harus dilakukan sekuensis dan
Competency Standard). Model standar kompetensi logis untuk mencapai kompetensi yang dimaksud. Sub
RMCS dipercaya bersifat fleksibel dan mampu kompetensi dirumuskan dalam kalimat aktif dan
mengantisipasi kemungkinan perubahan mendatang diawali dengan kata kerja aktif. Setiap unit kompetensi
yang terjadi di industri, perusahaan, maupun organisasi terdiri atas 3-6 sub kompetensi. Kategori sub
lainnya. RMCS mengandung 7 (tujuh) kompetensi kompetensi yaitu: kelompok proses, kelompok operasi,
kunci yang merupakan kemampuan generik yang dan kelompok perencanaan.

Identifikasi Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang Pengurusan Kepabeanan Dalam Perspektif Angkutan Multimoda -
Zusnita Meyrawati | 201
Kriteria unjuk kerja merupakan pernyataan sejauh HASIL DAN PEMBAHASAN
mana setiap uraian dalam sub kompetensi tersebut Dalam penyediaan SDM yang berkompeten,
dapat tercapai dan terukur. Batasan keterukuran sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri di
dimaksud diacu dari persyaratan yang ditetapkan dalam era globalisasi, diperlukan adanya kerjasama antara
kondisi unjuk kerja. Pemilihan kata kerja mengacu dunia industri dengan lembaga pendidikan dan
kepada level taksonomi. Kriteria unjuk kerja pelatihan. Bentuk kerja sama tersebut dapat berupa
menunjukkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pemberian data kompetensi kerja yang dibutuhkan oleh
kerja yang dituangkan dalam kalimat pasif, yang dunia industri, sehingga lembaga pendidikan dan
mengarah pada pembendaan. Kriteria unjuk kerja ini pelatihan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki
merupakan standar kerja untuk setiap elemen/sub kualifikasi yang dibutuhkan.
kompetensi. Dasar pertimbangan yang dipakai sebagai landasan
Kondisi unjuk kerja merupakan informasi tentang pengembangan standar kompetensi dalam kajian ini
dimana unit kompetensi tersebut akan diberlakukan adalah kebutuhan riil dari industri, konsep standar
serta memuat ketentuan-ketentuan lain yang menjadi RMCS, Taxonomi Blooms’s Theory, dan peraturan
dasar untuk menetapkan indikator kriteria unjuk kerja. perundang-undangan yang berlaku dan relevan.
Acuan penilaian merupakan uraian tentang Standar kebutuhan kualifikasi SDM diwujudkan
bagaimana unit tersebut diujikan, persyaratan dalam standar kompetensi keahlian dan keterampilan
kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya dan yang merupakan gambaran dari kompetensi yang
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan serta diharapkan dimiliki oleh SDM yang akan bekerja di
leveling bidang tersebut. Selain itu, standar tersebut harus
Acuan penilaian sebagai indikator kompetensi memiliki ekuivalensi dan kesetaraan dengan standar-
dapat memberikan beberapa hal yaitu aspek dari standar relevan yang berlaku pada sektor industri di
kompetensi yang perlu diberikan tekanan pada saat negara lain bahkan berlaku secara internasional
penilaian, penilaian apa yang perlu dilakukan sehingga akan memudahkan tenaga profesi Indonesia
bersamaan, pengetahuan yang diperlukan, terkait, dan untuk bekerja di luar negeri.
mendukung tercapainya kompetensi tersebut, dan Pada tahapan ini dilakukan pengolahan dan
penjelasan tentang metode peniIaian. analisis data yang telah diperoleh sebelumnya. Metode
analisis yang digunakan seperti yang sudah dijelaskan
METODE PENELITIAN sebelumnya, yaitu metode RMCS (Regional Model
Metode pengumpulan data dilakukan melalui in- Competency Standard) dengan memetakan kegiatan
dept interview dengan praktisi (narasumber), dalam pengurusan kepabeanan. Selain itu, juga dilakukan in-
hal ini merupakan praktisi di bidang freight forwarding, dept interview dengan praktisi di bidang pengurusan
khususnya pengurusan jasa kepabeanan. In-depth kepabenan. Dari pemetaan tersebut ditentukan judul
interview (wawancara mendalam) adalah proses unit kompetensi yang dilengkapi dengan uraian kegiatan
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan masing-masing unit dan selanjutnya teridentifikasi
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara elemen-elemen kompetensi yang berbasis multi-skills.
pewawancara dengan responden atau orang yang Setelah teridentifikasi elemen-elemen kompetensi,
diwawncarai, dengan atau tanpa menggunakan ditentukan kriteria unjuk kerja yang merupakan standar
pedoman (guidance) wawancara dimana kerja untuk setiap elemen/sub kompetensi. Selain itu,
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan di dalam standar juga diidentifikasi batasan variabel
sosial yang relatif lama (Sutopo 2006: 72). dan panduan penilaian untuk masing-masing judul unit.
