Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENGANTAR ANTROPOLOGI SOSIAL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Kesehatan

Disusun Oleh :
Dasar Iman Giawa (14401126015)
Devi Raissa Nathania (1440126003)
Indah Apprillianti Waluyo (1440126005)
Vhanesya Ratuviola (1440126009)

KEPERAWATAN
POLITEKNIK KARYA HUSADA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
2.1 Pengertian....................................................................................................................2
2.2 Tujuan..........................................................................................................................2
2.3 Manfaat........................................................................................................................2
2.4 Ruang Lingkup.............................................................................................................2
2.5 Jenis Antropologi.........................................................................................................2
2.6 Pengertian Antropologi Kesehatan..............................................................................2
2.7 Antropologi Kaitanya Dengan Sakit dan Sehat...........................................................2
2.8 Jenis Antropologi Kesehatan.......................................................................................2
2.9 Dampak Pembangunan Terhadap Kesehatan...............................................................2
BAB III KESIMPULAN...........................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................4

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Antropologi adalah sebuah ilmu tentang manusia pada umumnya dengan titik fokus
kajian pada bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaan manusia. Sedangkan secara praktis ,
antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari manusia dalam beragam
masyarakat suku bangsa, guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.(Muchtar
dkk., 2019).
Dalam antropologi sosial budaya, manusia merupakan komponen penting bagi dirinya
dan bagi alam lingkungannya. Ada hubungan yang saling berkaitan dan saling
mempengaruhi antara manusia dan alam lingkungannya. Manusia sebagai makhluk sosial
harus selalu hidup bersama. Manusia selalu hidup bersama secara kolektif dalam
kesatuan-kesatuan sosial yang besar maupun kecil. Dalam kesatuan sosial inilah manusia
hidup saling berinteraksi, bekerja sama, dan bertukar pengetahuan untuk dapat mencapai
tujuan hidupnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
bahwa masalah yang melatar belakangi pada tugas akhir ini yaitu :
1. Bagaimana?
2. Bagaimana?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah pada topik ini adalah memberikan penjelasan dan pemahaman
mengenai konsep antropologi sosial.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai budaya
masyarakat suatu etnis. Antropologi muncul karena adanya ketertarikan dari orang Eropa
yang melihat budaya, ciri-ciri fisik dan adat istiadat yang berbeda. Antropologi Kata
antropologi berasal dari dua kata Bahasa Yunani yaitu “anthropos” yang berarti manusia
dan “logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi dapat didefinisikan sebagai
suatu keilmuan yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik, serta
kebudayaannya.
Pengertian Antropologi Menurut Istirlah, dikeumkakan beberapa pendapat ahli
sebagai berikut :
1. William A. Haviland, Menyatakan bahwa antropologi adalah studi tentang
kebudayaan, berusaha menyusun pendeksripsian yang bermanfaat tentang
manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh keaneka ragaman yang lengkap
tentang manusia
2. David Hunter, mengemukakan bahwa antropologi adalah ilmu yang lahir dari
keingintahuan yang tidak terbatas tentang manusia
3. E.A. Hoebel yang menyatakan bahwa antropologi ialah studi tentang manusia dan
kerjanya.
4. Ariyono Sutono bahdwa antropologi ialah suatu ilmu yang berusaha mencapai
pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk
fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaan.
Antropologi merupakan ilmu yang berusaha mencapai pengertian atau pemahaman
tenang manusia dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik, masyarakat dan
kebudayaan.

