Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DI SUSUN OLEH :

MELYA ARMADANI (19.1200.050)

NUR AMALIAH AMIR ( 19.1200.043)

HASBULLAH ( 19.1200.035 )

YUSRI ( 19.1200.049)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah “Strategi Pembelajaran Kontekstual”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada anggota kelompok yang telah membantu dalam menyelasaikan
makalah ini. Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampuh mata
kuliah Metodologi Strategi Pembelajaran yaitu Bapak Saepudin yang telah memberikan
penjelasan kepada kami tentang penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Strategi Pembelajaran Kontekstual” ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pinrang, 02 Desember 2020


Penyusun,

Kelompok 5

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................
BAB I ( PENDAHULUAN )........................................................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................................
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................
A.Pengertian pembelajaran kontekstual...................................................................................................
B. Prinsip Pembelajaran Kontekstual........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan


suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami
makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan
konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa
memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari
satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

CTL merupakan suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata
ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat. Sagala (2009: 92) dan Riyanto (2010: 168-169) menguraikan langkah-langkah
penerapan pembelajaran kontekstual. Oleh karena itu, pada makalah ini penjelasan tentang
pembelajaran kontekstual akan dibahas secara mendalam.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Dari Pembelajaran Kontekstual?
2. Apa Prinsip Pembelajaran Kontekstual?
3. Apa Kelebihan dan Kelemahan dari Pembelajaran Kontekstual?
4. Bagaimana Langkah-langkah pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual?
C. Tujuan Penulis
1. Mengetahui pengertian dari pembelajaran kontekstual
2.  Mengetahui prinsip pembelajaran kontekstual
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kontekstual
4. Mengetahui langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran kontekstual

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Pembelajaran Kontekstual


Proses pembelajaran kontekstual beraksentuasi pada pemrosesan informasi,
individualisasi, dan interkasi sosial. Pemrosesan informasi menyatakan bahwa siswa
mengolah informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkaitan dengan informasi
tersebut. Inti pemrosesan informasi adalah proses memori dan berpikir.
Menurut Susdiyanto, Saat, dan Ahmad (2009: 27), pembelajaran kontekstual adalah
proses pembelajaran yang bertolak dari proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada,
dalam arti bahwa apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah
dipelajari, sehingga pengetahuan yang akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh
yang memiliki keterkaitan satu sama lain.
Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berorientasi pada penciptaan
semirip mungkin dengan situasi “dunia nyata”. Melalui pembelajaran kontekstual dapat
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi nyata, sehingga
dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran. Sehubungan dengan itu, Suprijono
(2011: 79) menjelaskan bahwa pembelajaran kontekstual atau Contextual Teaching and
Learning (CTL) merupakan konsep yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat. Penjelasan ini dapat dimengerti bahwa pembelajaran
kontekstual adalah strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran
melalui proses memberikan bantuan kepada siswa dalam memahami makna bahan pelajaran
yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka
sendiri dalam lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
Senada dengan itu, Sumiati dan Asra (2009: 14) mengemukakan pembelajaran
kontekstual merupakan upaya guru untuk membantu siswa memahami relevansi materi
pembelajaran yang dipelajarinya, yakni dengan melakukan suatu pendekatan yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaplikasikan apa yang dipelajarinya di
kelas. Selanjutnya, pembelajaran kontekstual terfokus pada perkembangan ilmu, pemahaman,
keterampilan siswa, dan juga pemahaman kontekstual siswa tentang hubungan mata pelajaran
yang dipelajarinya dengan dunia nyata. Pembelajaran akan bermakna jika guru lebih
menekankan agar siswa mengerti relevansi apa yang mereka pelajari di sekolah dengan
situasi kehidupan nyata di mana isi pelajaran akan digunakan.
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran kontekstual
mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia nyata, berpikir tingkat tinggi,
berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan masalah, siswa belajar
menyenangkan, mengasyikkan, tidak membosankan, dan menggunakan berbagai sumber
belajar.