Sementara untuk menganalisis data hasil in-dept Secara lebih rinci, standar kompetensi di bidang
interview dan untuk mengembangkan standar pengurusan jasa kepabeanan yang teridentifikasi
kompetensi, digunakan model RMCS (Regional sebagai berikut:
Model Competency Standard). Model ini telah
diterapkan di negara-negara Asia Pasifik dan ILO/ A. Mengurus Persetujuan Ekspor
APSDEP, kompatibel secara internasional, serta telah Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan
dipakai di negara Inggris, Kanada, Australia dan negara dan keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan
persemakmuran. Standar kompetensi model ini disusun dalam pengurusan persetujuan ekspor dimulai dari
lewat pendekatan multi-skills, dengan cara menerima order sampai menyiapkan dokumen
mengembangkan kompetensi-kompetensi dari suatu kepabeanan yang dibutuhkan. Unit kompetensi
bidang keahlian/pekerjaan yang dibutuhkan sesuai ini terdiri dari:
dengan jenis dan sektornya yang kemudian dirumuskan 1. Menerima order pengurusan kepabeanan, dengan
ke dalam unit kompetensi. kriteria unjuk kerja terdiri dari: Permintaan

202 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 04/Desember/2015 | 199 - 208
penawaran dari pengirim barang diperiksa sesuai komputer yang lain dengan menggunakan media
dengan ketentuan, dokumen perusahaan dari elektronik. EDI diterapkan untuk mengatasi
pengirim barang diperiksa sesuai dengan permasalahan kepabeanan. HS (Harmonized
ketentuan, dokumen perusahaan diklarifikasi System) Code adalah standar internasional atas
kepada pengirim barang sesuai dengan ketentuan, sistem penamaan dan penomoran yang digunakan
penawaran untuk jasa pengurusan kepabeanan untuk pengklasifikasi produk perdagangan dan
disiapkan berdasarkan permintaan penawaran, turunannya yang dikelola oleh World Customs
dan entry data order pengurusan kepabeanan Organization (WCO). INSW (Indonesia National
dilakukan sesuai dengan ketentuan. Single Window) adalah sistem nasional Indonesia
2. Menyiapkan dokumen pengurusan kepabeanan, yang memungkinkan dilakukannya suatu
dengan kriteria unjuk kerja antara lain: Dokumen penyampaian data dan informasi secara tunggal
pengiriman dari pengirim barang diperiksa sesuai (single submission of data and information),
dengan ketentuan, ketidaksesuaian dokumen pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan
pengiriman dikomunikasikan kepada pengirim sinkron (single and synchronous processing of
barang sesuai dengan ketentuan, HS (Harmonized data and information), dan pembuatan keputusan
System) Code dari pengirim barang diverifikasi secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan
ke INSW (Indonesia National Single Window), dan pengeluaran barang (single decision making
kebutuhan dokumen perizinan khusus untuk for customs clearance and release of cargoes);
pengiriman barang dikomunikasikan kepada g) NPE (Nota Persetujuan Ekspor) adalah nota
pengirim barang sesuai hasil verifikasi HS yang diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa
(Harmonized System) Code, data untuk PEB Dokumen Ekspor atau Sistem Komputer
(Pemberitahuan Ekspor Barang) dimasukkan ke Pelayanan atas PEB yang disampaikan, untuk
dalam sistem EDI (Electronic Data Interchange) melindungi pemasukan barang yang akan diekspor
sesuai dengan prosedur, draft PEB ke Kawasan Pabean dan/atau pemuatannya ke
(Pemberitahuan Ekspor Barang) dari sistem EDI sarana pengangkut. PEB (Pemberitahuan Ekspor
(Electronic Data Interchange) diperiksa sesuai Barang) adalah dokumen pabean yang digunakan
dengan ketentuan, persetujuan tertulis terhadap untuk memberitahukan pelaksanaan ekspor
draft PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) barang. PEB dibuat oleh eksportir atau kuasanya
dikoordinasikan dengan pengirim barang sesuai dengan menggunakan software PEB secara
dengan ketentuan, PEB (Pemberitahuan Ekspor online. Barang yang akan diekspor wajib
Barang) dikirimkan secara elektronik melalui diberitahukan ke Kantor Bea dan Cukai dengan
sistem EDI (Electronic Data Interchange), respon menggunakan PEB ini;
dari Bea Cukai terkait pengiriman PEB 2. Peralatan yang diperlukan terdiri dari alat
(Pemberitahuan Ekspor Barang) dimonitor sesuai komunikasi, komputer, jaringan internet, dan alat
dengan ketentuan, respon NPE (Nota Persetujuan penerangan. Sementara perlengkapan terdiri dari
Ekspor) atau penolakan dari Bea Cukai Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI),