2.2 Tujuan
Tujuan dari antropologi adalah untuk membangun masyarakat dengan mempelajari
perilaku, bagaimana manusia dapat bermasyarakat dalam suku bangsa dan budaya
manusia. Antropologi memadukan secara integratif tujuan biologi dan sosio-budaya
dalam kehidupan
. Sedangkan menurut Koentjaraningrat dalam Pengantar Ilmu Antropologi (2002)
tujuan antropologi adalah:
1. Tujuan akademis: untuk mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada
umumnya dengan mempelajari berbagai bentuk fisiknya, masyarakat dan
kebudayaannya,
2. Tujuan praktis: mempelajari manusia di berbagai masyarakat suku bangsa di dunia
guna membangun masyarakat itu sendiri
2.3 Manfaat
Terkait tujuan ilmu antropologi maka dapat diketahui manfaat mempelajari
antropologi untuk:
1. Mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara universal
maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa).
2. Mengetahui kedudukan dan peran yang harus dilakukan sesuai dengan harapan warga
masyarakat dari kedudukan yang sedang disandang.
3. Memperluas wawasan tentang pergaulan umat manusia di seluruh dunia yang
mempunyai kekhususan-kekhususan sesuai dengan karakteristik daerahnya sehingga
menimbulkan toleransi yang tinggi.
4. Mengetahui berbagai macam problem dalam masyarakat, memiliki kepekaan terhadap
kondisi-kondisi dalam masyarakat, serta mampu mengambil inisiatif pemecahan
masalah.

2.4 Ruang Lingkup


Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian sendiri
yang dapat dibedakan dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu
politik, kriminologi dan lain-lainnya. Antropologi juga dapat dikelompokkan ke dalam
cabang ilmu humaniora karena kajiannya yang terfokus kepada manusia dan
kebudayaannya.
Ruang lingkup dan batas lapangan perhatian kajian antropologi memfokuskan kepada
sedikitnya lima masalah berikut ini yaitu:
1. Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya secara
evolusi yang dipandang dari segi biologi
2. masalah sejarah terjadinya berbagai ragam manusia dari segi ciri-ciri fisiknya.
3. Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya beragam kebudayaan di dunia
4. Masalah sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam bahasa di
seluruh dunia.
5. Masalah mengenai asas-asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-
masyarakat suku bangsa di dunia.

3
2.5 Jenis Antropologi
Antropologi Antropologi merupakan disiplin ilmu yang luas di mana humaniora,
sosial, dan ilmu pengetahuan alam digabung dalam menjelaskan apa itu manusia dan
artinya menjadi manusia. Antropologi dibangun berdasarkan pengetahuan dari ilmu alam,
termasuk penemuan tentang asal usul dan evolusi Homo sapiens, ciri-ciri fisik manusia,
perilaku manusia, variasi di antara berbagai kelompok manusia, bagaimana masa lalu
evolusi Homo sapiens telah memengaruhi organisasi dan budaya sosial. Serta dari ilmu-
ilmu sosial, antropologi memelajari organisasi hubungan manusia sosial dan budaya,
sistem keturunan dan hubungan kekerabatan, spiritualitas dan religi, lembaga, konflik
sosial, dan lain-lain. Antropologi awal berasal dari Yunani klasik dan Persia yang
memelajari dan mencoba untuk memahami keragaman budaya yang dapat diamati. Pada
saat ini, antropologi (akhir abad ke-20) telah menjadi sentral dalam pengembangan
beberapa bidang interdisipliner baru seperti ilmu kognitif, studi globalisasi, genetik, dan
berbagai penelitian etnis. Secara garis besar antropologi terdiri dari:
1. Antropologi Biologi / Fisik
Antropologi Biologi atau juga disebut Antropologi Fisik merupakan cabang ilmu
antropologi yang memelajari manusia dan primata bukan manusia (non-human
primates) dalam arti biologis, evolusi, dan demografi. Antropologi Biologi/Fisik
memfokuskan pada faktor biologis dan sosial yang memengaruhi (atau yang
menentukan) evolusi manusia dan primata lainnya, yang menghasilkan,
mempertahankan, atau mengubah variasi genetik dan fisiologisnya pada saat ini.
Antropologi Biologi dibagi lagi menjadi beberapa cabang ilmu, diantaranya yaitu:
a. Paleoantropologi adalah ilmu yang memelajari asal usul manusia dan evolusi
manusia melalui bukti fosil-fosil.
b. Somatologi adalah ilmu yang memelajari keberagaman ras manusia dengan
mengamati ciri-ciri fisik.
c. Bioarkeologi adalah ilmu tentang kebudayaan manusia yang lampau dengan
melalui analisis sisa-sisa (tulang) manusia yang biasa ditemukan dalam situs-situs
arkeologi.
d. Ekologi Manusia adalah studi tentang perilaku adaptasi manusia pada
lingkungannya (mengumpulkan makanan, reproduksi, ontogeni) dengan perspektif
ekologis dan evolusi. Studi ekologi manusia juga disebut dengan studi adaptasi
manusia, atau studi tentang respon adaptif manusia (perkembangan fisik, fisiologi,
dan genetik) pada tekanan lingkungan dan variasinya.
e. Paleopatologi adalah studi penyakit pada masa purba (kuno). Studi ini tidak hanya
berfokus pada kondisi patogen yang diamati pada tulang atau sisa-sisa jaringan
(misalnya pada mumi), tetapi juga pada gangguan gizi, variasi morfologi tulang,
atau juga bukti-bukti stres pada fisik.
f. Antropometri adalah ilmu yang memelajari dan mengukur variasi fisik manusia.
Antropometri pada awalnya digunakan sebagai alat analisis untuk
mengidentifikasi sisa-sisa fosil kerangka manusia purba atau hominid dalam

