NIM : 20101244014 Prodi : Manajemen Pendidkan A Mata Kuliah : Manajemen Perpustakaan C
A. Bentuk kegiatan promosi yang dilakukan oleh perpustakaan
SMP Muhamadiyah 7 Yogyakarta guna menjaga kembali eksistensi perpustakaan. Promosi yang dilakukan oleh pihak perpustakaan tergolong aktif. Terbukti di tahun-tahun sebelumnya perpustakaan aktif dalam melakukan promosi. Pada tahun 2007 pernah dilakukan kegiatan Pendidikan Pemakai yang diadakan saat MOB dan Portasi dengan durasi 1 jam tiap tahun. Adapun bentuk promosi lain yaitu dengan cara memajang cover buku baru di papan pengumuman sekolah, promosi secara langsung oleh kepala perpustakaan, dan juga dibentuknya kelompok pecinta buku “kutub MOTOE(komunitas kutu buku SMP Muhamadiyah 7)”. Bahkan pada periode 2008/2009 kutub MOTOE ini pernah sukses menyelenggarakan acara pameran buku, dan pemutaran film dengan judul yang dipilih saat itu “Laskar Pelangi”. Hal ini dibuktikan dengan diakanya berbagai kegiatan, mulai dari pinjam buku berhadiah, bedah buku, lomba resensi, dan juga beberapa promosi secara tidak langsung seperti membeli papan catur sebagai media rekreasi alternatif yang menghibur sekaligus mendidik. Analisis Cara promosi yang digunakan oleh pihak perpustakaan dalam bentuk tercetak maupun kegiatan. Media yang digunakan adalah poster, leaflet, brosur, pameran (bedah buku). Sedangkan promosi tidak langsung yang dilakukan dengan cara membeli papan catur, mengganti tata letak perpustakaan. Dipilihnya poster, leaflet,dan brosur karena lebih ekonomis danefisien. Biasanya dari poster yang ditempelkan di lingkungan sekolah akan membuat siswa penasaran dan datang langsung keperpustakaan untuk bertanya seputar poster yang ditempel tersebut. Dengan desain yang menarik poster yang dibuat dengan ukuran A4 ini tergolong mudah terlihat dan diingat. Bedah buku dilakukan untuk memperingati hari buku dunia, dalam hal ini perpustakaan berusaha mempromosikan 2 hal yaitu kegitan perpustakaan dan hari buku itu sendiri.Dengan melakukan bedah buku ini diharapkan nantinya murid di SMP Muhamadiyah 7 ini akan semakin tertarik dan bertambah minatnya untuk datang ke perpustakaan. Acaranya tergolong sukses dengan menargetkan hanya 50 peserta menjadi 75 peserta yang ikut dalam acara inimeski hanya 69 diantaranya yang dapat hadir. Beberapa kekurangan dan kelebihan bentuk promosi di SMP Muhamadiyah 7 Yogyakarta, yaitu:
• Kekuranagan sistem pinjam buku berhadiah adalah jangka
waktu peminjaman dan pemberian kupon tidak ditentukan. Dari sinilah celah yang digunakan oleh beberapa siswa yang hanya berniat mengumpulkan kupon saja dengan cara meminjam buku hari ini dan mengembalikan keesokan harinya. • Poster yang dibuat terbukti dapat menarik perhatian siswa/siswi SMP Muhamadiyah 7 Yogyakarta tetapi juga rentan dirusak jika sudah dipasang. Brosur yang selesai dicetak sebaiknya dibagikandan diletakan di meja sirkulasi. • Dengan membentuk kelomok pecinta buku akan menarik perhatian siswa lainnya yang membuat tertarisk ke perpustakaan. • Promosi langsung seperti pengumuman oleh kepala perpustakaan dapat menarik perhatian pengunjung perpustakaan, tetapi kekurangannya aka nada anak yang acuh tak acuh dalam mendengarkan pengumuman tesebut. • Promosi tidak langsung akan membuat siswa tertarik dating ke perpustakaan, tetapi bisa saja ada anak yang hanya bermain dan menimbulkan kebisingan diruang perpustakaan.