dikomunikasikan kepada pengirim barang untuk formulir-formulir terkait dengan kepabeanan, dan
ditindaklanjuti; k) PEB (Pemberitahuan Ekspor alat tulis kantor;
Barang) dan NPE (Nota Persetujuan Ekspor) 3. Peraturan perundang-undangan, yaitu: Undang-
disahkan (tanda tangan dan stempel) sesuai Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang
dengan prosedur. Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10
Batasan variabel untuk mengurus persetujuan ekspor, Tahun 1995 tentang Kepabeanan, Peraturan
meliputi: Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang
1. Konteks variabel, terdiri dari: Data untuk PEB Angkutan Multimoda, Peraturan Menteri
(Pemberitahuan Ekspor Barang) meliputi Perhubungan Nomor PM 8 Tahun 2012 tentang
dokumen perusahaan, dokumen pengiriman, HS Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan
(Harmonized System) Code dan dokumen Multimoda, Peraturan Menteri Keuangan Nomor
perizinan khusus. Dokumen perusahaan meliputi 145/PMK.04/2007 tentang Ketentuan
TDP (Tanda Daftar Perusahaan), NPWP (Nomor Kepabeanan di Bidang Ekspor, dan Peraturan
Pokok Wajib Pajak), dan NIK (Nomor Induk Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2014
Kepabeanan). Dokumen pengiriman meliputi tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
packing list dan invoice. Electronic Data Keuangan Nomor 145/PMK.04/2007 tentang
Interchange (EDI) adalah transfer data terstruktur Ketentuan Kepabeanan di Bidang Ekspor;
dengan format standard yang telah disetujui yang 4. Norma dan standar, yaitu Standard Operating
dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem Procedure (SOP) kepabeanan yang terkait dan

Identifikasi Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang Pengurusan Kepabeanan Dalam Perspektif Angkutan Multimoda -
Zusnita Meyrawati | 203
berlaku serta Peraturan Direktur Jenderal Bea dan pabean dikoordinasikan dengan petugas bongkar,
Cukai Nomor PER-32/BC/2014 tentang Tata jumlah dan merk kemasan diperiksa sesuai dengan
Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor. dokumen pengiriman, NPE (Nota Persetujuan
Panduan penilaian untuk mengurus persetujuan ekspor, Ekspor) dan PEB (Pemberitahuan Ekspor
meliputi: Barang), ketidaksesuaian jumlah dan merk
1. Konteks penilaian kemasan dikomunikasikan kepada pengirim
Penilaian unit ini dilakukan melalui wawancara barang, pengesahan NPE (Nota Persetujuan
mengacu kepada Kriteria Untuk Kerja dan Ekspor) dan PEB (Pemberitahuan Ekspor
demonstrasi secara konseptual dalam rangka Barang) dikoordinasikan dengan Bea Cukai.
aktualisasi pelaksanaan pekerjaan. Penilaian unit Batasan variabel untuk mengurus fiat ekspor, meliputi:
ini dapat dilakukan di tempat kerja, di luar tempat 1. Konteks variabel, terdiri dari: Dokumen
kerja dan/atau di tempat uji kompetensi. Penilaian pengiriman meliputi packing list dan invoice.
unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan Kawasan pabean adalah wilayah Republik
sikap kerja yang dipersyaratkan, dan penilaian unit Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan
ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan. dan ruang udara diatasnya, serta tempat-tempat
2. Persyaratan kompetensi tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif dan landas
(Tidak ada.) kontinen yang didalamnya berlaku undang-
3. Pengetahuan yang diperlukan terdiri dari peraturan undang kepabeanan. NPE (Nota Persetujuan
tentang kepabeanan, sistem dan prosedur Ekspor) adalah nota yang diterbitkan oleh Pejabat
kepabeanan, penyusunan kontrak/dokumen, dan Pemeriksa Dokumen Ekspor atau Sistem
istilah teknis terkait kepabeanan dalam bahasa Komputer Pelayanan atas PEB yang disampaikan,
Inggris. Sementara keterampilan terdiri dari untuk melindungi pemasukan barang yang akan
berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam diekspor ke Kawasan Pabean dan/atau
bahasa Indonesia, menjalin kerjasama, pemuatannya ke sarana pengangkut; PEB
mengoperasikan komputer, dan mengakses data (Pemberitahuan Ekspor Barang) adalah dokumen
melalui internet. pabean yang digunakan untuk memberitahukan
4. Sikap kerja yang diperlukan, yaitu disiplin, teliti, pelaksanaan ekspor barang. PEB dibuat oleh
dan taat asas. eksportir atau kuasanya dengan menggunakan
5. Aspek kritis untuk mengurus persetujuan ekspor software PEB secara online. Barang yang akan
adalah ketepatan memverifikasi HS (Harmonized diekspor wajib diberitahukan ke Kantor Bea dan
System) Code dari pengirim barang ke INSW Cukai dengan menggunakan PEB ini.