4
rangka memahami variasi fisik manusia. Pada saat ini, antropometri berperan
penting dalam desain industri, desain pakaian, desain industrial ergonomis, dan
arsitektur di mana data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dalam populasi
digunakan untuk mengoptimalkan produk yang akan digunakan konsumen.
g. Osteologi/osteometri adalah ilmu tentang tulang yang memelajari struktur tulang,
elemen-elemen pada kerangka, gigi, morfologi mikrotulang, fungsi, penyakit,
patologi, dsb. Osteologi digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi sisa-
sisa tulang (baik kerangka utuh mau pun yang telah menjadi serpihan) untuk
menentukan jenis kelamin, umur, pertumbuhan dan perkembangannya, sebab
kematian, dan lain sebagainya dalam konteks biokultural.
h. Primatologi adalah ilmu tentang primata bukan manusia (non-human primates).
Primatologi mengkaji perilaku, morfologi, dan genetik primata yang berpusat
pada homologi dan analogi dalam mengambil kesimpulan kenapa dan bagaimana
ciri-ciri manusia berkembang dalam primata.
i. Antropologi Forensik adalah ilmu terapan antropologi dalam ruang legal (hukum),
biasanya menggunakan perspektif dan keahlian ekologi manusia, paleopatologi,
dan osteologi dalam kasus-kasus kriminal luar biasa (FBI, CIA, dan militer) untuk
menganalisis kondisi korban yang sudah tidak utuh (terbakar, rusak, terpotong-
terpotong karena mutilasi, atau sudah tidak dikenali lagi) atau dalam tahap
dekomposisi lanjut (sudah menjadi kerangka tulang).
j. Antropologi Molekuler adalah bidang ilmu yang memelajari evolusi, migrasi, dan
persebaran manusia di bumi melalui analisis molekuler. Biasanya menggunakan
perbandingan sekuens DNA (mtDNA, Kromosom Y, dan Autosom) dan protein
dalam melihat variasi populasi dan hubungan antar atau inter-populasi dalam
menentukan suatu populasi masuk ke dalam haplogrup tertentu atau berasal dari
wilayah mana (geographical origin).