2.2 Prinsip Pembelajaran Kontekstual


Pembelajaran kontekstual memiliki beberapa prinsip dasar. Adapun prinsip-prinsip
dalam pembelajaran kontekstual menurut Suprijono (2011: 80-81) adalah sebagai berikut. 
a. Saling ketergantungan, artinya prinsip ketergantungan merumuskan bahwa kehidupan ini
merupakan suatu sistem. Lingkungan belajar merupakan sistem yang mengitegrasikan
berbagai komponen pembelajaran dan komponen tersebut saling mempengaruhi secara
fungsional.
b. Diferensiasi, yakni merujuk pada entitas-entitas yang beraneka ragam dari realitas
kehidupan di sekitar siswa. Keanekaragaman mendorong berpikir kritis siswa untuk
menemukan hubungan di antara entitas-entitas yang beraneka ragam itu. Siswa dapat
memahami makna bahwa perbedaan itu rahmat. 
c. Pengaturan diri, artinya prinsip ini mendorong pentingnya siswa mengeluarkan seluruh
potensi yang dimilikinya. Ketika siswa menghubungkan materi akademik dengan konteks
keadaan pribadi mereka, siswa terlibat dalam kegiatan yang mengandung prinsip
pengaturan diri.
Selanjutnya, Sumiati dan Asra (2009: 18) menjelaskan secara rinci prinsip
pembelajaran kontekstual sebagai berikut:
a. Menekankan pada pemecaham masalah
b. Mengenal kegiatan mengajar terjadi pada berbagai konteks seperti rumah, masyarakat,
dan tempat kerja;
c. Mengajar siswa untuk memantau dan mengarahkan belajarnya sehingga menjadi
pembelajar yang aktif dan terkendali;
d. Menekankan pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa;
e. Mendorong siswa belajar satu dengan lainnya dan belajar bersama-sama;
f. Menggunakan penilaian otentik.
Lain halnya dengan Nurhadi, ia mengemukakan prinsip-prinsip pembelajara
kontekstual yang perlu diperhatikan guru, yakni: 
(1) Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran mental sosial,
(2) Membentuk kelompok yang saling bergantung,
(3) Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran yang mandiri,
(4) Mempertimbangkan keragaman siswa,
(5) Mempertimbangkan multi intelegensi siswa, 
(6) Menggunakan teknik-teknik bertanya untuk meningkatkan pembelajaran siswa,
perkembangan masalah, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi,
(7) Menerapkan penilaian autentik. Penilaian autentik merupakan antitesis dari ujian stanar,
penilaian autentik memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan
terbaik mereka sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka pelajari
  Merujuk pada prinsip-prinsip di atas, maka pembelajaran kontekstual berorientasi pada
upaya membantu siswa untuk menguasai tiga hal, yakni
a. Pengetahuan, yaitu apa yang ada di pikirannya membentuk konsep, definisi, teori, dan
fakta;
b. kompetensi atau keterampilan, yaitu kemampuan yang dimiliki untuk bertindak atau
sesuatu yang dapat dilakukan;
c. pemahaman kontekstual, yaitu mengetahui waktu dan cara bagaiman menggunakan
pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata.
2.3 Kelebihan dan Kelemahan dari Pembelajaran Kontekstual

Setelah mengamati dan mencermati komponen-komponen pembelajaran CTL, kita


dapat membuat pernyataan kelemahan dan kelebihannya. Dengan mengetahui kelemahan dan
kelebihan CTL diharapkan kita mampu untuk memperbaiki dan menyempurnakan CTL
dalam pembelajaran.

Kelebihan

1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan real. Artinya, siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar disekolah dengan kehidupa nyata,
hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan
dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa, materi itu akan berfungsi secara
fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinyaakan tertanam erat dalam memori
siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada
siswa karena metode pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)
menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan
pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan
belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”.

Kelemahan

1. Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam Metode CTL. Guru tidak lagi
berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah
tim yang bekerja Bersama untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan yang
baru bagi siswa. Siswa diandang sebagai individu yang sedang berkembang.
Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembanagn dan
keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, pwran guru bukanlah
sebagai instruktur atau “penguasa”,yang memaksa kehendak melainkan guru adalah
membimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembanagnnya.
2. Guru menemukan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan
sendiri ide-ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan denagan sadar
menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks
ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa
agar tujuan pembelajaran sesuai denga napa yang diterapkan semula.

2.4 . Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran dikatakan menggunakan pendekatan kontekstual jika meteri pembelajaran


tidak hanay tekstual melainkan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa dilingkunag
keluarga , masyarakat, alam sekitar, dan dunia kerja. Dengan melibatkan ketujuh komponen
utama tersebut sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Model apa saja sepanjang
memenuhi persyaratan tersebut dapat dikatakan menggunakan metode pendekatan kontekstual.
Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kelas besar maupun kelas kecil, namun
akan mudah organisasinya jika diterapkan dalam kelas kecil. Penerapan pembelajaran
kontekstual dalam kurikulum berbasis kompetensi sangat sesuai. Dalam penerapannya
pembelajaran kontekstual tidak memerlukan biaya besar dan media khusus. Pembelajaran
kontekstual memanfaatkan berbagai sumber dan media pembelajaran yang ada dilingkungan
sekitar seperti tukang las, bengkel, tukang reparasi elektronik, barang-barang bekas, koran,
majalah, perabot-perabot rumah tangga, pasar, took, TV, Radio, Internet, dan sebagainya. Guru
dan buku bukan merypaka sumber dan media sentral, demikian pula guru tidak dipandang
sebagai orang ya ng serba tahu, sehingga guru tidak perlu khawatir menghadapi berbagai
pertanyaan siswa yang terkait dengan lingkungan baik tradisional maupun modern.
Seperti yang dikemukakan dimuka, dalam pembelajaran kontekstual, tes hanya
merupakan sebagaian dari Teknik/instrument penelitian yang bermacam-macam seperti
wawancara, observasi, inventory , skala sikap, penelitian kinerja, portofolio, jurnal siswa, dan
sebagainya. Semuanya disenergikan untuk menilai jemampua siswa yang sebenarnya
(Autentik). Penilainya bukan hanya guru saja tetapi juga diri sendiri. Teman siswa, pihak lain
(teknisi, bengkel, tukang dsb). Saat penilaian diusahakan pada situasi yang autentik, missal pada
saat diskusi, praktikum, wawancara dibengkel, kegiatan belajar mengajar dikelas dan
sebagainya.
Dalam pembelajaran Kontekstual, rencana pelaksaan pembelajaran (RPP) sebenarnya
lebih bersifat sebagai rencana diri pada Sebagian laporan untuknkepala sekolah atau pengawas
seperti yang dilakukan saat ini. Jadi RPP lebih cenderung berfungsi mengingatkan guru endiri
dalam menyiapkan alat-alat/media dan mengendalikan Langkah-langkah (Skenario)
pembelajaran sehingga bentuknya lebih sederhana. Beberapa model pembelajaran yang
merupakan aplikasi pembelajaran kontekstual antara lain model pembeajaran langsung (direct
instruction), Pembelajaarn koperatif (Cooperatif Learning). Pembelajaran berbasis Masalah
(problem based learning)
Agar lebih jelasnya mari simak penerapan pemebelajaran kontekstual dibawah ini :

Kegiatan pendahuluan

1. Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses
pembelajaran dan pentingnya meteri pelajaran yang akan dipelajari
2. Guru menjelaskan prosedur pembelajar CTL, siswa dibagi ke dalam beberapa
kelompok sesuai dengan jumlah siswa, tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan
identifikasi kebutuhan dan keinginan; misalkan kelompok 1 dan 2 melakukan
identifikasi kebutuhan dan keinginan pada panti asuhan, dan kelompok 3 dan 4
melakukan identifikasi kebutuhan dan keinginan pada orang miskin yang ada
disekitar, melalui identifikasi tersebut siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai
macam kebutuhan dan keinginan apa saja yang ditemukan dilapangan.
3. Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa.

Kegiatan inti

Kegiatan dilapangan, meliputi:


a. Siswa melakukan identifikasi sesuai dengan pembagian tugas kelompok,dan
b. Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan sesuai dengan alat observasi yang telah
mereka tentukan sebelumnya

Kegiatan dikelas meliputi:


a. Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.
b. Siswa melaporkan hasil diskusi, tiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang
diajukan oleh kelompok lain.

Kegiatan penutup

a. Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil identifikasi sesuai dengan indicator
hasil belajar yang harus dicapai

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel da-pat diterapkan (ditransfer) dari satu
permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.

Pembelajaran kontekstual mengutamakan pada pengetahuan dan pengalaman atau dunia


nyata, berpikir tingkat tinggi, berpusat pada siswa, siswa aktif, kritis, kreatif, memecahkan
masalah, siswa belajar menyenangkan, mengasyikkan, tidak membosankan, dan menggunakan
berbagai sumber belajar.

B.Saran
Demikianlah makalah ini penulis paparkan, penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun, guna menyempurnakan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Djahura, Dirman. 2012. Konsep Pembelajaran Kontekstual. 18 Febuari 2016

http://dirman-djahura.blogspot.co.id/2012/09/pembelajaran-kontekstual.html
Hermawan, Ayahanda Iwan. 2014. Strategi Pembelajaran Kontekstual. 18 Febuari 2016
https://kirimtugas.wordpress.com/2014/05/03/strategi-pembelajaran-kontekstual/
Mahahani. 2011. Pengertian Pembelajaran Kontekstual Ctl / Contextual Teaching And Learning.
18 Febuari 201
http://www.m-edukasi.web.id/2011/12/pengertian-pembelajaran-kontekstual-ctl.html
Muhtar S. Hidayat. Sunan kalijaga, Yogyakarta 2019. Konsep Pembelajaran Kontekstual 2020

Anda mungkin juga menyukai