(Indonesia National Single Window). 2. Peralatan yang diperlukan terdiri dari alat
komunikasi, komputer, jaringan internet, dan alat
B. Mengurus Fiat Ekspor penerangan. Sementara perlengkapan terdiri dari
Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan formulir-formulir terkait dengan kepabeanan dan
dan keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan alat tulis kantor.
dalam pengurusan fiat ekspor dimulai dari 3. Peraturan perundang-undangan, yaitu: Undang-
pemeriksaan kelengkapan dokumen sampai Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang
pengesahan dokumen. Unit kompetensi ini terdiri Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10
dari: Tahun 1995 tentang Kepabeanan; Peraturan
1. Memeriksa kelengkapan dokumen kepabeanan, Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang
dengan kriteria unjuk kerja terdiri dari: Rencana Angkutan Multimoda; Peraturan Menteri
kedatangan alat angkut barang ke kawasan pabean Perhubungan Nomor PM 8 Tahun 2012 tentang
dikoordinasikan dengan pengirim barang atau Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan
perwakilannya, dokumen pengiriman asli dari Multimoda; Peraturan Menteri Keuangan Nomor
pengirim barang diperiksa sesuai dengan 145/PMK.04/2007 tentang Ketentuan
ketentuan, ketidaksesuaian dokumen pengiriman Kepabeanan di Bidang Ekspor, dan Peraturan
dikomunikasikan kepada pengirim barang sesuai Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2014
dengan ketentuan, dan NPE (Nota Persetujuan tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Ekspor) dan PEB (Pemberitahuan Ekspor Keuangan Nomor 145/PMK.04/2007 tentang
Barang) yang sudah mendapat tanda tangan dan Ketentuan Kepabeanan di Bidang Ekspor.
stempel diperiksa sesuai dengan ketentuan. 4. Norma dan standar, yaitu Standard Operating
2. Mengurus pengesahan dokumen kepabeanan ke Procedure (SOP) kepabeanan yang terkait dan
Bea Cukai; dengan kriteria unjuk kerja terdiri dari: berlaku serta Peraturan Direktur Jenderal Bea dan
Pembongkaran barang dari alat angkut di kawasan Cukai Nomor PER-32/BC/2014 tentang Tata

204 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 04/Desember/2015 | 199 - 208
Laksana Kepabeanan di Bidang Ekspor. dan dokumen angkutan barang dikomunikasikan
Panduan penilaian untuk mengurus fiat ekspor, kepada penerima barang sesuai dengan ketentuan,
meliputi: HS (Harmonized System) Code dari penerima
1. Konteks penilaian barang diverifikasi ke INSW (Indonesia National
Penilaian unit ini dilakukan melalui wawancara Single Window), kebutuhan dokumen perizinan
mengacu kepada Kriteria Untuk Kerja dan khusus untuk pengiriman barang dikomunikasikan
demonstrasi secara konseptual dalam rangka kepada penerima barang sesuai hasil verifikasi HS
aktualisasi pelaksanaan pekerjaan. Penilaian unit (Harmonized System) Code, data untuk PIB
ini dapat dilakukan di tempat kerja, di luar tempat (Pemberitahuan Impor Barang) dimasukkan ke
kerja dan/atau di tempat uji kompetensi. Penilaian dalam sistem EDI (Electronic Data Interchange)
unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sesuai dengan prosedur, Draft PIB
sikap kerja yang dipersyaratkan dan penilaian unit (Pemberitahuan Impor Barang) dari sistem EDI
ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan. (Electronic Data Interchange) diperiksa sesuai
2. Persyaratan kompetensi dengan ketentuan, persetujuan tertulis terhadap
(Tidak ada.) draft PIB (Pemberitahuan Impor Barang)
3. Pengetahuan yang diperlukan terdiri dari peraturan dikoordinasikan dengan penerima barang sesuai
tentang kepabeanan, sistem dan prosedur dengan ketentuan, permintaan nomor BC 1.1
kepabeanan, penyusunan kontrak/dokumen, dan dikoordinasikan dengan pengangkut sesuai dengan
istilah teknis terkait kepabeanan dalam bahasa ketentuan, kewajiban kepabeanan di dalam PIB
Inggris. Sementara keterampilan terdiri dari (Pemberitahuan Impor Barang) dihitung sesuai
berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam dengan kurs pajak yang berlaku, PIB
bahasa Indonesia, menjalin kerjasama, (Pemberitahuan Impor Barang) dikirimkan secara
mengoperasikan komputer, dan mengakses data elektronik melalui sistem EDI (Electronic Data
melalui internet. Interchange), respon dari Bea Cukai terkait
4. Sikap kerja yang diperlukan, yaitu disiplin, teliti, pengiriman PIB (Pemberitahuan Impor Barang)
dan taat asas. dimonitor sesuai dengan ketentuan, respon
5. Aspek kritis untuk mengurus fiat ekspor adalah penjaluran (merah, kuning, hijau) dari Bea Cukai
ketepatan mengkoordinasikan pengesahan NPE dikomunikasikan kepada penerima barang untuk
(Nota Persetujuan Ekspor) dan PEB ditindaklanjuti, PIB (Pemberitahuan Impor
(Pemberitahuan Ekspor Barang) dengan Bea Barang) disahkan (tanda tangan dan stempel)
Cukai. sesuai dengan prosedur.
Batasan variabel untuk mengurus persetujuan impor,
C. Mengurus Persetujuan Impor meliputi:
Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan 1. Konteks variabel, terdiri dari: BC 1.1 atau
dan keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan manifest adalah dokumen yang memuat daftar
dalam pengurusan persetujuan impor dimulai dari barang niaga yang diangkut oleh sarana
menerima order sampai menyiapkan dokumen pengangkut melalui laut, udara dan darat pada
kepabeanan yang dibutuhkan. Unit kompetensi saat memasuki atau meninggalkan Kawasan
ini terdiri dari: Pabean, Dokumen perusahaan meliputi TDP
1. Menerima order pengurusan kepabeanan; dengan (Tanda Daftar Perusahaan), NPWP (Nomor
kriteria unjuk kerja terdiri dari: Permintaan Pokok Wajib Pajak), NIK (Nomor Induk
penawaran dari penerima barang barang diperiksa Kepabeanan) dan APIT (Angka Pengenal Impor
sesuai dengan ketentuan, dokumen perusahaan Terbatas), dokumen angkutan barang adalah bill
dari penerima barang diperiksa sesuai dengan of lading, airway bill, railway consignment note
ketentuan, dokumen perusahaan diklarifikasi atau surat muatan barang, dokumen pengiriman
kepada penerima barang sesuai dengan ketentuan, meliputi packing list dan invoice, Electronic Data
penawaran untuk jasa pengurusan kepabeanan Interchange (EDI) adalah transfer data terstruktur
disiapkan berdasarkan permintaan penawaran, dengan format standard yang telah disetujui yang
entry data order pengurusan kepabeanan dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem
dilakukan sesuai dengan ketentuan. komputer yang lain dengan menggunakan media
2. Menyiapkan dokumen kepabeanan, dengan elektronik. EDI diterapkan untuk mengatasi
kriteria unjuk kerja terdiri dari: Dokumen permasalahan kepabeanan, HS (Harmonized
pengiriman asli dan dokumen angkutan barang System) Code adalah standar internasional atas
dari penerima barang diperiksa sesuai dengan sistem penamaan dan penomoran yang digunakan
ketentuan, ketidaksesuaian dokumen pengiriman untuk pengklasifikasi produk perdagangan dan

Identifikasi Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang Pengurusan Kepabeanan Dalam Perspektif Angkutan Multimoda -
Zusnita Meyrawati | 205
turunannya yang dikelola oleh World Customs mengoperasikan komputer, dan mengakses data
Organization (WCO), INSW (Indonesia National melalui internet.
Single Window) adalah sistem nasional Indonesia 4. Sikap kerja yang diperlukan, yaitu disiplin, teliti,
yang memungkinkan dilakukannya suatu dan taat asas.
penyampaian data dan informasi secara tunggal 5. Aspek kritis untuk mengurus persetujuan impor
(single submission of data and information), adalah ketepatan memverifikasi HS (Harmonized
pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan System) Code dari penerima barang diverifikasi
sinkron (single and synchronous processing of ke INSW (Indonesia National Single Window).
data and information), dan pembuatan keputusan
secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan D. Mengurus Administrasi Kepabeanan Impor
dan pengeluaran barang (single decision making Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan
for customs clearance and release of cargoes); dan keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan
dan PIB (Pemberitahuan Impor Barang) adalah dalam pengurusan administrasi kepabeanan impor
pemberitahuan oleh pemberitahu (importir/orang/ dimulai dari memonitor pembayaran sampai
badan lain yg ditunjuk) atas barang yang akan mengurus dokumen kepabeanan. Unit kompetensi
diimpor berdasarkan dokumen pelengkap pabean ini terdiri dari:
sesuai prinsip self asessment. 1. Memonitor pembayaran kewajiban kepabeanan,
2. Peralatan yang diperlukan terdiri dari alat dengan kriteria unjuk kerja terdiri dari: Kewajiban
komunikasi, komputer, jaringan internet, dan alat kepabeanan yang ada di dalam PIB
penerangan. Sementara perlengkapan terdiri dari (Pemberitahuan Impor Barang) dipastikan kembali
formulir-formulir terkait dengan kepabeanan dan jumlahnya sesuai dengan kurs pajak yang berlaku
alat tulis kantor. pada saat itu dan pembayaran kewajiban
3. Peraturan perundang-undangan, yaitu: Undang- kepabeanan oleh penerima barang dimonitor
Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang sesuai dengan ketentuan.
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 2. Mengurus dokumen kepabeanan, dengan kriteria
Tahun 1995 tentang Kepabeanan, Peraturan unjuk kerja terdiri dari: PIB (Pemberitahuan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Impor Barang) dan bukti pembayaran kewajiban
Angkutan Multimoda, dan Peraturan Menteri kepabeanan diperiksa sesuai dengan ketentuan,
Perhubungan Nomor PM 8 Tahun 2012 tentang PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan bukti
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan pembayaran kewajiban kepabeanan dibandingkan
Multimoda dengan dokumen pengiriman dan dokumen
4. Norma dan standar, yaitu Standard Operating angkutan barang, dan dokumen kepabeanan
Procedure (SOP) kepabeanan yang terkait dan diserahkan kepada petugas di lapangan untuk
berlaku. ditindaklanjuti sesuai dengan penjaluran.
Panduan penilaian untuk mengurus persetujuan impor, Batasan variabel untuk mengurus administrasi
meliputi: kepabeanan impor, meliputi:
1. Konteks penilaian 1. Konteks variabel, terdiri dari: Dokumen
Penilaian unit ini dilakukan melalui wawancara kepabeanan meliputi PIB (Pemberitahuan Impor
mengacu kepada Kriteria Untuk Kerja dan Barang), dokumen pengiriman, dokumen
demonstrasi secara konseptual dalam rangka angkutan barang dan bukti pembayaran kewajiban
aktualisasi pelaksanaan pekerjaan. Penilaian unit kepabeanan, dokumen angkutan barang adalah
ini dapat dilakukan di tempat kerja, di luar tempat bill of lading, airway bill, railway consignment
kerja dan/atau di tempat uji kompetensi. Penilaian note atau surat muatan barang, dokumen
unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan pengiriman meliputi packing list dan invoice,
sikap kerja yang dipersyaratkan, dan penilaian unit kewajiban kepabeanan meliputi bea masuk, PPn
ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan. dan PPh, dan PIB (Pemberitahuan Impor Barang)
2. Persyaratan kompetensi adalah PIB (Pemberitahuan Impor Barang) adalah
(Tidak ada.) pemberitahuan oleh pemberitahu (importir/orang/
3. Pengetahuan yang diperlukan terdiri dari peraturan badan lain yg ditunjuk) atas barang yang akan
tentang kepabeanan, sistem dan prosedur diimpor berdasarkan dokumen pelengkap pabean
kepabeanan, penyusunan kontrak/dokumen, dan sesuai prinsip self assessment.
istilah teknis terkait kepabeanan dalam bahasa 2. Peralatan yang diperlukan terdiri dari alat
Inggris. Sementara keterampilan terdiri dari komunikasi, komputer, jaringan internet, dan alat
berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam penerangan. Sementara perlengkapan terdiri dari
bahasa Indonesia, menjalin kerjasama, formulir-formulir terkait dengan kepabeanan dan

206 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 04/Desember/2015 | 199 - 208
alat tulis kantor. angkut barang ke kawasan pabean
3. Peraturan perundang-undangan, yaitu: Undang- dikoordinasikan dengan pengangkut, dokumen
Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang pengiriman dan dokumen angkutan barang dari
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 penerima barang diperiksa kembali sesuai dengan
Tahun 1995 tentang Kepabeanan, Peraturan ketentuan, ketidaksesuaian dokumen pengiriman
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang dan dokumen angkutan barang dikomunikasikan
Angkutan Multimoda, dan Peraturan Menteri kepada penerima barang, dokumen pengiriman
Perhubungan Nomor PM 8 Tahun 2012 tentang dan dokumen angkutan barang asli disampaikan
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan ke Bea Cukai PFPD (Pejabat Fungsional
Multimoda. Pemeriksa Dokumen) untuk verifikasi.
4. Norma dan standar, yaitu Standard Operating 2. Mengurus pemeriksaan dokumen dan barang,
Procedure (SOP) kepabeanan yang terkait dan dengan kriteria unjuk kerja terdiri dari:
berlaku. Pemeriksaan fisik barang, untuk jalur merah, oleh
Panduan penilaian untuk mengurus administrasi Bea Cukai dimonitor sesuai dengan ketentuan,
kepabeanan impor, meliputi: verifikasi HS (Harmonized System) Code dengan
1. Konteks penilaian fisik barang, untuk jalur merah, oleh Bea Cukai
Penilaian unit ini dilakukan melalui wawancara dimonitor, verifikasi HS (Harmonized System)
mengacu kepada Kriteria Untuk Kerja dan Code dengan dokumen barang, untuk jalur
demonstrasi secara konseptual dalam rangka kuning, oleh Bea Cukai dimonitor sesuai dengan
aktualisasi pelaksanaan pekerjaan. Penilaian unit ketentuan, notul ketidaksesuaian kondisi fisik
ini dapat dilakukan di tempat kerja, di luar tempat barang atau dokumen barang, jika ada, diterima
kerja dan/atau di tempat uji kompetensi. Penilaian dari Bea Cukai, tindak lanjut atas notul dari Bea
unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan Cukai dikomunikasikan kepada penerima barang
sikap kerja yang dipersyaratkan dan penilaian unit sesuai dengan ketentuan, dan penerimaan respon
ini dilakukan terhadap proses dan hasil pekerjaan. SPPB (Surat Persetujuan Pengeluaran Barang)
2. Persyaratan kompetensi dari Bea Cukai dimonitor sesuai dengan ketentuan.
(Tidak ada.) 3. Mengurus pengesahan dokumen kepabeanan,
3. Pengetahuan yang diperlukan terdiri dari peraturan dengan kriteria unjuk kerja terdiri dari: Dokumen
tentang kepabeanan, sistem dan prosedur pengiriman, dokumen angkutan barang, PIB
kepabeanan, penyusunan kontrak/dokumen, dan (Pemberitahuan Impor Barang) dan SPPB (Surat
istilah teknis terkait kepabeanan dalam bahasa Persetujuan Pengeluaran Barang) disampaikan ke
Inggris. Sementara keterampilan terdiri dari Bea Cukai Hanggar untuk disahkan, temuan dari
berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam Bea Cukai atas ketidaksesuaian jumlah dan merk
bahasa Indonesia, menjalin kerjasama, kemasan dikomunikasikan kepada penerima
mengoperasikan komputer, dan mengakses data barang sesuai dengan ketentuan, pengesahan PIB
melalui internet. (Pemberitahuan Impor Barang) dan SPPB (Surat
4. Sikap kerja yang diperlukan, yaitu disiplin, teliti, Persetujuan Pengeluaran Barang) dikoordinasikan
dan taat asas. dengan Bea Cukai.
5. Aspek kritis untuk mengurus administrasi Batasan variabel untuk mengurus pengeluaran barang
kepabeanan impor adalah ketepatan impor, meliputi:
membandingkan antara PIB (Pemberitahuan 1. Konteks variabel, terdiri dari: Dokumen angkutan
Impor Barang) dan bukti pembayaran kewajiban barang adalah bill of lading, airway bill, railway
kepabeanan dengan dokumen pengiriman dan consignment note atau surat muatan barang,
dokumen angkutan barang. dokumen pengiriman meliputi packing list dan
invoice, HS (Harmonized System) Code adalah
E. Mengurus Pengeluaran Barang Impor standar internasional atas sistem penamaan dan
Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan penomoran yang digunakan untuk pengklasifikasi
dan keterampilan serta sikap kerja yang diperlukan produk perdagangan dan turunannya yang dikelola
dalam pengurusan pengeluaran barang impor oleh World Customs Organization (WCO), dan
mulai dari mengurus dokumen penjaluran, PIB (Pemberitahuan Impor Barang) adalah
pemeriksaan dokumen dan barang sampai pemberitahuan oleh pemberitahu (importir/orang/
pengesahan dokumen kepabeanan. Unit badan lain yg ditunjuk) atas barang yang akan
kompetensi ini terdiri dari: diimpor berdasarkan dokumen pelengkap pabean
1. Mengurus dokumen penjaluran, dengan kriteria sesuai prinsip self assessment.
unjuk kerja terdiri dari: Rencana kedatangan alat 2. Peralatan yang diperlukan terdiri dari alat

Identifikasi Standar Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di Bidang Pengurusan Kepabeanan Dalam Perspektif Angkutan Multimoda -
Zusnita Meyrawati | 207
komunikasi, komputer, jaringan internet, dan alat SARAN
penerangan. Sementara perlengkapan terdiri dari Konsep hasil kajian ini perlu ditindaklanjuti
formulir-formulir terkait dengan kepabeanan dan dengan pembahasan lebih lanjut melalui forum yang
alat tulis kantor. melibatkan lebih banyak praktisi di bidang pengurusan
3. Peraturan perundang-undangan, yaitu: Undang- kepabeanan sehingga bisa diperoleh konsep standar
Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang kompetensi SDM yang lebih sempurna untuk
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 selanjutnya bisa dijadikan suatu acuan dalam pengujian
Tahun 1995 tentang Kepabeanan, Peraturan kompetensi SDM.
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Angkutan Multimoda, dan Peraturan Menteri UCAPAN TERIMA KASIH
Perhubungan Nomor PM 8 Tahun 2012 tentang Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan terima kasih kepada Pusat Penelitian dan
Multimoda. Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda
4. Norma dan standar, yaitu Standard Operating atas kesempatan yang diberikan sehingga tulisan ini
Procedure (SOP) kepabeanan yang terkait dan dapat diterbitkan.
berlaku.
Panduan penilaian untuk mengurus pengeluaran barang DAFTAR PUSTAKA
impor, meliputi: Badan Nasional Sertifikasi Profesi. Informasi Standar
1. Konteks penilaian Kompetensi Kerja Nasional. Jakarta: Badan
Penilaian unit ini dilakukan melalui wawancara Nasional Sertifikasi Profesi, 2008.
mengacu kepada Kriteria Untuk Kerja dan Bloom, Benyamin S., dkk. Taxonomy of Educational
Objectives (Two Vols: The Affective Domain T The
demonstrasi secara konseptual dalam rangka
Cogniive Domain). New York: David Mckay, 1964.
aktualisasi pelaksanaan pekerjaan. Penilaian unit Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi,
ini dapat dilakukan di tempat kerja, di luar tempat Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
kerja dan/atau di tempat uji kompetensi. Penilaian Lainnya. Jakarta: Penerbit Kencana, 2008.
unit ini mencakup pengetahuan, keterampilan, dan Competensi Based Tarining Toturial – JGN Consulting
sikap kerja yang dipersyaratkan, dan Penilaian Denver USA – http://home.att.net/-jnimmer/
unit ini dilakukan terhadap proses dan hasil Competency.htm
pekerjaan. Hall, William & Werner, Mark C.Getting to Grips With
2. Persyaratan kompetensi Key Competencies. Leabrook, S. Aust.: National
(Tidak ada.) Centre for Vocational Research, 1995.
http://tlisc.org.au/
3. Pengetahuan yang diperlukan terdiri dari peraturan
Nofrisel, dkk. Panduan dan Direktori Logistik
tentang kepabeanan, sistem dan prosedur Indonesia. Jakarta: Penerbit PPM, 2011.
kepabeanan, penyusunan kontrak/dokumen, dan Nugroho, Adityo. Standar Kompetensi Teknologi
istilah teknis terkait kepabeanan dalam bahasa Informasi dan Komunikasi.
Inggris. Sementara keterampilan terdiri dari Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2011 tentang Angkutan
berkomunikasi secara lisan dan tulisan dalam Multimoda.
bahasa Indonesia, menjalin kerjasama, Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 8 Tahun 2012
mengoperasikan komputer, dan mengakses data tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan
melalui internet. Multimoda.
4. Sikap kerja yang diperlukan, yaitu disiplin, teliti, Peraturan Menteri Keuangan No. 148/PMK.04/2011
tentang Ketentuan Kepabeanan di Bidang Ekspor.
dan taat asas.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 8
5. Aspek kritis untuk mengurus pengeluaran barang Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar
impor adalah ketepatan mengkomunikasikan notul Kompetensi Kerja Nasional Indonesia.
dari Bea Cukai kepada penerima barang untuk Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 5
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan. Tahun 2012 tentang Sistem Standarisasi Kompetensi
Kerja Nasional
KESIMPULAN Sutopo, HB. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta:
Dari hasil pemetaan dan analisis kegiatan UNS Press, 2006.
pengurusan kepabeanan, teridentifikasi standar Suyono, R.P. Shipping: Pengangkutan Intermodal
kompetensi SDM di bidang pengurusan kepabeanan Ekspor Impor Melalui Laut. Jakarta: Penerbit PPM,
2001.
sebanyak 5 judul unit, yang terdiri dari mengurus
Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang
persetujuan ekspor, mengurus fiat ekspor, mengurus Ketenagakerjaan.
persetujuan impor, mengurus administrasi kepabeanan
impor, dan mengurus pengeluaran barang impor.

208 | Jurnal Penelitian Transportasi Multimoda | Volume 13/No. 04/Desember/2015 | 199 - 208

Anda mungkin juga menyukai