2. Antropologi Sosial Budaya


Antropologi sosial merupakan studi yang mempelajari hubungan antara orang-orang
dan kelompok. Sementara Antropologi Budaya merupakan studi komparasi
bagaimana orang-orang memahami dunia di sekitar mereka dengan cara yang
berbeda-beda. Antropologi Sosial berkaitan erat dengan sosiologi dan sejarah yang
bertujuan mencari pemahaman struktur sosial dari suatu kelompok sosial yang
berbeda seperti subkultur, etnik, dan kelompok minoritas. Antropologi Budaya lebih
berhubungan dengan filsafat, literatur atau sastra, dan seni tentang bagaimana suatu
kebudayaan memengaruhi pengalaman seseorang (diri sendiri) dan kelompok,
memberikan kontribusi untuk pemahaman yang lebih lengkap terhadap pengetahuan,
adat istiadat, dan pranata masyarakat. Dalam praktiknya tidak ada perbedaan yang
sangat mencolok antara Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya, dan bahkan
sering saling tumpang tindih di antara keduanya.
a. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan
semua kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia mengenal tulisan.
b. Etnolinguistik antropologi adalah ilmu yang mempelajari pelukisan tentang ciri
dan tata bahasa dan beratus-ratus bahasa suku-suku bangsa yang ada di bumi.

5
c. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam
kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
d. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan
individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal
dengan berpegang pada konsep psikologi.

3. Antropologi Psikologis
Filsafat antropologi dahulu dikenal sebagai filsafat psikologis yang dapat
diartikan sebagai sebuah disiplin filsafat yang berkembang pada sekitar abad ke-18
dengan tujuan untuk membuktikan gagasan atau pemikiran tentang kapasitas
konseptual pikiran, kehendak bebas, dan jiwa spiritual. Filsafat ini adalah
perkembangan dari psikologi rasional yang dipelopori oleh Christian von Wolff.
Psikologi rasional merupakan ilmu yang mempelajari tentang teori-teori metafisika
atas pikiran dan jiwa serta dapat mampu menjelaskan terkait psikologi empris yang
terbatas hanya pada jiwa yang dapat diamati atau observasi saja. Adapun beberapa
ilmu alam yang mempengaruhi kajian psikologis tentang jiwa tetapi menjauhkannya
dari pertanyaan yang berkaitan dengan teori-teori metafisika
Studi antropologi psikologis terkait fenomena psikologis dengan menggunakan
istilah karakter (character) tidak terlalu diminati oleh para peneliti, sementara yang
paling sering muncul dalam penelitian adalah istilah kepribadian, atau dalam konsep
generik disebut dengan culture and personality. Kedua istilah tersebut masih
mengarah kepada kondisi psikologis manusia dimana karakter dapat disamakan
dengan istilah kepribadian dan dapat dikatakan bahwa karakter tergambar dari
kepribadian individu. Dalam memahami fenomena karakter dalam suatu masyarakat
individu harus melihat dari sudut pandang antropologi psikologis. Proses membentuk
dan mengembangkan karakter suatu masyarakat berfokus pada perkembangan dan
kondisi psikologis dari manusia yang hidup dalam masyarakat tersebut serta
pengalaman individu dan lingkungan sosial menjadi sebuah rangkaian proses yang
berkontribusi kepada pembentukan karakter itu sendiri.[9] Kajian antropologi
psikologis menjadi penghubung antara studi tentang kebudayaan dan kepribadian
dalam menjelaskan suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa

2.6 Pengertian Antropologi Kesehatan


Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada
aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-
cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia Lalu menurut beberapa para pakar
sebagai berikut :
1. Menurut Weaver : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan
yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit

6
2. Menurut Hasan dan Prasad : Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu
mengenai manusia yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia
(termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami kedokteran
(medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal),
aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalahmasalah kesehatan manusia.
3. Menurut Hochstrasser : Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya
manusia dan karyakaryanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan.