B. Inovasi layanan perpustakaan sekolah menengah atas dimasa
pandemic di kabupaten Agam Perpustakaan sekolah adalah pusat sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang berada di sekolah (Yuliawati, 2011). Di dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 43 tahun 2007 disebutkan, perpustakaan merupakan wahana belajar sepanjang hayat yang berperan dalam proses pengembangan potensi masyarakat dan juga menjadikan warga negara agar bertanggung jawab dalam mendukung penyelenggaraan pendidikan nasional. Sistem nasional yang dimiliki oleh perpustakaan dan pendidikan nasional memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas, sejalan dengan pembentukan karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat (Indonesia, 2007) Dalam proses pengamatan di salah satu sekolah menengah atas. Perpustakaan sekolah telah menyediakan pelayanan yang tidak hanya dijalankan oleh pustakawan, namun juga melibatkan peserta didik serta pendidik. Dalam layanan pengembangan koleksi misalnya, pustakawan membuat sebuah kuesioner yang dapat berfungsi untuk mendata apa saja buku yang dibutuhkan oleh para guru untuk nanti direkapitulasi dan diserahkan kembali kepada pihak sekolah untuk selanjutnya berperan dalam pengadaan kebutuhan buku tersebut. Tidak jauh berbeda dengan pengadaan bahan pustaka yang termasuk ke dalam kategori fiksi. Siswa di sekolah dapat mengajukan judul buku yang ingin dibacanya kepada pustakawan untuk nanti direkapitulasi dan diserahkan kepada pihak sekolah. Beragamnya bahan pustaka atau koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah tentu akan menimbulkan proses pembelajaran yang inovatif karena tersedianya berbagai macam referensi yang dapat dimanfaatkan. Dalam proses pembelajaran jarak jauh, layanan perpustakaan harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi, instruksional dan pengguna untukmenyediakan beberapa bentuk akses pengguna langsung kepada anggota perpustakaan (ALA, 2008). Setiap institusi atau lembaga informasi tentu akan memiliki cara yang berbeda- beda pula untuk memberikan layanan kepada penggunanya. Selama masa pandemi covid-19, karena kegiatan belajar dan mengajar di sekolah harus dilaksanakan secara daring, sekolah tidak dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan dengan normal, begitu pula dengan perpustakaan. Analisis: selama masa pandemi covid-19 ini, pelayanan perpustakaan di sekolah tersebut tetap dibuka untuk peserta didik yang membutuhkan buku teks atau bahan koleksi lainnya. Jadi setiap peserta didik yang membutuhkan buku dapat terlebih dahulu menghubungi pihak sekolah dan mendatangi sekolah dengan menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah. Sama dengan layanan yang diterapkan di perpustakaan perguruan tinggi, di perpustakaan sekolah peserta didik juga diberi keringanan selama proses sirkulasi bahan pustaka. Hal tersebut tentu sudah menjadi ketentuan umum, bahwasanya pustakawan tidak dapat membebani pemustaka untuk mendatangi perpustakaan dan mengembalikan buku sesuai jadwal seperti kegiatan sebelum pandemi. Selain layanan sirkulasi dan layanan pengembangan koleksi. Tim di perpustakaan sekolah juga memiliki program literasi yang sudah diterapkan semenjak beberapa tahun yang lalu. Program literasi tersebut meliputi: a.) kegiatan membaca dan mengambil inti sari buku setiap pagi sebelum proses belajar dan mengajar dimulai, b) pembuatan perpustakaan mini di setiap kelas yang didasari oleh kreativitas peserta didik dan dilombakan, c) pembuatan resensi isi buku (minimal tiga judul buku untuk siswa kelas 10 dan kelipatannya untuk siswa di kelas diatasnya) yang sudah dibaca oleh setiap peserta didik yang dijadikan sebagai syarat kenaikan kelas. Akan tetapi, dengan terjadinya pandemi covid-19 seluruh kegiatan tersebut terpaksa ditiadakan. Sebagai gantinya, peserta didik tetap diminta untuk melaksanakan kegiatan literasi di rumah masing- masing, namun peserta didik tidak dibebani dengan tugas tambahan minimal jumlah buku tadi. Hal tersebut dialihkannya pendataan layanan sirkulasi terhadap bahan pustaka selama masa pandemi berlangsung cukup memberikan kepuasan kepada peserta didik karena mereka mendapatkan keringanan dan tidak perlu membayar denda meski terlambat mengembalikan buku. Peserta didik juga dapat memanfaatkan bahan pustaka dalam jangka waktu panjang sehingga proses pembelajarannya dapat terus terlaksana dengan baik. Selain pelayanan perpustakaan sekolah, beberapa peserta didik juga memanfaatkan fitur perpustakaan digital seperti iPusnas sehingga mereka masih bisa membaca buku yang diinginkan meskipun tidak bias keluar rumah dan mengobrak-abrik koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh perpustakaan sekolah. Kepuasan dari para pengguna perpustakaan juga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kemajuan perpustakaan. Oleh karena itu, dengan membuat survei kepuasan pengguna perpustakaan akan dapat semakin berkembang dengan lebih baik.Hal tersebut didasari oleh penilaian yang diberikan oleh pemustaka sehingga pustakawan dapat mengevaluasi segala kegiatan di perpustakaan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Referensi Angelina, Bunga Rani. Dkk. (2021). Pelayanan Perpustakaan Sekolah Selama Masa Pandemi Covid 19. Universitas Padjajaran. Vol 5, (01).https://journal.pustakauinib.ac.id/index.php/jib/article/view/9 5/pdf Cahyani, Eka. (2020). Strategi Layanan Perpustakaan di Masa Pandemi Covid-19. Perpusnas. https://www.perpusnas.go.id/news- detail.php?lang=id&id=2009150304447lLkHAz6Yu8 Indriarto, Rachman Arif. (2014). Promosi Perpustakaan SMP Muhammadiyah 7 Yagyakarta. Univeristas Islam Negeru Yogyakarta. 47-49. https://docplayer.info/76328031-Promosi- perpustakaan-smp-muhamadiyah-7-yogyakarta.html