2.7 Antropologi Kaitanya Dengan Sakit dan Sehat


Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan kesehatan yang
bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah
yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu
wilayah yang berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap
penduduk agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit. Pada
intinya paradigma sehat memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang bersifat
pencegahan dan promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya
untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap mengupayakan yang sakit segera
sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk
mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit. Telah dikembangkan
pengertian tentang penyakit yang mempunyai konotasi biomedik dan sosio kultural
2.8 Jenis Antropologi Kesehatan
Lapangan studi antropologi kesehatan yang disusun oleh Hasan bersama Prasad di
tahun 1959 membuat daftarnya sebagai berikut:
1. Nutrisi dan pertumbuhan.
2. Hubungan bentuk tubuh dengan variasi penyakit.
3. Underwood atau pengaruh evolusi pada manusia serta penyakit pada populasi akibat
faktor budaya seperti migrasi, kolonisasi, atau urbanisasi.
4. Fiennes atau penyakit yang dideteksi di dalam populasi manusia akibat dari cara
hidup beradap seperti bertani.
5. Kedokteran forensik mempelajari mengenai beragam masalah pada hukum
kedokteran seperti identifikasi umur, jenis kelamin, genetik, hingga mencari tahu
penyebab kematian pada seseorang.
6. Upaya pencegahan penyakit.
Para ahli atau pakar antropologi saat ini juga memanfaatkan dan mengembangkan
pemikiran Hasan dan Prasad khususnya dalam bidang teknik biomedikal (biomedical
engineering)
2.9 Dampak Pembangunan Terhadap Kesehatan
Menurut Dr. Blum kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yakni : keturunan, pelayanan
kesehatan, perilaku, dan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan ini
tentu memiliki kaitan dengan pembangunan kota karena akan berpengaruh kepada factor
lingkungan. Ketika berbicara mengenai kesehatan dalam masyarakat perkotaan menjadi
hal yang sangat penting karena kesehatan selain terkait erat dengan berbagai tersebut juga
merupakan syarat mutlak keberlanjutan suatu kota. Oleh karena itu jika Kesehatan

7
masyarakat perkotaan tidak dipikirkan secara baik dapat menimbulkan bencana yang
sangat besar dan merugikan orang banyak.
Kegiatan pembangunan pada dasarnya bertujuan meningkatkan taraf kesejahtaraan
masyarakat (sehat, cerdas, aktif). Kegiatan pembangunan selain berdampak positif bagi
masyakat juga berdampak negatif. Dampak tersebut ada yang bersifat langsung maupun
tidak langsung. Sebagai contoh dampak tidak langsung adalah peningkatan penyakit
akibat perubahan pola konsumsi pangan masyarakat sebagai konsekuensi peningkatan
taraf ekonomi yang tidak disertai dengan pengetahuan tentang gizi dan kebutuhan gizi;
perubahan kualitas udara dapat menjadi pemicu meningkatnya kasus infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA). oleh karena itu pembahasan mengenai masyarakat perkotaan,
pembangunan kota, dan kesehatan diharapkan dapat mengantarkan kepada pemahaman
terhadap dampak pembangunan kota terhadap kesehatan yang kemudian berperngaruh
terhadap kebijakan Kesehatan perkotaan yang seringkali kurang berhasil dan tidak tepat
sasaran, padahal seperti yang kita ketahui bahwa kesehatan merupakan aspek yang
penting dalam pembangunan kota, bahkan sebagai ukuran keberhasilan suatu kota dalam
pembangunannya.

8
BAB III
KESIMPULAN

Antropologi merupakan suatu cabang ilmu sosial yang membahas mengenai budaya
masyarakat suatu etnis. Tujuan dari antropologi adalah untuk membangun masyarakat dengan
mempelajari perilaku, bagaimana manusia dapat bermasyarakat dalam suku bangsa dan
budaya manusia.
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada
aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara
interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia

9
DAFTAR PUSTAKA
Muchtar, K., Koswara, I., & Setiaman, A. (2019). Komunikasi Antar Budaya Dalam
Perspektif Antropologi. Jurnal Manajemen Komunikasi, 1(1), 113–124.
https://doi.org/10.24198/jmk.v1i1.10064
https://dosensosiologi.com/antropologi-sosial/
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/15/133613469/antropologi-definisi-obyek-
fungsi-tujuan-dan-manfaatnya#:~:text=Tujuan%20antropologi,-Dikutip%20dari
%20Discover&text=Tujuan%20akademis%3A%20untuk%20mencapai%20pengertian,guna
%20membangun%20masyarakat%20itu%20sendiri.
https://repository.ut.ac.id/4295/1/ISIP4210-M1.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai